RRI Denpasar Ikut Kompetisi ABU

RRI Denpasar Ikut Kompetisi ABU

Denpasar  – “Guk-guk”, sebuah garapan infotainment Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Denpasar lolos pra seleksi dewan juri RRI pusat Jakarta, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam kompetisi tahunan Organisasi Lembaga Penyiaran se-Asia Pasifik.

“Garapan karya seni itu selanjutnya akan dinilai dalam Kompetisi Kompetisi Asia Pasific Broadcasting Union (ABU)
Prizes 2011 bersama produksi katagori lainnya,” kata Kepala Bidang Programa Siaran RRI Stasiun Denpasar Bagus Ngurah Rai, S.H, M.M di Denpasar, Kamis.
Bagus Ngurah Rai yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali itu menjelaskan, garapan Guk-Guk juga dinilai bersama naskah drama anak dan remaja serta berita.
Garapan infotaiment itu ditulis oleh Ir Made Suartini yang disiarkan pada acara Dagang Gantal RRI Stasiun Denpasar yang menceritakan tentang Rabies.
Ariadi Putra, S.H selaku Supervisi garapan tersebut menjelaskan, gagasan cerita `Guk-guk` dalam Katagori Infotainment ini terinspirasi saat PWI Bali menggelar Sarasehan Penanggulangan Rabies di Bali pada peringatan Hari Pers 2011, pertengahan Maret lalu.
Bahaya penyakit rabies yang ditampilkan dalam acara Dagang Gantal merupakan acara unggulan RRI Denpasar yang digelar sejak 1992 atau 19 tahun yang silam.
Siaran Dagang Gantal menurut Bagus Ngurah Rai mendapat respon positif dari para pendengar di Pulau Dewata, terbukti melalui saluran telepon (phone in programe) ikut berperanserta menyemarakkan acara siaran Dagang Gantal tersebut.
“Masyarakat tidak hanya ingin tahu, namun juga sebagai upaya antisipasi penanggulangani penyakit rabies yang semakin meluas di Bali,” tutur Bagus Ngurah Rai.
Ia menambahkan, untuk pra seleksi kompetisi ABU Prizes 2011, RRI Denpasar Bidang Programa Siaran mengirimkan katagori drama, anak & remaja serta Infotainment.
Sementara bidang pemberitaan mengirimkan katagori “news dan documentary.” kata Bagus Ngurah Rai yang juga Plh Kepala Stasiun RRI Denpasar.
Kegiatan tersebut merupakan kompetisi tahunan dari Organisasi Lembaga Penyiaran se Asia Pasifik. RRI Stasiun Denpasar 2010 berhasil meraih juara I untuk Katagori The Best Musical Show Promoting The Musical Heritage dalam AIBD Prizes (Asia – Pasific Instute For Broadcasting Development ).
Karya yang berhasil meraih prestasi gemilang tingkat internasional itu berjudul `Jes Eksotik` hasil garapan kerja sama RRI Denpasar, PWI Bali dengan A.A Ngurah Kusuma Wardana dari Sanggar tari Penggak Men Mersi Puri Kesiman Denpasar.
Berkat prestasi tersebut RRI Stasiun meraih tropi yang diserahkan di Macau China 26 Juli 2010, tutur Bagus Ngurah Rai yang berharap prestasi tersebut bisa diraih kembali dalam tahun 2011.

Sumber: antaranews.com

Persepsi Perupa Tentang Mode

Persepsi Perupa Tentang Mode

Jakarta – Bangunan berbentuk kubus itu tersusun dari lempengan-lempengan logam berwarna perak. Masing-masing sisinya memiliki sebuah lubang besar. Dari lubang yang bentuknya berbeda-beda itu kita bisa melongok ruang di dalamnya, menyaksikan tayangan video pada layar televisi yang terpasang di sana. Semacam passion room yang mempresentasikan fantasi, kreativitas, dan hasrat melalui tekstur, visual, dan suara audio untuk memberikan suasana bagi fantasi orang-orang yang melihatnya.

Inilah kreasi eksperimental seniman multitalenta Jay Subyakto dan perancang busana Stella Ressa. Karya instalasi bertajuk Bosex itu dipajang di ruang pamer Galeri Nasional mulai 8-15 Mei 2011 . Kotak perak itu menunjukkan bahwa fashion itu sebuah pilihan yang sangat bebas. “Setiap sisinya mewakili masing-masing pilihan, feminin, maskulin, androgini, dan animal,” jelas Jay.

