Mural Gigantik Merdeka Belajar Pukau Panel Ahli AQAS

Apr 3, 2024 | Berita, Berita Kegiatan

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana berserta jajaran pimpinan, panel ahli AQAS dan alumni ISI Denpasar berfoto di depan mural. Rabu (27/3).

Mural karya alumni dan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali pada tembok timur Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar memukau para panel ahli AQAS (Agency for Quality Assurance through Accreditation of Study Programs). Hal ini terungkap dalam tur kampus serangkaian Visitasi Akreditasi Internasional untuk 4 (empat) Program Studi ISI Denpasar, Rabu, 27 Maret 2024, sore.

Para panel ahli takjub menyaksikan penggarapan mural berukuran 22×16 meter dengan fokus gambar seorang gadis yang asyik membaca buku. Salah satu pane ahli AQAS, Clarissa Alice Neff (ahli desain grafis, desain pola, desain alas kaki) tampak takjub menyimak karya seni komunal ini. Dia juga memuji solidaritas alumni dan mahasiswa ISI Denpasar yang secara kolaboratif menciptakan karya mural indah dan megah. “This is wonderful work of art.  Very inspiring (Ini karya yang luar biasa. Sangat menginspirasi)”

Kegiatan mural dikemas dalam Workshop Seni Mural “Charma Wara” serangkaian Festival Seni Alumni “Bali Citta Samasta”. Festival alumni perdana ini diselenggarakan 19 Maret sampai dengan 2 April 2024. 

ISI Denpasar menghadirkan sembilan tokoh mural sekaligus alumni ISI Denpasar sebagai narasumber Charma Wara. Mereka, yakni I Putu Gede Wahyu Paramartha, S.Sn., M.Sn., Perwira Kesuma, S.Sn., I Komang Merta Sedana, S.Sn., I Wayan Mardiana, Lorenz Angelia Rieza Pangestuty, S.Ds., I Made Arde Wiyasa, S.Sn., I Wayan Dwima Adinata, S.Ds., Fiqih Widhiyanto, A.A. Gede Wira Merta, S.Sn. Workshop diikuti oleh mahasiswa aktif ISI Denpasar dari sejumlah program studi (prodi), diantaranya Prodi Seni Murni, Desain Interior, dan Desain Komunikasi Visual.

Salah satu narasumber Charma Wara I Komang Merta Sedana, S.Sn atau akrab disapa Manggen gambar gadis yang sedang membaca menjadi fokus utama pada mural. Gambar ini mengandung simbolisme yang kaya. Aktivitas membaca buku tidak hanya merepresentasikan akses terhadap pengetahuan dan pendidikan, tetapi juga menunjukkan kekuatan imajinasi, inspirasi, dan pertumbuhan pribadi. “Kami menamai karya mural ini sebagai “Luh Munaroh”. Kata “Luh” merujuk kepada konsep perempuan, sementara “Munaroh” terinspirasi dari dua kata, yakni “Muna” dan “Roh”. “Muna” diplesetkan dari “Manu”, yang menggambarkan esensi kemanusiaan, sedangkan “Roh” menggambarkan jiwa atau semangat yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui judul ini, kami berusaha menyampaikan makna yang mendalam tentang perempuan, kemanusiaan, dan warisan spiritual yang melintasi zaman,” ujar alumni Prodi Seni Murni ini. (ISIDps/Humas-RT)

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...