TIK sebagai Bagian Budaya Para Pendidik

TIK sebagai Bagian Budaya Para Pendidik

Sumber: Pers Depdiknas

http://www.depdiknas.go.id/

Tutwuri

Tutwuri

Yogyakarta, Rabu (9 Desember 2009) — Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah memasukkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam salah satu program prioritasnya. TIK dianggap memiliki peran besar dalam upaya memperluas akses dan meningkatkan mutu pendidikan. TIK memungkinkan terjadinya proses belajar efektif, menyediakan akses pendidikan untuk semua, memfasilitasi terjadinya proses belajar kapan saja dan di mana saja.

Sekretaris Jenderal Depdiknas Dodi Nandika mengatakan, pemanfaatan TIK hendaknya tidak hanya berkutat pada penyediaan perangkat keras saja. Menurut dia, TIK hendaknya diletakkan sebagai aspek kultur dan budaya para pendidik. “Tantangan terbesar kita bukan pada perangkat keras dan jaringan, tetapi bagaimana budaya TIK menjadi bagian dari para guru kita dalam memberikan proses-proses pembelajaran di kelas – kelas,” katanya saat mewakili Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) pada pembukaan International Symposium On Open, Distance, and E-Learning (ISODEL) 2009 di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Rabu (9/12/2009).

Membacakan sambutan tertulis Mendiknas, Dodi menyampaikan, pemanfaatan TIK untuk pendidikan terjadi melalui empat tahapan yaitu konektivitas, transaksi, kolaborasi, dan transformasi. Pemerintah, kata dia, telah dan akan terus memfasilitasi terjadinya konektivitas, salah satunya melalui Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas). Dia menyebutkan, saat ini Jardiknas telah menghubungkan 25.382 titik yang terdiri atas lebih dari 18.080 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK, dan 363 perguruan tinggi, 939 kantor dinas pendidikan di tanah air, serta 6.000 guru. “Ke depan jumlah ini masih akan bertambah,” katanya.

Sementara, lanjut Dodi, pada tahap transaksi, pemanfaatan TIK akan memberikan akses dan kemudahan terjadinya pertukaran dan kesempatan berbagi pengetahuan antar berbagai pihak dalam komunitas pendidikan. Kolaborasi merupakan tahapan berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan. “Pemanfaatan TIK dalam pendidikan tidak pernah luput dari jaringan kerja sama yang kuat dalam bentuk jejaring atau konsorsium pendidikan yang melibatkan berbagai pihak dan sektor,” katanya.

Adapun pada tahap transformasi, Dodi menjelaskan, TIK merupakan pengungkit dari proses transformasi pendidikan menuju pendidikan modern. “TIK membawa beragam perubahan dalam tradisi dan budaya pendidikan yang harus dicermati dengan bijak oleh berbagai pihak yang terlibat,” katanya.

Dodi mengatakan, dengan TIK, perguruan tinggi diharapkan dapat bertransformasi menjadi perguruan tinggi kelas dunia, dan sekolah-sekolah menjadi sekolah berstandar internasional yang memiliki daya saing dalam percaturan pendidikan tingkat global. “Keberhasilan proses transformasi budaya pendidikan di tanah air akan tercapai jika TIK tidak ditempatkan sebagai teknologi  yang kosong. Untuk itu, diperlukan konten yang mengisi teknologi tersebut, serta sumber daya manusia terutama guru yang terampil memanfaatkan teknologi secara tepat, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran dapat dicapai,” katanya.

Dodi menambahkan, sejak tahun 2008 Depdiknas telah berkolaborasi dengan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) dalam menyediakan konektivitas untuk sekolah melalui Program Desa Berdering. Sinergi antara program desa berdering dan Jardiknas saling melengkapi. “Program Desa Berdering  memperkuat dengan telepon, kami memperkuat sekolah dengan jaringan internetnya, sehingga guru – guru, siswa – siswa, dapat belajar dari internet dibackup oleh Jardiknas. Mudah – mudahan makin sempit desa – desa yang tidak dapat diakses oleh jaringan telekomunikasi. Ini sangat penting, bukan hanya di pendidikan, tetapi berbagai aspek kehidupan seperti hubungan individu, perdagangan transaksi, dan sosial,” katanya.

