Kartun Konpopilan, Kartun Bisu yang ‘Bicara’

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Dosen Ps. DKV FSRD ISI Denpasar)

Abstrak

Kartun Konpopilan hadir setiap hari Minggu pada surat kabar Kompas. Kartun ini disebut kartun ‘bisu’ karena tidak menggunakan kata-kata dalam menyampaikan pesan. Pesan disampaikan dengan memanfaatkan kekuatan visual atau gambar. Tulisan ini membahas tentang cara bercerita kartun Konpopilan dan pesan yang ingin disampaikan. Dengan menggunakan cara bercerita komik strip, memanfaatkan emat framekartun Konpopilan mampu menyampaikan pesan pada pembaca. Masing-masing framedibaca satu persatu kemudiaan dilihat ceritanya secara keseluruhan, kemudian dicermati pesan yang disampaikan. Dari cerita ditemukan bahwa kartun Konpopilan yang hadir pada 23 Oktober 2016 membawa dua fungsi kartun. Pertama membawa fungsi humor, kedua menyampaikan fungsi kritik sosial. Fungsi humor karena memberikan tawa pada pembacanya. Sementara fungsi kritik sosial karena menyampaikan isu-isu sosial.

Kata kunci: teks visual, kartun Konpopilan, humor, kritik sosial

Selengkapnya dapat unduh disini

Lulusan Pascasarjana ISI Denpasar Kesempatan Kerja Terbuka

Lulusan Pascasarjana ISI Denpasar Kesempatan Kerja Terbuka

Sumber : http://www.antarabali.com/berita/101903/lulusan-pascasarjana-isi-denpasar-kesempatan-kerja-terbuka

Denpasar (Antara Bali) – Lulusan Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mempunyai kesempatan kerja terbuka lebar dalam dunia industri dan pengembangan ekonomi kreatif.

“Selain itu, pihaknya menerima penawaran beberapa kampus di Pulau Dewata dan sekitarnya untuk menjadi tenaga pengajar perguruan tinggi (PT) diploma maupun sarjana (S1),” kata Ketua Program Studi (Prodi) Seni Pascasajana (S2) ISI Denpasar, Dr. I Ketut Sariada di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan hal itu seusai menguji tesis mahasiswa Prodi Pascasajana ISI Denpasar periode Januari Tahun Ajaran (TA) 2016/2017 yang akan wisuda bulan Februari mendatang, sekaligus mengadakan pameran fotografi hasil karya mahasiswa tersebut.

Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong peningkatan proses pembelajaran dan kerja sama tingkat nasional maupun internasional.

Upaya tersebut untuk meluluskan mahasiswa (S2) berdaya saing global dan menjadi pelopor kreativitas dan pelestarian bidang kesenian di Indonesia, sekaligus untuk meningkatkan akreditasi B menjadi A.

Ketut Sariada menambahkan, pihaknya merasa optimis dengan pencapaian tersebut karena mahasiswa yang kuliah telah berbekal keterampilan masing-masing.

Untuk itu, pihak kampus tinggal memantapkan dengan tenaga pengajar yang profesional dibidangnya, bahkan mendatangkan dosen tamu sehingga mahasiswa mampu menguasai keterampilan tersebut dengan baik.

Dengan demikian banyak lulusan yang memiliki karya yang telah dikenal tingkat nasional maupun internasional seperti group musik Gus Teja yang sering pentas keluar negeri hingga Korea Selatan dan Taiwan.

Selain itu, Gus Pramanta mampu membawa musik Jazz ke negara gingseng, Korea Selatan dan Popo Hastoko menekuni musik Jazz baru sampai kancah nasional.

Sementara itu, Pascasajana ISI Denpasar yang berjalan enam tahun, sejak 2011 telah meluluskan 138 orang dengan rincian lulusan 2013 (22 orang), tahun 2014 (36 orang), tahun 2015 (33 orang), tahun 2016 (40 orang) dan terahir Januari 2017 (7 orang).

Pihaknya memiliki Prodi Seni (S2) dengan minat Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni dengan enam dosen tetap, salah satunya Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, S Skar,M Hum. (WDY)

Editor: I Gusti Bagus Widyantara

ISI Denpasar Tingkatkan Kerja Sama Dukung Pembelajaran

ISI Denpasar Tingkatkan Kerja Sama Dukung Pembelajaran

Sumber : http://www.antarabali.com/berita/101371/isi-denpasar-tingkatkan-kerja-sama-dukung-pembelajaran

Denpasar (Antara Bali) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung proses pembelajaran kesenian di internal, regional, nasional dan internasional.

“Hubungan kerja sama itu dengan semua pihak agar lebih kuat dan bersinergi,” kata Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn M.Sn di Denpasar, Rabu.

Hal itu untuk mewujudkan visi ISI Denpasar menjadi pusat unggulan (Centre of Excellence) seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal.

Upaya tersebut salah satunya dengan memberikan apresiasi kepada awak media yang selalu ikut ambil bagian untuk menyebarluaskan kegiatan kepada masyarakat.

Upaya tersebut sebagai bentuk keterbukaan lembaga pendidikan tinggi seni agar kinerja yang telah dilakukan diketahui oleh masyarakat.

“Keberhasilan institusi itu, dapat diketahui dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat,” ujar Ketut Garwa.

Ia menambahkan, pihaknya memiliki program pentas seni ke desa-desa (ngayah) sesuai permintaan masyarakat dengan menyesuaikan tingkat kebutuhannya.

Selain itu, ada kegiatan pentas seni secara rutin di pura “kayangan jagat” yakni di Pura Besakih dan Pura Batur.

Kegiatan itu dinilai sangat efektif mampu melatih karakter dan tata krama mahasiswa yang berhubungan langsung kepada masyarakat.

Selain itu melatih mahasiswa untuk terbiasa melakukan aktivitas “ngayah” (bekerja secara iklas tanpa mengharapkan imbalan) sesuai dengan keahlian masing-masing.

Kegiatan tersebut melibatkan semua pihak mulai dari mahasiswa, dosen dan pihak terkait. Untuk itu, pihaknya memberikan apreasi kepada seluruh civitas akademika secara pribadi maupun sanggar yang telah menjadi pelopor “ngayah” kepada masyarakat.

“Kami harap kegiatan itu dilakukan dengan hati yang tulus tidak terlalu mengharapkan imbalan,” ujar Ketut Garwa.

Sementara itu, pihaknya juga dilibatkan mengisi berbagai acara internasional yang digelar di Bali, termasuk kegiatan Partai Politik (Parpol).

Bahkan berperan serta membuat garapan yang diminta instansi terkait untuk meningkatkan kerjasama antar lembaga, melibatkan tim ahli seperti membuat tari maskot Angkasa Pura Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. (WDY)

Editor: I Gusti Bagus Widyantara

Loading...