Mahasiswa Fotografi ISI Denpasar Kembali Juarai Kompetisi Foto Nasional UGM

Mahasiswa Fotografi ISI Denpasar Kembali Juarai Kompetisi Foto Nasional UGM

Kiriman Arba Wirawan.

Prestasi mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar setelah menjuarai lomba pembangunan nasional trofi presiden SBY 2010, kembali menjuarai kompetisi menulis Blog & Foto “Motivasi dan Inspirasi dalam kehidupan sehari-hari” Selasa, (22/2). Foto dengan judul “Demi Masa Depannya” karya I Made Adi Dharmawan di selenggarakan oleh Universitas Gajah Mada,Yogyakarta. Kompetisi foto ini terbuka untuk umum dan tingkat nasional. Kompetisi ini diharapkan dapat menampilkan sisi keajaiban-keajaiban kecil yang mampu menggetarkan sisi-sisi emosional kita dan membangkitkan gairah untuk maju dan berkembang dalam hidup khususnya karir yang menyita sebagian besar hidup kita.

Dewan Juri yang terdiri dari fotografer profesional, dosen hingga psikolog akhirnya menetapkan,Juara 1 di raih oleh I Made Adi Dharmawan dengan Judul Foto “Demi Masa Depannya”, Juara 2  Sandhi Irawan dengan foto berjudul “Membantu Ibu”, Juara 3 Reinhart H Sianturi dengan foto berjudul Yes You Can disusul dengan beberapa nominator terbaik. Menurut dewan juri foto yang terpilih  adalah foto yang memenuhi kriteria utama yaitu kesesuaian tema, estetika dan teknis. Untuk tema Motivasi dan Inspirasi ini cenderung semi jurnalistik, sehingga kesesuaian tema akan sangat terpengaruh oleh kekuatan moment dan Foto yang terpilih berdasarkan muatannya tentang motivasi dan inspirasi , dan mampu menggerakkan atau mempengaruhi yang melihatnya.

Pemenang dan Nominator memperoleh yang tunai dan souvenir dari panitia. “ Selamat kepada para pemenang, dan tetaplah berkarya kepada para peserta yang lain” ungkap ketua panitia.” Anda telah menerima tantangan, dan Anda sukses melewatinya dengan take action” imbuhnya

Gesticulation

Gesticulation

Kiriman Drs. I Wayan Mudra,MSn., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar.

Seorang seniman mengekpresikan ide-idenya dalam karya adalah  repleksi berbagai hal yang pernah dilihat ataupun dirasakan. Kepuasan batin, kepedihan hidup, penentangan, penggugatan dan kritik terhadap hal-hal mapan dan konvensional sering menjadi tema yang menarik untuk diungkap. Kadang terjadi visualisasi yang kental dengan pemaknaan dan kreatifitas perupaan non konvensional yang berlebihan menjadikan karya-karya tersebut sulit dipahami bagi sebagian orang. Penikmat seni sering tidak menemukan kepuasan batin secara gamlang, namun diajak untuk berpikir dan berdialog melalui ikon-ikon tanda yang disampaikan. Seniman berkreasi mencari sesuatu yang berada diluar kebiasaan yang ada dan berlaku pada suatu komunitas, salah satu model berpikir kreatif. Karena yang dipentingkan adalah ekspresi individu dan penuangan ide-ide kreatif yang dimiliki. Seperti halnya seorang seniman Putu Sutawijaya alumni ISI Yogyakarta asal Tabanan yang kini menetap di Yogyakarta, berpameran di Bendara Budaya Bali  28 Desember – 11 Januari 2011 lalu, tampil dengan karya-karya patung berbahan logam, kayu dan kawat besi. Putu mengekspresikan pengalaman hidupnya pada suatu kumunitas yang disebut banjar. Seniman yang beristrikan orang Malaysia ini, pada awal kariernya dikenal sebagai seorang pelukis dan telah berpameran di beberapa negara. Karena pencariannya yang tiada henti, ia kemudian mengembangkan media garapannya pada ruang tiga dimensi yaitu seni patung. Pengalaman hidup yang tertuang pada karya-karya patung tersebut diberi judul “Gesticulation”, berasal dari kata gesture berarti gerakan tangan. Karya-karya patung ini  menampilkan ekspresi gerak tangan, anggota tubuh lainnya untuk menyampaikan makna tertentu. Visualisasinya ada yang tunggal ada yang berkelompok mengusung pesan menyerupai karya instalasi. Karya-karya tersebut dirupakan tidak realistis, bagian muka datar, bentuk anggota badan dibuat dengan lempengan-lempengan besi bentuk persegi pada bagian-bagian tertentu dibiarkan berlubang. Lubang-lubang tersebut kemudian diisi garis-garis lurus dengan material kawat. Karya-karya Putu terlihat dibuat sangat terampil dan memperhatikan komposisi serta proporsi dari bentuk manusia. Penulis berpendapat karya-karya tersebut mampu menampilkan keindahan karena keterpaduan dari unsur-unsur pembentuknya. Herbert Read menyebutkan bahwa keindahan adalah kesatuan hubungan bentuk-bentuk. Penilaian keindahan biasanya terlepas dari pemaknaan yang ingin disampaikan senimannya. Penilaian keindahan adalah sebuah penilaian kejujuran.

Beberapa karya cukup mudah untuk dipahami, sebaliknya  beberapa karya memerlukan perhatian yang lebih untuk dapat mengerti pesan yang ingin disampaikan perupanya. Karena dari judul-judul yang disampaikan pada karya tersebut juga tidak langsung menyentuh pesan yang ingin disampaikan, contoh “Gesticultion 1, 2, dst. sehingga bagi sebagian pengunjung pameran menemui kendala dalam menterjemahkan pesannya. Putu menginginkan tubuh-tubuh itu dapat berkisah dengan sendirinya.

Menurut Kris Budiman selaku kritikus pameran tersebut menulis pada katalognya Putu Sutawijaya menyodorkan tubuh sebagai tanda-tanda untuk mempresentasikan formasi tertertu, bergerak mengisi dan memenuhi ruang, kadang memperlihatkan pola tertentu meskipun lebih sering menunjukkan kecendungan acak. Kial atau gesture (gesture) menjadi salah sebuah komponen ekspresif utama Putu. Ia menjadi semacam kosa kata, disamping postur, pose, gerak, arah dan irama. Kris menambahkan di dalam gestikulasi segenap anggota badan menjadi wahana makna (vehicle of meanings) dan instrument signifikasi. Para penari, aktor, dan pelaku-pelaku seni lainnya niscaya menyadari hal ini ketika mereka berkomunikasi dengan mengekspresikan pesan tertentu kapada audiens melalui tanda gestural. Putu Sutawijaya dengan karya-karya patung dan instalasi terbarunya ini, menawarkan kontek yang berbeda-beda. Melalui tubuh tersebut Putu berkisah tentang ketegangan dan ketaksaan (ambiguity) yang menyelubungi porses-proses sejarah, kontinyuitas, diskontinyuitas, tradisi dan perubahan, kepatuhan dan resestensi. Juga mempresentasikan pendefinisian ulang atas identitas-identitas kultural yang mapan.

Gesticulation selengkapnya

Loading...