RANGKUMAN MATERI RAKORNAS LPPM & BALITBANG 2016

Silahkan Klik Untuk Download Rangkuman Materi Rakornas LPPM dan BALITBANG 2016

==============================================================

1. PROSFEKTUS RAKORNAS LPPM DAN BALIBANG 2016

2. Sambutan Ketua Panitia (Dirjen RIsbang)

3. Permen Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 42 tahun 2016

4. PMK 106-PMK.02-2016 SBK 2017

5. Paradigma Baru Pengelolaan Anggaran Penelitian

6. Perubahan Paradigma Pertanggungjawaban Penelitian

7. Perubahan Kebijakan Pengadaan Barang-Jasa Dalam Rangka Penelitian

8. Upaya Peningkatan Inovasi Dan Penghargaan Terhadap Inventor Dalam Perspektif Legislasi Paten Baru

9. Tata Kelola Jurnal Secara Elektronik Menuju Akreditasi Jurnal Elektronik Nasional Melalui APlikasi Arjuna

10. Peningkatan Angka Kredit Pengabdian kepada Masyarakat dan Renstra Pengabdian Masyarakat serta Penilaian Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat

11. Integrasi Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Kedalam Program Pembangunan Nasional

12. KEBIJAKAN PENELITIAN BERBASIS OUTPUT

13. SALINAN PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 42 TAHUN 2016 – SALINAN

14. RINGKASAN UU PATEN 2016

15. PENGUKURAN TINGKAT KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI

16. APPLICATION GUIDE GRAND MANUAL DIPI 2016

ISI Denpasar Miliki Doktor Linguistik

ISI Denpasar Miliki Doktor Linguistik

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kini memiliki doktor Linguistik, karena dosen setempat Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum., dinyatakan lulus ujian doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, Selasa 16 Agustus 2016 pada Ujian promosi doktor di kampus Jl.Sudirman, Denpasar.

Ia merupakan doktor ke-111 pada Program Studi Linguistik atau doktor ke-559 pada Program Pascasarjana Universitas Udayana setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Tipe-Tipe Majas dan Aspek Stilistika Dalam Teks Srimad Bhagavatam Kajian terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia” dengan hasil cumlaude.

Sidang yang dipimpin direktur Pascasarjana Prof Dr AA Raka Sudewi Sp.S(K) itu beranggotakan Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S (Promotor), Prof. Dr. Drs. Ketut Artawa. M.A (Kompromorot I), Prof. Dr.Drs. I.B Putra Yadnya, M.A (Kopromotor II), Prof. Dr. I Nengah Sudipta, M.A., Prof. Drs I Made Suasta, Ph.D, Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A, Prof. Dr. I Dewa Komang Tantra, MSc., Ph.D. dan Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum.

Ni Ketut Dewi Yulianti mengatakan, majas merupakan bagian dari gaya bahasa memainkan peranan penting dalam penerjemahan, bahwa majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secara khusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Majas dapat memperkaya pandangan tentang bahasa karena majas memberikan aspek keindahan dalam penggunaan bahasa. Penggunaan majas dalam teks religi Srimad Bhagavatam juga dimaksudkan untuk tujuan yang sama, yakni memperoleh efek-efek tertentu yang membuat teks semakin indah. Analisis kualitas terjemahan teks Srimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia pada disertasinya menggunakan teori Functional Grammar di samping teori-teori penerjemahan.

Ni Ketut Dewi Yulianti, dosen jurusan Karawitan ISI Denpasar itu menjelaskan, teks berbahasa Inggris yang menjadi sumber data penelitian bertemakan keberadaan dan karakteristik sang jiwa yang terperangkap dalam badan yang dipengaruhi oleh tiga sifat alam material (sattvam, rajas, dan tamas), khususnya mengenai kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Hal itu juga dimaksudkan untuk mengerti Tuhan dan hubungan kajian terhadap teks tersebut merupakan sebuah kebutuhan dalam upaya membantu keberhasilan pendidikan nasional di Indonesia, yang tujuan utamanya adalah untuk pendidikan karakter.