Menjawab pertanyaan wartawan usai acara, Dodi mengatakan, pelaksanaan program TIK yang tertuang pada rencana strategis (Renstra) Depdiknas 2004 – 2009 ini didanai murni dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Di sisi lain, pemerintah terbuka dalam menjalin kerja sama dengan pihak manapun. “Kami tidak sama sekali mengandalkan bantuan luar negeri. Adapun dalam kerja sama kami welcome,” ujarnya.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas Lilik Gani menyampaikan, terkait Program 100 Hari Depdiknas untuk menyediakan konektivitas TIK bagi 17.500 sekolah, per 8 Desember 2009 telah terhubung 17.324 titik. Dia merinci, sebanyak 8.307 jenjang SD, 5.284 SMP, 1.586 MI, dan 2.147 MTs. “Jadi sudah 98,99 persen,” katanya.

Lebih lanjut Lilik menyebutkan, jika digabung dengan sebanyak 7.222 titik di jenjang SMA/MA/SMK total yang terkoneksi sebanyak 24.546 titik. “Program 100 Hari hanya untuk SD dan SMP sederajat,” ujarnya.***

Akan Digelar Kolaborasi Wayang Internasional

Akan Digelar Kolaborasi Wayang Internasional

Mahasiswa Pedalangan tengah berlatih 'string puppet' bersama dalang dari India

Mahasiswa Pedalangan tengah berlatih 'string puppet' bersama dalang dari India

Denpasar- Sebagai implementasi atas keberhasilan ISI Denpasar dalam memenangkan Program Hibah Kompetisi (PHK) –B-Seni Bacht IV 2009, Jurusan Pedalangan akan mementaskan garapan wayang inovasi bertaraf internasional, yang berkolaborasi dengan wayang Jawa, Bali dan India. Wayang Jawa diwakili oleh penampilan dalang Dru Henro, S.Sn., M.Sn., wayang Bali oleh dalang I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn., sementara dari India mendatangkan seniman asing yaitu dalang Lucky Buth. Latihan sudah dimulai dari tanggal 30 November 2009 lalu secara intensif. Garapan inovatif ini akan dipentaskan pada tanggal 6 Desember 2009, Pukul 20.00 wita, bertempat di Gedung Candra Metu ISI Denpasar.

Garapan yang melibatkan para dosen dan mahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Denpasar ini bertujuan menggali dan mentransformasikan nilai-nilai humanism dan mulikulturalisme yang terkandung dalam wayang.

Menurut salah satu peñata garapan Dr. I Nyoman Catra, walaupun belum menemukan judul yang tepat, namun garapan ini akan diawali dengan hadirnya yogisuara diiringi oleh wirama yang dikombinasikan dengan nyanyian India. Yogiswara yang membawa puppet string Dewi Saraswati mengandung makna bahwa kepintaran, sastra-sastra yang terdapat dalam wujud Dewi Saraswati ini telah masuk kedalam raga yogiswara. Nyanyain yogiswara didengar oleh raja Teguh Darma Wangsa, dan membuat raja tertarik, sehingga terjadi dialog antara raja dengan yogisuara tentang kebudayaan. Kemudian yogisuara memperkenalkan kisah Mahabharata dan Ramayana kepada Teguh Darmawangsa, yang diantaranya mengenai kandungan Tri Pama: (1). Pertunjukan Wayang Bali di layar  (Gugurnya Sumantri), (2). Pertunjukan Wayang Wong (Kumbakarna Lina), dan (3). Pertunjukan Wayang Jawa (Karna Tanding). Selain itu yogisuara memperkenalkan seorang pedagang India yang kemudian memainkan atraksi wayang India/string puppet. Dari kisah tersebut dapat diambih hikmahnya bahwa kita sebaiknya bercermin pada wayang untuk membenahi manusia, karena wayang itu bukan sekedar tontonan namun juga sebagai tuntunan.

Sementara menurut salah satu mahasiswa pedalangan, Gede Wirawan yang diberi kesempatan untuk belajar dan memainkan wayang India merasa sangat senang dengan kesempatan ini. Karena selain dapat mempraktekkan bahasa Inggris, mempelajari gerak wayang India mampu menambah pengalaman dan wawasan keilmuan dibidang pewayangan dunia.

