by admin | Jun 2, 2009 | Agenda, Berita, pengumuman
Wednesday June 03, 2009
Inaugural Session 8:30-09:30
Dignitaries take their position at the Stage 08:20- 08:30
Inaugural Prayer/Music 08:30 -08:35
Organising Chair, Prof Dr. I Wayan Rai welcome speech 08:35 -08:40
Chair, Steering Committee Prof IBG Yudha Triguna invitation speech 08:40 -08:45
IAHR( CIPSH, UNESCO) President Prof Ms Rosalind Hackett addresses 08:45 -08:50
SSEASR President Prof Amarjiva Lochan speaks 08:50 -09:00
Hon’ble Governor, Bali H.E. Mr I Mangu Pastika’s address 09:00 -09:05
Hon’ble Indian Ambassador H. E. Mr Biren Nanda’s address 09:05 -09:15
Hon’ble Culture Minister, RI, Ir. Jero Wacik inaugural speech 09:15 -09:25
Vote of Thanks and the VIP Group Photo on Stage 09:25 -09:30
Keynote Session 09:30 -10:30
Introduction of the Keynote Speaker
Prof. Wang Gungwu, Chairman, the East Asian Institute, National University of Singapore
Cultural Diffusion and Inter-Ocean Exchange: Past and Present (Chaired by Amarjiva Lochan, President, SSEASR)
Full Schedule Download in here
by admin | May 28, 2009 | Berita
Penuturan I Made Agus Wardana (alumnus ISI Denpasar) kepada kami melalui email.

Agus Wardana Main Kendang
I Made Agus Wardana lahir di Pegok Sesetan, Denpasar pada tanggal 25 Nopember 1971 yang saat ini bekerja sebagai Staf Pensosbud KBRI brussel, menuturkan lewat email kepada kami mulai dari kenapa berada di Belgia sampai pada pembentukan sekehe Gong Saling Asah
Awal keberangkatannya ke Belgia dimulai dari tahun 1995, Pemerintah daerah Bali menghibahkan Seperangkat Gamelan Bali kepada KBRI Brussel. Atas inisiatif Dubes RI Bapak Sabana Kartasismita saat itu meminta seorang guru pengajar Gamelan dan tari untuk mengajarkan gamelan Bali di belgia. Pada tahun 1996, Direktur STSI Denpasar (Dr. I made Bandem) mengirimkan Made agus wardana untuk menjadi tenaga pengajar. Dibentuklah berbagai grup gamelan Bali seperti Grup gamelan Konservatorium brussel, Grup gamelan KBRI brussel, grup gamelan Arjuna, grup gamelan Dharma wanita KBRI brussel, grup gamelan Anak-anak, grup gamelan Saling Asah, grup DUO made, grup gamelan pelajar Indonesia.

Mengajar Tari di SD dan SMP Joseph
keberadaan grup gamelan tersebut, menjadikan Belgia sebagai pusat kebudayaan Bali di Eropa, Partisipasi grup gamelan tersebut dalam berbagai event di Belgia berdampak sangat positif terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia di belgia, sekaligus menjadi ujung tombak dalam upaya meningkatkan citra positif Indonesia di Belgia dan Uni Eropa.
gamelan dan tari Bali sangat menarik bagi kalangan pelajar di Belgia. Mereka sangat antusias belajar gamelan dan tari. Tidak ketinggalan sekolah anak-anak cacatpun ikut berpatisipasi dalam kegiatan Workshop yang dilakukan diseluruh Belgia.

Konser Againts Rasisme
Berkolaborasi dengan seniman belgia, adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga, memadukan irama dan tempo gamelan bersama perkusi modern ataupun gesekan chello beradu dengan suling Bali memberikan perpaduan rasa baru. pokoknya saya suka berkolaborasi musik bu;
Grup gamelan saling Asah didirikan tahun 1998 berawal dari pertemuan saya dg Dr. Zachar Laskewicz seorang seniman musik, teater, drama. Dia memperoleh PHdnya di Universitas Gent, Belgia di bisang seni.
