ISI DENPASAR DISIBUKKAN DENGAN KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

ISI DENPASAR DISIBUKKAN DENGAN KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

I Nyoman Kariasa, SSn dosen ISI Denpasar yang sedang tugas mengajar ke Perancis

I Nyoman Kariasa, SSn dosen ISI Denpasar yang sedang tugas mengajar ke Perancis

Denpasar. Institut Seni Indonesia Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni terus berupaya membenahi diri dengan perbaikan diberbagai bidang termasuk meningkatkan kualifikasi diri dengan berbagai kegiatan baik bertarat nasional hingga internasional. Tentunya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang menjadi nyawa dalam Perguruan Tinggi tetap dijalankan sesuai dengan yang telah digariskan oleh Depdiknas. Dalam bidang penelitian para dosen ISI Denpasar tengah disibukkan dengan konfrensi internasional tentang budaya yaitu “The 3rd south and southeast asia association for the study of culture and religion (SSEASR) conference” yang bekerjasama dengan UNHI. Rencannya kegiatan tersebut akan berlangsung pada 3-6 Juni 2009 dan akan dihadiri para penyaji dari 58 Negara di Dunia. Untuk Tema yang akan diangkat dalam seminar tersebut adalah “Waters in Southband SouthEast Asia : Interaction of Culture and Religion”. Dalam ajang internasional tersebut para dosen, staf bahkan mahasiswa akan ikut terlibat, baik sebagai panitia, peserta seminar maupun penyaji saat seminat internasional berlangsung. Selain para dosen diberikan peluang untuk dapat memberikan sumbangsihnya sebagi penyaji di SSEASR cenference tersebut, dosen ISI denpasar juga mengikuti berbagai penelitian stategis untuk dipusat maupun penelitian dilingkungan kampus serta penelitian sebagai pemenang berbagai hibah. Bahkan untuk menggodok penelitian tersebut ISI Denpasar melibatkan tim penilai dari Universitas Udayana serta Universitas Pendidikan Ganesa (UNDIKSHA) yang sudah memiliki sertifikat sebagai penilai penelitian.

Sementara dalam bidang pendidikan, para mahasiswa dan Dosen ISI Denpasar juga disibukkan dengan persiapan mengghadapi ujian akhir mahasiswa baik dalam penciptaan maupun pengkajian di dua fakultas, yaitu Fakultas seni pertunjukan dan fakultas seni rupa dan desain. Kampus mulai terlihat hiruk pikuk dalam hal persiapan Tugas Akhir, karena TA di ISI Denpasar paling beda. Dimana masyarakat umum diijinkan untuk menilai dalam hal ini melihat proses Ujian Akhir itu sendiri. Dalam hal kurikulum pendidikan bagi mahasiswa asing juga lebih ditingkatkan, terutama dibidang metode pengajaran yang profesional, insfrastuktur dan tenaga pengajar dengan kapabilitas bahasa yang memadai. Apalagi ISI Depasar telah membuka program s1 International, jadi tuntutan ke arah world class university menjadi semakin realistis. Sementara dalam bidang pengabdian masyarakat, selain melakukan ngayah di Besakih dan Ulun Danu Batur, ISI denpasar juga berencana melakukan ngayah ke Pura dalem Giangkong Cakranegara, Mataram NTB, pada tanggal 24 April 2009 bertepatan denngan Odalan dipura setempat. ISI Denpasar akan mempersembahkan tari dan tabuh wali serta hiburan (bali-balihan). Untuk persembahan tari wali isi denpasar akan menampilakan tari rejang, baris, topeng yang nantinya akan diiringi oleh sekaa tabuh wanita isi denpasar yaitu Asti pertiwi. Sementara untuk persembahan hiburan, isi denpasar akan menampilkan pentas tari selat segara, jauk manis, satya brasta, oleg tamulilingan serta truna jaya yang diiringi oleh sekaa tabuh dari ISI denpasar. Menurut PR IV ISI Denpasar I Wayan Suweca, SSKar, M. Mus rombongan yang berangkat adalah 73 orang yang terdiri dari 22 orang mahasiswa dan sisanya dosen serta staf isi denpasar.

