Sampah Plastik Di Nyuh Kuning
Mendengar kata Desa, perasaan yang mendengarkan, terasa sejuk nyaman asri dan terasa bahagia. Desa di Bali banyak ragam dan pesonanya. Bagian terrkecil dari desa adalah Banjar, apa lagi Banjar dekat dengan daerah wisata, banyak lalulang mobil pengantar wisatawan. Pagi yang berawan dengan sinar matahari yang redup, bertanda hujan mau turun. Suasana pagi di Banjar Nyuh Kuning, yang memberikan rasa dingin salah satu sudut di Banjar nyuh kuning. Rumput yang hijau dilapangan dengan diselimuti embun yang membasahi rumput nan hijau. Di sudut Banjar Nyuh Kuning ada yang kurang menarik, menghiasi beberapa sudut banjar, baik itu disaluran air, dekat dengan tanaman bunga yang indah dihiasi oleh warna-warni sampah-sampah plastic yang dibuang oleh orang-orang yang belum sadar tentang kebersihan lingkungan.
Sampah plastic adalah sebuah bahan yang sering digunakan untuk membungkus berbagai benda baik yang bisa dimakan atau tidak, selalu menggunakan plastic sebagai bahan pembungkusnya. Sampah plastic sangat beragam dan mulai menjadi masalah jika tidak dipakai lagi. Sampah plastic, susah diurai oleh alam, dan menyebabkan ancaman bagi mahluk hidup yang ada di alam ini. Kelian dinas Banjar Nyuh Kuning Bapak I wayan Eka Putra, mengatakan bahwa, sepanjang jalan di Banjar Nyuh Kuning, menjadi salah satu jalan arternatif, yang sangat padat, bahkan bisa macet oleh padatnya hilir mudik mobil dan motor. Munculnya permasalahan sampah plastic di akibatkan oleh para pengemudi dan penumpang, membuang sampah sembarang, sehingga dipagi hari banyak sampah plastic yang bertaburan di sepanjang jalan Banjar Nyuh Kuning. Menjaga kebersihan alam dari sampah plastic masyarakat dan anak sekolah dasar, secara rutin di setiap akhir pekan atau di hari sabtu, merlakukan bersih-bersih sampah plastic.
Melihat hal ini Bapak I Ketut Muka bersama Bapak I Wayan Suardana, mempunyai gagasan untuk mengajak teman-temannya yang bergabung dalam wadah Program Studi Kriya ISI Denpasar, melakukan kerja bakti atau gotong royong pada hari sabtu di Banjar Nyuh kuning, bersih bersih sampah plastic, bersama anak-anak sekolah dasar setempat. Bersih sampah plastic, untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa sampah plastic sangat berbahaya bagi lingkungan, karena susah diurai oleh tanah, plastic sangat kuat dan tahan lama bila tertanam di bawah tanah dan menghambat pertumbuhan akar dan cacing tanah, yang memberi kesuburan pada tanah. Bapak I Wayan Suardana mengatakan bahwa, sampah plastic sebenarnya bisa didaur ulang, menjadi karya seni yang indah, dikalangan mahasiswa FSRD ISI Denpasar, sudah mencoba menghasilkan karya-karya daur ulang dari bahan plastic, namun masih dalam proses, untuk menggantikan bahan kayu, yang mulai langka di alam. Bersih-bersih sampah plastic diawali dari ujung banjar, sampai objek monkey forest, disamping dapat berbaur dengan masyarakat, para pengajar ps kriya FRSD ISI Denpasar, dapat menikmati suasana banjar Nyuh Kuning yang asri dan sejuk, dengan pepohonan yang sepanjang jalan dihiasi oleh pohon kamboja beraneka ragam warna bunganya.
Kesadaran masyarakat yang pengguna plastic harus diberi contoh untuk tidak membuang sampah sembarangan, baik diselokan, taman hias, sepanjang jalan, dan sudut-sudut tembok, yang akan mengotori pemandangan mata terhadap lingkungan disekitarnya. Apa yang telah dilakukan oleh para pengajar Ps kriya FSRD ISI Denpasar, di Banjar Nyuh Kuning, merupakan sebuah gambaran untuk mencintai alam lingkungan disekitar kita untuk selalu bersih dan asri, jauh dari sampah plastic, selain itu pengurangan menggunakan plastic, harus dimulai dari sekarang, jika tidak alam kita akan diselimuti oleh plastic, seperti embun pagi yang menutupi rumput yang hijau di lapangan rumput yang luas. Mari berawal dari diri sendiri dan ditularkan melalui kedisiplinan, kepada masyarakat untuk stop penggunaan plastic sebagai media utama dalam kegiatan sehari-hari, kembalilah kealam dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang oleh alam, dan selalu memberi contoh kepada generasi mudah, untuk tidak menggunakan plastic dan beralihlah kealam go green back to nature.I Gusti Ngurah Agung Jaya CK 2020