Saling Asah beranggotakan warga Belgia dan warga Indonesia berjumlah 15 orang. Grup ini memainkan gamelan gong kebyar dengan memainkan tabuh dan tari tradisional seperti : Pendet, Panyembrama, margapati, cendrawasih, legong keraton, baris, topeng, dll. Nama saling asah diambil dari bahasa bali ASAH (rata/sama). saling asah = kebersamaan dalam musik.
by admin | May 21, 2009 | Berita
Prof Satrio Soemantri Brodjonegoro berkunjung ke ISI Denpasar pada tanggal 18 Mei 2008. Beliau berbicara dihadapan civitas ISI Denpasar. Tentang krisis global dan industri kreatif.
Krisis ekonomi global berpengaruh pada kehidupan, terjadinya PHK besar-besaran, perusahaan banyak mengurangi jam kerja sehingga berakibat pada berkurangnya pendapatan. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang berkurang.

prof. Satrio dan Rektor ISI Denpasar
Fenomena menarik non Bank juga turut collapse, karena pengaruh jual beli yang menggunakan kurs keuangan. Contoh seperti ini diambil karena merupakan salah satu krisis global yang terjadi, tetapi bagaimana krisis tersebut dapat mengambil khihmahnya. Industri kreatif malah tumbuh dengan pesat. Industri kreatif memiliki ketahanan cukup besar karena memiliki keunggulan dalam kreativitas yang bermanfaat bagi masyarakat. Contoh dengan mobil fiat di Italia yang mengembangkan mobil kecil dengan menggunakan kreatifitas sehingga mempunyai nilai tambah sehingga bisa mengambil alih/mengakuisisi General Motor di AS.
Solusi untuk menghadapi krisis adalah harus menumbuhkan industri kreatif. Indonesia mempunyai potensi, peluang tinggal menghasilkan produk yang mempunyai kreatifitas tinggi dan dicari oleh masyarakat. Karya seni harus mempunyai nilai yang tinggi, dan paling dibutuhkan oleh banyak orang. Industri Seni kalau dilihat dari sisi daya beli, banyak orang yang mengatakan bahwa sulit orang membeli karya seni jika daya beli masyarakat menurun.
Bagaimana seni kreatif dijadikan sebagai kebutuhan yang esensial bukan hanya dengan slogan tetapi dengan karya nyata. Pendidikan di Mancanegara, Prof Satrio melihat bahwa pendidikan seni sama pentingnya dengan pendidikan lainnya. Di beberapa negara, karya seni bukan sebagai kebutuhan yang mewah tetapi merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakatnya.
Pendidikan Tinggi haruslah mempunyai Visi dan misi yang terarah. Walaupun Visi-misi pada beberapa PT di Indonesia masih terjadi visi misi PT yang tidak tefokus dan terarah.
Mengenai Pendidikan Seni di ISI Denpasar, Prof Satrio melihat ada 2 track/jalur berbeda:
1. ISI Denpasar ingin meciptakan sesuatu yang terbaik (penciptaan),
2. ISI Denpasar ingin menciptakan ilmuwan (pengkajian),
sehingga dari sinilah segala ide kreatif muncul. Nilai tambah akan meningkat, kalau kreativitas akan terus ditingkatkan.

Perbincangan Prof. Satrio dengan civitas ISI Denpasar
Bagaimana keindahan (seni) menjadi sesuatu kebutuhan pokok, bagaimana pendidikan seni (ISI Denpasar) menciptakan kehidupan masyarakt yang harmonis, karena pendidikan seni terdapat fenomena untuk memperkaya bahkan menampilkan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sehingga sivitas ISI diminta proaktif untuk memperkaya norma-norma, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Masyarakat Jepang dan Cina sangat memegang teguh nilai-nilai tradisi dalam mencapai perkembangan, nilai-nilai tersebut dijadikan pedoman dalam mencapai kemajuan. Satrio berpendapat bahwa yang akan bertahan terhadap kemajuan dan modernisasi adalah berdampingannya antara tradisi dan modernisasi.