Srimad Bhagavatam merupakan sumber tertinggi pengetahuan, sekaligus sastra tertinggi, yang menguraikan hubungan penyembah murni Tuhan dengan kepribadian Tuhan YME. Gaya bahasa yang diungkapakan ke dalam berbagai tipe majas dalam teks Srimad Bhagavatam menunjukkan  realita bahwa kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupan dunia rohani, karena segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnya bertentangan dengan yang ada di dunia rohani. Kondisi tersebut menyebabkan segala sesuatu yang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan dunia rohani, yang berdampak pada penerapan lebih banyak majas sinisme pada teks Srimad Bhagavatam.

Wisata Edukasi Ekonomi Berbasis Seni Pertunjukan Tradisional Bali

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen Karawitan FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Seni pertunjukan tradisional Bali memiliki potensi besar sebagai wahana wisata edukasi-ekonomi dalam kancah industri kepariwisataan Bali. Sepanjang  dikelola, dikemas, dan digarap secara serius, seni pertunjukan tradisional Bali adalah modal ekonomi kreatif yang berspektif cerah bagi kesejahteraan masyarakat. Seni tari, seni gamelan, dan seni pewayangan adalah nilai estetik dari kearifan lokal masyarakat Bali yang memiliki keunikan dan pesona tersendiri di mata wisatawan bila dikemas sebagai wisata edukasi-ekonomi.  Melalui model wisata ini, para wisatawan mendapatkan pengalaman dan pembelajaran serta merasakan dan mengaparesiasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam seni pertunjukan tradisional Bali.

Kata kunci: Seni, wisata, ekonomi

            Titik tolak tulisan ini dielaborasi dari dua persoalan yaitu kepariwisataan dan seni pertunjukan tradisional Bali. Berbicara mengenai kepariwisataan berarti didalamnya kita bersinggungan erat dengan ekonomi, sebab kegiatan ini pada dasarnya merupakan bentuk globalisasi yang dikelola dengan semangat kapitalistik.  Di tengah kepariwisataan Bali tak bisa diabaikan kontribusi kesenian dan yang paling menonjol adalah seni pertunjukan tradisional Bali, bahkan seni tari dan seni gamelan misalnya, menjadi perintis ketertarikan turis mancanegara untuk mengunjungi pulau Bali. Hingga sekarang pun, sajian seni pertunjukan tradisional menjadi andalan Bali mempesona wisatawan.

Selengkapnya dapat unduh disini

KEPADA SELURUH MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR YANG MENGIKUTI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA NON REGULER (KKN-NONREGULER) TAHUN 2016 DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR

PENGUMUMAN

Nomor :326/IT5.3/PM/2016

KEPADA SELURUH MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR YANG MENGIKUTI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA NON REGULER (KKN-NONREGULER) TAHUN 2016 DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR, AGAR MENGAMBIL DAN MENYERAHKAN FORMULIR PENDAFTARAN DI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) ISI DENPASAR SETIAP HARI KERJA (07.30 – 15.30) DENGAN SYARAT-SYARAT SEBAGAI BERIKUT :

  1. PENGAMBILAN FORMULIR PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN UANG KKN DARI TANGGAL 22 s.d. 26 AGUSTUS 2016.
  2. PENYERAHAN FORMULIR & PENDAFTARAN KEMBALI TANGGAL 29 AGUSTUS S.D 02 SEPTEMBER 2016.
  3. PADA FORMULIR PENDAFTARAN DILAMPIRKAN :
  • FORMULIR PENDAFTARAN DI SAHKAN OLEH PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DAN WAKIL DEKAN I
  • TRANSKRIP AKADEMIK TERAKHIR YANG SUDAH DISETUJUI OLEH PEJABAT BERWENANG.
  • FOTO COPY TRANSKRIP NILAI TERAKHIR & FC. KRS YANG SEDANG DITEMPUH (SEMESTER VI).
  • PEMBAYARAN KKN-non reguler sebesar Rp. 620.000 (enam ratus dua puluh ribu rupiah) berdasarkan SK. Rektor No.1092/IT5.4.1/PM/2014, DIBAYARKAN DI BANK BTN. A.N. BENDAHARA PENERIMAAN ISI DENPASAR, NO REK. 00007-01-30-0006263.
  • FOTO COPY BUKTI PEMBAYARAN KKN DARI BANK BTN RANGKAP 3 RANGKAP, 1 LBR. DISERAHKAN KE BENDAHARA PENERIMAAN ISI DPS, 1 LBR DISERAHKAN KE LP2M DAN 1 LBR DIBAWA MHS YBS.

