ILUSTRASI CERGAM BAWANG DAN KESUNA SEBAGAI MITEM VISUAL

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Gambar Ilustrasi merupakan sebuah gambar yang mampu menerangkan peristiwa atau cerita tertentu. Sifat gambar ilustrasi adalah memperjelas secara visual sesuatu yang diterangkannya. Gambar ilustrasi yang mampu “memotret” sebuah kejadian selanjutnya bisa digunakan dalam karya cergam untuk menerangkan tahapan-tahapan cerita. Cergam atau cerita bergambar merupakan salah satu karya komunikasi visual. Cergam selalu hadir dengan  memanfaatkan teks visual/gambar dan teks verbal/narasi cerita dalam menyampaikan pesan. Salah satu karya cergam yang akan dibahas sebagai mitem visual pada tulisan ini adalah karya cergam yang berjudul Bawang dan Kesuna cerita oleh Made Taro dengan ilustrasi dibuat oleh Ketut Nama. Cerita ini dipilih karena hadir secara sederhana dalam mengantarkan pembaca memahami sebuah kisah termasuk pesan moral yang terkandung di dalamnya. Cerita yang terangkai menjadi narasi utuh tersebut dalam pengungkapannya pada cergam dapat diamati struktur mitem-mitem visualnya. Cerita Made Taro, pada mitem-mitemnya diambil untuk dibuatkan gambar ilustrasi oleh Ketut Nama. Nama dalam penggalan ceritanya mengambil adegan-adegan khusus yang selanjutnya melahirkan mitem visual. Masing-masing mitem memiliki maknanya. Makna cerita dengan membaca struktur cerita ditemukan pemaknaan yang semakin mendalam. Kehadiran mitem visual dalam cergam sangat membantu pembaca dalam memahami cerita secara keseluruhan. Mitem-mitem ini sangat penting dilihat untuk memfokuskan berbagai adegan dalam cerita.

Kata Kunci: Gambar Ilustrasi, Cergam, Strukturalis Levi Strauss, Mitos

 

Selengkapnya dapat unduh disini

KETUNGAN, TERONGGOK JADI MEDIA EKSPRESI SENI

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Ketungan merupakan alat penumbuk padi dalam kebudayaan petani di Pulau Bali. Alat yang berupa kayu yang dilubangi memanjang itu memiliki fungsi penting bagi masyarakat agraris tradisional. Akan tetapi, ketika berlangsung transformasi budaya ke arah budaya industri modern, ketungan alat penumbuknya, elu, kehilangan nilai guna. Aktivitas menumbuk padi kini sudah digantikan dengan mesin. Masyarakat Bali pada umumnya kini tidak lagi memiliki ketungan. Ketungan kini menjadi benda simbolik sebagai penanda ritual keagamaan dan diberdayakan sebagai media ekspresi seni.

Kata kunci: ketungan, ritual, kesenian

Selengkapnya dapat unduh disini

JINENG, LUMBUNG PADI YANG BERSOLEK ESTETIK

Kiriman : Kadek Suartaya (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Jineng adalah tempat menyimpan padi dalam kebudayaan petani di Pulau Bali. Bentuk arsitekturnya unik dengan atap melengkung ke bawah. Bangunan ini bertingkat dua, dimana tingkat atas untuk menyimpan padi dan bale-bale dibawahnya multi fungsi seperti tempat mengolah makanan dan membuat sarana upacara keagamaan. Seiring dengan tergerusnya budaya pertanian, kini jineng tidak lagi melengkapi sebuah rumah tradisional Bali, melain mengalami pergeseran fungsi. Jineng kini didandani secara estetik untuk industri pariwisata dan sebagai tempat kegiatan profan masyarakat umum.

Kata kunci: jineng, transformasi, estetik.

Selengkapnya dapat unduh disini

Peningkatan Nilai Karakter Religius di Masa Pandemi Covid-19

Kiriman : Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum dan Drs. I Gusti Bagus Priatmaka, M.M ( Dosen Prodi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar)

Abstrak

Tulisan ini mengulas tentang peningkatan nilai karakter religius di masa pandemi Covid-19. Pandemi ini sedang mewabah di hampir seluruh dunia dan telah menelan begitu banyak korban. Segala upaya dilakukan untuk terhindar dari paparan virus corona ini. Setelah melakukan berbagai upaya, sisanya adalah berserah pada Tuhan dan memohon perlindunganNya. 

