Mahasiswa ISI Denpasar dilatih jadi kader antinarkoba

Mahasiswa ISI Denpasar dilatih jadi kader antinarkoba

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/166238/mahasiswa-isi-denpasar-dilatih-jadi-kader-antinarkoba

Denpasar (ANTARA) – Ratusan mahasiswa semester I angkatan 2019/2020 dari 12 program studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dilatih menjadi kader pemberantasan korupsi dan penyalahgunaan narkoba.

“Kami berharap mahasiswa menjadi kader untuk memberantas korupsi. Mereka sebagai garda depan untuk memberantas korupsi, penyalahgunaan narkoba, menghindari agar tak terjangkit HIV/AIDS dan menghindari rokok,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara, MHum, di sela kegiatan pelatihan mahasiswa di Denpasar, Jumat.

Seramasara menekankan pentingnya membangun karakter mahasiswa sebagai bagian dari aset bangsa. “Kegiatan pengembangan karakter antinarkoba, antikorupsi, itu juga memang sesuai dengan kondisi negara kita sekarang yang sedang memerangi narkoba dan korupsi. Oleh karena itu, kader-kader penerus bangsa harus dicetak sedini mungkin, diberikan pencegahan sejak awal supaya masa depan bangsa juga bagus,” ujarnya.

Seramasara menambahkan, pelatihan yang setiap tahun diselenggarakan ISI Denpasar juga mencakup materi peningkatan keterampilan manajemen dan tata kelola kegiatan kampus.

“Kami menyadari bahwa mahasiswa calon pemimpin masa depan sehingga harus terampil dalam bidang kepemimpinan. Ini yang harus ditekankan kepada mereka,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pantia Pelatihan Drs I Gusti Bagus Priatmaka MM berharap kegiatan pelatihan bisa menjadi sarana untuk menekan angka perokok dan mencegah perokok pemula di kalangan mahasiswa serta mencegah penyalahgunaan narkoba.

“ISI Denpasar telah memiliki kader antinarkoba, rokok, HIV/AIDS dan antikorupsi di setiap angkatan. Kader inilah yang menjadi pionir menangkal faktor negatif tersebut, baik di lingkungan kampus dan di masyarakat,” katanya.

Priatmaka mengingatkan bahwa banyak seniman besar yang menciptakan karya tanpa narkoba dan rokok. “Jadi kalau ada yang bilang seniman itu harus merokok untuk dapat inspirasi apalagi pakai narkoba, itu tidak benar, ngawur itu. Karya terbaik justru lahir dari tubuh yang sehat,” katanya.

Pelatihan yang berlangsung selama empat hari bagi mahasiswa ISI Denpasar menghadirkan narasumber dari Universitas Udayana, Badan Narkotika Nasional (BNN), Dinas Sosial Provinsi Bali, Indonesia Corruption Watch (ICW), serta dosen ISI Denpasar.

Praktik melukis tubuh diikuti puluhan mahasiswa ISI Denpasar

Praktik melukis tubuh diikuti puluhan mahasiswa ISI Denpasar

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/162462/praktik-melukis-tubuh-diikuti-puluhan-mahasiswa-isi-denpasar

Denpasar (ANTARA) – Praktik body painting atau seni melukis tubuh mahasiswa diikuti puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar untuk mengasah kemampuan melukis sekaligus mempererat tali persaudaraan antarmahasiswa.

“Kegiatan workshop dan praktik body painting ini merupakan rangkaian Pameran Evaluasi Pembelajaran yang telah digelar pada 16 Agustus 2019 di Denpasar Art Space. Praktik ini diikuti mahasiswa semester IV Jurusan Seni Rupa Murni,” kata Ketua Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, Gunawan, di sela-sela workshop tersebut, di kampus setempat, di Denpasar, Kamis.

Pihaknya berharap dari kegiatan tersebut sekaligus mempererat tali persaudaraan antarmahasiswa karena model yang digunakan adalah mahasiswi hampir dari semua jurusan yang ada di kampus seni negeri di bilangan Nusa Indah, Denpasar itu.

Pada kesempatan yang sama, dosen Seni Rupa Murni, Nengah Wirakesuma menambahkan, yang terpenting dari workshop ini adalah merevolusi mental mahasiswa agar terbiasa berhadapan dengan model yang berlawanan jenis kelamin.

“Tujuan utama kita agar mahasiswa terbiasa dengan profesi lukis tubuh ini, sehingga tidak ada getaran, grogi atau rasa canggung ketika melukis model yang berbeda jenis kelamin,” ujar Wirakesuma.

