Patronisasi Negara Pada Seni Dan Seniman

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Patronisasi dan perlindungan terhadap seni dan seniman Bali telah berlangsung pada masa keemasan raja-raja.  Ini dapat direntang  antara abad ke 16-19 pada  pemerintahan  Dalem Waturenggong (1416-1550),  Dalem  Bekung   (1550-1580), Dalem Sagening (1580-1665), Dalem Dimade (1665-1685). Diduga kuat bahwa seni pertunjukan Bali seperti Gambuh, Topeng, Wayang Wong, Parwa, Arja, Legong Kraton dan seni klasik lainnya tumbuh dan berkembang pada era itu dengan gaya sponsor para penguasa saat itu. Demikian juga yang terjadi pada bidang kesenian lainnya seperti seni rupa, sastra, arsitektur dan lain-lainnya.

Kata kunci: patronisasi, seni, seniman

Selengkapnya dapat unduh disini

Kartun-Kartun Mata Kuliah Kartun

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Dosen DKV FSRD ISI Denpasar)

 

Abstrak

Matakuliah kartun di Prodi Desain Komunikasi Visual (Diskomvis), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) adalah matakuliah praktik dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional Bali dalam berkarya rupa. Untuk menghasilkan sebuah karya kartun, mahasiswa tidak cukup hanya memiliki kemampuan berkarya rupa semata, namun mereka juga harus memiliki pengetahuan atau kepekaan terhadap isu sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Artinya mahasiswa sebelum berkarya harus memiliki pengetahuan terkait isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat dengan membaca berbagai berita di media massa cetak maupun melalui media elektronik. Pada pembahasan ini, secara visual karya kartun mahasiswa memperlihatkan karakterisik budaya Bali seperti menghadirkan tokoh pewayangan Anggada dalam konteks kritik terhadap isu penebangan hutan secara liar, menghadirkan tari-tarian Bali dan juga kuliner khas Bali (babi Guling) dalam konteks kecintaan terhadap budaya, serta menghadirkan Barong yang merupakan salah satu ikon budaya Bali dalam karya kartun humor. Membaca karya-karya kartun tersebut menunjukan bahwa kartun yang dihadirkan ada yang berupa kartun kritik dan ada juga kartun humor. Cara ungkapnyapun bisa menggunakan satu panel, dua panel maupun empat panel.

Kata Kunci: Kartun, Budaya Bali, Desain Komunikasi Visual

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...