Karakter riligius terkadang mengalami kemerosotan diakibatkan oleh derasnya kebutuhan material dalam hidup. Namun, dampak baik dari pandemi Covid-19 ini adalah semakin mendekatkan manusia pada Sang Pencipta, 

Ada dua hal pokok yang diulas dalam tulisan ini, yaitu (a). bagaimanakah ciri-ciri sikap seseorang yang memiliki karakter religius dan (b) bagaimanakah hubungan antara nilai karakter religious dan pandemi Covid-19. 

Hal ini sangat signifikan dan perlu untuk dikaji, mengingat saat ini banyak terjadi kemerosotan karakter anak bangsa dan juga permasalahan kebangsaan, seperti bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sekalipun telah ditetapkan bahwa pendidikan karakter adalah bagian utama dari pendidikan nasional.

Kata kunci: Nilai karakter religious, kebutuhan material, pandemic Covid-19

Selengkapnya dapat unduh disini

SENI MENATA AMARAH (ANGER) SEBAGAI BAGIAN DARI PENDIDIKAN KARAKTER

Kiriman : Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum (Prodi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar)

Abstrak

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter sudah mulai berkembang seirng dengan makin gencarnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengumandangkan tujuan keberhasilan pendidikan nasional yang tidak dapat dilepaskan dari pendidikan karakter atau akhlak peserta anak didik. Tulisan ini dimaksudkan untuk menguraikan salah satu keadaan dalam kehidupan manusia yang sering dialami oleh siapa saja, yaitu rasa marah dan hubungannya dengan pendidikan karakter.    Ada dua hal pokok yang dibahas dalam tulisan ini yaityu (1) faktor-faktor yang menyebabkan munculnya rasa marah  dan (2) mengendalikan rasa marah ke hal-hal yang positif dalam upaya menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Tulisan ini menjadi signifikan karena banyak masalah muncul di lingkungan tempat kerja dan juga terjadinya kegagalan dalam hidup karena kegagalan dalam mengendalikan amarah. Seseorang yang mampu mengendalikan amarahnya, memiliki nilai karakter cinta damai yang tinggi.

Selengkapnya dapat unduh disini

Gelar Gending (Ruang Penyajian Gagasan Tekstual Dalam Komposisi Gamelan)

Kiriman : I Wayan Diana Putra (Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan FSP, ISI Denpasar)

 

Abstrak

Gelar Gending adalah sebuah ruang pementasan karya komposisi gamelan beserta diskusi mengenai gagasan dan ide musikologi yang melatarbelakangi komposisi gamelan tersebut. Penyajian karya serta diskusi mengenai elemen-elemen musikologi yang membentuk komposisi gamelan merupakan inisiasi dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seni Karawitan, Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Gelar Gending diselenggarakan perdana pada hari Minggu tanggal 15 November tahun 2020. Tulisan ini mendeskripsikan mengenai gagasan dan pencapaian dari even Gelar Gending. Deskripsi dalam tulisan ini mencangkup mengenai kredo mencipta dan hasil karyanya terhadap gamelan. Kredo mencipta dan hasil karya yang dipresentasikan untuk mewujudkan munculnya konsep tekstual dalam komposisi Gamelan.

Kata Kunci: Gelar Gending, Komposisi Gamelan, Konsep Tekstual

Abstract

Gelar Gending are an creative space to perfom and share new compositons for gamelan within discusions and dialog about the musiclogys consept and ideas behind their gamelan compositions. The concert and discusions of the new gamelan compotions that’s was initiated by Karawitan Student Centers, Karawitan Departement, Faculty of Performing Arts, Institute of The Art of Denpasar (ISI Denpasar). The premeire event was held on November 15 2020. Contents on this article to explains about compositions contens by analitychal within audient perspectifs also collect data by composer ideas and arguments refer to their piece. The principils of creative ideas and tehcniq to composing gamelan piece as we call “tekstual conceps” will be a poin patron.

Key Note: Gelar Gending, Gamelan Compositons, Tekstual Conceps

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...