Jay dan Stella terpilih mewakili seniman-seniman muda tanah air untuk menunjukkan kreativitasnya. Selain mereka, terpilih pula Kiki Rizki yang berkolaborasi dengan Erika Ernawan, Oscar Lawalata, Davy Linggar, Deden Hendan D., Dita Gambiro, dan Ruang Rupa. Mereka bergabung dengan Hussein Chalayan, Antonio Marras, Gaspard Yurkievich, Raf Simons, dan Michael Sontag yang dikenal sebagai seniman besar seni kontemporer Eropa dalam pameran bertajuk Dysfashional #6.

Luca Marchetti, salah seorang kurator pameran ini menjelaskan Dysfashional dirancang sebagai sebuah situs di mana pameran menjadi ruang eksperimen, sebuah tanah eksplorasi baik untuk seniman maupun pengunjung. Dysfahional menurut pria berkebangsaan Italia itu, tidak menyuguhkan fashion dalam wujud pakaian dan sebagainya, tetapi menunjukkan bahwa fashion melampaui obyek yang menjadikannya materi. “Fashion adalah suatu sensibilitas yang tidak stabil,” jelasnya. Fashion dalam pameran ini diinterpretasikan dalam arti seluas-luasnya.

Jakarta sendiri terpilih sebagai kota pertama di luar Eropa yang menyelenggarakan pameran ini. Sebelumnya, Dysfahional yang menampilkan berbagai karya yang diseleksi dua kurator Italia, Luca Marchetti dan Emanuele Quinz, itu digelar di Luxembourg (2007), Lausanne (2008), Paris (2009), Berlin dan Moskow (2010).

Dysfashional #6 digelar di Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta, bekerja sama dengan Goethe-Institut Indonesien, Galeri Nasional ,serta Majalah Dewi, dalam rangka pembukaan Festival Seni Prancis 2011. “Acara ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seniman-seniman Indonesia menampilkan karya-karya kreatif mereka,” jelas Direktur CCF Jakarta David Tursz.

Inda C. Noerhadi, kurator dari Galeri Nasional Indonesia menjelaskan proyek pameran seni ini disiapkan dalam waktu cukup singkat. Rapat pertama antara CCF Jakarta, Goethe-Institut, dan Galeri Nasional digelar pada awal Februari 2011 . Kemudian, pada pertengahan Februari, dua kurator Luca Marchetti dan Emanuele Quinz datang dari Paris untuk bertemu beberapa perancang busana dan seniman Indonesia yang diundang dari berbagai tradisi, generasi, tujuan artistik, dan wilayah kerja yang berbeda, namun memiliki semangat yang sama untuk mendukung Dysfashional.

Rangkaian rapat dan diskusi dilakukan untuk menguatkan tujuan proyek seni ini, yakni bukan untuk mendefinisikan mode, tetapi untuk menekankan fenomena mode yang amat penting dalam evolusi aliran-aliran kreatif baru.

Proses menyamakan ide itu, jelas Inda, bukanlah persoalan mudah. “Ada beberapa kesalahpahaman mengenai topik, bahwa pameran ini sama sekali bukan menampilkan pakaian atau garmen,” jelasnya. Setelah melewati proses diskusi dan dialog, terpilihlah tujuh artis Indonesia (dua perancang busana dan dua seniman) dari latar belakang yang beragam. Mereka diberi kesempatan untuk mengekspresikan visi-visi , dunia, dan imajinasi mereka tentang fashion.

Dua seniman, yakni Dita Gambiro dan Deden Hendan Durahman menyajikan dua karya lama mereka. Duta memamerkan dua karya instalasinya, Mbak Yu dan Savety First yang dibuat pada 2007. Mbak Yu merupakan sebuah rangkaian tujuh sapu yang digantung di dinding dengan ukuran berbeda. “Sapu mewakili peran domestik perempuan,” katanya. Sementara, Safety First adalah lima rangkaian helm yang terbuat dari rambut sintetis, sanggul, aksesoris rambut, helm, dan rotan yang dipajang d atas meja putih. “Helm lebih sebagai lambang perlindungan,” kata Gita.

Lain lagi dengan Deden. Dalam pameran ini, dia memajang dua karya fotografi yang dibuatnya pada 2008. Karya fotografi berukuran 120 x 250 sentimeter berjudul Corpus: Perspective I & II itu dianggap sebagai cerminan pemikiran fundamental yang mengatakan bahwa mode dimulai dari titik nol. Manusia dilahirkan tanpa pakaian dan kemudian ditutupi oleh mode dan menggunakan banyak elemen atau aksesoris untuk memperkuat identitas mereka.

