Critique of Multicultural Perspectives

Kiriman : Nyoman Dewi Pebryani (Dosen FSRD ISI Denpasar)

Introduction

Bryan Fay published a book titled “Contemporary Philosophy of Social Science: A Multicultural Approach,” in 1996. His mainly argue, “a dualistic ways of thinking [which] predominates […] the philosophy of social science.” (Pg. 223). Fay developed a new way to approach the philosophy of social science called multiculturalism. There is a growing development of social science in a multicultural approach, and Fay’s premises contributed to the Multicultural Philosophy of Social Science. This essay will elaborate Fay’s dialectical view and how multicultural approach should find a synergy and understanding, moreover, it also explains the incomplete statement of Fay by describing example and the writer own experience.

Selengkapnya dapat unduh disini

PERAN DESAIN BIOKLIMATIK DALAM MASA PANDEMI COVID-19

Kiriman : I Putu Udiyana Wasista (Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak
Sepanjang pandemi Covid-19, kegiatan dalam ruangan meningkat. Namun, keadaan ruangan yang lembap dan tidak mempunyai sirkulasi udara yang baik malah memudahkan penyebaran virus Covid-19. Belum lagi dengan merosotnya perekonomian di penjuru dunia, mengakibatkan pentingnya efisiensi dan efektifitas pemakaian energi dengan bahan bakar fosil untuk menekan biaya hidup sehari-hari. Tulisan ini mengulas peran desain bioklimatik dalam hubungan dengan pencegahan penyebaran virus Covid-19. Metode riset literatur digunakan untuk membuat rangka jawaban atas isu di atas. Hasilnya, dengan mengaplikasikan strategi pengaturan termal dalam desain bioklimatik, ruang yang terbentuk lebih sehat dan sanggup membantu mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kata kunci : desain, bioklimatik, Covid-19

Selengkapnya dapat unduh disini

Epos Panji Sebagai Sumber Lakon Seni Pertunjukan Bali

Kiriman : I Wayan Budiarsa (Program Pascasarjana Program Studi Seni, Program Doktor ISI Denpasar)

Abstrak
Lakon Panji sebagai warisan karya sastra Nusantara merupakan kebanggan bangsa Indonesia. Penuturannya mengalir melalui tradisi lisan (cerita-cerita, dongeng), melalui seni pertunjukan kesenian rakyat maupun kesenian keraton, melalui seni tari, drama, wayang, maupun bentuk lainnya. Kemunculan cerita Panji diperkirakan pada abad ke-11, hingga mencapai puncak keemasannya saat zaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Di Bali, lakon tersebut disadur ke beberapa bentuk seni pertunjukan di antaranya tari tradisi, dramatari gambuh, wayang gambuh, tembang (malat), drama gong, tari kreasi, legong kraton, dan lain sebagainya. Sejalan dengan perkembangan zaman, epos Panji mampu bersanding dengan epos-epos lainnya di tengah kehidupan masyarakat Nusantara.

Kata kunci: epos panji, sumber, lakon, tarian Bali

Selengkapnya dapat unduh disini

CRITIQUE OF METHOD IN SOCIAL SCIENCE

Kiriman : NYOMAN DEWI PEBRYANI (Dosen FSRD ISI Denpasar)

 

Introduction

Science as a knowledge has two main parts, those are social science and natural science. Natural science has precise measurement of an object while social science as a science of person or group or collective behavior is uneasy to measure, thus it made many outsiders felt doubt in social scientism. Sayer through the book of ‘Method in Social Science’ attempts to reveal hesitation from outsiders by showing some reflection in social science knowledge, since these two main sciences has interdependencies within each other. In this paper, author will examine the content of the book concerning method in social science.

Selengkapnya dapat unduh disini

Komik Mahabharata Karya Gun Gun dan Identitas Bali

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Tulisan ini dibuat untuk membaca tanda visual dan tanda verbal yang terdapat pada komik Mahabharata karya Gun Gun. Pembacaan terhadap tanda tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan teks visual dan teks verbal komik sebagai identitas budaya Bali. Dari sejumlah 18 buku komik yang diobservasi, komik Gun Gun dalam cerita Aswamedha Parwa dipilih dalam pembahasan ini karena pada Parwa ini bercerita tentang kehidupan setelah perang Bharatayudha yang sarat akan makna yadnya dan kesucian jagat. Dalam komik termuat identitas Bali. Komik karya Gun Gun terungkap bahwa ada persoalan politik identitas budaya Bali dihadirkan. Komik adalah media komunikasi yang populer, tetapi yang paling sedikit diperbincangkan sebagai suatu gejala kebudayaan. Komik Mahabharata karya Gun Gun pada tampilan visual dan cara tokoh berbicara dalam balon kata menunjukkan adanya politik identitas. Identitas mendapatkan sebuah perumusan sebagai suatu produksi, bukan esensi yang tetap dan menetap. Dengan begitu identitas selalu berproses, selalu membentuk, di dalam sebagai representasi. Ini juga berarti bahwa otoritas dalam keaslian identitas dalam konsep “identitas kultural”, identitas merupakan konstruksi. Identitas hanya bisa ditandai dengan perbedaan, sebagai suatu bentuk representasi dalam sistem simbolik maupun sosial untuk melihat dirinya sendiri. Tampilan secara visual simbolik, komik Mahabharata karya Gun Gun menghadirkan arsitektur yang menunjukan representasi bangunan Bali. Dialog-dialog dengan bahasa Indonesia juga diisi dengan selipan-selipan bahasa Bali.

Kata Kunci: komik Mahabharata, identitas budaya Bali, kajian budaya

Selengkapnya dapat unduh disini

Implementasi Pendidikan dalam Kesenian Ulu Ambek di Pariaman

Kiriman : Yulinis (Prodi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar)

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah melihat implementasi pendidikan dalam kesenian Ulu Ambek di Pariaman. Upaya mengamati tari Ulu Ambek di Pariaman tidak hanya terbatas pada mengamati wujud sebuah bentuk aktivitas masyarakatnya dengan persoalan-persoalannya, tetapi juga pada hakikat yang terkandung dalam seni tersebut. Jika dikaitkan dengan pendidikan, seni berfungsi menemukan dan mengungkapkan makna keindahan semesta karena seni adalah sesuatu yang memberikan pembelajaran. Perjalanan tari Ulu Ambek tidak terlepas dari perilaku tradisional masyarakat Pariaman. Secara nyata diperlihatkan bahwa perkembangan sebuah grup kesenian modern tidak sama dengan perkembangan grup kesenian tradisi tari Ulu Ambek ataupun keseniankesenian tradisi lainnya. Maka perkembangan itu memiliki kaitan yang erat dengan dunia pendidikan. Hasil analisis menunjukan bahwa implementasi pendidikan dalam kesenian Ulu Ambek di Pariaman sangat berkaitan dengan pendidikan manusia Pariaman di rumah gadang, surau, lapau, dan balai adat. Keempat wilayah ini menjadi sentral dalam mendidik generasi. Dalam kesenian Ulu Ambek tergambar bahwa anak lakilaki memiliki tanggung jawab yang besar dalam empat wilayah kehidupan di atas. Mereka harus bertanggungjawab dalam kehidupan di rumah gadang, kehidupan di surau, kehidupan di lapau, dan kehidupan di balai adat. Keempat wilayah ini merupakan wilayah yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat.

Kata kunci : kesenian, pendidikan, implementasi, Pariaman, ulu ambek

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...