Selain itu bentuk pengabdian isi telah mengirimkan salah satu dosennya ke Paris-Perancis guna meningkatkan pengenalan masyarakat Perancis terhadap budaya Indonesia khususnya dalam hal gamelan Bali. ISI Denpasar diwakili oleh 2 orang yaitu I Nyoman Kariasa, SSn seorang dosen dari Jurusan karawitan dan Ida Bagus Gede Surya Peradantha seorang mahasiswa dari jurusan tari. Program ini akan berlangsung selama 6 bulan dari bulan Maret sampai Balan Agustus 2009. Sementara itu bukti mahasiswa ISI Denpasar dapat bersaing dengan mahasiswa lainnya di Indonesia adalah prestasi yang telah ditorehkan salah satu mahasiswa Prodi DKV ISI denpasar atas nama Ketut Adhi Apriana, yang mendapat juara III dalam lomba desain logo ulang tahun 60 tahun Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Begitulah ISI Denpasar Kampus yang bernafaskan seni Bali yang tidak lelah-lelahnya beraktivitas demi kelestarian Seni dan Budaya Bali.

Humas ISI Denpasar melaporkan…

DOSEN ISI DENPASAR I WAYAN  BERATHA, S.S.KAR, M.Sn MENUJU MOSKOW MENGAJAR GAMELAN BALI

DOSEN ISI DENPASAR I WAYAN BERATHA, S.S.KAR, M.Sn MENUJU MOSKOW MENGAJAR GAMELAN BALI

dsc03160-copy3Musik tradisional Indonesia, gamelan, kini telah menyebar ke seluruh dunia. Seni karawitan Bali, Jawa, dan Sunda telah menarik perhatian pegiat seni di belahan Eropa dan Amerika sejak zaman kolonial. Sekarang, selain banyak dikaji secara ilmiah, gamelan juga dipelajari aspek teknis-estetiknya pada beberapa perguruan tinggi di mancanegara. Bahkan belakangan, di beberapa negera bagian Amerika, London, Swiss, dan Tokyo misalnya telah muncul komunitas pemain gamelan. Mereka menyebut grupnya sekaa bagi yang khusus menyuntuki gamelan Bali.
Di kawasan negara-negara maju yang belum terjamah oleh penyebaran gamelan adalah belahan Eropa Timur. Namun beberapa tahun terakhir ini, sejak bubarnya Uni Sovyet, gamelan Bali khususnya mulai berdenyut di sana. Pada tahun 2004, ISI Denpasar pernah mengirim pengajar gamelan ke Hungaria. Setahun kemudian, 2005, seorang dosen ISI. Ida Bagus Nyoman Mas, SS.Kar diutus untuk mengajar gamelan di Moskow. Rusia. Tahun ini ISI kembali mengirim seorang komposernya, I Wayan Beratha, SS.Kar, M.Si, menularkan gamelan Bali di negeri pecahan Uni Sovyet tersebut.
Senin (22/12) kemarin, Wayan Beratha telah meninggalkan tanah air menuju Moskow. Menurut rencana, seniman asal Banjar Sengguan, Singapadu, Sukawati, ini akan berada di sana selama tiga bulan. Tugas yang diemban pengerawit yang baru saja datang dari mengikuti Festival Gamelan Internasional di Malaysia itu adalah atas kerja sama ISI Denpasar dengan Menbudpar dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rusia. “Keberangkatan salah satu dosen ISI untuk mengajar gamelan Bali di Moskow ini adalah salah satu realisasi dari kerja sama yang kami bangun dengan pihak-pihak lembaga pemerintah dan swasta ke berbagai belahan dunia,” ujar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA, Pejabat Rektor ISI, Sabtu (20/12) lalu.
Prof. Wayan Rai menuturkan, para dosen dan mahasiswa ISI sejatinya telah go international dalam implementasi lawatan pentas atau pameran maupun dalam bentuk belajar dan mengajar di luar negeri. Permintaan untuk mengajar gamelan, seni tari, pedalangan di luar negeri, ungkap Dr. Rai, merupakan penghargaan bagi kesenian Bali yang secara sambung menyambung dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh seniman dan akademisi ISI. “Kami yakin Wayan Beratha akan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan melalui interaksi seni, mengharumkan nama Bali dan bangsa Indonesia”.
Jagat seni adalah media komunikasi ideal nan menyejukkan. Dalam konteks pergaulan antar bangsa, kesenian Bali telah berkiprah memberikan sepenggal pencitraan positif terhadap martabat bangsa kita. Karena itu, memperkenalkan nilai-nilai keindahan yang kita banggakan kepada masyarakat dunia berdimensi signifikan bagi gambaran budaya Indonesia di mata internasional. “Melalui bahasa universal gamelan, saya berobsesi menjalin dialog dari hati ke hati dengan para peminat kesenian Bali di Moskow,“ kata Wayan Beratha kepada teman-temannya sesama dosen ISI.
Sementara dikesempatan lain pada tanggal 22 Maret 2009, ISI Denpasar kembali“manggur“ atau melaras gamelan milik Pura Besakih. Rombongan yang terdiri dari para dosen dan staf ini meneruskan komitmennya untuk turut ngayah dalam panca bali krama sesuai dengan bidang yang dikuasai. Rombongan yang berangkat yaitu I Made Kartawan, S.Sn., M.Si., Pande Gede Mustika, S.Skar., M.Si, I Gede Mawan, S.Sn., Ni Ketut Suryatini, S.S.Kar., M.Sn, Ni Komang Marheni, S.SP, dan Nik Suasti.

