Belasan Mahasiswa Kriya Seni FSRD ISI Denpasar akan Berpameran di Surakarta

Belasan Mahasiswa Kriya Seni FSRD ISI Denpasar akan Berpameran di Surakarta

PELEPASAN-MHS-KRIYA-KE-SOLO-OLEH-DEKAN (Denpasar-Humasisi) Sebanyak 13 orang mahasiswa Jurusan Kriya Seni FSRD ISI Denpasar dan  3 orang dosen pembina akan mengikuti Pameran Seni Kriya Senkuyung “Save The Culture” yang akan  dilaksanakan di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta. Rencananya pameran akan  berlangsung dari tanggal 10-13 Juli 2009. Itu terungkap dalam acara pelepasan oleh Pj. Dekan di  gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar. Pada acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa,  Pj. Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi, PD II Drs. I Made Bendi Yudha, MSn, PD III Drs. I Wayan Swandi, MSi, Seluruh dosen dan jajaran struktural Jurusan Kriya FSRD ISI Denpasar.

Pameran yang digagas oleh ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan ISI Denpasar ini puncaknya akan diadakan Temu Karya Mahasiswa Kriya Indonesia, Presentasi Karya dan Workshop batik pada tanggal 12 Juli 2009, akan dihadiri mahasiswa dari universitas yang tergabung BK PTSI(Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia) yaitu STSI Padang Panjang, STSI bandung, IKJ Jakarta, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, STKW Surabaya, ISI Denpasar. Sebelumnya (11/7) akan diadakan Seminar Nasional dengan Judul “Kriya Dalam Berbagai Sudut pandang” yang akan dibawakan oleh Sumino SSn(Jogja), K.R.T. Kalinggo (Solo) dan Ir. Slamet Rahardjo (ASMINDO Solo). Untuk tanggal 13 Juli akan didakan Mural (melukis tembok bersama), Workshop Keris, Fashion Show dan Live Music “Sound of Kriya”. Khusus dalam pembukaan (10/7) akan diadakan performance art yang dibawakan oleh Komunitas Kandang Sapi-Yogyakarta, Wayang “Ai No Kage” (Hiromi Suwa-Jepang) dan Live Music.

Pj. Pembantu Dekan III FSRD ISI Denpasar yang menangani masalah kemahasiswaan Drs. I Wayan Swandi, MSi, menyambut gembira atas rencana pameran ini, apalagi akan diadakan Temu Mahasiswa Kriya Indonesia disana, yang merupakan ajang untuk bertukar pikiran pengalaman dan keilmuan antar mahasiswa kriya se-Indonesia. Diharapkan setelah acara tersebut mahasiswa mendapat suatu pengalaman dan inovasi pengembangan kelimuan yang dapat diterapkan kepada karya kriyanya. Apalagi pada tahun 2010 ISI Denpasar yang akan menjadi tuan Rumah dari acara Temu Mahasiswa Kriya Indonesia ini, itu merupakan kebangaan dan juga tanggung jawab yang besar untuk menyelenggarakannya dengan maksimal. Pj. Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi menyambut gembira atas keiatan berpameran ini, apalagi akan dilangsungkan di luar daerah dan tingkat nasional. Mahasiswa juga diingatkan agar terus menjaga nama almamater demi meningkatkan citra kampus di tingkat nasional. Ini membuktikan bahwa Jurusan Kriya Seni FSRD ISI Denpasar diperhitungkan di tingkat nasional, nah tanggung jawab kita bersama untuk mempertahankannya. Kegiatan ini juga merupakan suatu usaha untuk memajukan lembaga baik secara kuantitas dan kualitas. Rinu juga tidah henti-hentinya mendorong jurusan lain untuk aktif berpameran, karena pameran adalah wadah untuk mengasah kemampuan diri selain pendidikan formal di kampus.

Hasil Karya Fotografi Dosen ISI Denpasar dengan Judul ”Imbue” di Pamerkan Oleh The University of Western Australia

Hasil Karya Fotografi Dosen ISI Denpasar dengan Judul ”Imbue” di Pamerkan Oleh The University of Western Australia

Imbue Karya Arba Wirawan 2008

Imbue Karya Arba Wirawan 2008

Peningkatan akuntabilitas dosen dan Internasionalisasi kampus ISI Denpasar kembali bergeliat dengan diselenggarakannya pameran karya-karya dosen Ps. Fotografi FSRD ISI Denpasar I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,M.Si di Cullity Gallery, Faculty of Architecture, Landscape and Visual Art, The University Of Western Australia.

