Tingkatkan Mutu Pembelajaran, FSP ISI Denpasar Laksanakan Studi Banding

Tingkatkan Mutu Pembelajaran, FSP ISI Denpasar Laksanakan Studi Banding

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan mutu pembelajaran, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (FSP ISI) Denpasar menggelar studi banding ke ISI Yogyakarta dan Surakarta, Rabu (3/10) s.d. Jumat (5/10) lalu. Studi Banding dipimpin langsung Dekan FSP ISI Denpasar, Dr. I Komang Sudirga, S.Sn.,M.Hum.

“Studi banding ini dilaksanakan sebagai sarana bertukar informasi merespon berbagai kebijakan pusat yang terus berubah demi kemajuan bersama. Kami juga saling berbagi (sharing) tentang berbagai hal, seperti menyangkut isu-isu terkini dan juga wacana Revolusi Industri 4.0 yang sedang hangat diwacanakan terutama pengintegrasiannya ke dalam kurikulum berbasis pendidikan tinggi (KPT),” kata Sudirga sebagaimana disampaikan Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE., MM, di Denpasar, Kamis (11/10) di ISI Denpasar.

Pada hari pertama delegasi FSP ISI Denpasar menyambangi FSP ISI Yogyakarta. Di sana, kedua pihak melaksanakan pertemuan yang membahas kerjasama antar kedua institusi. Pertemuan digelar di Ruang Kuliah Umum Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta. Hadir pada pertemuan tersebut adalah Wakil Rektor I ISI Yogyakarta, Prof Dr. I Wayan Dana, M.Hum; Dekan FSP ISI Yogyakarta Prof. Dr. Hj. Yudyariani, MA; Wakil Dekan I  Dr. Bambing Pujasworo, M.Hum, Wakil Dekan II Suryanto Wijaya,S.Mus., M.Mum., Wakil Dekan III Dr. Citra Wiguna, SSn.MSn, dan pejabat lainnya.

Menurut Prof. Dr. I Wayan Dana, M.Hum, ISI Denpasar yang telah meraih akreditasi A untuk institusi, dan 80 persen A untuk program studi patut untuk dijadikan sebagaipartner dan kompetitor yang dapat memacu spirit peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu akademik  serta pengabdian kepada masyarakat.

Ia menghimbau kepada seluruh pimpinan FSP agar memberikan informasi seluas-luasnya terkait dengan sharing informasi dalam diskusi sebaliknya menimba informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan keunggulan-keunggulan yang ada di ISI Denpasar. Selanjutnya, ia pun menjelaskan sejumlah capaian dan keunggulan yang telah diraih institusianya, yang sekiranya dapat dibandingkan dengan ISI Denpasar, seperti keunggulan sumber daya Jurusan Seni Musik yang telah go internasional, memiliki fasilitas Perpustakaan Seni Musik sangat memadai, dan masih banyak  lagi.

Pada hari kedua, tim studi banding FSP ISI Denpasar melanjutkan kunjungan ke FSP ISI Surakarta. Di sana rombongan FSP ISI Denpasar disambut langsung oleh Wakil Rektor I, Dr. I Nyoman Sukerna, SS. Kar., M.Hum, Dekan FSP ISI Surakarta Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Hum., dan Wakil Dekan I FSP ISI Surakarta, Dr. Aton Rustandi Mulyana, SSn., M.Sn. Di sana mereka melihat proses belajar mengajar yang tengah berlangsung di lingkungan FSP ISI Surakarta.

Dalam sambutanya, Wakil Rektor I ISI Surakarta Dr. I Nyoman Sukerna, SSKar., M.Hum menekankan pentingnya keberlanjutan atas berbagai program yang telah direncanakan. Sukerna juga menyinggung tentang akreditasi institusi, dimana ISI Denpasar sudah mendapat nilai A dan ISI Surakarta masih B. Dinyatakan ISI Surakarta dalam waktu dekat juga akan mengusulkan Re-akreditasi Institusi.

Selanjutnya, masing-masing Ketua Prodi FSP ISI Denpasar disebar sesuai bidangnya untuk berkomunikasi langsung pada kaprodi dan jajarannya FSP ISI Denpasar. Rombongan FSP ISI Denpasar  secara langsung melihat suasana  pembelajaran di Jurusan Seni Pedalangan, Jurusan Tari, Jurusan Teater, Jurusan Karawitan, Jurusan 

Polarisasi Keberagaman Produk Seni Rupa dan Desain di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Provinsi Bali

Kiriman : I Gusti Ngurah Ardana, dkk (Dosen ISI Denpasar)

Abstrak

Tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi produk seni rupa dan desain, yang merupakan hasil kegiatan berkesenian masyarakat di sembilan Desa di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. Minat dan bakat masyarakat menghasilkan produk seni rupa dan desain, dapat berkembang secara alami karena kehidupan masyarakat di Bali dipengaruhi oleh agama serta adat atau tradisi yang harus dilengkapi dengan produk seni rupa dan desain. Agar diperoleh data yang akurat sebagai pedoman penyusunan simpulan, maka penelitian ini dilakukan memakai rancangan survey ke seluruh desa tersebut. Data dikumpulkan memakai metode wawancara, observasi, dokumentasi dan proses analisisnya menggunakan metode deskriptif naratif yang didukung sejumlah pustaka yang relevan. Hasil penelitian ini menggambarkan, polarisasi keberagaman produk seni rupa dan desain yang berkembang dipengaruhi oleh tiga faktor yang terdiri atas: 1) faktor relegi; 2) faktor sosial ekonomi; dan 3) faktor individu. Dampak dari polarisasi keberagaman produk seni rupa dan desain di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli yang bersumber dari ketiga faktor tersebut, justru saling mendukung kreativitas masyarakat untuk memproduksi berbagai jenis produk seni rupa dan desain yang tidak hanya terikat pada satu faktor kebutuhan saja.

