Oleh: I Gede Yudarta, SSKar., M.Si. (Ketua) I Nyoman Pasek, SSKar ., M.Si (Anggota)
Makalah Seminar Imhere 2009
Derasnya pengaruh modernisasi dan globalisasi dewasa ini mengancam keberadaan dan sendi-sendi kearifan lokal yang telah mengakar dalam tradisi dan budaya masyarakat Bali. Selama ini kearifan lokal masyarakat Bali diyakini memiliki nilai-nilai yang penting dalam menjaga kelangsungan tradisi dan budaya masyarakat Bali. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat di era modern, terjadi transformasi kehidupan masyarakat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang mana hal ini menyebabkan terjadinya penyusutan dalam memahami serta penerapan nilai-nilai kearifan tersebut dalam kehidupan masyarakat. Orientasi menuju kehidupan masyarakat modern mendominasi prilaku setiap individu sehingga nilai-nilai kearifan yang sebelumnya kental dalam sikap dan prilakunya mulai ditinggalkan karena dianggap tidak sesuai dengan gaya hidup modern.
Perubahan masyarakat seperti ini sangat sulit untuk dihindari karena sebagaimana dikatakan Huntington, dalam tahapan menuju masyarakat modern, modernisasi sebagai sebuah proses transformasi, dalam mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total harus diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Apa yang dikatakan sebagai tradisional tidak memiliki peran yang berarti dan bahkan dalam banyak hal tidak berguna sama sekali dan karena itu harus diganti (dalam Suwarsono, 1994:23).
Demikian pula halnya dengan arus globalisasi yang semakin mendesak merambah sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dampak negatif dari adanya perubahan ini memberikan dampak yang kurang baik terhadap nilai-nilai kearifan yang sebelumnya sangat mengakar di masyarakat. Proses modernisasi di era global, dalam kondisi masyarakat seperti sekarang ini upaya mempertahankan nilai-nilai kearifan tradisional menjadi sebuah tantangan bagi kelestarian kebudayaan Bali karena dampak era globalisasi tidak akan dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana dikatakan Titib (dalam Triguna, 2007:171), globalisasi ditandai dengan hilangnya batas-batas negara atau budaya suatu bangsa. Dalam situasi seperti ini budaya barat yang sekuler dan modern akan mudah diserap oleh bangsa-bangsa di Timur yang sedang berkembang menuju tahapan modernisasi. Bila tidak memiliki sistem proteksi dan kendali budaya yang baik, ditenggarai akan menghancurkan budaya dan peradaban bangsa-bangsa di Timur dimana sentuhan budaya global menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan atau kehilangan orientasi (disorientasi) dan dislokasi hampir di setiap aspek kehidupan. Masyarakat cenderung bersifat sekuler dan komersil karena uang dijadikan sebagai tolok ukur kehidupan.
Makalah Gamelan Gambang Dalam Ritual Keagamaan Umat Hindu Di Kota Denpasar selengkapnya