Ekspresi Estetis Pada Karya Seni Fotografi

Ekspresi Estetis Pada Karya Seni Fotografi

Oleh: I Komang Arba Wirawan, Dosen PS Fotografi

Berawal dari fotografi jurnalistik yang digeluti selama 5 tahun bekerja sebagai wartawan foto pada harian Denpasar Post (1998-2003), Kelompok media Bali Post. Kecintaan pada dunia fotografi tumbuh seiring dengan waktu, berbekal dengan kamera analog Nikon FM 2, berbagai sudut kota lalu lintas kota Denpasar, olah raga, human interest  dan kriminalitas terekam menghiasi harian DenPost. Hiruk pikuk reformasi 1998, demo mahasiswa, sampai bom Bali I menjadi tugas jurnalistik yang sangat berkesan. Meliput dengan menahan kesedihan hati dan air mata dimana saat menyaksikan korban bom terbakar, dimana hasil karya ini terlalu sadis untuk dipublikasikan. Ini semua membawa pada sebuah titik dimana fotojurnalistik merupakan ajang tempaan menuju pada foto seni, yang membawa kematangan melihat moment, angle, dan ekpresi estetis. Berbekal dengan kamera analog Nikon F4 yang berhasil dibeli dari bonus dikantornya memberikan fasilitas yang lebih lengkap dalam menghasilkan sebuah karya fotojurnalistik. Saat kesempatan muncul untuk menjadi tenaga pengajar di Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Mengarahkan pada bertemunya titik gaya seni fotografi yang digelutinya. Kesempatan studi banding ke Program Studi Fotografi, Fakutas Media Rekam ISI Yogyakarta, dari pimpinannya tidak disia-siakan, dengan menghasilkan karya monumen 11 maret, light of jogja, taman sari, yang mendapat apresiasi pada pameran di Musium Neka (2006). Kesuksesan ini membawa keyakinan semakin percaya diri, bahwa seni fotografi suatu saat dapat berdampingan dengan seni rupa yang lain. Apalagi kondisi kampus yang dinamis dengan iklim dan pergaulan seni yang tinggi, mempercepat cita-cita menjadikan Bali sebagai pusat seni fotografi. Pemikiran ini dilatar belakangi bahwa Bali dapat menjadi pusat seni rupa (seperti lukis dan patung, terakhir seni kartun) mengapa seni fotografi tidak.

Berdasar pada teori seni yang terkait dengan wacana fotografi adalah teori seni komunikasi, teori seni ekspresi, teori seni fungsional, dan teori seni instrumental. Teori-teori seni ini bisa saling terkait satu sama lain dalam konteks bagaimana sebuah karya foto dapat di implementasikan sebagai fotografi seni dengan bentuk-bentuk penampilannya secara dwimatrawi.

Membuat foto seni yang merupakan bagian fotografi, yang memiliki konsep estetika yang memperhitungkan terlebih dahulu unsur-unsur penciptaan sebuah foto, dari pencahayaan sampai proses pencetakannya. Semua direncanakan dengan matang dan terencana, karena kini foto seni telah sama rumitnya dengan seni lain. Apalagi jika kita membincangkan posisi fotografi dalam konteks kesenirupaan (fine art). Bisakah dan mampukah fotografi disandingkan dalam keluarga seni rupa (High Art). Koeksistensinya ini tidaklah berpretensi saling menegasikan. Justru sebaliknya, dan siapa tahu, dunia High Art makin diperkaya dengan hadirnya fotografi di komunitasnya. Sejalan Dengan perkembangan teknologi sekarang ini fotografer yang mau menekuni foto seni akan lebih mudah dengan hadirnya teknik digital. Apalagi mau bekerja keras mencoba dan mau belajar terus-menerus. Sebuah foto akan dapat menjadi representasi fotografer yang menciptakannya. Sehingga lahir maestro-maestro fotografi punya ciri khas masing-masing, sehingga mengenalkan diri ke publik yang lebih luas.

Sebuah karya fotografi yang dirancang dengan konsep tertentu dengan memilih objek foto yang terseleksi dan diproses dihadirkan sebagai luapan ekspresi artistik fotografernya, maka karya tersebut bisa menjadi sebuah karya fotografi ekspresi. Sehingga karya foto tersebut dimaknakan sebagai suatu medium ekspresi yang menampilkan jati diri photografernya dalam proses penciptaan karya fotografi seni.