Tahun 2010, ISI Denpasar Berpeluang Mengirim Mahasiswa dan Dosen ke Kanda University-Jepang

Tahun 2010, ISI Denpasar Berpeluang Mengirim Mahasiswa dan Dosen ke Kanda University-Jepang

DSC_3876Denpasar– Sebanyak 27 orang rombongan ISI Denpasar yang terdiri dari dosen, pegawai dan mahasiswa ditambah 3 orang dari Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi (DIKTI) Depdiknas akan bertolak ke Jepang  pada dari tanggal 11-17 Nopember 2009. Keberangkatan ini dalam rangkan mewujudkan visi akademis DIKTI yaitu internasionalisasi Perguruan Tinggi Seni Indonesia.  Dipilihnya Jepang karena ISI Denpasar telah mempunyai MOU dengan universitas di Jepang seperti kanda University di prefektur Chiba, Tokyo National University of Art dll. Adapun kegiatan rombongan ISI Denpasar utamanya adalah untuk mengunjungi Kanda University dan ini merupakan kunjungan balasan dari kunjungan Kanda University sebelumnya.

Kunjungan diawali ke Kanda University of International Studies (11 November 2009). Rombongan disambut oleh Direktur Internasional Studies, Prof. Sugimoto dan dosen dari Kanda University of International Studies, Prof. Minagawa. Dalam kunjungannya rombongan diperkenalkan berbagai sarana dan prasarana kampus serta proses pembelajaran yang bertaraf internasional. Menurut Prof. Minagawa, mahasiswa Kanda University berasal dari berbagai Negara di dunia.

pelarasan gamelan (2)Setelah peninjauan kampus, acara dilanjutkan dengan kegiatan pelarasan gamelan milik Kanda University yang akan digunakan oleh rombongan ISI Denpasar dalam pementasan di Kanda University. Prof. Minagawa mengungkapkan bahwa gamelan milik Kanda University ini merupakan salah satu dari kurang lebih 40 set gamelan Bali yang ada di Jepang. Namun belum ada tenaga ahli untuk pelarasan gamelan Bali, sehingga ini tentunya membuka peluang besar bagi tamatan ISI Denpasar melebarkan sayap ke Jepang, apalagi selama menempuh pendidikan di ISI Denpasar, mahasiswa Jurusan Karawitan mendapat mata kuliah pelarasan gamelan Bali.

Selain misi akademis, rombongan ISI Denpasar juga melakukan pementasan berbagai tari dan tabuh (13 November 2009), guna menghibur civitas dari Kanda University termasuk para seniman Jepang. Pementasan yang diadakan di teater Kanda University berjalan dengan sukses dan mendapat apresiasi yang bagus dari penonton.

Pada tanggal 14 November 2009, diadakan pertemuan antara Rektor ISI Denpasar dengan Rektor Kanda University of International Studies.  Dalam pertemuan disepakati bahwa program yang telah disepakati dalam MOU lebih diperkuat lagi dan diimplementasikan lebih intens. Diharapkan tahun 2010 ISI Denpasar sudah dapat mengirimkan mahasiswa maupun dosen dalam rangka exchange program. Demikian pula Kanda University akan melanjutkan pengiriman mahasiswa atau dosennya ke ISI Denpasar, mengingat Kanda University sudah sejak beberapa tahun lalu.

Salah satu peserta lomba pidato bahasa Indonesia

Salah satu peserta lomba pidato bahasa Indonesia

Yang lebih menarik lagi, dalam kunjungan rombongan ISI Denpasar ke Kanda University, pihak kampus senagja menggelar kegiatan lomba berpidato bahasa Indonesia, dengan tema “Masa Depan, Hubungan Antara Jepang dan Indonesia”. Para peserta berasal dari Kanda University, Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Asia dan Universitas Waseda. Para peserta berjumlah 14 orang. Dalam lomba pidato ini, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo bertindak sebagai pendukung dan sponsor. Pemenang dari lomba pidato bahasa Indonesia adalah Ishikawa dan Risa. Mereka diberikan hadiah utama berupa tiket Tokyo-Denpasar PP oleh pihak KBRI.

