Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menghadirkan Pangdam IX/Udayana pada PKKMB 2017

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menghadirkan Pangdam IX/Udayana pada PKKMB 2017

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menghadirkan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin  Simanjuntak dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) ISI Denpasar di kampus setempat, Rabu.

Dalam arahan bertajuk “Kepemimpinan Pancasila dan Kebhinnekaan yang Menyatukan Bangsa Indonesia” itu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin  Simanjuntak mengatakan Pancasila itu penting bagi mahasiswa untuk menatap masa depan bangsa.

“Itu sesuai juga dengan visi ISI Denpasar menjadi pusat unggulan Budaya berbasis kearifan lokal berwawasan Universal,” kata Pangdam Udayana di depan mahasiswa peserta PKKMB sebanyak 485 peserta dari dua falkutas terdiri dari 12 prodi (program studi).

Menurut Pangdam Udayana Komarudin Simanjuntak, pengertian kepimpinan bela negara adalah kepemimpinan sesuai dengan nilai nilai luhur Bangsa Indonesia yang bersifat Nasional.

Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Arya Sugiartha menjelaskan pelaksanaan PKKMB ini melibatkan Kodam Udayana untuk lebih terarah tanpa ada perpeloncoan terhadap mahasiswa baru

Kegiatan yang diawali dengan lagu kemeriahan berjudul Jayalah Indonesia ciptaan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) disambut dengan keceriaan para peserta PKKMB.

PKKBM di ISI Denpasar Ditambah Materi Bela Negara, Lonjakan Mahasiswa Baru Lebih dari 100 Persen

PKKBM di ISI Denpasar Ditambah Materi Bela Negara, Lonjakan Mahasiswa Baru Lebih dari 100 Persen

Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKBM) di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dimulai Senin (14/8) kemarin. Tahun ini kegiatan PKKBM lebih padat, karena ditambah materi wawasan kebangsaan dan bela negara, yang merupakan implementasi dari MoU antara Menteri Pertahanan RI dengan Kemenristekdikti. Demikian dikatakan Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar Drs. I Gusti Bagus Priatmaka, MM., di sela kegiatan.

Tahun ajaran 2017/2018 ini, kata dia, lonjakan mahasiswa baru di ISI Denpasar meningkat tajam, bahkan lebih dari 100 persen dibanding seleksi mahasiswa baru tahun sebelumnya. Ia menjelaskan, lonjakan tersebut akibat dari penerapan pola seleksi penerimaan mahasiswa secara nasional. “Peningkatannya di dua sisi, baik dari jumlah pendaftar maupun daerah asalnya. Hampir seluruh provinsi ada yang mendaftar, kalau dulu 80 persen didominasi calon mahasiswa asal Bali saja,” katanya. 

Lebih lanjut, Bagus Priatmaka membeberkan, jumlah pendaftar keseluruhan menyentuh angka 1.292 orang, yang terdiri dari pendaftar SBMPTN sebanyak 538 orang (jalur reguler 454 dan Bidikmisi 131) yang dinyatakan lulus 81, namun yang mendaftar kembali sebanyak 51 orang.  Sedangkan dari jalur mandiri sebanyak 754 orang (jalur reguler 610 dan Bidikmisi 144 orang). Sedangkan jumlah mahasiswa baru yang mendaftar kembali sebanyak 458 (jalur reguler 485 dan Bidikmisi 50 mahasiswa). “Tahun ini kami dapat kuota Bidikmisi 50 mahasiswa baru yang diseleksi lewat SBMPT dan jalur mandiri. Semuanya sudah terisi,” bebernya.