Emanuele Quinz menjelaskan Dysfashional yang berasal dari budaya Eropa telah melahirkan mode kontemporer yang menngandung konsep yang selalu membentuk perkembangan artistik. “Konsepnya sangat sederhana, tapi rumit untuk dipahami,” jelas Emanuele. Setiap seniman diberi kesematan mengeksplorasikan fashion dari sudut pandangnya, baik dalam bentuk karya instalasi, fotografi, dan berbagai medium lainnya.

Kiki Rizky dan Erika Ernawan, misalnya, menyuguhkan perspektif mereka tentang fashion lewat video performance berjudul “Let’s Talk About”. Di video itu, terlihat Kiki dan Erika terus mengoceh soal fashion, tapi satu sama lain “tidak nyambung”. Erika bicara soal sejarah fashion, sedangkan Kiki membaca majalah fashion secara tidak berurutan. “Kami berusaha memahami fashion dengan cara banal. Seperti menjebak diri dalam kenihilan, berawal dari ketiadaan, berakhir pada ketiadaan pula,” jelas Kiki.
NUNUY NURHAYATI

Sumber: tempointeraktif.com

KJRI Perth Kunjungi ISI Denpasar

KJRI Perth Kunjungi ISI Denpasar

Kreativitas ISI Denpasar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi semakin memukau. Di sela-sela pelaksanaan perkuliahan, latihan persiapan PKB, seleksi pertukaran mahasiswa MIT, kampus seni satu-satunya di Bali ini, Selasa (10/5) kemarin, mendapat kunjungan kehormatan dari Konsul Jendral Republik Indonesia Perth, E.D. Syarief Syamsuri. Konjen berpenampilan sederhana dan murah senyum ini,diterima langsung oleh Rektor ISI didampingi PR IV Bidang Kerja Sama, dengan agenda membahas rencana kunjungan ISI Denpasar ke Perth dalam waktu dekat ini,guna meningkatkan pembinaan seni budaya Indonesia di Perth.

“Saya sangat bangga melihat aktivitas di setiap sudut kampus ISI Denpasar. Great! Hebat, dan luar biasa. Fasilitas dan sarana yang memadai dengan perencanaan serta peruntukan yang sesuai kebutuhan kampus, sangat mendukung aktivitas ISI Denpasar dalam rangka pembinaan seni budaya Indonesia,” ujar Syarief setelah melihat kegiatan kampus mulai dari latihan Adi Mredangga dan paduan suara di Gedung Latha Mahosadi, latihan Sendratari di Gedung Natya Mandala, serta pembuatan patung di Studio Patung FSRD. Konjen Syarief juga sangat kagum menyaksikan mahasiswa karawitan saat latihan Adi Mredangga yang akan ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali mendatang.

Rektor ISI sangat berterima kasih atas kunjungan Konjen, serta segala bantuan yang diberikan saat kunjungan ISI Denpasar ke Perth dan juga terkait MoU antara ISI Denpasar dan University of Western Autralia (UWA) Perth. “Networking ISI Denpasar tidak hanya U to U (University to University), tapi juga U to E (University to Embassy), yang dalam hal ini adalah KJRI di Perth, dalam upaya peningkatan pembinaan seni budaya Indonesia di tingkat internasional.”Hal ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan diri bagi para dosen, untuk mengajarkan seni secara lintas budaya, tentunya untuk bisa bersaing di tingkat internasional,”papar Prof. Rai.

Pada hari yang sama, Rektor ISI juga memberikan pengarahan kepada mahasiswa ISI dari kedua fakultas, yang telah lolos seleksi dalam program M-I-T (Malaysya-Indonesia-Thailand) Student Mobility Program, yang akan dikirim ke Thailand dan Malaysia dalam waktu dekat ini.

Humas ISI Denpasar Melaporkan

Pengumuman Perpanjangan Program Beasiswa Bidik Misi ISI Dps 2011

Unduh pengumuman Bidik Misi :  Klik disni

PENGUMUMAN

Nomor 1072/IT5.5/KM/2011

Tanggal 28 April 2011

Tentang

Perpanjangan Penerimaan Mahasiswa Baru

Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar

Tahun Akademik 2011/2012

Menyusul surat kami nomor 197a/I5.12/KM/2011 Tanggal 18 Maret 2011 perihal Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar, dengan ini kami sampaikan bahwa penerimaan mahasiswa baru melalui Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun Akademik 2011/2012 jadwal rekrutmen kami perpanjang sebagai berikut :

Pendaftaran                                              : 1 Pebruari – 21 Juni 2011

Batas Akhir Pengumpulan Berkas    : 30 Juni 2011

Seleksi                                                         : 11 – 14 Juli 2011

