Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).
Serangkaian Festival Internasional Bali Padma Bhuwana IV, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis, 8 Agustus 2024.
Program yang dikemas dalam kegiatan Kuliah Umum ini menghadirkan profesor dari Beijing Fine Art Academy sekaligus Deputy Director of Chinese National Art Committee Prof. Cai Yushui.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Komang Sudirga, dan dipandu oleh Koordinator Program Studi Desain Mode, Dewi Pebriyani, Ph.D. Hadir dalam acara mantan Konsul Jenderal RRT di Denpasar, Gou Haodong beserta istri.
Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).
Kuliah umum bertajuk Nara-Bhuwana-Nadi (Global Human Virtue) ini menghadirkan Prof. Cai Yushui, seorang profesor dari Beijing Fine Art Academy sekaligus Deputy Director of Chinese National Art Committee. Dalam paparannya, Prof. Cai berbagi perjalanan karirnya dalam dunia seni rupa.
Prof. Cai Yushui pertama kali dikenal pada tahun 1995 lewat karyanya yang monumental, “In Memory of China’s One Hundred Years.” Karya tersebut menggambarkan perjalanan sejarah Cina dari Perang Candu pada tahun 1840 hingga kemenangan Perang Perlawanan Terhadap Jepang pada tahun 1945, periode di mana bangsa Cina mengalami penderitaan besar namun tetap bangkit. Karyanya dipamerkan di Central Round Exhibition Hall di China Arts Museum tahun 1995.
“Tapi hanya sedikit orang yang datang dan menikmati karya saya. Karena lukisan itu menggambarkan tragedi yang amat tragis akibat peperangan. Orang-orang takut akan merasakan trauma mendalam saat melihatnya” kisah Prof. Cai Yushui dalam Bahasa Mandarin.
Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).
Setelah menyelesaikan karyanya yang bertema tragis, Prof. Cai Yushui kemudian beralih ke tema surga dengan mengambil inspirasi dari Pulau Bali. Dia menyebut bahwa perubahan besar dalam hidupnya terjadi saat mengeksplorasi bahan dan teknik baru, seperti penggunaan pigmen campuran dan bahan-bahan beragam, termasuk tinta tradisional, cat air, pewarna alkali, dan cat minyak. Dengan pendekatan baru ini, Cai menciptakan karya-karya yang bertema surga, salah satunya “Paradise—Bali Island”.
“Bali adalah surga dunia. Selama tinggal di Bali, saya menemukan ketenangan dan inspirasi yang luar biasa. Pulau ini mengajarkan saya tentang keindahan alam, harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan komunitasnya.” ungkap Prof. Cai Yushui.
Prof. Cai juga menambahkan bahwa Bali memberikan pengaruh besar dalam proses kreatifnya. Dalam karya “Paradise—Bali Island,” ia berhasil menangkap esensi dari keindahan pulau ini, yang tidak hanya memikat mata tetapi juga menyentuh jiwa. Karya tersebut kemudian dipamerkan di berbagai galeri internasional dan mendapat apresiasi luas dari kritikus seni dan pecinta seni rupa di seluruh dunia.
Acara kuliah umum berlangsung hangat antara Prof. Cai dan peserta. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan, terutama terkait bagaimana Bali mempengaruhi karya-karya seni Prof. Cai. Dalam sesi tanya jawab, beliau menjelaskan bahwa Bali tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga spiritualitas yang mendalam, yang menjadi sumber inspirasi luar biasa.
Pada akhir acara, Prof. Cai Yushui memberikan pesan kepada para mahasiswa dan seniman muda Indonesia untuk selalu terbuka terhadap pengalaman baru dan budaya yang berbeda, karena hal itu bisa menjadi sumber inspirasi yang kaya dan membawa perubahan besar dalam karya seni mereka.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Komang Sudirga mengapresiasi kehadiran Prof. Cai Yushui. “Kehadiran beliau tidak hanya memberikan wawasan baru tentang dunia seni rupa internasional, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya melalui seni,” ujar Prof. Sudirga. (ISIDps/Humas)
Foto: Mahasiswa Prodi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menjadi Peserta Terbaik Karya Kreatif Muda 2024.
Mahasiswa Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan DesainISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menjadi Peserta Terbaik Karya Kreatif Muda 2024 dalam ajang nasional Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024.
Krisna Dwipayana menyuguhkan dua busana racangannya. Mahasiswa semester 7 ini memakai bahan dari Agung Bali Collection, UMKM Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Krisna secara apik memodifikasi tenun ikat endek Bali motif mandala menjadi pakaian ready to wear yang memikat.