Pameran yang bertajuk Bagus Hati Brige Culture project dapat diakses dalam situs bagus hati exhibition The University Of Western Australia, Arba Wirawan mengusung tema “Dynamic Balinese culture are my source of inspiration  of art photography creation. Budaya Bali yang dinamis dan kreatif membawa inspirasi dan kreasi yang tidak pernah tidur sebagai sumber ide penciptaan fotografi seni.

Keunggulan budaya Bali Hindu sebagai nafasnya, merupakan sumber eksplorasi yang tidak pernah habis dapat menjadi keunggulan dan kekhasan dari Ps. Fotografi FSRD ISI Denpasar dibanding dengan pendidikan akademis fotografi lainnya di Indonesia, yang dapat menjadi ciri dan karakter yang berbeda. Sehingga fotografi seni nantinya dapat tumbuh menjadi industri kreativ mewarnai jagat seni rupa di Indonesia bahkan dunia.

Eksplorasi fotografi seni tidak terbatas pada budaya saja ia memiliki media yang sangat luas dan tidak terbatas apalagi era digitalisasi dan komputerisasi yang mempermudah dan mempercepat seorang seniman fotografi dalam berkarya, tanpa mengurangi kwalitas karya tentunya dan malah menambah nilai dari karya yang diciptakan.

Perlu kerajinan, ketekunan, dan kesabaran dalam menciptakan sebuah karya fotografi seni. Tentunya didukung oleh faktor teknis fotografi digital, dan tataran idesional yang segar secara terus menerus. Fotografi seni sekarang ini berkembang melalui dua sumber. Sumber yang pertama membuat foto /setting fotografi (made photography) dan sumber yang kedua menemukan obyek foto (make photography).

Baik membuat dan menemukan foto diperlukan tiga syarat (teori 3C) teori utama dalam penciptaan sebuah karya fotografi seni yaitu content, context dan compotition. Content yang dimaksud adalah isi dari sebuah karya fotografi seni, kaya isi atau miskin isi karya yang dihasilkan oleh seorang fotografer seni. Context yang dimaksud adalah konsep yang dipresentasikan dalam visual karya tersebut. Compotition yang dimaksud adalah keindahan secara menyeluruh dari karya tersebut, berupa komposisi, pencahayaan, sudut pandang, fokus of interest, garis, bidang, dan warna,.

Penguasaan teori yang lengkap dan teknis yang akurat didukung oleh penguasaan peralatan yang cekatan semestinya akan menghasilkan karya yang berkarakter. Sehingga akan lahir master piece oleh maestro-maestro fotografi seni, selamat berkarya.

Berikut karya yang dipamerkan I Komang Arba Wirawan.S.Sn.,M.Si di THE UNIVERSITY OF WESTERN AUSTRALIA “IMBUE’ Karya I Komang Arba Wirawan-2008.

Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing Menentukan Kesuksesan Seniman

Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing Menentukan Kesuksesan Seniman

img_8418

(Denpasar-Humasisi)Salah satu faktor penghambat kemajuan kemampuan seorang seniman  Lukis adalah kemampuan berbahasa asing, meskipun karya yang dihasilkan luar biasa akan tetapi  seniman tidak bisa berinteraksi, mengungkapkan ide dan apa yang ingin dituangkannya kepada  orang asing, sehingga berpengaruh terhadap harga jualnya dan peluangnya untuk mengembangkan  diri di tingkat inetnasional. Itu terungkap dalam pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan mahasiswa  lukis yang telah melakukan pameran di Batu-Malang, Art Centre dan di ISI Denpasar ketika  berlangsungnya konferensi internasional yang diprakarsai SSEASR, ISI Denpasar dan UNHI.Pada  Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah berpameran, PR I Drs. I Ketut Murdana,  MSn, PR III Drs. I Made Subrata, MSi, Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi, PD II FSRD Drs. I Made  Bendi Yudha, MSn dan jajaran struktural FSRD ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai  S., MA menyatakan bangga dan salut atas prakarsa mahasiswa yang telah sukses menggelar pameran, apalagi pada waktu konferensi banyak profesor dari 61 negara menyatakan rasa kagumnya atas kepedulian mahasiswa ISI Denpasar terhadap keberlangsungan Air di dunia lewat karya-karya yang bertemakan Air dengan kualitas yang membanggakan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Prof. Rai juga mempertanyakan rencana mahasiswa ke depan dan mengharapkan agar terus diadakan pameran baik di lokal Bali, di Kota-Kota Besar di Indonesia atau di ruang lingkup internasional. Kelemahan mendasar dari mahasiswa yang dicermati Rektor adalah dari segi kualitas karya memang luar biasa kemampuannya namun dari segi kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan lagi. Karena terbukti mahasiswa pada waktu menjelaskan idenya atau karyanya lewat bahasa, terkesan mahasiswa gagap atau bahkan kebingungan, ini menyebabkan para tamu internasional kurang menghargai karya tersebut akibat dari kekurang jelasan penjelasan dari sang seniman. Apalagi peluang ke luar negeri bagi mahasiswa sekarang ini sangat terbuka lebar seperti Double Degree Program atau Sandwich program seperti yang digariskan oleh DIKTI. Prof. Rai juga menawarkan program peningkatan kemampuan bahasa Inggris (TOEFL) secara gratis, dimana instruktur dan Laboratorium telah disediakan oleh Institut. Namun Uniknya program bahasa ini diarahkan ke bagaimana seorang seniman membahasakan karyanya sehingga bisa dimengerti oleh orang asing selain bisa berinterkasi dengan masyarakat asing sehingga dapat membuka peluang untuk berpameran di tingkat internasional. Prof. Rai juga mengharapkan prestasi dari mahasiswa dengan jalan selalu aktif berpameran dan berkompetisi.

