by tik ISi | Oct 7, 2019 | Berita
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/1092930/rektor-isi-seniman-jadi-panglima-teknologi-hadapi-era-40
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.SKar., M.Hum., mengingatkan dalam penciptaan karya seni di tengah era Revolusi industri 4.0, seniman dan lulusan kampus setempat harus menjadi panglima yang mengatur teknologi, bukan malah sebaliknya teknologi yang …. Baca Selanjutnya
by tik ISi | Aug 26, 2019 | Berita
Sumber : atnews.id
Denpasar, 30/6 (Atnews) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
menampilkan lima garapan karya seni pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI.PKB XLI “Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin” dan program Gubernur Wayan Koster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana untuk menuju Bali Era Baru.
Dengan menampilkan Tari Siwanataraja sebagai maskot PKB yang diiringi ensamble Ketug Bhumi, Orcestra program studi (Prodi Musik), Tari Pendet Asti Kumara dan Oratorium Bali Padma Bhuwana pada pembukaan PKB XLI tahun 2019.
Sedangkan pendamping parade gong kebyar Wanita “Bungan Dedari” pentas mebarung dengan duta Kabupaten Gianyar 23 Juni.
“Sungguh proses produksi yang sangat butuh konsentrasi, usaha dan kerjasama serta tanggungjawab yang tinggi dalam kualitas garapan yang dinanti-nantikan masyarakat,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa M.Sn di Denpasar, Minggu (30/6).
Kelima penampilan itu melibatkan sekitar 715 orang yang terdiri dari Ketug Bhumi (250 orang), Oratorium (300 orang) Orkestra (65 orang), Pendet (20 orang) dan Bungan Dedari (85 orang).
“Keterlibatan garapan dari sebelumnya memang PKB tahun ini paling banyak terlibat, biasanya rata-rata 500 orang,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa merupaka proses pembelajaran (edukasi) yang nantinya dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam memantapkan tata kelola/managemen kesenian yang sangat berharga selanjutnya.
Sedangkan hasil yang dicapai tentu sangat relatif karena pandangan dan penilaian masyarakat tentu berbeda.
Disamping adanya apresiasi diterima ada pula audien dan penikmat seni dapat memberikan masukan obyektif sehingga dijadikan evaluasi demi peningkatan selanjutnya.
Sedangkan dosen dan mahasiswa telah “all out” berusaha membangun kreativitas sesuai tema PKB. (ART/02)