Fotografi sebagai salah satu entitas dalam domain seni rupa juga tidak terlepas dari nilai-nilai dan kaidah estetika senirupa yang berlaku. Namun dengan keyakinan bahwa setiap genre memiliki nilai dan kosa estetikanya sendiri, maka fotografi pun berbagai sub-genre-nya juga tidak lepas dari varia nilai dan kosa estetikanya sendiri. Setiap kehadiran jenis fotografi karena tujuan penghadiran tentunya juga memerlukan konsep perancangan yang bermula dari ide dasar dan kontemplasi yang berkembang menjadi implementasi praksis yang memerlukan dukungan peralatan dan teknik ungkapan kreasinya. Lebih jauh lagi bagi pencapai objektifnya, diperlukan berbagai eksprementasi dan eksplorasi baik terhadap objek fotografi maupun proses penghadiranya setelah menjadi subjek/subjectmatter dalam karya fotografinya. Tidak tertutup kemungkinan bahwa setiap objek perlu dipotret beberapa kali dalam rangka eksperimentasi dengan berbagai  sudut pandang/angle (pandangan estetik) maupun dengan teknik komposisi dan panduan pecahanyaan dan kecepatannya penutup rana yang berbeda. Semuanya digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai ragam alternative tampilan yang memiliki nilai estetis yang berbeda secara eksploratif dan dipastikan bisa memberikan beberapa pilihan hasil foto yang terbaik yang disesuaikan dengan hasil foto yang terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan nilai estetis yang diharapkan. Hal tersebut tercemin dalam domain fotografi sebagai aspek yang ideasional maupun yang bersifat teknikal.

Proses penciptaan dan penghadiran  karya seni fotografi pada umumnya melalui empat proses : a) Proses pencarian Ide; b) Proses pemotretan; c)Proses editing atau kamar terang ; c) Proses printing atau akhir end-product-nya. Pada setiap proses memiliki varian estetika tersendiri baik bersifat ideasional maupun yang bersifat  teknikal. Proses yang pertama pencarian ide dicari dengan studi kepustakaan ataupun eksplorasi internet, diskusi, menyaksikan pameran-pameran seni rupa lainnya juga traveling mencari objek-objek dan moment estetis dalam perjalan tersebut. Proses yang kedua, pemotretan adalah eksekusi dari fotografernya disini tentunya telah dipersiapkan teknik, dan peralatan yang memadai untuk menghasilkan karya seni fotografi. Proses yang ketiga adalah proses editing yang diperlukan penguasaan komputer Photoshop yang memadai untuk menampilkan karya yang lebih estetis dari hasil pemotretan. Proses yang keempat disini tidak kalah pentingnya karena hasil akhir sebuah karya seni fotografi dapat dinikmati apakah karya seni fotografi tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat atau tidak, juga ditambahkan dengan pertimbangan apakah print kertas atau print kanvas sehingga dengan tambahan  pigura karya seni fotografi tersebut sempurna. Selamat Berkarya.

Komersialisasi Pendidikan Merajalela

Komersialisasi Pendidikan Merajalela

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekolah Bertaraf Internasional yang dirintis pada 100 sekolah SMP, SMA/SMK, di seluruh Indonesia yang mulai 23-29 April 2010 menerima siswa baru, merupakan bentuk komersialisasi pendidikan yang dahsyat. Ini jelas akibat merajalelanya komersialisasi pendidikan.

“”Proyek ini adalah metamorfosis dari sekolah unggulan, dan Kelas Internasional, yang selama ini menjalankan komersialisasi pendidikan. Kelas internasional yang kurikulumnya, sepenuhnya merujuk ke Cambridge atau International Baccalaureate pembayarannya amat mahal,” ujar Ketua Komite SMA 70 Jakarta Musni Umar di Jakarta, Minggu (25/4/2010) malam.

Sebagai contoh, SMA 70 yang membuka kelas internasional beberapa tahun lalu, dan menjadi sekolah unggulan, uang masuk yang dikenakan persiswa mencapai Rp 31 juta. Tahun pertama dan tahun kedua, masing-masing Rp 25 juta, belum termasuk uang semester, yang dibayar enam bulan sekali.

Maka, menurut Musni, kelas internasional bisa disebut tingkat komersialisasi pendidikan yang tinggi dan misterius. Selain mahal, dan mendapat subsidi dari pemerintah Rp 500 juta, pengelolaan keuangannya tidak transparan.

Pasalnya, sebut Musni, hanya pengelolanya dan kepala sekolah yang tahu. Selain itu, tiap tahun pengelola kelas internasional harus membayar dalam jumlah yang besar ke Cambridge.

Tahun lalu, menurut Musni, para siswa baru kelas reguler SMA 70 harus membayar Rp 11 juta, ditambah Rp 450.000 perbulan, dan kelas akselerasi Rp 1 juta per bulan. Dengan pembayaran sebesar itu, masih banyak orang tua siswa yang mengeluh dan merasa berat, apa lagi kalau diberlakukan sekolah bertaraf internasional yang syaratnya harus mandiri keuangan dan kurikulum.