Dalam pertemuan tersebut juga terjadi dialog dari Mahasiswa seperti Albaniadi yang berencana akan mengadakan pameran bersama ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan ISI Denpasar. Widiantara yang berencana menginginkan pameran di daerah–daerah Bali yang berkelas internasional seperti Gaya Space-Ubud dan Museum Puri Lukisan. Semua hasil diskusi ini akan dijadikan masukan bagi Rektor dan Dekan FSRD khususnya untuk kedepannya. Ini mencerminkan semangat mahasiswa untuk terus mengembangkan dirinya lewat pameran dan akan di dukung secara penuh oleh institusi.

’Waters’ Pameran Seni Rupa Air  Bagi Kehidupan Manusia

’Waters’ Pameran Seni Rupa Air Bagi Kehidupan Manusia

Pembukaan Pameran

Pembukaan Pameran

Air– bagi kehidupan manusia, memberikan manfaat dan makna yang tidak terbatas bagaikan wujud kasihNya. Bagi kehidupan berkesenian air telah banyak memberikan inspirasi, karena wujud keindahan yang menyenangkan bagi setiap orang yang menyaksikannya. Akibat vibrasi sentuhan itu para seniman menimbulkan pengalaman estetis dan interfenetrasi mendalam, sehingga melahirkan inspirasi dan proses kreatif. Inspirasi dan proses kreatif sepanjang perjalanan sejarah kesenian diekspresikan menjadi wujud-wujud gaya yang sangat beragam, itu artinya bahwa air bagaikan “ibu” sebagai “sumber pemberkat” keindahan bagi seniman. Oleh karena demikian menjaga, kelestarian dan kesucian air menjadi kewajiban yang sangat melekat bagi kita semua.

Pameran yang mengambil tema “WATERS” dalam rangkaian The 3rd SSEASR CONFERENCE OF SOUTH AND SOUTHEST ASIAN FOR THE STUDY OF CULTURE AND RELIGION ON Waters in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion, yang berlangsung dari tanggal 3 s/d 6 Juni 2009, di gedung kryasana pameran tetap FSRD Institut Seni Indonesia Denpasar.

 

Demontrasi seni rupa Juni 2009
Demontrasi seni rupa Juni 2009

Berkaitan dengan itu para dosen dan mahasiswa Fakultas seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar berupaya memamerkan karya-karyanya bertemakan air sebagai wujud ajang kritik dan apresiasi dalam upaya mengenal air sebagai sumber kehidupan dan meningkatkan kualitas proses kreatif. Kegiatan pameran seperti yang sudah sepantasnya didukung oleh berbagai pihak terutama pemerhati seni.

Pameran ini menampilkan 80 karya seni rupa, dengan 40 seniman akademik yang menvisualisasi air dengan berbagai gaya, yang sangat estetis dan variatif. Penampilan Ps. Fotografi dengan dengan 12 fotografer menampilkan 15 karya tampil dengan berbagai proses kreatif fotografi digital imaging, yang mampu menyedot pengunjung pameran. Seperti tema budaya yang ditampilkan I Komang Arba Wirawan, dosen fotografi ISI Denpasar, dengan judul menuju air suci, karya ini hasil hunting dengan mahasiswanya pada rangkaian upakara melasti panca Bali krama beberapa bulan yang lalu di pantai watu klotok klungkung. Begitu juga penampilan karya Anis Raharjo dosen Ps. Fotografi yang sedang menempuh S2 penciptaan di ISI Yogyakarta, menampilkan karya dengan judul “waters” seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya yang masih dibungkus oleh air ketuban. Karya I Made Saryana dengan Judul Hobies, tampil dengan fotografi hitam putih dengan komposisi yang mempesona.

