Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar
1. Zaman Prasejarah
Berdasarkan bukti-bukti prasejarah, Bali telah melalui beberapa tahapan zaman/kebudayaan. Pada zaman paleolitikum dengan bukti-bukti di daerah Sembiran dan Trunyan terdapat perkakas terbuat dari batu berupa kapak genggam batu yang buatannya masih kasar. Dari zaman batu kasar, berpindah pada zaman batu muda dengan peninggalan berupa kapak-kapak batu, beliung-beliung batu, yang telah dihaluskan, sekarang sebagian di simpan di musium Bali dan sebagian lagi di musium Jakarta. Peninggalan-peninggalan tersebut, tersebar hampir diseluruh Bali, seperti di Palasari, Kediri, Bantiran, Kerambitan, Payangan, Ubud, Pejeng, Salunglung, Kesiman, Selat, Nusa Penida, dan beberapa desa di Bali Utara. Zaman batu Muda ini menurut para ahli sejarah kemungkinan telah berkembang di Bali antara 2000 sampai 3000 tahun sebelum Masehi.
Zaman perunggu di Bali terjadi beberapa abad sebelum masehi dengan ditemukannya seni menuangkan logam atau disebut dengan kebudayaan Dongson yaitu sebuah kebudayaan yang berkembang dari daerah Tongkin di Indo Cina. Bukti-bukti peninggalan kebudayaan Dongson, misalnya di beberapa tempat ditemukan kapak-kapak, beliung yang terbuat dari perunggu. Bukti lainnya adalah peti mati terbuat dari batu yang dinamakan sokarpagus ditemukan di daerah Gilimanuk, Tabanan, dan Gianyar. Pada zaman Dongson ada cara menyimpan mayat dalam batu yang sama sekali bukan sebagai pengaruh Hindu. Caranya, mayat terlebih dahulu dikecilkan dan disimpan di dalamnya, kemudian dimasukan benda-benda dari perunggu, manik-manik, kain-kain, dan piring-piring yang bergambar.