PTN Penentu Kriteria Penerima Bidikmisi Jalur Undangan

PTN Penentu Kriteria Penerima Bidikmisi Jalur Undangan

Jakarta — Untuk menjaring penerima bantuan pendidikan Bidikmisi melalui jalur undangan, setiap perguruan tinggi negeri (PTN) memiliki kriteria masing-masing. Baik dari penilaian akademik melalui rapor, maupun penilaian latar belakang daerah, sekolah, dan alumni. “Semua tergantung perguruan tinggi negerinya mau mempertimbangkan kriteria seperti apa,” kata Sekretaris Umum Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012, Rochmat Wahab, di Gedung Kemdikbud, Sabtu (26/05).

Meski kriteria penerimaan ditentukan masing-masing PTN, kriteria miskin dan berprestasi tetap harus terpenuhi. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta ini mengimbau bagi siapa pun yang mendaftar, sangat diharapkan untuk jujur. “Kalau teridentifikasi ada kecurangan, akan digugurkan, dan bukan hanya akan diketahui di tempat mendaftar, tapi akan terbaca secara nasional,” kata Rochmat.

Kepada pihak sekolah, penanggung jawab bidang teknologi informasi dan komunikasi SNMPTN 2012, Triyogi Yuwono, mengingatkan agar tidak ikut curang dengan memanipulasi nilai siswa. Karena kalau sampai terbukti berbuat curang, maka sekolah tersebut akan mendapat sanksi masuk daftar hitam selama dua tahun. “Tidak usah dimanipulasi, kami tidak melihat nilai. Yang dilihat itu ranking,”  ujar Rektor Institut Teknologi Sepuluh November ini.

Triyogi menambahkan, akreditasi sekolah bukanlah satu-satunya penentu besar kecilnya peluang dalam penerimaan Bidikmisi jalur undangan. Sekolah yang akreditasinya bagus, malah tidak memenuhi kuota yang diberikan. “Kadang mereka diberi kuota enam, yang mendaftar ulang hanya satu,” tuturnya.  Dia berharap sekolah-sekolah lain yang tidak memiliki akreditasi bagus untuk lebih memfasilitasi siswanya mendaftar Bidikmisi.

Sumber: Kemdikbud

Kunjungan Universitas dari Thailand dan Cina

Kunjungan Universitas dari Thailand dan Cina

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Dosen PS. Desain Interior.

Tepat pada hari kamis (24/5), kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menerima kunjungan delegasi dari Songkhla Rajabhat University Thailand yang berjumlah 47 orang, serta Hebei Normal University China yang berjumlah 7 orang yang turut didampingi oleh perwakilan dari Universitas Maranatha Bandung. Kedua delegasi yang datang bersamaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui tentang sistem pendidikan dan pengalaman kelas internasional yang diterapkan oleh ISI Denpasar.

Delegasi diterima oleh Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya di Gedung Green Room ISI Denpasar, dalam kesempatan ramah tamah ini, masing-masing delegasi memperkenalkan anggota yang turut serta dalam kunjungan ini. Tak berselang lama delegasi diajak menuju Gedung Latta Mahosadi yang telah disiapkan sebagai tempat untuk presentasi oleh Rektor ISI Denpasar. Presiden Songkla Rajabhat University Pairote Duangwiset PhD mengungkapkan bahwa ini kesempatan yang sangat baik, dimana nanti malam akan diadakan penandatanganan perpanjangan MoU antara ISI Denpasar dengan Songkla Rajabhat University yang dahulu pernah di tandatangani pada tahun 2007.“Kunjungan dua universitas secara bersamaan dari dua Negara yang berbeda ke kampus ini sangat luar biasa, kami harap hubungan ini dapat dibina terus dengan baik” ungkap Prof Rai.

Dekan Academy of fine art and design Hebei Normal University China Prof. Jiang Shigno, dalam kesempatan ini mengungkapkan kegembiraannya dalam mengunjungi kampus ISI Denpasar. Dalam kesempatan ini rombongan dari China beserta beberapa orang dari Universitas Maranatha akan mengadakan workshop Chinnese Painting bagi mahasiswa Seni Lukis.

Usai mengunjungi Latta Mahosadi, rombongan bertolak menuju gedung candrametu untuk menikmati tari sambutan Selat Segara dan tari Satya Brasta yang diiringi oleh penabuh dari mahasiswa ISI Denpasar. selanjutnya rombongan menuju lukisan mural mudra dan ke gedung pameran FSRD gedung Kriya Hasta Mandala, di tempat ini mereka menikmati pameran yang disajikan.

Usai mengadakan mengelilingi kampus ISI Denpasar, rombongan dari Hebei Normal University China bertolak menuju gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain untuk mengadakan workshop yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa. Workshop dimulai dengan memberikan penjelasan mengenai sejarah Chinnese Painting, dengan ditemani penerjemah dari Universitas Maranatha materi yang disampaikan mendapatkan respons yang positif dari peserta workshop.

Pementasan Cultural Night

Pementasan Cultural Night

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Dosen PS. Desain Interior.

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar turut serta memeriahkan acara Cultural Night dalam rangkaian acara Gathering Pustakawan SeAsia Pasifik pada hari Rabu (30/5) bertempat di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center. Adapun tim dari ISI Denpasar dipimpin oleh Pembantu Rektor IV bidang kerjasama, Bapak I Wayan Suweca, SSKar., M.Mus, menuturkan bahwa dalam acara malam ini ISI Denpasar dipercaya untuk mengisi acara kesenian berupa tarian Nusantara yang menunjukkan mengenai keberagaman kesenian dari seluruh wilayah Indonesia kepada undangan yang turut serta dalam kegiatan ini.