ISI memerlukan strategi dalam mengharmoniskan antara tradisional dan modern seperti pembentukan misalnya Translation center. Dimana nilai-nilai tradisional di sebarluaskan kepada masyarakat dunia melalui penerjemahan naskahnaskah kuno yang banyak mengandung nilai-nilai kehidupan. Kalau ini terus dikembangkan maka hanya satu-satunya yang ada di dunia.
Pendidikan secara keseharian, secara tidak langsung memberikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. ISI mempunyai kemampuan penyelesaikan konflik dari sisi budaya. ISI mempunyai kemampuan untuk berkolaborasi, ISI mempunyai kemampuan untuk eunterpretenership dalam mengembangkan softsklill, seperti kemampuan berkomunikasi dan saling menghargai, sehingga ISI bisa dikembangkan menjadi sebuah institusi yang mempunai kemampuan membina masyarakat madani. Sehingga ISI menjadi sebuah tempat dalam mengembangkan milenium goal (yang mengungkapkan 13 butir kebutuhan dasar manusia).
Kekuatan ISI terletak pada fungsi menciptaan masyarakt yang harmonis melalui karya seni yang ditampilkan dalam berbagai cara. Terbuka peluang yang sangat lebar sehingga kreativitas perlu dikembangkan. Berdasarkan pengamatannya, di Jepang, konsentrasi penuh dapat menghasilkan sebuah ide kreatif. Berbeda dengan di Indonesia bahwa para seniman akademis perlu waktu untuk menumbuhkan ide kreatifnya.
by admin | Feb 27, 2009 | Agenda, Berita

Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H. E. Him Chhem sangat antusias memainkan alat musik kendang, rebab dan suling, dalam pemaparannya tentang kesamaan kebudayaan Kamboja dan Indonesia khususnya Bali di gedung Natya Mandala, ISI Denpasar pada hari jumat(27 februari 2009). Kunjungan ini merupakan buah rangkaian dari acara penandatanganan MoU antara Indonesia dan Kamboja di bidang kebudayaan di Hotel Discovery Kartika Plaza Kuta, yang diadakan pada hari kamis kemarin (26 februari 2009). Dipilihnya Bali karena faktor kedekatan dan kemiripan, dimana Bali sebagai pusat kebudayaan. Untuk MoU tentang kebudayaan ini awalnya merupakan hasil kunjungan kenegaraan Presiden Susilo bambang Yudhoyono ke Kamboja pada tahun 2006, yang akhirnya mencetuskan kerjasama peradaban yang dikenal dengan “Trail of Civilization”. Berselang 3 bulan bertempat di Yogyakarta para menteri di kawasan ASEAN berkumpul diantaranya berasal dari: Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar, Singapura, Malaysia dan Indonesia sebagai tuan rumah. Pertemuan ini membicarakan kerjasama di bidang kebudayaan dan peradaban yang melahirkan kesepakatan “Declaration of Borobudur”. Ini deklarasi pada umumnya untuk mengembangkan, melestarikan dan memasarkan kebudayaan-kebudayaan tradisional yang berada di masing-masing negara ASEAN.
Berdasarkan pertemuan dan wacana tersebut Indonesia dan Kamboja merasa perlu membuat payung kerjasama yang kuat di bidang kebudayaan. Dikarenakan begitu banyaknya kemiripan antara kebudayaan Indonesia dan Kamboja, salah satu contohnya Indonesia memiliki candi yang terbesar yaitu candi Borobudur sedangkan Kamboja juga memiliki candi yang tak kalah besarnya yaitu Angkor Wat. Sehingga melalui kerjasama ini masing-masing negara saling mempromosikan dan mengangkat warisan yang adiluhung yaitu Borobudur dan Angkor Wat.
Dalam kunjungan ke ISI Denpasar Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H.E. Him Chhem, didampingi oleh Embassy of the Republic of Indonesia-Phom Penh, R. Eko Indoarto R, beserta staf berharap agar MoU yang sudah ditandatangani antara ISI Denpasar dengan The Royal University of Fine Arts (RUFA) tahun 2007 bisa segera diwujudkan. Beberapa agenda kerjasama yang berpeluang dilaksanakan diantaranya mengadakan study banding serta pengiriman mahasiswa untuk belajar seni. Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja berencana mengirimkan beberapa mahasiswa dari Kamboja untuk belajar Seni di ISI Denpasar.
