Kolaborasi Pameran Fotografi Internasional

Kolaborasi Pameran Fotografi Internasional

Catatan Bali Padma Bhuwana III

Foto: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana (2 dari kanan) dalam pameran Bali-Bhuwana Rupa di Nata-Citta Art Space (N-CAS), Sabtu (14/10).

Hal spesial dalam perhelatan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana III 2023, ISI Denpasar berkolaborasi dengan Arts & Culture Korea dan Indonesia Cultural Center Seoul menggelar pameran fotografi internasional (Bali-Bhuwana Rupa) di Nata-Citta Art Space (N-CAS). Berpartisipasi dalam pameran internasional tersebut, yaitu fotografer dari Korea Selatan, Belanda, Perancis, dan Indonesia. Secara keseluruhan karya foto yang ditampilkan menerjemahkan tajuk “Wara-Samasta-Waruna” (Puja Samudra, Mulia Semesta) dengan capaian citra fotografi digital yang mengesankan.

“Sejumlah karya menghamparkan keheningan mendalam; mengundang renungan. Sebagian lain justru menyampaikan hal sebaliknya; kesan keseharian yang menggugah pandang. Secara keseluruhan karya lintas bangsa tersebut berupaya mengungkapkan sekaligus mempertanyakan apa itu Realitas atau Kenyataan seturut era yang serba digital ini,” tulis Prof Kun Adnyana dan Warih Wisatana selaku kurator pameran.

Foto: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana dalam pameran Bali-Bhuwana Rupa di Nata-Citta Art Space (N-CAS), Sabtu (14/10).

Pameran fotografi internasional ini diikuti 31 fotografer, yaitu: 14 dari Korea Selatan, 15 Indonesia, serta seorang dari Belanda dan Prancis. Visual fotografi yang ditampilkan sangat artistik, didukung teknik cetak digital yang canggih, bahkan karya bersubjek rumah adat Korea dicetak berukuran panjang 25 meter tanpa putus. Simak foto-foto karya Kim Shim Hoon, rangkaian seri Korean Pavilion, di mana bangunan suci (sacred space) membayangi imajinasi kita justru karena komposisinya yang membentangkan jarak pandang di kejauhan, sekaligus diliputi lapis nuansa keheningan. Demikian pula foto karya Kim Dong Wook (Suncheon Bay), Cho Sung Je (White Margin), Kim Mi Joung (Road), Bae Gab Sun (Island), Kim Yang Soo (Pine Tree in Korea), Jeon Hyun Ok (A Sea of Clouds), Jang Yong Sig (Mountain), Kim Tae Kyu (Civilization), Kim Jung Hee (Wallscape), kesunyian bukanlah realitas kasat mata, tetapi ungkapan renungan batin; selaras juga karya Son Muk Gwang, seri Korean Cultural Heritage.

Foto: Pameran Bali-Bhuwana Rupa di Nata-Citta Art Space (N-CAS), Sabtu (14/10).

Selain itu, karya fotografi tampil bukan terkait dokumentori semata, melainkan diolah dengan sentuhan estetik yang autentik, kuasa mengelak dari semata rupa eksotik-molek, dapat dirunut pada buah cipta Ida bagus Candrayana dengan detail merekam riak gelombang laut, D. Tjandra Kirana (Merah Senja), Gede Dalam Suardita (Warm), Made Saryana (Rutinitas di Pagi Hari), Amoga Lelo Octaviano (Contextual Motivations), I Dewa Putu Ari Kresna Artha Negara (Di Antara Senja), I Made Bayu Pramana (Light of Life), atau Cokorda Istri Puspawati Nindhia (Solitude), dan Ida Bagus Putra Adnyana (memetik tradisi melasti). Seluruhnya membangun imaji baru tentang samudera, laut, dan pesisir dalam kepesonaan dan sisi anomali ruang sosial.

Petchaburi Rajabat University Pentaskan Khon Episode Ramayana “Menculik Sita” pada FKI+ XII, 2023

Petchaburi Rajabat University Pentaskan Khon Episode Ramayana “Menculik Sita” pada FKI+ XII, 2023

Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)

Petchaburi Rajabat University memukau penonton dengan pergelaran Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” dalam Kalang Kalangon Kawikon (Pergelaran Internasional) serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII 2023. Pementasan tersebut digelar di Gedung Natya Mandala, Kamis malam, 26 Oktober 2023.

