UJI PETIK HIBAH PENULISAN BUKU SEJARAH

UJI PETIK HIBAH PENULISAN BUKU SEJARAH

UJI PETIK HIBAH PENULISANBUKU SEJARAH NARANATHA-KANYA : Jejak Sejarah Dewa agung Istri Kanya dan Perkembangan Seni Kerajaan Klungkung Abad Ke-19

Dilaksanakan Pada :

  • Jumat, 25 Oktober 2019
  • Ruang Vicon , Gedung Citta Kelangen Lantai II Kampus ISI Denpasar
  • Jam 09:00-12:00 WITA
ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165794/isi-denpasar-gelar-english-debating-championship-2019

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar menggelar “English Debating Championship 2019” atau lomba debat bahasa Inggris untuk menjaring mahasiswa berprestasi yang mewakili kampus setempat ke tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII.

“Mahasiswa yang meraih juara di tingkat LLDikti Wilayah VIII, selanjutnya berhak mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional, yakni kompetisi National University Debating Championship (NUDC),” kata Ketua Panitia Kegiatan Dr Ni Ketut Dewi Yulianti, SS, MHum, di sela-sela pelaksanaan lomba, di ISI Denpasar, Senin (14/10).

Dalam lomba debat bahasa Inggris tersebut, sebanyak 36 peserta perwakilan dari 12 program studi di ISI Denpasar bertarung menjadi yang terbaik dalam debat bahasa pergaulan internasional tersebut.

Masing-masing prodi, diwakili 3 kontingen. Setelah dewan juri menentukan 3 nama terbaik, mereka berhak mewakili ISI Denpasar ke lomba debat bahasa Inggris tingkat LLDikti (sebelumnya Kopertis-red) Wilayah VIII. 

Dewi tak menampik jika di ISI Denpasar agak kesulitan mencari peserta debat, padahal potensi mahasiswa cukup baik. Berkat kerja keras pantia, akhirnya tiap tahun tetap ada perwakilan peserta dari masing-masing prodi. 

“Debat ini sangat penting untuk menunjang visi-misi lembaga sebagai centre of excellence seni berbasis kearifan lokal berwawasan universal,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes mengharapkan mahasiswa ISI Denpasar mampu menunjukkan diri sebagai mahasiswa plus melalui ajang debat bahasa Inggris ini. “Bukan mustahil, mahasiswa ISI Denpasar mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional,” ujarnya.

Artayasa menambahkan, meskipun mahasiswanya mengenyam pendidikan di kampus seni, bukan berarti hanya mempelajari seni dan mengabaikan “soft skill” lain seperti kemampuan berbahasa asing dan ilmu kewirausahaan. 

“Kami ingin mencetak mahasiswa dengan kemampuan ‘plus’ melalui berbagai upaya, salah satunya debat bahasa Inggris ini,” kata Artayasa.

Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai memperhatikan mahasiswa berprestasi. “Sekarang peraih cumlaude, ketua senat dan prestasi lain sangat dihargai pemerintah, bahkan sebagai salah satu nilai lebih saat seleksi calon pegawai negeri sipil. Sehingga kami pun menjadi lebih semangat mewadahi kreativitas mahasiswa,” ujar Artayasa.

Enam besar juara English Debating Championship 2019 ISI Denpasar yakni, Yehuda dari Prodi FTV, Ni Komang Ananda Gayatri dari Prodi Tari, Ni kadek Tira Adi Cahyani dari Prodi Mode, Irene Nyoman Esterina Pregie Angga Dewi dari Prodi Musik, Nadeline Octavia dari Prodi Interior dan Ni Putu Netania Amanda Erawan dari Prodi Mode. Tiga terbaik dari mereka otomatis mewakili ISI Denpasar ke tingkat LLDikti Wilayah VIII.

ISI Denpasar sabet lima karya terbaik di KMDGI 2019

ISI Denpasar sabet lima karya terbaik di KMDGI 2019

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165798/isi-denpasar-sabet-lima-karya-terbaik-di-kmdgi-2019

Denpasar (ANTARA) – Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Denpasar berhasil meraih prestasi sebagai lima besar karya terbaik dari 57 peserta Kriyasana Mahasiswa Desain Grafis Indonesia (KMDGI) XIII tahun 2019 yang diikuti perguruan tinggi negeri dan swasta di Nusantara.