Pejabat Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA menyambut gembira dan bangga atas kunjungan menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja ini dan mengharapkan kerjasama yang semakin erat dan terus menerus dalam bidang seni baik dalam pendidikan, tukar menukar dosen, pegawai , mahasiswa dan penelitian di bidang seni budaya. Ini juga merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan kampus ISI Denpasar sebagai “Centre of Excellence”, dengan tanpa lelah membangun jaringan atau networking sehingga visi untuk “go international” semakin dapat dicapai. Mengenai rencana kedatangan mahasiswa Kamboja untuk belajar seni di ISI Denpasar, Prof. Rai menyatakan seluruh staf dan infrastruktur sudah cukup siap untuk menampung dan kami dengan tangan terbuka akan menyambut semua orang yang ingin menimba ilmu tentang seni di ISI Denpasar baik lokal maupun internasional.
Rombongan menteri disuguhi pentas tari Selat Segara dan Satya Brasta, juga penampilan khusus tari Margapati dibawakan oleh mahasiswa Asing yang kuliah di ISI Denpasar. Menteri juga meninjau gedung Lata Mahosadhi (Pusat Dokumentasi) untuk melihat museum gamelan dan ditutup dengan membuka dan meninjau pameran tetap yang dilaksanakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain. Mr. Him Chhem sangat antusias meninjau pameran dan gedung Lata mahosadhi sambil bercerita bahwa di Kamboja hampir ribuan guru dan profesor telah dibantai dalam konflik perang saudara, jadi dia bertekad akan terus meningkatkan kerjasama dalam bidang Kebudayaan dan Seni khususnya di bidang pendidikannya, sehingga kamboja dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian/ kebudayaannya sejajar dengan negara lain di ASEAN maupun dunia pada umumnya.
Humas ISI Denpasar melaporkan
by admin | Feb 26, 2009 | Agenda, Berita

Sebanyak 89 orang mahasiswa Program Studi Desain Interior ISI Denpasar berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti TKMDII atau Temu Karya Mahasiswa Desain Interior Indonesia yang untuk tahun ini telah memasuki event yang ke-9. Untuk event TKMDII IX tahun ini ISI Yogyakarta yang menjadi tuan rumahnya dan benteng Vrederburg sebagai lokasi acara ini berlangsung. Itu terungkap pada saat pelepasan Mahasiswa TKMDII IX di gedung FSRD ISI Denpasar, yang dilepas oleh Pembantu Rektor di bidang kemahasiswaan (PR III) Drs. I Made Subrata, Msi, yang dihadiri oleh PR I, Dekan FSRD, para pembantu Dekan, dosen pembimbing, seluruh staf dosen pegawai dan mahasiswa peserta. Gede Sutrawan ketua Panitia TKMDII IX ISI Denpasar yang dihubungi pada saat pelepasan menerangkan jumlah peserta yang berangkat 89 orang yang terdiri dari mahasiswa desain interior angkatan 2002-2008 dan 2 orang dosen pembimbing. Untuk jadwal acara imbuhnya TKMDII berlangsung dari tanggal 25-28 Februari 2009 dan akan dilanjutkan Studi Ekskursi dari tanggal 1-2 maret 2009. Untuk Acara TKMDII rencananya akan diadakan Seminar, pameran karya mahasiswa desain Interior se-Indonesia, creative sharing yang dibawakan oleh Dik Doang, Kongres TKMDII IX dan Mural. Nah untuk studi Ekskursi mahasiswa akan mengunjungi Industri Batik plenton, Badan Museum Keraton Yogyakarta, Keraton Yogyakarta dan ditutup dengan mengunjungi Desain bangunan Green Design di Yogyakarta.