Khon adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional dari Thailand yang memiliki akar sejarah yang kaya. Tari Khon merupakan pertunjukan teater tari topeng yang menggabungkan gerakan tari, musik, nyanyian, dan cerita epik. Pertunjukan ini sering kali mengambil tema dari epik-epik klasik Thailand atau cerita-cerita yang terkenal dalam mitologi dan sastra Thai.

Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)

Lima dosen Petchaburi Rajabat University dengan apik memerankan kisah Rahwana menculi Sita. Diceritakan Shurpanakha memberitahu Rahwana tentang kematian saudaranya, memicu kemarahan Rahwana yang ingin membunuh Rama. Atas saran Shurpanakha, Rahwana menculik Sita setelah jatuh cinta padanya dan mengirim Maricha berubah menjadi rusa emas untuk memikat Sita. Rama mengejar rusa tersebut, tetapi saat dia mengetahui tipuan itu, dia melepaskan panah ke arah Maricha. Maricha berpura-pura sebagai Rama dan meminta bantuan Lakshmana. Rahwana kemudian mencoba mendekati Sita sebagai seorang pertapa, tetapi Sita menolaknya. Akhirnya, Rahwana kembali ke wujud aslinya dan menculik Sita. Pertunjukan ini menggabungkan tari, musik, drama, dan kostum yang menciptakan pengalaman visual dan artistik yang mengesankan.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana  bersama Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant. serta sejumlah rektor perguruan tinggi seni yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) hadir menyakasikan pergelaran ini. (ISIDps/Humas)

Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyerahkan cendera mata kepada Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant seusai pementasan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)

Prodi Seni Kriya ISI Denpasar Gelar Pameran Kriya Internasional

Prodi Seni Kriya ISI Denpasar Gelar Pameran Kriya Internasional

PROGRAM Studi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menggelar Pameran Kriya Internasional. Pameran bertajuk Raka Tirtha Sadha (Kemuliaan Mengalir dalam Kreativitas) dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn dan Kepala Museum Puri Lukisan Ir Tjokorda Bagus Astika di Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali, Minggu, 15 Oktober 2023.

Ketua panitia Pameran Kriya Internasional, Dr. Drs, I Wayan Suardana. M.Sn., dalam sambutannya memaparkan pameran menghadirkan karya sejumlah seniman kriya dari berbagai daerah di Indonesia dan tiga negara sahabat, yakni Swiss, Belanda dan Kenya. Pameran merepresentasi beragam karya, mulai dari relief, keris, tatah kulit, gerabah, keramik, batik, rajut, makrame, fashion dan seni tekstil lainnya, terlibat juga karya seni prasi dengan media daun rontal, hingga eksplorasi assembling barang bekas (ready made).

Karya kriya yang dipamerkan mencerminkan kemahiran dan prinsip-prinsip konvensional yang melekat pada medium yang digunakan. Prinsip-prinsip tersebut melibatkan pemahaman tentang bahan, teknik, dan unsur-unsur yang membentuk representasi dalam karya seni. Pameran ini akan memberikan pengalaman visual yang memanjakan. karya seni kriya yang dipamerkan ini bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin orang.

Foto: Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn dan Kepala Museum Puri Lukisan Ir Tjokorda Bagus Astika membuka Pameran Kriya Internasional di Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali, Minggu (15/10).

Kurator pameran, dosen Prodi Seni Rupa dan Desain, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo, I Wayan Sri Yoga Parta, S.Sn., M.Sn menjelaskan karya-karya kriya dalam pameran ini menunjukkan basis penguasaan skill masih setia diusung perupa, baik dari disiplin bidang khusus seni kriya, maupun dari disiplin lain disertai dengan kaidah-kaidah konvensi medium tersebut. Kaidah-kaidah yang terkait dengan konvensi medium meliputi, material, teknik dan karakteristik representasi karya seni yang dihasilkan. 

Dia menambahkan, kriya sebagai suatu seni konvensional memberikan pengalaman fisik atau indrawi yang mungkin akan tergantikan seiring dengan perkembangan teknologi. Sehingga, pameran ini akan menjadi pengalaman tak ternilai bagi masa depan seni secara umum. “Dalam konteks itulah saya melihat karya-karya yang dihadirkan dengan kesungguhan ini dapat menjadi daya tawar tersendiri untuk mengintrupsi wacana kontemporer yang tidak sarat nilai,” ujarnya.