Humas ISI Denpasar Melaporkan

ISI Denpasar Dilirik Sebagai Mitra Kerja Dalam Join Working Group, Corporation on Higher Education of Indonesia – France

ISI Denpasar Dilirik Sebagai Mitra Kerja Dalam Join Working Group, Corporation on Higher Education of Indonesia – France

LIM_8988

Denpasar- ISI Denpasar sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang memiliki visi go internasional kini tengah dilirik oleh Perguruan Tinggi Perancis sebagai mitra untuk mengadakan kerjasama akademik antar dua negara. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Philippe Zeller ke ISI Denpasar (13 Novermber 2009) pada siang hari. Kunjungan duta besar Perancis ini merupakan rangkaian dari acara Join Working Group, Coorporation on Higher Education of Indonesia – Frence, yaitu pertemuan dua negara (Indonesia-Perancis) untuk membahas kerjasama yang memungkinkan untuk dilaksanakan dalam bidang akademik antara PT di Indonesia dengan PT di Perancis. Rangkaian acara tersebut terdapat acara cultural dinner di ISI Denpasar, yang berlangsung 13 November 2009 pada malam hari. Namun karena ketertarikannya dengan ISI Denpasar, Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Philippe Zeller berkunjung ke ISI Denpasar lebih awal dari jadwal yang disediakan. Kedatangan Philippe diambut oleh Rektor ISI Denpasar, para pejabat structural, serta para dosen ISI Denpasar. Dalam kunjungan yang cukup singkat Philippe berkesempatan bertukar pikiran dan cerita dengan salah satu dosen ISI Denpasar I Nyoman Kariasa, S.Sn yang baru-baru ini bertolak ke Perancis sebagai instruktur gamelan di KBRI Paris.

Ditemui usai melakukan inspeksi ke tempat pameran seni rupa dan desain, Dubes Perancis Philippe merasa sangat terkesan sekali dengan ISI Denpasar. Pikahnya mengungkapkan bahwa apa yang dia lihat di ISI Denpasar adalah lebih dari yang dia harapkan dan bayangkan. Sebagai Dubes Perancis dirinya akan lebih mempromosikan ISI Denpasar di Perancis, mengingat Pernacis dan Bali memiliki tradisi budaya yang kuat. Sehingga banyak bidang seni yang memungkinkan untuk dijalin kerjasamanya, diantaranya seni rupa, patung, kriya, photografi, dll. Dan program akademik yang dapat terealisasi adalah pertukaran pelajar, dosen, serta mengadakan kolaborasi seni secara bersama-sama.

Sementara pada malam harinya dalam acara  cultural dinner di ISI Denpasar sekitar 30 delegasi dari dua negara datang ke ISI Denpasar. Mereka adalah para delegasi perwakilan kementerian Perancis dan delegasi dari Indonesia. Kedatangaannya diawali dengan kunjungan ke pameran, dilanjutkan dengan kunjungan ke Musium Pusat Dokumentasi ISI Denpasar, dan diakhiri dengan menyaksikan pementasan tari yang bertempat di Natya Mandala ISI Denpasar. Tarian yang disuguhkan diantaranya Selat Segara, Jauk Manis dan Satya Brasta. Sementara Asti Kumara (penabuh anak-anak ISI Denpasar) mampu memukau para penonton dengan menampilkan garapan yang mengkombinasikan antara gending, puisi dan diiringi dengan gender. Melalui gending Tulang lindung dan Seketi, mereka mampu membawakannya dengan sangat apik dan menarik serta mampu menghipnotis para penonton.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai, S., M.A pun memberikan suguhan yang lain dari biasanya. Selain memberikan presentasi tentang ISI Denpasar, Prof. Rai memberikan workshop tabuh dan tari yang dikemas sangat menarik.  Prof. Rai berharap kedepan kerjasama akademik antar dua negara ini dapat segera terealisasi. Dan guna semakin melebarkan net working ISI Denpasar akan menjalin kerjasama U to U (University to University), U to G (University to Government), U to S (University to Stakeholder). Pihaknya kedepan sudah memiliki visi misi yang jelas yaitu bagaimana seni budaya bisa sebagai perekat bangsa dan meningkatkan daya saing bangsa serta mengangkat citra Indonesia di dunia internasional. Prof. Rai menambahkan meningkatkan daya saing bangsa itu adalah lewat peningkatan kualitas, yaitu bagaimana Perguruan Tinggi Seni tersebut mampu berbasis local dengan kualitas bertaraf internasional. Hal ini penting, bahwa walaupun kita memiliki visi internasional, namun kita harus tetap mempertahankan local genius, local wisdom yang telah diwariskan sejak dulu. Jika hal tersebut sudah tercapai niscaya kita akan mampu meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dimata Internasional.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Rektor ISI Denpasar Terpilih sebagai Ketua BKS-PT Seni Se-Indonesia