Seniman lukis semester VI Ps. Lukis dengan karya instalasinya mampu memberi warna dan penuangan ide yang sangat cerdas dalam penyampaian pesan kepedulian kita terhadap air. Instalasi yang diberi judul “safe water” karya I Gede Jaya Putra dapat sanjungan presiden UNESCO ‘ ini merupakan ide cerdas dari seorang seniman akademis muda” katanya sambil memberi ucapan selamat. Dari seluruh karya lukis, krya, patung dan demonstrasi mahasiswa lukis mendapat sambutan yang antosias dari seluruh peserta konferensi.

Arba wirawan melaporkan untuk ISI Denpasar

Pameran Air Sebagai Eksplorasi Karya Seni Rupa FSRD ISI Denpasar (Konfrensi Ke-3 SSEASR)

Pameran Air Sebagai Eksplorasi Karya Seni Rupa FSRD ISI Denpasar (Konfrensi Ke-3 SSEASR)

Air Kehidupan Karya I Wayan Gunawan

Air Kehidupan Karya I Wayan Gunawan (Seni Rupa Murni)

Denpasar– Air bagi kehidupan manusia, memberikan  manfaat dan makna yang tidak terbatas bagaikan wujud kasihNya. Bagi kehidupan berkesenian air telah banyak memberikan inspirasi, karena  wujud keindahan yang menyenangkan bagi setiap orang yang menyaksikannya. Akibat vibrasi sentuhan itu para seniman menimbulkan pengalaman estetis dan interfenetrasi mendalam, sehingga melahirkan inspirasi dan proses kreatif. Inspirasi dan proses kreatif sepanjang perjalana sejarah kesenian diekspresikan menjadi wujud-wujud gaya yang sangat beragam, itu artinya bahwa air bagaikan “ibu” sebagai “sumber pemberkat” keindahan bagi seniman. Oleh karena demikian menjaga, kelestarian dan kesucian air menjadi kewajiban yang sangat melekat bagi kita semua ” kata Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., selaku Rektor ISI Denpasar dan Ketua panitia (OC) ke-3 SSEASR.

Berkaitan dengan itu para dosen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar berupaya memamerkan karya-karyanya bertemakan air sebagai wujud kerjasama antara Institut Seni Indonesia Denpasar dengan Universitas Hindu Indonesia dengan SSEASR (South and Southeast Asian Association For the Study Culture and Religion) sebagai ajang kritik dan apresiasi dalam upaya mengenal air sebagai sumber kehidupan dan meningkatkan kualitas proses kreatif. Kegiatan pameran seperti yang sudah sepantasnya didukung oleh berbagai pihak terutama pemerhati seni.

Karena kegiatan berkesenian seperti ini, disamping mengapresiasim kualitas kesyahduan nilai estetik sebagai prestasi kreatif senimannya, tetapi juga rekaman berbagai peristiwa yang mencerminkan berbagai makna yang diekspresikan lewat air. Aktualisasi nilai-nilai universalitas yang selalu dikemas dengan kualitas inovasi kreatif ikon-ikon budaya dunia’ kata Dra. I Made Rinu, M.Si., selaku dekan FSRD dan penanggungjawab pameran dengan tema air di Gedung pameran FSRD ISI Denpasar.

Perfect day karya Bina Isyawan (Fotografi)

Perfect day karya Bina Isyawan (Fotografi)

Pameran yang diikuti oleh mahasiswa dan dosen dari seluruh jurusan di FSRD ini menampilkan karya fotografi seni, lukis, patung dan kriya. Sebanyak 26 dosen dan mahasiswa berpartisipasi dalam pameran bertaraf internasional ini. Persiapan pameran terutama di Program Studi Fotografi sebelumnya melakukan eksplorasi danau Batur Kintamani, Danau Buyan, danau Beratan dan dari berbagai sumber mata air di Bali yang seharusnya kita selamatkan dan wariskan kepada anak cucu kita, yang diolah dengan berbagai teknik fotografi sehingga menghasilkan karya imaging digital seni fotografi yang estetis, kata I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si., dosen, fotografer yang hobi hunting dengan mahasiswanya.

Pameran yang berlangsung dari tanggal 3-6 Juni di Gedung Pameran FSRD ISI Denpasar merupakan turut mengsukseskan konfrensi ke-3 SSEASR di ISI Denpasar dan UNHI Denpasar, sebagai tuan rumah. Mahasiswa umum diundang untuk memberikan aspirasi terhadap karya dosen dan mahasiswa, terhadap kepedulian dan eksplorasi air menjadi karya seni rupa.

Tim Pameran FSRD ISI Denpasar

Loading...