Total 35 seniman kriya menyuguhkan karyanya dalam pameran ini. Mereka terdiri dari 3 seniman kriya mancanegara, Brigitte Djie asal Belanda, Neha Ghai asal Kenya, dan Suzan Isabel Kohlik asal Swiss. 32 seniman Indonesia, Arif Suharson, Husen Hendriyana, I Gede Sukarya, I Wayan Sudana, Kelompok Operasi, Kuntadi Wasi Darmojo, Nandang Gumelar Wahyudi, Ni Wayan Penawati, Rahayu Adi Prabowo, Saftiyaningsih Ken Atik, Samsul Arifin, Sutriyanto, I Gusti Ngurah Agung Jaya CK, I Made Berata, I Made Gede Arimbawa, I Made Jana, I Made Mertanadi, I Made Sumantra, I Made Suparta, I Nyoman Dana, I Nyoman Laba, I Nyoman Ngidep Wiyasa, I Nyoman Suardina, I Wayan Dedy Prayatna, I Wayan Mudra, I Wayan Suardana, Ida Ayu Gede Artayani, Ketut Muka Pendet, Mercu Mahadi, Ni Kadek Karuni, Ni Made Rai Sunarini, dan Nyoman Ayu Permata Dewi. (ISIDps/Humas)

Foto: Karya yang dipamerkan dalam Pameran Kriya Internasional di Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali, Minggu (15/10)

Pameran Fotografi Internasional Bali Bhuwana Rupa

Pameran Fotografi Internasional Bali Bhuwana Rupa

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana (kanan) bersama Chairman Committee of Artist for World Peace, Jeon Dongsu (kiri), dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha (tengah), dalam pembukaan pameran Bali Bhuwana Rupa di Taman Tataring, Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Sabtu (14/10).

INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar Pameran Fotografi Internasional Bali Bhuwana Rupa (Global-Bali Photography Exhibition). Perhelatan bertajuk Wara Samasta Waruna (Puja Samudra Mulia Semesta) ini hasil kerja sama ISI Denpasar, Arts & Culture Korea, dan Indonesia Cultural Center di Korea. Hajatan ini memaknai 50 Tahun Hubungan Diplomasi Indonesia-Korea Selatan. 

Pameran dibuka oleh perwakilan Pejabat (Pj) Gubernur Bali, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Taman Tataring, Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Sabtu, 14 Oktober 2023. Pameran akan berlangsung hingga 22 Oktober 2023.

Pameran dirangkai dalam Festival Internasional Bali Padma Bhuwana III Tahun 2023 menampilakan karya dari 31 seniman fotografi. Terdiri atas 14 asal Korea Selatan, 15 Indonesia, dan masing-masing seorang asal Belanda dan Prancis. Pameran dikuratori Jeon Dongsu, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana dan Warih Witsatsana, dengan Ko-Kurator D.A.E. Savitri Sastrawan.

Rektor ISI Denpasar, Prof Kun Adnyana mengungkapkan Bali Bhuwana Rupa menghadirkan fotografi sebagai capaian seni tersendiri yang mengesankan. Karya-karya lintas bangsa tersebut secara komprehensif mencoba untuk menjelaskan serta mempertanyakan konsep realitas atau kenyataan dalam era digital yang semakin mendominasi. “Realitas ini tercermin melalui karya-karya yang terpajang. Para seniman fotografi ini mengeksplorasi seluas-luasnya segala kemungkinan penghayatan dan pemaknaan atas tematik bahari atau samudra dalam segenap dimensi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, karya fotografi yang dipamerkan secara umum dapat dipilah dalam ragam bentuk yang menautkan disiplin documentary culture photography, composite photography, dan fusion photography. Pertautan ini mencerminkan gambaran transformasi yang melingkupi latar sosial kultural para fotografer, baik berlatar Bali dan Nusantara, maupun Prancis, Belanda, serta Korea. “Sederet visual yang menggugah pandang, sebagian adalah karya foto murni yang lebih jauh dari sekadar dokumentasi, juga foto-foto yang telah mengalami olahan kreativitas; sentuhan kolase dan montase tertentu, menggambarkan kehidupan ritual dan upacara tradisi (Bali) atau mengkonstruksi rangkaian objek terpilih yang menggambarkan dinamika sosial kultural, sebagian menyiratkan kesan ironi tersendiri,” imbuh Guru Besar Sejarah Seni kelahiran Susut, Bangli ini.

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana meninjau pameran Bali Bhuwana Rupa di Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Sabtu (14/10).