DEMIKIAN PENGUMUMAN INI, ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA DIUCAPKAN TERIMA KASIH.

===========================

DOWNLOAD PENGUMUMAN

===========================

REKTOR ISI DENPASAR TUTUP REKONSTRUKSI  JOGED BUMBUNG DESA PUJUNGAN

REKTOR ISI DENPASAR TUTUP REKONSTRUKSI JOGED BUMBUNG DESA PUJUNGAN

sumber : Bali Post, Rabu 10 Agustus 2016

Setelah berlangsung selama dua bulan setengah (dari 14 Juni hingga 6 Agustus 2016), Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menutup secara langsung “Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung” di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Sabtu (6/8) Ialu. Ketua Panitia Ida Ayu Trisnawati, S.ST., M.Si. mengatakan, kegiatan Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung di Desa Pujungan merupakan salah satu implementasi dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi ISI Denpasar. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah melakukan rekonstruksi dan revitalisasi kesenian Joged Bumbung Desa Pujungan, sehingga bisa tetap lestari. Selain itu, untuk menghidupkan kembali seni pertunjukan tradisi yang pernah hidup di masyarakat sekaligus mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk mencintai seni budayanya. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 14 Juni lalu dan rekonstruksi dilakukan selama 3 kali dalam seminggu dan telah menghasilkan empat tarian, yaitu tari Joged Pangeleb, Wiranata, Palawakya dan Joged Ibing-ibingan yang disertai dengan tabuh pengiringnya dan satu tabuh Petegak,” ujarnya. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. mengatakan rekonstruksi Seni Joged Bumbung ini dilakukan karena adanya historis seni Joged Bumbung dengan Desa Pakraman Pujungan untuk tetap dijaga.

Dikatakan, saat ini perkembangan seni pertunjukan Joged Bumbung sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, ISI Denpasar mempunyai tugas pokok dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni sudah menjadi kewajiban untuk melakukan rekonstruksi seni tari Joged Bumbung tersebut. Sehingga kesenian ini tidak punah dan tetap lestari. “Setiap tahun kami menyediakan paling tidak dua kesenian langka untuk direkonstruksi kembali sesuai dengan tugas pokok ISI Denpasar.” tegasnya. Bendesa Adat Pujungan Jro Wayan Sedana menyambut baik rekonstruksi ini. Dikatakan, rekonstruksi Joged Bumbung yang dilakukan ISI Denpasar telah memberikan pemahaman akan seni tari Joged Bumbung serta pakemnya yang sangat perlu untuk dilestarikan. Apalagi saat ini Joged Bumbung oleh beberapa kalangan identik dengan hal yang berbau porno dengan goyangan erotisnya, sehingga perlu diluruskan melalui kegiatan seperti ini. “Secara historis, Joged Bumbung sangat sakral. Kami di Desa Pujungan merupakan desa barometer seni dari tahun 60-an, sehingga semua sekaa seni ada di desa kami. Makanya saat ini teman-teman dari ISI Denpasar memberikan bantuan rekonstruksi joged ini sehingga bisa kembali dibangkitkan,” ujarnya. Hal senada dilontarkan Perbekel Desa Pujungan I Made Wisnu Wijaya. Ia menambahkan, guna menguatkan pakem tari joged, sudah seharusnya dibuatkan pararem sehingga tari Joged Bumbung tetap eksis tanpa harus keluar dari pakemnya.”Kami sangat mengapresiasi dilakukannya rekonstruksi Joged Bumbung ini. Sehingga nantinya tari joged bumbung ini dapat dibuatkan pararem, sehingga tidak lagi terkesan porno dan erotis,” imbuhnya.

Loading...