Khusus untuk pelaksanaan TKMDII tahun ini dipililih Tema “Psychological Design” dengan sub tema”Changing Habits”, atau dibahasa sederhanakan menjadi “mengubah perilaku manusia ke arah yang lebih baik”. Tentu tema ini dipilih disesuaikan dengan arah perkembangan desain interior yang mengangkat konsepsi “green design”, melihat ancaman pemanasan global yang mengancam dunia saat ini, jadi green design dengan trinitasnya yaitu recycle(daur ulang), reduce(mengurangi) dan reuse(menggunakan kembali barang bekas) diaplikasikan menjadikan produk-produk interior yang diharapkan mengurangi kuantitas polutan di dunia, sehingga dampak pemanasan global bisa dihindari. TKMDII untuk tahun ini mahasiswa Desain Interior akan membawa karya terbaik mahasiswa baik itu tugas kuliah maupun tugas akhir, dan satu karya baru yang sesuai dengan tema TKMDII tahun ini. Harapannya dengan keikutsertaan ISI Denpasar sekrang merupakan sebagai ajang pembelajaran dan perbandingan karya desain dan pendidikan tingkat nasional antar mahasiswa desain interior se-Indonesia.
Dekan FSRD dalam sambutannya mengharapkan dengan acara ini mahasiswa desain Interior tak hanya bisa berbicara akan tetapi dapat mengetahui teori dan dapat mempraktekannya menjadi karya. Jadi diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas yang tinggi dan menggali identitas diri yang nanti akan ditunjukan hasil karya desainnya yang selain memenuhi standar akademis, juga menunjukan keprofesionalannya sebagai tuntutan stake holder atau konsumen yang membutuhkan jasanya. Rinu menambahkan sebagai civitas akademika kita seharusnya berbuat sesuatu demi kebesaran nama almamater dengan karya yang memperhatikan etika berkesenian dan etika sosial yang mengikat. Juga diharapkan mahasiswa selain menunjukkan krya terbaiknya dan mengikuti acara dengan tertib, juga mencari jaringan kerjasama atau networking, tentu selain menambah koneksi pribadi (mahasiswa) akan juga menambah jaringan kerjasama almamater dalam pendidikan dan wawasan pengetahuan yang berkembang, dan pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan visi ISI Denpasar untuk “go International”.
Pembantu Rektor III Drs. I Made Subrata, Msi yang hadir sebagai wakil rektor dalam pelepasan tersebut menambahkan acara TKMDII ini merupakan acara “warisan” dari sejak di PSSRD Unud dulu, dimana pada awalnya digagas oleh mahasiswa ISI Yogyakarta dan minta dukungan kepada mahasiswa Desain Interior PSSRD Unud untuk membuat acara temu karya mahasiswa ini, akhirnya berjalan sampai sekarang. Bahkan PSSRD Unud dahulu pernah menjadi juara di Univ. Trisakti untuk Karya terbaik se-Indonesia. Nah untuk itu mahasiswa yang berangkat saat ini diharapkan dapat minimal mempertahankan prestasi yang pernah dicapai oleh pendahulunya, dengan menunjukkan karya terbaiknya dan menjaga sikap dan antusiasismenya selama mengikuti acara ini karena berhubungan dengan nama baik almamater. Juga acara ini diharapkan mampu untuk menambah wawasan mahasiswa dengan pendewasaan diri dan keilmuannya yang ditunjukkan dengan kemampuan Soft Skill-nya yang bertambah. Apalagi dunia pendidikan saat sekarang ini sangat mementingkan pendidikan kewirausahaan dalam pendidikan mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan soft skillnya sehingga lulusan dapat membangun perusahaan sendiri dan diserap oleh dunia kerja dengan maksimal. Diharapkan dengan keadaan tersebut pengangguran intelektual dapat sehingga angka penggangguran di Indonesia dapat turun.
Acara pelepasan tersebut diadakan di gedung FSRD ISI Denpasar, para peserta mengikutinya dengan khidmat dan antusias. Semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang perkembangan desain interior saat ini di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, dan mahasiswa sekembalinya dari sana mendapatkan pengetahuan bagaimana membangun kampus dengan tekad untuk menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing.
Humas ISI Denpasar melaporkan