PEMAKNAAN NILAI SOSIAL KELUARGA SEBAGAI EDUKASI MORAL DALAM FILM “DUA GARIS BIRU”

Kiriman : Ni Kadek Dwiyani, S.S., M.Hum1,  Ni Putu Tisna Andayani, S.S., M.Hum2 (Prodi Produksi Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain1, Prodi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar) 

            Edukasi nilai sosial dalam keluarga merupakan hal penting yang harus mendapatkan perhatian yang besar dari setiap pihak karena akan menyangkut permasalahan dalam hal Pendidikan moral pada anak. Media yang termudah untuk menjangkau berbagai kalangan adalah edukasi melalui film yang target penontonnya adalah keluarga, salah satunya adalah film dengan judul “Dua Garis Biru” (2019) yang sarat dengan nilai-nilai sosial dalam keluarga.

            Tujuan yang ingin dihasilkan melalui tulisan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menguraikan makna nilai sosial keluarga sebagai bentuk edukasi moral yang ditemukan pada film “Dua Garis Biru”. Hasil analisis akan disajikan berdasarkan teori Semiotika, khususnya Ground Semiotika terdiri dari Qualisign, Sinsign dan Legisign  (Perrce: 1982), dan diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

            Hasil tulisan ini mengidentifikasi ketiga tipe yang ada dalam ground semiotika pada tyrikotomi kedua dengan kajian visual dalam film yang merepresentasikan nilai sosial keluarga seperti kasih sayang anak dan orangtua dan sebaliknya, perhatian, kebesaran hati, kepedulian dan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

Kata kunci: pemaknaan, nilai sosial keluarga, edukasi moral, film “Dua Garis Biru”

Selengkapnya dapat unduh disini

ISI Denpasar inaugurated two new doctorates

ISI Denpasar inaugurated two new doctorates

Denpasar (ANTARA) – The Indonesian Art Institute (ISI) Denpasar inaugurate two doctorates’ students of art creation, I Wayan Sujana and I Ketut Garwa, both of whom are lecturers on campus.

The two ISI Denpasar lecturers were successively tested by 11 examiners, including from academics outside ISI Denpasar,” said the Rector of ISI Denpasar Prof Dr Wayan Kun Adnyana in Denpasar, Tuesday.

The Art Study Program of the ISI Denpasar Postgraduate Doctoral Program graduated the two doctoral students in an open examination which took place on Monday (15/11) and Tuesday (16/11).

I Wayan Sujana, who is fondly known as Suklu, produced findings on the art practice of MAL (Mobile Art Laboratory): Alternative Space for Community-Based Performing Arts Creative, while Ketut Garwa on the transformation of the Ngrebeg Kuningan tradition in Bangli City in colossal musical compositions.

During open exam, Monday (15/11) Ketut Garwa was tested by Prof. Dr. I Nengah Duija, Prof. Dr. I Komang Sudirga, Dr. I Nyoman Sukerna, Dr. I Gusti Ngurah Seramasara, Dr. I Kadek Suartaya, Dr. I Ketut Suteja, and Dr. Ni. Made Arshiniwati.

Examiners from the promoter element Prof. Dr. I Wayan Dibia, Co-Promoter 1 Prof. Dr. I Wayan Rai S., Co-Promoter 2 Dr. I Gede Yudarta, and the Chief of the Examiner Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana—The rector as well as the Head of the Organizing Unit for the Art Study Program of the ISI Doctoral Program Denpasar.

The Rector of ISI Denpasar Wayan Kun Adnyana also as the promoter led an open examination on Tuesday (16/11) for Sujana Suklu, with examiners Prof. Dr. Setiawan Sabana, Dr. Jean Couteau, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, Prof. Dr. I Nyoman Sedana, Dr. I Nengah Wirakusuma. , Dr I Ketut Muka, Dr I Ketut Suteja, and Co-Promoter 1 Prof Dr. I Wayan Dibia and Co-Promoter 2 Dr I Wayan Suardana.

During the open exam, Ketut Garwa convincingly responded to all the questions posed by the examiner.

“Ngrebeg Kuningan in Bangli City is transforming into a colossal musical composition, requiring observation, imagination building, then creative practices that manage the talents of Bangli local musicians, until a composition is born that departs from the Pangurip Panca Dewata concept,” said Garwa.