“Ada 19 mahasiwa DKV ISI Denpasar yang berangkat ke Padang dan hasilnya sangat memuaskan di ajang bergengsi yang digelar setiap dua tahun sekali tersebut,” kata Ketua Program Studi DKV ISI Denpasar Cokorda Alit Aryawan SSn, MSn, di Denpasar, Selasa.

Kegiatan yang berlangsung 3-5 Oktober 2019 di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, tersebut merupakan kegiatan rutin dua tahunan yang menitikberatkan pada pameran dan diskusi ilmiah mahasiswa desain komunikasi visual se-Indonesia.

Cok Alit menambahkan, dalam kegiatan KMDGI, DKV ISI Denpasar menjadi salah satu pendiri kegiatan dan beberapa kali mendapat tawaran agar ajang ini digelar di Bali.

“Biasanya sangat senang kalau penyelenggaraannya di Bali, namun kami menolak. Demi pemerataan, untuk tahun ini dilaksanakan di Universitas Negeri Padang, dan hasilnya sekarang mahasiswa kita di sana mendapat acuan lima terbesar karya terbaik,” ucapnya.

Menurut dia, karya DKV ISI memang memiliki konten lokal yang digarap secara kekinian. “Nah, hasil dari karya-karya yang memang diperkenalkan di luar, selanjutnya juga akan kami pamerkan di Bali. Acuan kami selanjutnya, karya-karya tersebut akan dipamerkan dalam Festival Bali Jani dari 26 Oktober hingga 8 November 2019 di Taman Budaya Denpasar,” ujar Cok Alit.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dra Ni Made Purnami MErg menyampaikan kegiatan KMDGI merupakan ajang pameran dan diskusi ilmiah mahasiswa desain komunikasi visual se-Indonesia.

Kegiatan tersebut, di samping meningkatkan daya kreativitas dan kualitas karya mahasiswa juga sebagai ajang menambah keakraban antarmahasiswa Desain Komunikasi Visual.

“KMDGI diselenggarakan sebagai forum komunikasi dan sekaligus meningkatkan eksistensi Desain Grafis di Indonesia. Sejak KMDGI pertama diadakan pada tanggal 10 sampai 13 September 1993 di Universitas Trisakti sudah menunjukkan peningkatan terus dari jumlah peserta delegasi dan pada acara KMDGI XIII tahun 2019 jumlah peserta lebih dari 50 delegasi baik universitas negeri maupun swasta,” katanya.

Tema kegiatan KMDGI XIII tahun 2019 yaitu “OH IYA”, dinilai sebagai tema yang sangat strategis mengangkat persoalan kekinian dan ini adalah salah satu respons jawaban solutif menanggapi persoalan sehari-hari di masyarakat.

“Apalagi dengan ditambahkannya pameran satu karya instalasi yang bertajuk E’link maka sangat relevan dengan kemajuan teknologi informasi sekarang,” ucap Purnami.

Melalui E’link masyarakat lebih memudahkan mengakses informasi satu sumber ke sumber lain yang bersifat elektronik. Dengan mudahnya mendapat informasi perlu selektif meneliti kebenarannya.

E’link adalah solusi , atas kesadaran, E’link berarti pikiran sehat dalam bahasa Bali dan Jawa berati ingat atau sadar. “Maknanya Eling mengajak kita untuk berpikir sehat,” ucapnya.

Lima mahasiswa ISI Denpasar raih lima terbaik di KKN Kebangsaan

Lima mahasiswa ISI Denpasar raih lima terbaik di KKN Kebangsaan

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165184/lima-mahasiswa-isi-denpasar-raih-lima-terbaik-di-kkn-kebangsaan

Denpasar (ANTARA) – Lima mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar yang mewakili kampus setempat dalam ajang KKN (kuliah kerja nyata) Kebangsaan di Kepulauan Ternate dan Tidore, Provinsi Maluku Utara, meraih prestasi lima terbaik dari 53 perguruan tinggi negeri di Tanah Air yang mengikuti kegiatan tersebut.

“Dari 53 perguruan tinggi negeri yang ikut KKN Kebangsaan itu, mahasiswa ISI Denpasar berhasil mendapat peringkat lima karena memenangkan sejumlah lomba-lomba yang digelar dalam KKN Kebangsaan tersebut,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Kamis.