Body painting, kata dia, jangan dikaitkan dengan pornografi, karena dunia seni memiliki pandangan berbeda.

Ia mencontohkan relief-relief Kamasutra pada candi-candi Hindu yang dengan jelas menggambarkan hubungan seksual, namun esensi relief tersebut adalah pendidikan seks yang baik.

Demikian pula para mahasiswa yang notabene calon seniman body painting, diyakini akan bekerja secara profesional. Walaupun mereka harus melukis pada tubuh model yang relatif menarik karena mental mahasiswanya sudah teruji melalui praktik.

Ngurah Gde Surya Buana, narasumber workshop menambahkan, bagian yang dilukis oleh mahasiswa adalah dari perut ke atas, tangan dan wajah.
“Praktik ini menjadi tantangan besar bagi mahasiswa, sebab selama ini mereka terbiasa melukis dengan media kanvas. Mereka harus mengubah sesuatu yang telah indah menjadi lebih indah lagi,” kata Surya Buana.

Sedangkan bahan untuk mewarnai dipilih cat tembok karena mengandung laktesis tinggi agar mudah mengelupas serta pigmen sablon yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia.

ISI Denpasar “pecut” mahasiswa jadi kreatif dan mandiri

ISI Denpasar “pecut” mahasiswa jadi kreatif dan mandiri

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar terus berkomitmen untuk menjadikan mahasiswa dan lulusannya sebagai pribadi yang kreatif dan mandiri.

“Sebelum mereka yudisium, banyak perusahaan meminta tenaga kerja kepada saya, lalu saya tawarkan ke mahasiswa, tidak ada yang mau. Alasannya, mereka sudah punya kerjaan atau usaha mandiri,” kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dr AA Gde Bagus Udayana, SSn, MSi, usai meyudisium 206 lulusan pada Yudisium Semester Genap 2019, di Denpasar, Jumat.

Ia menjelaskan, selain melanjutkan ke jenjang magister (S2), hampir seluruh lulusan FSRD di kampus seni negeri di Bali itu telah mendapatkan dan menciptakan lapangan kerja mandiri (job creator).

“Peserta didik di FSRD memang telah digembleng secara keras agar menghasilkan output kreatif dan mandiri. Salah satu contoh dengan menggelar event-event besar di kampus,” ucapnya.

Pihaknya tidak memanjakan mahasiswa dengan sokongan dana melimpah, tetapi setiap kegiatan pasti sukses karena kreativitas mahasiswa menggali dana dengan cara mereka sendiri.

“Saya salut, karena mereka selalu punya akal menggali dana dengan ilmunya, misalnya jual kaos, merchandise atau pameran. Pola pendidikan seperti itu, membuat mahasiswa bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah walaupun belum lulus dari bangku kuliah,” ujarnya.

Udayana berharap pemerintah memerhatikan permodalan para wirausaha kreatif lulusan FSRD, sebab umumnya mereka terkendala dana pembelian perangkat kerja.

“Apalagi software yang digunakan harus original. Jika tidak, karya mereka akan ditolak oleh pasar karena terdeteksi menggunakan perangkat bajakan,” kata dosen yang mantan jurnalis itu.

Pihaknya bertekad memberi sentuhan digitalisasi terhadap semua prodi yang dikelola, termasuk mengembangkan sejumlah prodi baru, seperti desain kartun.

“Tujuan kami mendekatkan diri pada generasi milenial,” kata Udayana, sembari mengungkapkan peminat mahasiswa baru ke FSRD naik 15 persen dari tahun lalu, sebanyak 300 orang.

Pada yudisium tersebut, lima lulusan dengan predikat IPK tertinggi pada Program Sarjana Terapan, Prodi Desain Mode diraih oleh Ni Made Michel Krisdayanti (3,84), Ni Pande Nyoman Ayu Triana Damayanti (3, 84), Renata Dianitasari (3,84), Ni Putu Irma Maha Sasmita (3,89), serta Ni Kadek Paramitha Puspita Handayani (3,79).

Sedangkan pada Program Sarjana, lulusan terbaik I Prodi Interior diraih oleh IA Ketut Andriyogi Pradnyaswari (3,94). Prodi Fotografi diraih I Gede Ngurah Hartawan (3,93). Terakhir dua lulusan terbaik dari Prodi Kriya diraih oleh Ni Kadek Yuliastini (3,90) dan Gusti Ngurah Agung Dalem Diatmika (3,90). 

Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA

Loading...