Adapun karya-karya yang dipamerkan, antara lain karya Ida Bagus Candrayana (Seagrass; Dancing with The Waves), dan Anis Raharjo (Lindungi dari Sampah Laut; Dampak Sampah Laut; Ikan Tercemar Polutan), Bayu Segara Putra (Need “Vitamin Sea”) dan Wahyu Indira (Per-Suite of Happiness), Ida Bagus Putra Adnyana (Basuh di Segara). Adapun karya Tjandra Hutama (Seaspiracy), D. Tjandra Kirana (Merah Senja), Gede Dalam Suardita (Warm), Made Saryana (Rutinitas di Pagi Hari), Amoga Lelo Octaviano (Contextual Motivations), I Dewa Putu Ari Kresna Artha Negara (Di Antara Senja), I Made Bayu Pramana (Light of Life), Cokorda Istri Puspawati Nindhia (Solitude), dan Ida Bagus Putra Adnyana (Melis). 

Fotografer Prancis Aimery Joessel menyuguhkan karya berjudul Jejak Air dan Jejak Waktu. Fotografer Belanda Ted van Der Hulst, menampilkan karya bertajuk Ascension01 dan Fighters Day.

Sementara itu, karya fotografer Korea, yakni Kim Shim Hoon dengan rangkaian seri Korean Pavilion. Kim Dong Wook (Suncheon Bay), Cho Sung Je (White Margin), Kim Mi Joung (Road), Bae Gab Sun (Island), Kim Yang Soo (Pine Tree in Korea), Jeon Hyun Ok (A Sea of Clouds), Jang Yong Sig (Mountain), Kim Tae Kyu (Civilization), Kim Jung Hee (Wallscape), Son Muk Gwang dengan seri Korean Cultural Heritage. Ra Sang Ho, dengan seri Mongolia, serta karya Yang Han Mo dan Weon Young Hee berupa foto-foto tentang bangunan tradisional Korea.

Pembukaan pameran Bali Bhuwana Rupa juga diisi dengan penyerahan World Peace Artist Awards 2023. Penghargaan dari Arts & Culture Publiser, Korea ini diberikan kepada Rektor ISI Denpasar (Bali) Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Prof. Koh Young Hun dan Warih Wisatsana. Penghargaan diserahkan oleh Chairman Committee of Artist for World Peace, Jeon Dongsu. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas upaya mempromosikan pertukaran budaya antara Indonesia dengan Korea.  (Humas/ISIDps).

Foto: Chairman Committee of Artist for World Peace Jeon Dongsu menyerahkan World Peace Artist Awards 2023 kepada Rektor ISI Denpasar (Bali) Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Prof. Koh Young Hun dan Warih Wisatsana.

ISI Denpasar Laksanakan Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Nata Citta Bhuwana” di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia

ISI Denpasar Laksanakan Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Nata Citta Bhuwana” di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia

Foto: Rektor ISI Denpasar dan Tim Kloter 1 Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Nata Citta Bhuwana” (PKMI-NCB) bersama siswa-siswi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Nata Citta Bhuwana” (PKMI-NCB). Kegiatan diselenggarakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Jalan Tun Ismail, Kuala Lumpur, Malaysia. Pengabdian ini merupakan salah satu aktualisasi dari visi ISI Denpasar menjadi pusat unggulan (Centre of Excellence) seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal dan Motto “Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub” (G-BACCH).

Kegiatan PKMI-NCB melibatkan empat kloter delegasi, 10 September – 3 Oktober 2023. PKMI-NCB menindaklanjuti hasil rapat Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dengan Kedutaan Besar RI untuk Malaysia bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Kuala Lumpur. Rapat pada 2 Maret 2023 tersebut membahas partisipasi pembelajaran bagi anak-anak migran Indonesia di Malaysia. Pembelajaran ini melalui skema Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau Pengabdian kepada Masyarakat Internasional. PKMI-NCB Kloter 1 dilaksanakan 10 – 15 September 2023. Tim Kloter 1 PKMI-NCB dipimpin Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana S.Sn., M.Sn. Anggota tim, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, Dr. Anak Agung Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si, Koordinator Program Studi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn, Dosen Program Studi Tari, Tjok. Istri Putra Padmini, SST., M.Sn., Staf Biro Umum dan Keuangan ISI Denpasar, I Gede Indra Suwija Putra, SH, dan Mahasiswa Prodi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar, Ni Nyoman Trisna Yudayanti.

Foto: Pembelajaran Gamelan Nusantara kepada siswa-siswi SIKL oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Internasional “Nata Citta Bhuwana” (PKMI-NCB)

Kegiatan dilaksnakan dengan memprioritaskan pengenalan seni-budaya Nusantara. Harapannya, siswa-siswi migran Indonesia di Malaysia ini dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kecintaan terhadap seni budaya Nusantara. PKMI-NCB menyasar siswa taman kanak-kanak, siswa tingkat sekolah dasar, serta siswa tingkat menengah pertama dan menengah atas di SIKL.