Kata kunci: polarisasi,keberagaman,seni rupa, desain dan kreativitas.

Selengkapnya dapat unduh disini

Salah Kaprah Penggunaan Bahasa Indonesia Di Ranah Publik (Bagian I)

Kiriman :  I Nyoman Payuyasa ( Dosen FTV ISI Denpasar )
Abstrak

Kegiatan berbahasa merupakan kegiatan yang berada dalam alam sadar kita. Pada saat bertutur menggunakan bahasa, maka kita secara sadar menggunakan bahasa yang kita pilih. Seseorang seharusnya dapat belajar berbahasa dan membedakan penggunanan bahasa yang baik atau sebaliknya bahasa yang tidak baik. Bahasa mencerminkan logika berpikir seseorang. Begitu kalimat bijak yang sering dikumandangkan terkait hubungan yang sangat erat antara penggunaan bahasa dengan logika berpikir seseorang. Melalui cerminan bahasanya, dapat ditebak dengan mudah bagaimana alur berpikir seseorang, sehingga perlu ketelitian dalam penggunaan bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Terutama ketika berbicara di ranah publik, terdapat kesalahan yang menimbulkan salah kaprah atau salah pengertian sehingga maksud dan tujuan komunikasi tidak berjalan dengan maksimal. Misalnya, penggunaan kata seronok yang sering diartikan tidak pantas, padahal dalam KBBI kata tersebut artinya santun, sopan, pantas. Banyak sekali salah kaprah penggunaan bahasa Indonesia baik dalam tataran kata maupun kalimat yang seolah “dimaklumi”.

Kata Kunci : Salah kaprah, Bahasa Indonesia

Selengkapnya dapat unduh disini

Kebebasan Dan Kebudayaan, (Batas-Batas)Toleransi, Akomodasi, Dan Asimilasi

Kiriman : I Wayan Kondra (Dosen FSRD ISI Denpasar)

Abstrak

Secara konseptual kebebasan dan kebudayaan, (batas-batas) toleransi, akomodasi dan asimilasi menghendaki manusia hidup secara tidak terbatas.Caren Bagus (dalam Ali Usman,2006 : 5), menyatakan bahwa kebebasan dapat dipahami sebagai keadaan yang tidak dapat dipaksa atau ditentukan oleh sesuatu dari luar. Kebebasan dan kebudayaan muncul ketika era reformasi bergulir di Indonesia pada tahun 1998, di mana manusia Indonesia merasakan kebebasan berpikir, berpendapat, berpolitik, kebebasan berbudaya dan berdemokrasi.
Konsep kebebasan dan kebudayaan seharusnyas kita menganut budaya multikulturalisme menurut Chris Barker (2008 : 379 ) menyatakan bahwa, setiap suku bangsa diyakini status setara, memiliki hak untuk menjaga warisan budaya mereka dengan tujuan untuk merayakan perbedaan mereka. Dibatasi dalam kesadaran toleransi dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, sehingga budaya diakomodasi, sehingga terjadi asimilasi, yang pada akhirnya kesadaran multikultur, dalam berbangsa.

Keyword: Kebebasan Kebudayaan, toleransi, akomodasi dan asimilasi.

Selengkapnya dapat unduh disini

Tari Sisya Ngelukun: Permata Tarian Identitas Desa Batuan-Gianyar

Kiriman : I Wayan Budiarsa ( Dosen Prodi Tari, FSP ISI Denpasar )

Abstrak

Keberadaan tari sisya ngelukun di bali sangat beragam bentuknya, mulai dapat dijumpai di Desa Batuan, Singapadu, Batubulan (Gianyar), Desa Sumertha (Denpasar), dan ditempat lainnya. Ditarikan oleh kaum perempuan yang berjumlah 6 sampai 10 orang, bahkan bisa lebih. Ibarat permata yang memikat banyak orang, tarian ini sangat penting dalam pertunjukan dramatari calonarang, karena di samping sebagai tarian pembuka sebagai daya tarik perhatian penonton. Dalam struktur pertunjukan calonarang, tari sisya ngelukun berperan sebagai murid-muridnya raja Dirah (Walu Natha Dirah/ Matah Gede) yakni; Rarung, Lenda, Lendi, Gandi, Guwak Sirsa, Mahesa Wedana, dan Jaran Guyang. Pola gerak, pola lantai, tata busana dari masing-masing daerah di Bali memiliki gaya tersendiri sesuai dengan perkembangan di tengah masyarakatnya. Tidak terkecuali di Desa Batuan Gianyar tari sisya ngelukun memiliki gaya tersendiri, baik dari segi agem, pola gerak, pola lantai, serta tata rias yang dikenakan. Tarian ini merupakan transformasi dari tokoh Kakan-kakan dalam drama tari gambuh gaya Desa Batuan Gianyar yang diiringi oleh seperangkat gamelan semara pagulingan, gong kebyar, ataupun jenis gamelan lainnya.

Kata Kunci: Sisya Ngelukun, Permata, Gaya Batuan-Gianyar.

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...