According to Garwa, who is also the Dean of the Faculty of Performing Arts, ISI Denpasar, this work can be a model for transforming ritual traditions into new artistic creativity.

Meanwhile, Prof. Komang Sudirga as the examiner said the work of Ngrebeg Kuningan Colossal Music Composition has the meaning of transforming sacred religious values ​​related to the Ngrebeg rite in Catus Pata as the axis of the world (cosmic axis), the unification of the relationship between the macrocosm and the microcosm.

“The concept of work based on the Pangurip Panca Dewata with odd numbers is not commonly applied in Balinese musical compositions, but through a creative touch, the nuances of musicality flow harmoniously. This innovative creativity can be used as a source of inspiration for young composers in the future,” said Sudirga.

Meanwhile, Sujana Suklu is noted to have practiced the MAL concept 10 times in various locations. Prior to the final exhibition at Komaneka Gallery, Ubud agilely explained the findings of art practice based on interaction, dialogue, and collaboration, including intermingles in MAL, enabling the general public to practice art together.

One of Sujana Suklu’s examiners, Dr Jean Couteau, emphasized that Suklu’s paintings are very personal, but in turn, he consciously builds a communal collaboration space full of possibilities.

“Personal painting does not become an obstacle to build collaborative creative spaces across arts, even with the wider community. This is a sociological path for contemporary art,” said the French anthropologist who has lived in Bali for decades.

ISI Denpasar inaugurated two new doctorates

ISI Denpasar Tambah Dua Doktor Baru

ISI Denpasar tambah dua doktor baru
Suasana ujian terbuka dosen I Ketut Garwa pada Selasa (16/11/2021) di kampus setempat. ANTARA/HO-ISI Denpasar

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kembali meluluskan mahasiswa doktor penciptaan seni yakni I Wayan Sujana dan I Ketut Garwa yang keduanya merupakan dosen di kampus setempat.

Kedua dosen ISI Denpasar ini secara berturut-turut diuji oleh masing-masing 11 penguji, termasuk dari unsur akademisi luar ISI Denpasar,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr Wayan Kun Adnyana di Denpasar, Selasa. (Baca Selengkapnya)

Rakor di ISI Denpasar, BKS PTSI Hasilkan Peta Jalan Pemajuan Seni-Budaya Indonesia

Rakor di ISI Denpasar, BKS PTSI Hasilkan Peta Jalan Pemajuan Seni-Budaya Indonesia

rakorku
RAKOR BKS-PTSI – Rakor Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia (BKS-PTSI) di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada Senin (15/11/2021), yang berhasil menetapkan Peta Jalan Pemajuan Seni-Budaya Indonesia melalui optimalisasi peran perguruan tinggi seni Indonesia. (DenPost.id/ist)

Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia (BKS-PTSI) di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada Senin (15/11/2021),  berhasil menetapkan Peta Jalan Pemajuan Seni-Budaya Indonesia melalui optimalisasi peran perguruan tinggi seni Indonesia. (Baca Selengkapnya)

Lady Gaga sebagai icon Trend Fashion Faux De Pas

Kiriman : Dewa Ayu Putu Leliana Sari (Desain Mode ISI Denpasar)

 

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam trend fashion faux de pas. Fashion bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran, makna serta symbol yang melekat bersamanya. Fashion merupakan suatu hal yang lekat dengan gaya hidup seseorang yang akan membentuk suatu identitas diri. Setiap orang bebas memilih fashionnya yang cocok dengan karakternya masing-masing, karena pakaian merupakan ekspresi identitas pribadi. Fashion dapat pula sebagai membawa pesan dan gaya hidup tentang diri seseorang kepada orang lain. Salah satu jenis istilah-istilah dalam fashion terkait dengan jenis gaya berbusana yang bagi sebagian orang itu aneh/nyeleneh, namun pada individu tertentu hal tersebut adalah suatu gaya pas untuk menonjolkan diri, yaitu fashion faux pas. Salah satu artis dunia terkenal dengan fashion faux pas style nya yaitu penyanyi Lady Gaga yang terkenal dengan kenyentrikannya. Lady gaga merupakan icon trend tersebut, karena ia membangun gaya berpakaian serta citra publik secara terpolarisasi sebagai ciri khas/media ekspresi.

Kata kunci: Lady Gaga, Trend Fashion, Faux De Pas

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...