Materi yang disampaikan, antara lain pembelajaran Tari Nusantara, seperti Tari Kecak asal Bali dan Tari Gantar asal Kalimantan Timur, pembelajaran Gamelan Nusantara, dan pelatihan seni lukis. Siswa juga diberikan materi mengenai desain komunikasi visual, dan desain mode. Tim pengabdian melatih siswa membawakan tari garapan tentang penyatuan Nusantara oleh Patih Gadah Mada. Siswa SIKL akan mementaskan garapan ini pada acara Pekan Seni SIKL bulan Oktober 2023.

Kepala SIKL Malaysia, Friny Napasti, M.Pd mengatakan sekolah yang dipimpinnya memiliki sarana dan alat-alat kesenian, antara lain satu set Gamelan Jawa, angklung, dan alat kesenian lainnya. Namun masih kekurangan tenaga pengajar bidang seni budaya. “Kami sangat mengapresiasi ISI Denpasar yang telah hadir untuk mengajar, melatih dan memberikan pengetahuan di bidang seni budaya untuk siswa-siswi kami,” ungkapnya kepada Tim PKMI-NCB ISI Denpasar.

Siswa-siswi SIKL menyambut antusias kedatangan tim PKMI-NCB ISI Denpasar. Mereka sangat bersemangat mengikuti pembelajaran seni yang disampaikan tim pengabdian. Sejumlah siswa mengaku belum pernah mempelajari kesenian khas Nusantara, seperti tari tradisional atau gamelan. Kegiatan pengabdian ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal dan menyelami ragam seni dan budaya Indonesia.

Pernyataan senada disampaikan Ibu Evi, Ketua Komite SIKL. Dia mengatakan kedatangan ISI Denpasar untuk mengajar seni budaya merupakan hal baru dan menyegarkan bagi siswa. Tidak sedikit siswa SIKL yang lahir di Malaysia dan belum pernah pulang ke Indonesia. Sehingga siswa memiliki pemahaman terbatas mengenai seni dan budaya Indonesia. “Pengabdian ISI Denpasar ini sangat menggugah kreatifitas seni anak didik kami dengan semua aktiitas yang diajarkan. Saya tidak menyangkan tim pengabdian sampai menyiapkan tari garapan baru untuk di pentaskan siswa-siswi kami,” ujar wanita asal Bangka Belitung ini.

Kerja sama ISI Denpasar dengan SIKL Malaysia telah menghasilkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding). Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana S.Sn., M.Sn bersama Kepala Sekolah SIKL, Friny Napasti, M.Pd. telah menandatangani Nota Kesepahaman dihadapan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Atikbud KBRI) untuk Malaysia.

Rektor ISI Denpasar dan tim PKMI-NCB juga beraudiensi dengan Kepala Perwakilan/Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia, Bapak Hermono, Wakil Kepala Perwakilan (Deputy Chief of Mission), Ibu Rossy Verona serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Prof, Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi. di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Kuala Lumpur. Audiensi ini guna meningkatkan kerjasama ISI Denpasar dengan Atase Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga ISI Denpasar lebih dikenal masyarakat Internasional melalui kegiatan-kegiatan bidang seni budaya.

Kegiatan PKMI-NCB dilanjutkan Kloter 2 pada 16 – 21 September 2023, terdiri dari Dr. I Ketut Garwa, Drs. I Made Ruta, M.Si., Ida Bagus Candra Yana, S.Sn.,M.Sn., I Ketut Adi Sugita, S.Sos,MM., Ni Komang Artini, SS, dan Ni Luh Gde Wahyu Satyaningrum. Kloter 3 pada 22 – 27 September 2023, terdiri dari Dr. Drs. I Ketut Muka, M.Si., Dr. I Made Pande Artadi, S.Sn., Gusti Ayu Ketut Suandewi,SST., M.Si., Dr. I Made Bayu Pramana, S.Sn., M.Sn., Dewa Gede Sanjaya, SE.,M.Sc., dan I Putu Budiana. Kloter 4 pada 28 September – 3 Oktober 2023, terdiri dari Dr. Drs. I Wayan Suardana,M.Sn., I Made Jodog, M.FA., Ni Komang Sri Wahyuni,SST., M.Sn., I Komang Darmayuda,S.Sn.,M.Sn., I Gusti Ngurah Putu Ardika, S.Sos., dan Gilbert Halomoan Marpaung. (ISIDps/Humas)

Link video kegiatan : https://drive.google.com/file/d/1wdfn2GWKvzUcvPmz_DiJsLKw20RnV2Ii/view?usp=drive_link

Loading...