Humas ISI Denpasar melaporkan

“Manggur” Gamelan Gong Gede Sumbangsih ISI Denpasar di Pura Besakih

“Manggur” Gamelan Gong Gede Sumbangsih ISI Denpasar di Pura Besakih

lim_4211-kcl-copy1Denpasar– Bertepatan dengan akan diadakannya Upacara Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh yang diadakan akhir bulan Maret dan April ini di Besakih, ISI Denpasar merasa terpanggil untuk ikut memberikan sumbangsih dalam bentuk “ngayah”. Tentunya ngayah disini disesuaikan dengan kemampuan dari civitas akademika ISI Denpasar. Contohnya mahasiswa karawitan ISI Denpasar yang ikut berpartisipasi dalam persiapan upacara tersebut dengan jalan membersihkan dan “manggur” atau melaras nada gamelan gong gede yang ada di Pura Besakih. Tujuannya tentu agar pada saat upacara nanti gamelan yang merupakan salah satu instrumen upacara dapat berfungsi dengan maksimal. Para mahasiswa yang didampingi oleh Pj. Rektor ISI Denpasar, Pj. Pembantu Rektor dan para dosen, tampak antusias dan responsif mengikuti setiap program kegiatan yang diselenggarakan Jurusan Karawitan ISI Denpasar. Acara ini dibimbing oleh para dosen Karawitan pimpinan I Made Kartawan, SSn, M.Si dan Pande Gede Mustika, S.SKar, M.Si yang juga pengampu mata kuliah Organologi dan Akustika.

Kegiatan ini juga sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pengajaran kepada mahasiswa untuk dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu tentang Organologi dan Akustika. Menurut Pj. Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A, adanya kegiatan melaras gamelan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Jurusan Karawitan ISI Denpasar tidak hanya mampu dalam menabuh gamelan tapi juga mampu melaras gamelan. Kedepan tidak hanya Gamelan Gong Gede saja yang dilaras, tapi juga berencana untuk melaras Gamelan Semarpagulingan dan melaras barungan gong lainnya kepunyaan Pura Besakih. Selain itu rombongan juga melaksanakan persembahyangan bersama guna “nunas ica” agar seluruh keluarga besar ISI Denpasar diberikan keselamatan. Prof. Rai menambahkan bahwa sumbangsih yang diberikan ISI Denpasar melalui pelarasan gamelan, mungkin terlihat kecil namun menurut Prof. Rai besar kecilnya sumbangan tidak bisa dilihat dari nilai sumbangannya, namun ketulusiklasan dari civitas ISI Denpasar sesuai dengan bidangnya. Selain itu ISI Denpasar diberikan kesempatan untuk “ngayah” dalam bentuk pementasan Lelambatan Klasik Pagongan, Baris Gede, Rejang, Wayang, Topeng dan pementasan tabuh Semar Pagulingan oleh Asti Pertiwi (sekaa tabuh wanita ISI Denpasar) pada tanggal 7 April 2009.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Salah satu dosen ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menerima penghargaan Kerti Budaya oleh Pemerintah Kota Denpasar. Penghargaan tersebut diterimanya atas pengabdiannya sebagai pembina seni lukis remaja dan anak-anak kota Denpasar, serta kontinuitasnya dalam kreatifitas berkarya seni lukis. Pria yang lahir pada tanggal 25 Desember 1961 ini telah malang melintang dalam berbagai pameran baik di dalam maupun luar negeri. Tercatat beberapa negara di dunia seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, USA, Monaco, Perancis dan Australia pernah dijajalnya sebagai tempat pameran lukisannya. Pria jebolan S1 ISI Jogjakarta pada tahun 1988 dan meneruskan S2 nya juga di tempat yang sama pada tahun 2005 ini, tercatat pernah mengukir prestasi sebagai pemenang lomba lukis dan sketsa se-ISI Jogjakarta dari tahun 1982-1986. Diangkat menjadi staf dosen di Jurusan Seni Lukis STSI(sekarang ISI Denpasar) juga telah menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian 10 Tahun dari presiden RI atas pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil selama 1 dasawarsa.

