Eksplorasi Seni Visual dan Desain Mahasiswa

Eksplorasi Seni Visual dan Desain Mahasiswa

ISI Denpasar Gelar Pameran “Rakta Samudra Widya”

Foto: Rektor ISI Denpasar beserta pejabat di lingkungan ISI Denpasar dalam acara pembukaan Pameran Seni Visual dan Desain “Rakta Samudra Widya”, Selasa, 22 November 2023.

PEKAN Kesenian Mahasiswa (PKM) “Kalangan Widya Mahardika” Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) disemarakkan dengan Pameran Seni bertajuk Rakta Samudra Widya. Pameran dibuka oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, Selasa, 22 November 2023.

Pameran seni visual dan desain “Rakta Samudra Widya” di Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar diikuti oleh mahasiswa pelbagai program studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar. Pameran menghadirkan karya seni lintas bidang, seperti seni lukis, patung, seni grafis, kriya, keramik, instalasi, seni video, fotografi, dan film serta animasi.

Foto: Rektor ISI Denpasar meninjau karya mahasiswa Prodi Desain Mode dalam Pameran Seni Visual dan Desain “Rakta Samudra Widya” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Selasa, 22 November 2023.

Kurator pameran “Rakta Samudra Widya” Dr. I Wayan Setem, S.Sn., M.Sn menyatakan pameran ini menjadi ruang untuk menampilkan produk dari seluruh perjalanan pembelajaran di FSRD ISI Denpasar. Produk pembelajaran dimaksud berupa karya seni-desain-media rekam yang dihasilkan oleh mahasiswa terpilih yang ingin menggagas dialog yang lebih mendalam.

Dr Setem menambahkan, pameran juga sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hasil studi dan menilai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. “Pameran bukan sekedar menampilkan karya-karya, namun di balik peristiwa tersebut terdapat gagasan, konsep, dan ideologi yang memiliki tujuan baik dalam konteks sosial, budaya, dan kesadaran membangun identitas,” ungkapnya.

Foto: Suasana Pameran Seni Visual dan Desain “Rakta Samudra Widya” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Selasa, 22 November 2023.

Mengenai tema, Dr Setem menyatakan dalam e-katalog pameran bahwa “Rakta Samudra Widya” merupakan istilah yang merujuk pada pengetahuan terkait pemaknaan lautan melalui beragam eksplorasi media, medium, tematik, dan artistik, dengan mengembangkan imajinasi dan penemuan nilai-nilai baru, serta perspektif penghayatan pengalaman sejati.

Materi pameran mencerminkan keberagaman atas pemaknaan laut. Hal ini terlihat dalam beberapa subtema, seperti menyoroti aspek budaya dan sejarah maritim, upaya pelestarian dan pengelolaan sumber daya laut, keterhubungan maritime, diplomasi di ranah maritime, potensi pertahanan di laut, dan situasi terkini di lautan, serta melibatkan berbagai tema sehari-hari yang teramati di sekitarnya.

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Dekan FSRD Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si dan Kurator Pameran Dr. I Wayan Setem, S.Sn., M.Sn meninjau Pameran Seni Visual dan Desain “Rakta Samudra Widya” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Selasa, 22 November 2023. Pameran seni visual dan desain “Rakta Samudra Widya” dibuka untuk umum selama kegiatan PKM berlangsung, 22 – 28 November 2023. Selain pameran, PKM juga dimeriahkan dengan sejumlah pergelaran seni oleh mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar. (ISIDps/Humas-Rara)

Pameran Seni Rupa Internasional Bali-Bhuwana Rupa: Kreativitas ISI Denpasar Tanpa Batas

Pameran Seni Rupa Internasional Bali-Bhuwana Rupa: Kreativitas ISI Denpasar Tanpa Batas

BERSAMA SENIMAN – Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan ‘’Kun’’ Adnyana bersama sebagian seniman yang ikut pameran seni rupa internasional Bali Bhuwana Rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Pameran dilangsungkan sejak Kamis (8/12/2022) hingga8 Januari 2023. (DenPost.id/ist)

PAMERAN seni rupa internasional Bali Bhuwana Rupa digelar oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan dibuka secara resmi pada Kamis (8/12/2022) oleh Direktur Kelembagaan Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Dr. Lukman, ST., M.Hum. Mengusung tajuk “Dharma-Tirtha-Prana” serta mengedepankan upaya kreativitas tanpa batas, tersaji 65 karya yang terdiri atas dua dimensi maupun tiga dimensi, buah cipta 42 seniman terpilih lintas bangsa. Mereka di antaranya berasal dari Prancis, Jepang, Yunani, Belanda, Australia serta dari Indonesia, termasuk Bali.

Sebagaimana perhelatan pertama tahun 2021, penyelenggaran kali kedua ini ada dalam naungan Festival Internasional Bali Padma Bhuwana, yang mengedepankan upaya inovasi-kreativitas serta berorientasi kepedulian pada lingkungan. Bila pameran terdahulu sepenuhnya disajikan secara virtual (daring), kali ini hadir langsung di ruang pameran (luring) sekaligus memaknai purna pugar (renovasi) Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar. Pameran berlangsung hingga 8 Januari 2023.