Kegiatan cultural night yang terdiri dari rangkaian acara gala dinner serta menyaksikan pertunjukkan. Pertunjukkan dimulai sekitar pukul 8 malam, usai undangan memasuki tempat pertunjukkan, penonton disuguhkan terlebih dahulu tarian Pendet, kemudian pertunjukkan singkat acara budaya dari masing-masing Negara, selanjutnya adalah acara puncak dengan pementasan tari Nusantara oleh ISI Denpasar.

Tari Nusantara merupakan tarian yang melibatkan banyak mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan beserta dosennya untuk menyuguhkan tari-tarian yang berasal dari seluruh Indonesia, adapun tari-tarian yang dibawakan dalam kesempatan ini adalah tari Selat Segara, kemudian tari Saman dari Aceh yang dibawakan oleh penari wanita, tari Giring-Giring Mandau yang berasal dari Kalimantan, tarian Blantek yang merupakan tarian tradisional dari daerah Betawi, selanjutnya tari Satya Brasta yakni tari Bali yang kisahnya diambil dari epic Mahabarata dan Ramayana, kemudian tari Pakarena dari Sulawesi Utara yang terlihat indah dengan menggunakan kipas bulu, dilanjutkan dengan tari Buru dari daerah Papua yang dibawakan oleh penari pria yang tubuhnya dihiasi oleh tato buatan, kemudian ditutup dengan Garuda dan Merah Putih yang melambangkan Bhineka Tunggal Ika. Delapan tarian yang dibawakan nonstop atau tanpa jeda ini turut diiringi penabuh yang piawai dalam membawakan gamelan sesuai dengan jenis tarian yang dibawakan.

Penonton yang memenuhi panggung Ardha Candra memberikan tepuk tangan riuh pada setiap tarian yang dibawakan, penonton terhibur dan dalam kesempatan yang sama juga menambah wawasan mengenai pengetahuan jenis kesenian yang dimiliki oleh Indonesia. Usai pertunjukkan tari selanjutnya adalah foto bersama dengan seluruh penari di area panggung sebagai acara penutup dari keseluruhan acara cultural night.

Piodalan Kampus ISI Denpasar

Piodalan Kampus ISI Denpasar

Kiriman Nyoman Pebriyani, Dosen PS. Desain Interior.

Hari Sabtu (26/5) bertepatan dengan tumpek wayang, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengadakan perayaan piodalan yang dimeriahkan dengan tari-tarian dan balih-balihan. Pada piodalan kali ini ada sesuatu yang berbeda, karena betepatan dengan upacara melaspas periyangan Siwa Nataraja, beberapa tapel telek, Gelungan Pererai Ratu Gede dan Ratu Ayu. Rangkaian kegiatan telah dimulai dari satu hari sebelumnya, yakni pada hari Jumat, rombongan dari ISI Denpasar mendak tapel ke Singapadu Gianyar.

Kegiatan perayaan piodalah pada hari sabut dimulai lebih awal dari jadwal biasanya, yakni dimulai pada pukul 14.00 WIB dimulai dengan rangkaian acara mecaru kmudian dilanjutkan dengan acara muput Ida Pedanda memimpin acara pemlaspas Periyangan Siwa Nataraja, kemudian tari-tarian. Tari pertama yang disuguhkan di jaba Pura adalah tari Rejang Dewa yang dibawakan oleh beberapa mahasiswa asing, dimana mereka tampil memukau dengan kemampuan menari yang tak kalah dengan mahasiswa lokal. Penabuh berasal dari mahasiswa dan dosen Fakultas Seni Pertunjukan.

Usai tarian sakral kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan, seluruh pemedek secara teratur duduk di jaba pura untuk memuspa. Mahasiswa, dosen, serta pegawai di lingkungan ISI Denpasar membaur bersama dalam acara persembahyangan yang dipimpin oleh Ida Pedanda. Usai persembahyangan, selanjutnya dilanjutkan dengan acara tarian telek dengan menggunakan tapel yang baru saja diplaspas, kemudian tarian jauk manis, dan tari Barong dan Rangda yang merupakan sasuwunan ring Pura Ardha Nara Swari.

Rangkaian kegiatan berlanjut hingga hari minggu (27/5) yang merupkan acara terakhir dari piodalan di kampus ISI Denpasar. Kegiatan yang berlangsung pada hari terakhir ini tidak berbeda jauh dengan hari sebelumnya, yakni terangkai dalam acara persembahyangan serta pementasan tari-tarian. Dalam kegiatan ini turut mengundang seluruh mahasiswa, dosen, dan staf ISI Denpasar, maupun khalayak umum untuk menyaksikan balih-balihan berupa tari pendet dari mahasiswa asing, kemudian dilanjutkan dengan tari Wiranjaya, Tari Garuda Wisnu, Tari Selat Segara, dan Bondres. Pengunjung dibuat terhibur menyaksikan sajian tari-tarian terutama bondres yang mengusung cerita-cerita dalam kehidupan sehari-hari yang disampaikan dengan penuh gurauan. Demikianlah kegiatan rangkaian piodalan ISI Denpasar.

Loading...