Foto: Busana karya mahasiswa Prodi Desain Mode ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana dalam ajang nasional FEKDI x KKI 2024.
Bentuk mandala bulat simetris menjadi harmoni dan keseimbangan kehidupan dan alam semesta. Bentuk ini juga mencerminkan siklus alam, termasuk siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. Dapat diartikan sebagai simbol keabadian dan keterulangan keberadaan (reinkarnasi).
Foto: Mahasiswa Prodi Desain Mode ISI Denpasar, I Kadek Krisna Dwipayana menunjukan busana rancangannya dalam ajang nasional FEKDI x KKI 2024
Sebagai informasi, FEKDI x KKI merupakan gelaran tahunan yang diselenggarakan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, pada tanggal 1 hingga 4 Agustus 2024. Sebanyak 15 desainer muda dari berbagai daerah percaya diri bergantian memamerkan hasil rancangan busananya yang memakai wastra asli Indonesia. Total ada 30 rancangan busana karya 15 desainer muda ini. (ISIDps/Humas-RT)
Foto: Dies Natalis XXI ISI Denpasar serangkaian acara Wisuda Sarjana, Sarjana Terapan, Magister, dan Doktor XXXII di Gedung Citta Kelangen Lt. 3 ISI Denpasar, Selasa (30/7)
Dies Natalis XXI ISI Denpasar serangkaian acara Wisuda Sarjana, Sarjana Terapan, Magister, dan Doktor XXXII di Gedung Citta Kelangen Lt. 3 ISI Denpasar, Selasa (30/7), dihadiri berderet nama beken. Dari tokoh pendidikan tinggi, budayawan, sastrawan, maestro, konsul dan parlemen negara sahabat, rektor perguruan tinggi, kepala sekolah SMA/SMK, hingga mitra Merdeka Belajar-Kampus Merdeka bereputasi.
Pada Dies Natalis yang dirangkai dengan Pembukaan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana IV bertema “Manawa-Murti-Manu” (Bangkit Manusia Mulia) itu, hadir pasaksi staf khusus Menteri Dikbudristek Pramoda Dei Sudarmo, MBA; tokoh pendidikan tinggi Prof. Nizam; Gubernur Bali Periode 2018-2023 Dr. Wayan Koster; Konsul Kehormatan Polandia untuk Indonesia Nari Asmiati; Konsul Kehormatan Indonesia untuk Polandia Mirosław Wawrowski; Anggota Parlemen Polandia, Ketua Komisi Kerja sama Polandia-Indonesia Krzysztof Gadowski; budayawan-sastrawan Goenawan Mohamad; maestro Ni Nyoman Tjandri dan Theodora Retno Maruti; Dewan Penyantun Prof. Made Bandem dan Drs. Tjokorda Gde Putra Sukawati; serta tokoh permuseuman A.A. Gde Rai dan Drs. I Ketut Pradnya.
Hadir pula Mantan Ketua/Rektor STSI/ISI Denpasar Prof. Wayan Dibia dan Prof. I Gede Arya Sugiartha; Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar Kadek Dwi Rustinawati dan SMK Bali Dewata I Wayan Cahyadi Adiguna, M.Pd; penyair Hartanto dan Warih Wisatsana; sosiolog Putu Suasta, MA.; dosen luar negeri Prof. Paul Trinidad (University of Western Australia) dan Dr. Teija Gumilar (Politechnika Bydgoska, Polandia); serta Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Dies Natalis dalam momentum wisuda kali ini menjadi spesial karena menginagurasi 8 doktor seni baru. “Wisuda Sarjana, Sarjana Terapan, Magister, dan Doktor merupakan altar pengakuan keberhasilan penyelenggaraan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) ISI Denpasar, Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024. Bagi wisudawan magister dan doktoral, momentum inagurasi gelar master dan doktor menjadi mimbar pembuktian aktualisasi kecakapan dan kepakaran keilmuan seni serta desain. Kami mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan sarjana, sarjana terapan, magister, dan doktor atas keberhasilan kalian menatah kesuksesan studi di ISI Denpasar. Dengan bangga kami melepas talenta cemerlang anak panah zaman. Kepak Sayap Ciptamu, Anggun Bahana Namamu,” ucap Rektor ISI Denpasar, Prof. Kun Adnyana dalam laporan resmi.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Dr. A.A Gede Rai Remawa mengatakan bahwa seluruh Wisudawan Sarjana dan Sarjana Terapan merupakan talenta cemerlang Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dengan praktik dan pencerapan langsung pada Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI), memasuki ekosistem seni dan desain yang sesungguhnya. Kurikulum MBKM ISI Denpasar dibangun kali pertama atas temu-padu gagasan, lelaku lapangan, dan cita-cita bersama.