International Art Exhibition yang dikuratori oleh Nyoman Dewi Pebryani, P.hD., Warih Wisatsana, dan Wicaksono Adi, ini bukan hanya menghadirkan karya lukis, namun juga fotografi, keramik, patung, topeng, seni serat, dan fashion design; berikut kreativitas yang mendayagunakan kecanggihan aplikasi teknologi informasi (TI). Masing-masing seniman dapat dirunut jejak kreativitas merela dalam mengelaborasi aneka rupa dan tematik melalui beragam media/medium; terbukti melahirkan kemungkinan penciptaan yang serba unik autentik.

Dalam sambutannya, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan ‘’Kun’’ Adnyana menyampaikan apresiasi setingginya atas partisipasi seniman-seniman mumpuni lintas bangsa pada perhelatan seni rupa ini. Kehadiran mereka, yang memiliki reputasi dan pengalaman panjang penciptaan, selaras dengan semangat Festival Bali-Padma Bhuwana yang mengharapkan adanya partisipasi, kolaborasi dan sinergi yang berskala internasional.
Para perupa mengapresiasi kehadiran Nata-Citta Art Space (N-CAS) sebagai ruang dengan fasilitas yang terbilang representatif untuk perhelatan seni rupa nasional bahkan internasional. Keberadaannya dalam naungan lembaga pendidikan seni ISI Denpasar memiliki arti tersendiri, dipandang bernilai strategis karena memungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi penciptaan seni yang bersifat lintas bidang dan lintas bangsa.

Selain itu, sinergi penciptaan tersebut diyakini dapat diakselerasi lebih dinamis karena dibarengi upaya kajian komprehensif secara akademis. “Fasilitas atau tempat pameran ini sangat bagus dan representatif untuk skala internasional. Saya berharap dapat menyelenggarakan pameran foto yang diikuti fotografer-fotografer bereputasi dari berbagai bangsa. Ini memungkinkan untuk diwujudkan, justru karena Nata-Citta Art Space (N-CAS) ini berada di bawah pengelolaan institusi seni, “ ujar fotografer Prancis Aimery Joëssel, yang karyanya juga dipamerkan dalam Bali-Bhuwana Rupa ini.

Putu Wirantawan, perupa dari Jembrana, yang memiliki berbagai prestasi dan pengalaman pameran internasional, juga menyampaikan hal senada. Diaa antusias menyambut pameran Bali-Bhuwana Rupa dengan menghadirkan karya bertajuk “The Wandering Soul”, berukuran 381 cm X 244 cm. “Saya mengapresiasi ruang pameran di ISI Denpasar ini. Bukan hanya fasilitasnya yang bagus, melainkan juga dapat menampung jumlah karya yang banyak, termasuk berukuran besar sebagaimana karya saya,” kata Wirantawan, alumni Seni Rupa ISI Yogyakarta dan peraih penghargaan First Prize Jakarta Art Awards 2010 ini.

Mewakili kurator pameran, Warih Wisatsana mengungkapkan bahwa sejumlah perupa hadir dengan karya-karya dua dimensi atau lukisan dengan capaian cemerlang dan mengesankan. Karya-karya mereka membuktikan kematangan dengan proses cipta yang teruji waktu, di mana tak ada lagi halangan secara estetik-stilistik dalam menanggapi tematik. Mereka adalah Ketut Budiana, Nyoman Erawan, Wayan Karja, I Made Bendi Yudha, I Wayan Gulendra, I Wayan Setem, Made Sumadiyasa, Made Wiradana, Putu Wirantawan, I Wayan Adnyana, I Made Ruta, Wayan Sujana ‘’Suklu’’, Sujana Kenyem, Made Gunawan, I Nyoman ‘’Polenk’’ Rediasa, Diwarupa, Galung Wiratmaja, I Wayan Adi Sucipta, termasuk Ni Kadek Karuni yang mengemuka dengan seni rajutnya.

Pematung Keiji Ujiie (Jepang) dan Filippos Bourbo (Yunani), juga menghadirkan karya yang bersifat simbolik-metaforik. Meski terbaca dalam wujud rupa pilihannya suatu cara pandang penciptaan yang berbeda dari pematung-pematung Bali. Kepiawaian Keiji Ujiie dan Filippos Bourbo dalam mengolah media/medium, lebih didasari cara pandang yang menempatkan subjek pencipta sebagai pusat kreativitas. Melalui karyanya, Filippos mengedepankan sosok rupa yang mengingatkan pada simbol esoteris, atau eksplorasi simbol kosmis. Sedangkan Keiji Ujiie mengolah bentuk pilihannya secara sublim, hadir sebagai karya simbolik yang imajinatif, mengekspresikan kisahan mitologi burung phoenix sebagai lambang keabadian atau hidup yang immortal. Seturut itu layak pula disimak karya fotografi Ted van der Hulst (Belanda) dan woodcut print dari pegrafis Paul Trinidad (Australia). Demikian pula pada karya-karya keramik, Ketut Muka Pendet, Rai Wahyudi dan Ida Ayu Artayani, yang tidak tergoda untuk menjadikan tema pameran sebagai sebentuk pengucapan rupa. Karya keramik mereka justru menegaskan bagaimana kecakapan teknis telah menjadi sesuatu yang organis dalam proses cipta mereka. Karya fashion design juga menawarkan kreativitas yang tidak biasa, seperti karya Tjokorda Gede Abinanda (Tjok Abi), Tjok Ratna Cora Sudarsana, Dewa Ayu Putu Leliana Sari, dan Yuni Diantari; juga menyuguhkan sentuhan penciptaan yang lintas batas; melampaui kemilau glamor, menegaskan keautentikan karya yang mempribadi. (kmb)

