Oleh: Nyoman Lia Susanthi Dosen PS Seni Pedalangan
Banyak tuntutan menjadikan seni pertunjukan harus dikemas untuk konsumsi pariwisata. Sehingga fungsi wayang sebagai tontonan kerap kali dipolesi dengan sentuhan inovatif dan kreatif. Dimulai dari pemanfaatan teknologi, menciptakan karakter-karakter baru dalam pewayangan hingga menyelipkan bahasa Inggris dalam setiap pementasannya. Bahasa yang biasa digunakan dalam pementasan wayang adalah bahasa Kawi, Bali dan Indonesia. Namun karena kebutuhan pasar menjadikan peket yang diberikan untuk penonton asing adalah wayang berbahasa Inggris. Sehingga pesan dan filosofi yang terkandung dalam wayang dapat diterima oleh penonton asing. Dari paparan diatas sangat diperlukan untuk melahirkan dalang yang memiliki kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris.
ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan pencetak seniman intelektual, menjadikan bahasa Inggris sebagai matakuliah umum. Khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Denpasar, mereka memperoleh matakuliah ini sebanyak dua semester, berjenjang (Bahasa Inggris I dan Bahasa Inggris II), pada semester II dan III. Dalam pembelajaran matakuliah bahasa Inggris memiliki tujuan instruksional yaitu mahasiswa mampu menggunakan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan pemikiran cermat, agar faktor-faktor yang terlibat dalam pembelajaran dapat berhubungan, bersinergi, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Namun dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di Jurusan Pedalangan ISI Denpasar seringkali menjadi momok bagi sebagian mahasiswa. Walaupun bahasa Inggris telah dipelajari dari tingkat sekolah menengah, bahkan tingkat sekolah dasar, banyak mahasiswa belum mampu menguasainya. Beberapa keluhan yang sering muncul adalah ketidakpahaman terhadap struktur tata bahasa internasional tersebut. Bahasa Inggris dinilai matakuliah sulit terutama dalam tata bahasa (English Grammar) serta penghafalan sekian ribu kosa kata baru. Selain itu faktor usia mahasiswa Pedalangan yang dominan sudah berusia lanjut, menjadikan bahasa Inggris sangat malas untuk dipelajari. Kendala-kendala inilah yang menyebabkan calon dalang berpendidikan ini tidak benar-benar menguasai bahasa Inggris.