“Kurikulum MBKM ISI Denpasar sangat berkarakter sehingga disambut antusias mitra MBKM. Pangurip Kurikulum MBKM ISI Denpasar ditabuh raya dalam Svarna Nuswantara Kramaning Lelangon (Menuju Gemilang Nusantara-Penguatan Ekosistem Seni Budaya) oleh Plt. Dirjen Dikti, Prof. Nizam pada Jumat (Sukra Paing, Wuku Gumbreg), 8 Oktober 2021. Tahun ini, MBKM ISI Denpasar melibatkan 296 mitra bereputasi dari kalangan DUDI, satuan pendidikan, maestro, lembaga seni, Desa/Kelurahan, dan Desa Adat. Mahasiswa bersama mentor dan dosen pembimbing berkolaborasi membangun visi yang padu, progresif dalam inovasi, kontekstual, dan berorientasi masa depan,” kisah Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof. I Komang Sudirga.
Foto: Pameran Internasional Bali Bhuwana Kanti (International Photo Exhibition) bertajuk Nara Bhuwana Charma (Human Expression Around the World) di Nata-Citta Art Space, Rabu (31/7)
Bali Padma Bhuwana IV digelar pula sebuah pameran internasional Bali Bhuwana Kanti (International Photo Exhibition) yang menampilkan 86 karya fotografi dari 16 negara. Pameran internasional ini dihadiri J.R Schnelzer (President of Photographic Society of America (PSA) Worldwide) dan Agatha Anne Bunanta (The International Relationships Vice President of PSA Worldwide). Ketua panitia pameran Dr. I Made Bayu Pramana menyampaikan pameran bertajuk Nara Bhuwana Charma (Human Expression Around the World) merupakan kerja sama ISI Denpasar dengan PSA.
Foto: Pameran Internasional Bali Bhuwana Kanti (International Photo Exhibition) bertajuk Nara Bhuwana Charma (Human Expression Around the World) di Nata-Citta Art Space, Rabu (31/7)
“Karya fotografi yang ditampilkan representasi jelajah tematik tentang kemanusiaan yang membumi. Rona fotografi yang dipamerkan mengundang kagum sekaligus simpati betapa beragam warna kehidupan masyarakat dunia. Secara teknikal fotografi, sajian pameran internasional ini akan menjadi studi visual penting bagi mahasiswa dan pencinta fotografi Bali,” urai Agatha, Kurator pameran.
Foto: Penandatanganan Nota Kesepahaman antara ISI Denpasar dengan Art Photography of Indonesia Foundation di Gedung Citta Kelangen Lt.3 ISI Denpasar, Rabu (31/7).
Pada pameran ini juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara ISI Denpasar dengan Art Photography of Indonesia Foundation, yang ditandatangani oleh Rektor ISI Denpasar dengan Agatha Anne Bunanta, disaksikan Presiden PSA J.R Schnelzer dan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama ISI Denpasar Prof. Komang Sudirga.
Foto: Pergelaran Bali Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement) bertajuk Manah-Wak-Manu (Voices of Noble Sincerity) di Gedung Citta Kelangen Lt. 3 ISI Denpasar, Selasa (30/7).
Pembukaan Bali Padma Bhuwana IV, Selasa (30/7) digelar Bali Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement) bertajuk Manah-Wak-Manu (Voices of Noble Sincerity). Pada Bali Bhuwana Bhakti kali ini dipanggungkan karya cipta teranyar ISI Denpasar bergenre musik-vokal bernama Wajrasangita. Pertunjukan seni yang memadu rasa nilai budaya Jawa, Bali dan Barat melintas batas. Pergelaran diapresiasi terpukau kagum seluruh hadirin.
Pergelaran melibatkan maestro Ni Nyoman Tjandri, Retno Maruti, dosen ISI Denpasar Prof. Desak Suarti Laksmi, Dr. Gusti Sudarta, Dr. Ketut Garwa, Ketut Sumerjana, M.Sn, Ni Komang Sekar Marhaeni, M.Si, Suminto, M.Si, Sang Nyoman Gede Adi Santika, M.Sn, Putu Tiodore Adibawa, M.Sn., Dwi Andika Putra, M.Sn., Lukita Wiweka, M.Sn., dan Guntur Prasetyo, M.Sn, Nik Suasti, S.Sn, serta mahasiswa Program Studi Seni Karawitan, Musik, dan Pedalangan ISI Denpasar.
Foto: Pergelaran Bali Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement) bertajuk Manah-Wak-Manu (Voices of Noble Sincerity) di Gedung Citta Kelangen Lt. 3 ISI Denpasar, Selasa (30/7).