Lima duta ISI Denpasar yang telah mengharumkan kampus seni negeri satu-satunya di kawasan Bali-Nusra itu dalam ajang KKN Kebangsaan tersebut yakni Valeriana Dafrosa Juita (Prodi Seni Pertunjukan), Lidia Marganingtyas (Prodi Seni Murni), Ovika Aisanti (Prodi Desain Mode), Ni Luh Putu Puspaningsih (Prodi Desain Mode) dan I Gede Made Bayu Mertha Putra (Prodi Musik).

Menurut Seramasara, KKN Kebangsaan yang telah berlangsung belum lama ini merupakan ajang pertemuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan, serta mengembangkan rasa nasionalisme.

“Dengan pertemuan antarmahasiswa dari Sabang sampai Merauke, mereka bisa merasakan dan memahami jiwa-jiwa kebangsaan, yang pada akhirnya diharapkan bisa mengurangi radikalisme. Dalam ajang KKN Kebangsaan, peserta dituntut kreativitasnya dalam membangun rasa kebangsaan dengan nuansa seni, nuansa ekonomi ataupun sosial,” ucapnya yang juga turut mendampingi peserta KKN Kebangsaan tersebut.

ISI Denpasar, lanjut Seramasara, sebagai kampus seni tentu membangun rasa kebangsaan dengan nuansa seni. “Mahasiswa kami membawa garapan tari yang bernuansa kebangsaan dan itu sangat dikagumi di sana,” ujarnya.

Tak hanya memenangkan sejumlah perlombaan, mahasiswa ISI Denpasar menurut Seramasara juga mendapat sambutan yang baik dari masyarakat di tempat KKN Kebangsaan dilaksanakan.

“Ketika penutupan, mahasiswa ISI bahkan diantar oleh tuan rumahnya dan sampai nangis-nangis mengharapkan mereka bisa datang lagi. Mereka berharap mahasiswa ISI Denpasar bisa setiap bulan ke sana untuk membangun kesenian-kesenian di Tidore dan Ternate,” kata Seramasara.

Pihaknya berharap ajang KKN Kebangsaan ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, apalagi Rektor ISI Denpasar juga sangat mendukung.
“Oleh karena itu, ke depannya ISI Denpasar akan mengirim mahasiswa minimal lima orang juga untuk mengikuti KKN Kebangsaan, karena dengan kegiatan tersebut dapat membangun rasa kebangsaan, rasa nasionalisme, kepercayaan dan landasan untuk menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi,” ucapnya.

Sementara itu Dr Drs I Ketut Muka MSi selaku dosen pendamping atau pembimbing mahasiswa peserta KKN Kebangsaan menambahkan, sasaran KKN Kebangsaan adalah desa-desa yang terpencil, yang diharapkan mampu menggali potensi desa dan memberikan masukan bagi masyarakat di sana sehingga bisa lebih kreatif dan produktif di bidang pertanian, seni budaya, dan sebagainya.

“Di samping itu, mahasiswa bisa meredam timbulnya radikalisme dan masalah ras. Oleh karenanya, dalam satu kelompok peserta KKN Kebangsaan itu terdiri dari sejumlah perwakilan perguruan tinggi yang digabung,” ujarnya.

Program dalam KKN Kebangsaan dinilainya sangat baik untuk membangkitkan kembali ke-Indonesiaan diantara kebhinekaan yang ada, sebab mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi bersatu padu membangun desa yang tertinggal.

Selain memenangkan sejumlah perlombaan di KKN Kebangsaan tersebut, lanjut Muka, salah satu program yang disampaikan mahasiswa ISI Denpasar juga berhasil meraih peringkat kedua terbaik.

Ovika Aisanti, salah satu mahasiswa ISI Denpasar yang mengikuti KKN Kebangsaan itu mengaku senang mendapatkan banyak pengalaman dari kegiatan yang telah diikuti tersebut.

“Saya jadi bisa bertemu teman-teman seluruh Indonesia, berbeda pulau dan berbeda suku. Saya berharap dalam KKN Kebangsaan ke depan, semakin lebih banyak peserta yang bisa dikirimkan ISI Denpasar,” ucapnya.

Wakil ISI Denpasar yang membuat program alat pemecah pala dan kenari di Pulau Tidore bahkan berhasil mendapat juara II program kerja terbaik dari 30 kelompok kebangsaan yang terbentuk saat itu.

“Kami berinisiatif membuat inovasi alat pemecah pala dan kenari karena di sana hasil rempah-rempahnya melimpah, namun masyarakat masih menggunakan batu untuk memecah pala dan kenari. Jika menggunakan batu, tentu memerlukan waktu yang lebih lama,” ujar Ovika.

Loading...