Sumber : https://www.denpost.id/news/2022/12/11/668718/pameran-seni-rupa-internasional-bali-bhuwana-rupa-kreativitas-isi-denpasar-tanpa-batas.html?amp

PAMERAN KREATIVE#3 PROGRAM STUDI KRIYA FSRD ISI DENPASAR

PAMERAN KREATIVE#3 PROGRAM STUDI KRIYA FSRD ISI DENPASAR

Oleh I Gusti Ngurah Agung Jaya CK.
Ps Kriya ISI Dps

Adanya pandemic covid-19 yang dialami oleh Indonesia, menyebabkan Perkuliahan di kampus seni, mengalami hambatan, untuk berkarya di kampus, mengalami hamnatan, sehingga mahasiswa mencoba berkarya dirumah saja. Berkarya dirumah banyak kendala, yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menuangkan ide kreativnya, sehingga mulai menggunakan bahan media alat seadanya.
Semangat yang tinggi untuk tetap menghasilkan karya, mendorong mahasiswa lebih kreatif dan berinovasi dalam berkarya cipta. Berkarya dengan tekun dan disiplin, sehingga menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Hasil karya yang dihasilkan, kemudian di kumpulkan dalam wadah Himpunan Mahasiswa Kriya ISI Dps. Mencoba menghimpun diri, untuk melakukan pameran, untuk mempromosikan karya-karya yang telah dihasilkan semasa pandemic covid-19.
Tepat di hari selasa tanggal 05 Oktober 2021, membuat gebrakkan baru untuk melakukan pameran di taman budaya Denpasar. Jumlah karya yang dipamerkan adalah 100 buah karya, dengan 9 buah karya dari kulit, 30 buah karya dari keramik, 19 buah karya dari bahan kayu, 11 buah bentuk topeng, dan 31 buah karya dari bahan campuran atau mexid media. Keseratus karya tersebut dipamerkan bertujuan, memperkenalkan hasil karya selama mahasiswa dirumah saja. Secara keseluruhan menampilkan bentuk karya yang bernilai estetik, dan penuh dengan kreativitas dan inovasi, karya sebagain besar, menampilakan jati diri dan gejolak ide yang ada dalam pikiran dan berusaha mewujudkan ide tersebut dalam sebuah karya seni Kriya.
Pameran ini di buka oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana. SSn., M.Sn. Secara semangat memberikan apresiaisi kepada mahasiswa kriya, untuk selalu berkarya dengan penuh tanggungjawab, tetap memunculkan ide-ide yang cemerlang tanpa memikirkan bahan dan alat yang dipergunakan. Kriya sekarang bebas dalam mengolah bahan dan alat, tidak masih berpatokan pada bahan atau alat tertentu. Semuanya bisa disatukan secara kreativ inovatif sehinga menghasilkan karya yang estetik dan bernilai jual tinggi.
Seiring berjalannya waktu, sarana pameran bisa dilakukan melalui media web internet dengan media sosialita yang beragam. Cukup bermain jari diatas hp atau leptop, kita bisa menjual karya dengan sangat cepat dan mendapat respon yang cepat pula.
Media sosialita yang semakin berkembang, diharapkan mahasiswa harus berani, menawarkan karyanya melalui media itu, sehingga ide kreatif yang telah dituangkan kedalam bentuk karya cipta, dengan cepat mendapat apresiasi dari masyarakat secara luas, bahkan secara hitungan menit sudah bisa menjangkau jaringan seluruh dunia.
Kedepan diharapkan semua mahaiswa kriya berani bersaing, dengan pengusaha, diranah dunia maya, untuk berlomba-lomba merancang pameran virtual, baik secara mandiri maupun secara bergrup, ini sangat bagus untuk mendapat respon cepat dari masyarakat. Upaya ini sangat membantu mahasiswa menjadi usahawan-usahawan muda yang kreativ, untuk memperkenalkan produk karya seninya, kepada masyarakat.
Selain itu mahasiswa bisa melakukan kerjasama dengan usaha-usaha yang lain, tanpa biaya oprasional yang tinggi dan bisa ditekan. Proses pameran dengan cara virtual, akan memancing ide-ide kreativ yang lebih cepat, untuk menemukan karya-karya cipta yang unggul dan bersaing.

Loading...