“Wajrasangita dicipta berdasar konsepsi garbahita musik-vokal dialog artistika bunyi instrumen dengan tembang paraga. Diri panembang dan pemusik termuliakan ke dalam kualitas artistika sajian. Wajrasangita merupakan arsitektural pergelaran baru, memosisikan panembang dan pemusik pada capaian kualitas tertinggi,” jelas Prof Kun Adnyana, mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
“Terkhusus pada pergelaran meraya pembukaan Bali Padma Bhuwana IV, meluhurkan kebangkitan manusia mulia melalui nuwur suksmaning rahayu terhadap Jayeng Negari, Proklamator Bung Karno-Hatta, Pendidik Bangsa Ki Hajar Dewantara, Pamerdeka Bali Pulina Gusti Ngurah Rai, Pengawi Mahagita W.R. Soepratman dan Mahaguru Pengawi Chairil Anwar. Suksma Ning Rahayu membumikan tema: Manah-Wak-Manu = Voices of Noble Sincerity”.
Foto: Pergelaran Bali Bhuwana Bhakti (Global Collaboration Movement) bertajuk Manah-Wak-Manu (Voices of Noble Sincerity) di Gedung Citta Kelangen Lt. 3 ISI Denpasar, Selasa (30/7).
Guru Besar Bidang Seni Karawitan Prof. Komang Sudirga menerangkan, secara struktur pertunjukan Wajrasangita memiliki penamaan dan pola khas yang genial. Tahap Pamungkah gamelan Gong Gede dan Vokal; Panenget kolaborasi Kidung Gusti Sudarta, Kalangendrian Retno Maruti, dan Palawakya Nyoman Tjandri; Paraga mini orkestra Barat; dan Pamuncak Music Fusion serta korus Indonesia.
“Sedikit seniman yang berani bertaruh untuk hanya menampilkan musik dan vokal dalam konser. Musik dan vokal, keduanya bermedium audial, ketika ini dipanggungkan membutuhkan tata tampil yang kompleks. Pergelaran Wajrasangita tertata apik penuh kharisma, tata kostum gemilau berkarakter, tiap struktur tertaut padu dan harmonis, juga visualisasi artistika digital pada tayangan LED proyektor,” kesan penulis dan penyair Warih Wisatsana.
Foto: Penyerahan penghargaan Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Selasa (30/7)
Serangkaian Bali Padma Bhuwana IV, ISI Denpasar menganugerahkan penghargaan tertinggi Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha dan penghargaan internasional Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha. Kedua penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan ISI Denpasar kepada tokoh yang memiliki kontribusi, dedikasi, prestasi, reputasi, dan pengabdian luar biasa dalam pemajuan seni, desain, dan budaya, serta pendidikan tinggi.
Penghargaan yang dianugerahkan serangkaian Dies Natalis XXI, Selasa (30/7), diberikan kepada tokoh bereputasi dari Indonesia dan luar negeri. Pada penghargaan tahun ini terpilih hanya seorang untuk penerima penghargaan Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha dan 7 penerima Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha.
Foto: Penyerahan penghargaan Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Selasa (30/7)
Penghargaan Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha Tahun 2024 disematkan kepada Gubernur Bali Periode 2018-2023 Dr. Wayan Koster. Untuk penghargaan Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha Tahun 2024 diberikan kepada budayawan-sastrawan Goenawan Mohamad; tokoh pendidikan tinggi Prof. Nizam; maesenas seni dan mitra MBKM internasional ISI Denpasar sekaligus Konsul Kehormatan Indonesia untuk Polandia Mirosław Wawrowski; kritikus sastra Indonesia, guru besar Hankuk University Korea Selatan Prof. Koh Young Hun; Maestro Seni Pertunjukan Bali Ni Nyoman Tjandri; Maestro Tari Indonesia Retno Maruti, dan perupa Bali bereputasi Made Sudibia.
“Bapak Wayan Koster berkontribusi dalam pemajuan seni, desain, dan budaya Bali. Terbukti, telah terbentuk kebijakan dan regulasi fundamental tentang pemajuan desa adat, bahasa, aksara, serta sastra Bali, dan kebudayaan. Ketujuh penerima Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha 2024 memiliki reputasi luar biasa bagi Bali, Indonesia, dan dunia. Berlimpah ketauladanan dan kecemerlangan capaian yang dapat dijadikan studi bagi dunia pendidikan tinggi seni,” jelas Wakil Rektor Bidang Umum ISI Denpasar Dr. I Ketut Muka, mewakili tim juri.