Rektor ISI Denpasar Terpilih sebagai Ketua BKS-PT Seni Se-Indonesia

PENUTUPAN FKI 6(Jakarta-Humasisi)Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia (BKS-PTSI) adalah wadah interaksi, forum komunikasi dan konsultasi, mempererat hubungan dan networking, sarana aspirasi bersama serta penunjang peningkatan kualitas kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi dari tujuh Perguruan Tinggi Seni (ISI Yogyakarta, IKJ, ISI Denpasar, STSI Padangpanjang, ISI Surakarta, STSI Bandung, dan STKW Surabaya). Selama satu dasawarsa forum ini berdiri, telah banyak melahirkan ide dan konsep guna memajukan Perguruan Tinggi Seni se Indonesia.

Kegiatan Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-6 yang akan berlangsung di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini, bertaraf internasional setelah kesuksesan pada FKI ke -5 yang diselenggarakan di ISI Denpasar pada tahun 2007, yang untuk pertama kalinya digelar dengan taraf internasional. FKI ke-6 ditutup dengan acara kolaborasi tari kontemporer dan ansambel serta kolaborasi seni music kontemporer dan animasi antara dosen-dosen California Institute of Art dengan dosen dan mahasiswa BKS-PTS, termasuk keterlibatan 3 dosen dan mahasiswa dari ISI Denpasar, yaitu I Made Sariana, S.Sn., M.Sn, (dosen), I Dewa Agung Witara S (mahasiswa) dan Putu Arya Janottama (mahasiswa). Disela-sela acara tersebut ada satu momentum penting terjadi saat pelaksanaan FKI ke-6 yaitu terpilihnya Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A sebagai ketua Badan Kerja Sama – Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) se-Indonesia. Serah terima jabatan dari Prof. Sardono W. Kusuma (mantan Rektor IKJ) kepada Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A berlangsung di Gedung Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada tanggal 8 Oktober 2009.

Prof. Rai yang ditemui disela-sela acara menyampaikan kesiapannya mengemban tugas sebagai Ketua BKS-PTSI dengan sebaik-baiknya. Pihaknya kedepan sudah memiliki visi misi yang jelas yaitu bagaimana seni budaya bisa sebagai perekat bangsa dan meningkatkan daya saing bangsa serta mengangkat citra Indonesia di dunia internasional. Prof. Rai menambahkan meningkatkan daya saing bangsa itu adalah lewat peningkatan kualitas, yaitu bagaimana Perguruan Tinggi Seni tersebut mampu berbasis local dengan kualitas bertaraf internasional. Hal ini penting, bahwa walaupun kita memiliki visi internasional, namun kita harus tetap mempertahankan local genius, local wisdom yang telah diwariskan sejak dulu. Jika hal tersebut sudah tercapai niscaya kita akan mampu meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dimata Internasional. Berlandaskan visi tersebut Prof. Rai akan lebih menjabarkan program-program kegiatannya, salah satu programnya adalah memberikan pelajaran seni nusantara sejak dini. Hal ini penting karena jika kita dari awal sudah mengenalkan berbagai seni dan budaya nusantara kepada generasi penerus, maka niscaya akan melahirkan apresiasi, tumbuh kecintaan dan keharmonisan. “Sehingga ada anggapan bahwa perbedaan itu adalah indah bukan sekedar wacana” tegas Prof. Rai.

Loading...