Sebelum memulai PKKBM, dirinya juga megaskan, bahwa seleksi penerimaan mahasiswa baru di ISI Denpasar berlangsung secara adil, tanpa membedakan suku, ras, agama dan kedudukan sosial. Akuntabel, yakni dilaksanakan sesuai prosedur dan kriteria yang jelas, serta transparan, yang menyangkut keterbukaan informasi. “Hasil pelaksanaan dapat diakses oleh semua pihak dengan mudah,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum., mengaku mengapresiasi seleksi penerimaan mahasiswa baru yang sangat lancar sesuai harapan bersama. Demikian pula terhadap pelaksanaan PKKBM yang materinya diperkaya dengan wawasan kebangsaan, Pancasila, Kebhinekkaan, NKRI dan materi bela negara. “Ini soal pembentukan karakter gengerasi muda, jadi sifatnya harus diutamakan, apalagi dewasa ini terjadi degradasi ideology Pancasila,” terangnya.

Arya mengajak seluruh mahasiswa baru di ISI Denpasar, tidak melulu mempelajari tentang seni, namun mengedepankan karakter yang baik. Untuk mencegah pengaruh narkoba, ISI Denpasar juga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Kepolisian, serta TNI. “Mahasiswa ISI tidak melulu belajar seni. Saat ini kita godok mental mahasiswa baru tentang interaksi dan nasionalisme. Malah pelajaran seni tidak kita kenalkan saat PKKBM,” ujar Arya.

Seni Pertunjukan Gambuh Kajian Makna Dan Nilai Budaya 2

Kiriman : Wardizal (Dosen Karawitan ISI Denpasar)

Abstrak

Gambuh, merupakan salah satu bentuk kesenian kasik, berunsurkan total teater dan dianggap sumber drama tari Bali. Kesenian gambuh telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosio kulural masyarakat Bali dari dahulu sampau sekarang.  Catatan sejarah menunjukkan, seni pegambuhan telah ikut mewarnai perkembangan beberapa bentuk kesenian lain di Bali. Sebagai sebuah karya seni, gambuh selain dijadikan obyek penikmatan estetis dan ritual, juga telah banyak dijadikan obyek studi. Gambuh, merupakan “tambang emas” yang tiada habisnya untuk digali dan dikaji dalam berbagai persfektif. Tulisan ini mencoba untuk menelusuri dan mendalami tentang makna dan nilai budaya dalam seni pertunjukan gambuh. Teori makna yang dikemukakan Peter L. Breger dijadikan acuan untuk melihat makna gambuh dalam kehidupan sosio kultural Masyarakat. Menurut Breger, Manusia memberi makna kepada benda-benda, membubuhkan nilai pada benda-benda  itu, dan menciptakan tata susunan pengertian yang luas (bahasa, sistem lambang, lembaga) yang merupakan pedoman mutlak diperlukan dalam hidupnya. Breger membedakan makna ini atas dua kategori, yaitu makna dalam masyarakat tradisional (belum modern), dan makna dalam masyarakat modern. Dalam masyarakat yang belum modern, kebanyakan makna itu terberikan kepada manusia oleh tradisi, yang jarang atau tak pernah dipertanyakan. Dalam masyarakat modern, sebagian besar dari keseluruhan makna itu “dipilih” orang secara pribadi. Berkaiatan dengan persoalan makna tersebut, gambuh mempunyai beberapa makna dalam kehidupan sosio-kultural masyarakat. Makna tersebut diantaranya adalah (1) makna keseimbangan, (2) makna simbolik dan (3) makna prestise dan kebanggaan lokal. Pemaknaan terhadap suatu unsur kebudayaan, terkait erat dengan sisitem nilai budaya. Sistem nilai budaya pada hakekatnya terdiri dari konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai beharga dan penting warga suatu masyarakat, sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman orientasi pada kehidupan para warga masyarakat bersangkutan. Megacu kepada Konsep nilai budaya universal yang dikemukakan oleh Spranger, terdapat 6 (enam) nilai budaya universal yang terkandung dalam seni pertunjukan gambuh. Nilai-nilai budaya tersebut adalah (1) nilai religius, (2) nilai estetis, (3) nilai solidaritas, (4) nilai ilmu pengetahuan,  (5) nilai kekuasaan.

Kata Kunci: Seni Pertunjukan, Gambuh, Makna, Nilai Budaya

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...