Pengumuman Hasil Kelulusan         : 18 Juli 2011

Registrasi                                                  : 25 – 29 Juli 2011

Setiap calon pendaftar hanya boleh mendaftar di 1 (satu) perguruan tinggi dengan memilih 2 (dua) program studi.  Program studi S1 di lingkungan ISI Denpasar sebagai berikut :

Kode PS Nama Program Studi
91-231 SENI TARI
91-211 SENI KARAWITAN
91-241 SENI PEDALANGAN
90-201 SENI RUPA MURNI (minat LUKIS dan PATUNG)
90-221 DESAIN INTERIOR
90-241 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
90-211 KRIYA SENI (minat KAYU dan KRAMIK)
91-271 FOTOGRAFI

Tata Cara Pendaftaran :

1.       Sekolah mendaftar melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 1:

2.       Sekolah merekomendasikan calon melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 2 :

3.       Pelamar mendaftar melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 3 :

4.       Sekolah mengirimkan berkas pendaftaran secara kolektif ke alamat ISI Denpasar

5.       Berkas tambahan bagi calon mahasiswa yang memilih prodi Seni Rupa Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi  Visual dan Fotografi untuk melampirkan Surat Keterangan Dokter Tidak Buta Warna.

6.       Untuk yang sudah mendaftar melalui SNMPTN undangan, bisa langsung ke tahap 3.

Informasi lebih lanjut harus berpedoman pada  Panduan Bidik Misi dan Formulir pendaftaran,  dapat diunduh di www.dikti.go.id atau  www.bidikmisi.dikti.go.id

Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Rektor

ttd.

Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA

NIP 195505261981031002

eBook mulai Menggusur Buku Cetak

eBook mulai Menggusur Buku Cetak

LONDON: Data baru menunjukkan bahwa buku elektronik atau eBook untuk pertama kalinya masuk kategori penjualan terbaik di Amerika Serikat.

Menurut Telegraph, berdasarkan angka-angka baru yang dirilis Jumat (15/4), eBook sudah menjadi format tunggal dengan penjualan terbaik dalam penerbitan Amerika untuk pertama kalinya.
Association of American Publisher (AAP) mengungkapkan laporan terbaru mereka, yang mengumpulkan data penjualan dari para penerbit AS, total penjualan eBook pada Februari mencapai US$90,3 juta.
AAP mengatakan laporan ini menjadikan buku digital sebagai format tunggal terbesar di AS untuk pertama kalinya, mengambil alih buku bersampul yang hanya mencetak penjualan US$81,2 juta. Buku bersampul memimpin hingga Januari, dimana eBook berada di urutan kedua saat itu.
Asosiasi perdagangan buku mengungkapkan, eBook di Amerika mengalami pertumbuhan 202,3 persen dalam penjualan Februari dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
Sebaliknya, buku cetak lebih buruk, dengan kombinasi penjualan buku bersampul tebal dewasa dan buku bersampul tipis turun 34,4 persen menjadi US$156,8 juta pada Februari. Buku anak-anak dan orang dewasa muda kurang laku, dengan kemerosotan 16,1 persen menjadi US$58,5 juta.
AAP yakin pertumbuhan penjualan eBook pada Februari bisa disebabkan orang-orang membeli eBook pada perangakt eBook yang mereka terima pada Natal belum lama ini, sebagaimana seleksi lebih besar pada perangkat dan jajaran eBook lebih luas.
Bagaimanapun juga, angka mungkin naik karena cuaca musim dingin dan jaringan toko buku Borders yang bangkrut selama periode ini.
eBook tumbuh secara massal, tetapi mereka belum cocok secara keseluruhan dengan buku cetak dan juga tidak diperkirakan bila mereka akan cocok. Prediksi yang paling diharapkan menunjukkan bahwa eBook akan terhitung 50 persen dari pasar AS pada 2014 atau 2015, dan mereka mungkin akan stabil,” kata Phillip Jones, wakil editor Bookseller.
Di Inggris,”kami setahun di belakang saat ini dan menyusul dengan cukup cepat,” kata Jones, yang percaya berusaha melanjutkan lintasan yang sama dengan AS.
“Hasil Februari mencerminkan dua fakta inti: orang-orang menyukai buku dan para penerbit dengan aktif menyediakan pembaca di mana pun mereka berada,” kata Tom Allen, presiden AAP.
“Publik menganut luasnya dan keragaman pilihan bacaan yang tersedia untuk mereka. Mereka membuat eBook permanen tambahan bagi gaya hidup mereka sambil mempertahankan minat pada buku format cetak.”

Sumber: mediaindonesia.com

Loading...