Atas prestasi tersebut pria dua anak yang juga pembantu pejabat Dekan di bidang anggaran FSRD ISI Denpasar ini, bangga dan termotivasi untuk terus mentransfer ilmunya kepada seniman pemula untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka. Karena menurutnya dengan kreatifitas tinggi, maka seni akan memiliki nilai jual yang tinggi pula, sehingga kehidupan pelaku seni tersebut dapat terangkat. Pemkot Denpasar menurutnya sudah cukup serius memperhatikan para seniman, sehingga ”kejengahan” para seniman untuk berkreatifitas, berkarya dapat terus ditingkatkan sehingga kekhawatiran akan memudarnya seni budaya Bali dapat diantisipasi sedari dini. Dengan jalan memberikan wadah untuk berkompetisi dalam bidang seni budaya dengan mengadakan lomba-lomba seperti PSR (Pekan Seni Remaja) dan Porsenijar (Pekan Olahraga dan Seni Pelajar) yang diadakan tiap tahun. Lomba ini secara tidak langsung mendidik generasi muda agar mengetahui seni budayanya dan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik di bidang tersebut.

Disinggung mengenai terpilihnya ia dalam penghargaan Kerti Budaya yang digagas Pemkot Denpasar, Pria asli Denpasar ini menilai pemberian penghargaan ini sangat bagus untuk memetakan posisi seniman di kancah dunia seni Bali. Sehingga para generasi muda dapat terinspirasi dan tergugah semangatnya untuk berkontribusi pada jagat seni Bali. Diharapkan tantangan kedepan yaitu bagaimana mempertahankan prestasi yang sudah diraih ini, karena pada saat sekarang, jagat seni khususnya di Bali dihadapkan pada kenyataan yaitu pengaruh perkembangan seni plural, sehingga tugas senimanlah yang menjaga kelestarian ciri khas Bali melalui karya-karya seninya.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, M.Si sangat bangga dan gembira atas penghargaan yang telah diterima oleh koleganya ini. Karena loyalitas dan kontribusi Bendi terhadap bidang seni khususnya seni lukis di Bali baik sebagai praktisi, akademisi maupun pembina seni telah dilakoninya dari sejak pertama dia diangkat menjadi staf dosen di STSI(ISI Denpasar). Penghargaan ini juga diharapkan menjadi ransangan atau motivasi kepada dosen yang lain untuk berkarya terutama di masyarakat. Terpilihnya Bendi sebagai penerima penghargaan ini juga sebagai tolok ukur kualitas dosen ISI Denpasar yang mampu memberikan citra positif bagi lembaga. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang merupakan tugas pokok profesi(Tupoksi)-nya sebagai staf pendidik. Bendi merupakan salah satu seniman yang dinilai berhasil melahirkan seniman-seniman muda berbakat, terbukti beberapa anak didiknya telah menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai ajang lomba. Itu dikarenakan cara mendidik Bendi yang unik dan responsif, sehingga gampang dicerna oleh anak didiknya. Dimulai dari penggalian ide, bentuk dan tekniknya. Semoga menjadikan inspirasi bagi kita semua untuk memajukan Bali sesuai dengan bidang kita masing-masing.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja Memainkan “Kendang” di ISI Denpasar

Menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja Memainkan “Kendang” di ISI Denpasar

Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H. E. Him Chhem sangat antusias memainkan alat musik kendang, rebab dan suling, dalam pemaparannya tentang kesamaan kebudayaan Kamboja dan Indonesia khususnya Bali di gedung Natya Mandala, ISI Denpasar pada hari jumat(27 februari 2009). Kunjungan ini merupakan buah rangkaian dari acara penandatanganan MoU antara Indonesia dan Kamboja di bidang kebudayaan di Hotel Discovery Kartika Plaza Kuta, yang diadakan pada hari kamis kemarin (26 februari 2009). Dipilihnya Bali karena faktor kedekatan dan kemiripan, dimana Bali sebagai pusat kebudayaan. Untuk MoU tentang kebudayaan ini awalnya merupakan hasil kunjungan kenegaraan Presiden Susilo bambang Yudhoyono ke Kamboja pada tahun 2006, yang akhirnya mencetuskan kerjasama peradaban yang dikenal dengan “Trail of Civilization”. Berselang 3 bulan bertempat di Yogyakarta para menteri di kawasan ASEAN berkumpul diantaranya berasal dari: Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar, Singapura, Malaysia dan Indonesia sebagai tuan rumah. Pertemuan ini membicarakan kerjasama di bidang kebudayaan dan peradaban yang melahirkan kesepakatan “Declaration of Borobudur”. Ini deklarasi pada umumnya untuk mengembangkan, melestarikan dan memasarkan kebudayaan-kebudayaan tradisional yang berada di masing-masing negara ASEAN.

Berdasarkan pertemuan dan wacana tersebut Indonesia dan Kamboja merasa perlu membuat payung kerjasama yang kuat di bidang kebudayaan. Dikarenakan begitu banyaknya kemiripan antara kebudayaan Indonesia dan Kamboja, salah satu contohnya Indonesia memiliki candi yang terbesar yaitu candi Borobudur sedangkan Kamboja juga memiliki candi yang tak kalah besarnya yaitu Angkor Wat. Sehingga melalui kerjasama ini masing-masing negara saling mempromosikan dan mengangkat warisan yang adiluhung yaitu Borobudur dan Angkor Wat.

Dalam kunjungan ke ISI Denpasar Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H.E. Him Chhem, didampingi oleh Embassy of the Republic of Indonesia-Phom Penh, R. Eko Indoarto R, beserta staf berharap agar MoU yang sudah ditandatangani antara ISI Denpasar dengan The Royal University of Fine Arts (RUFA) tahun 2007 bisa segera diwujudkan. Beberapa agenda kerjasama yang berpeluang dilaksanakan diantaranya mengadakan study banding serta pengiriman mahasiswa untuk belajar seni. Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja berencana mengirimkan beberapa mahasiswa dari Kamboja untuk belajar Seni di ISI Denpasar.

Pejabat Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA menyambut gembira dan bangga atas kunjungan menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja ini dan mengharapkan kerjasama yang semakin erat dan terus menerus dalam bidang seni baik dalam pendidikan, tukar menukar dosen, pegawai , mahasiswa dan penelitian di bidang seni budaya. Ini juga merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan kampus ISI Denpasar sebagai “Centre of Excellence”, dengan tanpa lelah membangun jaringan atau networking sehingga visi untuk “go international” semakin dapat dicapai. Mengenai rencana kedatangan mahasiswa Kamboja untuk belajar seni di ISI Denpasar, Prof. Rai menyatakan seluruh staf dan infrastruktur sudah cukup siap untuk menampung dan kami dengan tangan terbuka akan menyambut semua orang yang ingin menimba ilmu tentang seni di ISI Denpasar baik lokal maupun internasional.

Rombongan menteri disuguhi pentas tari Selat Segara dan Satya Brasta, juga penampilan khusus tari Margapati dibawakan oleh mahasiswa Asing yang kuliah di ISI Denpasar. Menteri juga meninjau gedung Lata Mahosadhi (Pusat Dokumentasi) untuk melihat museum gamelan dan ditutup dengan membuka dan meninjau pameran tetap yang dilaksanakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain. Mr. Him Chhem sangat antusias meninjau pameran dan gedung Lata mahosadhi sambil bercerita bahwa di Kamboja hampir ribuan guru dan profesor telah dibantai dalam konflik perang saudara, jadi dia bertekad akan terus meningkatkan kerjasama dalam bidang Kebudayaan dan Seni khususnya di bidang pendidikannya, sehingga kamboja dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian/ kebudayaannya sejajar dengan negara lain di ASEAN maupun dunia pada umumnya.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...