Laporan wartawan KOMPAS Imam Prihadiyoko

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/25/22002224/Komersialisasi.Pendidikan.Merajalela

Berita lain: Kemendiknas Siapkan Sanksi Terhadap Komersialisasi PTN

Jakarta – Kemendiknas kecewa dengan kebijakan buruk sejumlah Perguruan Tinggi Negeri(PTN) yang membuat UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) dibatalkan. Kemendiknas mulai ancang-ancang membuat payung hukum baru yang sekaligus memberi wenang Kemendiknas memberi sanksi tegas kepada PTN yang nakal dan memperdagangkan pendidikan.
“Kita sangat mewaspadai itu (komersialisasi) karena sebetulnya kita agak kecewa dengan perluakuan-perlakuan di PTN. Kadang rektor yang tidak ramah menjadikan UU BHP dibatalkan,” papar Wakil Mendiknas Fasli Jalal.
Hal ini disampaikan Fasli usai Talk Show Perspektif Indonesia bertajuk “Quo Vadis Politik Pendidikan Tinggi Kita?” di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (9/4/2010).
Untuk meluruskan pandangan tentang semangat otonomi PTN, Fasli sudah beberapa memanggil. Menurut Fasli, otonomi PTN bukan untuk mencari uang sebanyak-banyaknya.
“Sudah kita lakukan dua pertemuan. Kita paksa mereka cari dana tapi pastikan pendidikan semua lapisan masyarakat terakomodasi,” papar Fasli.
Menurut Fasli, Kemendiknas juga sedang mempersiapkan payung hukum agar memiliki wewenang memberi sanksi untuk PTN nakal. Payung hukum akan dimasukkan satu set dengan PP pengganti UU BHP yang telah dibatalkan.
“Karena itulah paling tidak di PP ini disana kita atur supaya mendiknas punya power untuk memberi sanksi,” papar Fasli.
Namun demikian, menurut Fasli, payung hukum dan aturan baru ini belum beres menjelang penerimaan mahasiswa baru tahun ini.
“Kemungkinan dalam seleksi penerimaan besok belum ya karena PP belum ada sementara PTN sudah mempersiapkan mekanisme masing-masing, mungkin dua tahu lagi baru bisa diberlakukan,” tutup Fasli.

Penulis: Elvan Dany Sutrisno

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/04/09/182427/1335578/10/kemendiknas-siapkan-sanksi-terhadap-komersialisasi-ptn

Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha

Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha

Sebagai lembaga pendidikan seni ISI Denpasar tengah disibukkan dengan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi. Diawali dengan bidang pendidikan, mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya tengah sibuk mempersiapkan karya untuk Ujian Tugas Akhir (TA) yang akan diujikan sekitar bulan Mei yang akan datang. Sementara dalam bidang penelitian, sebanyak 52 proposal mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terus melakukan bimbingan, pelatihan oleh salah satu pembimbing, sekaligus Koordinator PKM, yaitu Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd.  Ketertarikan mahasiswa untuk melakukan penelitian merujuk pada keberhasilan sebelumnya dimana 11 proposal mahasiswa ISI Denpasar lolos  di pusat. Sementara dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, ISI Denpasar yang dipercaya mengisi beberapa kontent acara dalam ajang akbar tahunan yaitu Pesta Kesenian Bali (PKB),  saat ini baik mahasiswa maupun dosen sibuk latihan, sejak nuasen tiga hari yang lalu.

Disamping itu tadi pagi (23 April 2010), ratusan mahasiswa dari 2 Fakultas, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Program Kewirausahaan, yang bertempat di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar. Program Mahasiswa Kewirausaha ini adalah program DIKTI yang mengucurkan dana bantuan usaha kepada mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Mahasiswa yang diberi pembekalan ini nantinya akan diminta membuat business plan yang nantinya akan disaring menjadi 88 orang. Ke-88 orang ini adalah yang berhak mendapat bantuan dana baik per orang atau bisa berkelompok dengan maksimal 5 orang per satu kelompok. Uang ini merupakan bantuan modal untuk membuat usaha yang disesuaikan dengan bidang ilmunya. Dana ini termasuk di dalamnya modal usaha, persiapan dan dana operasional sampai usaha tersebut bisa berjalan dan mengalami titik impas (Break Event Point).

PR III ISI Denpasar Drs. I Made Subrata, M. Si  menjelaskan bahwa program Mahasiswa Wirausaha ini adalah program periode ke dua, dimana sebelumnya, tahun 2009 ISI Denpasar juga diberikan hibah untuk program ini. Dan bersyukur tahun ini ISI Denpasar kembali diberi kepercayaan untuk mengikuti program Mahasiswa Wirausaha. I Made Subrata menambahkan, program ini merupakan kebijakan dari DIKTI Departemen Pendidikan Nasional yang intinya untuk memberikan modal kepada para mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Tujuannya jelas untuk mengurangi pengangguran intelektual yang jumlahnya cukup besar di negeri ini dan diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru, dimana mahasiswa sebagai pengelola bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di kampus dan menerapkannya di lapangan. Untuk di ISI Denpasar usaha yang coba dijalankan dan yang sesuai dengan pendidikan di ISI Denpasar. Usaha ini dipilih berdasarkan kecocokan dengan apa yang didapat di kampus dan juga peluang untuk usaha ini pada saat sekarang ini masih terbuka lebar dan cukup menjanjikan. Subrata juga menambahkan dalam perjalanannya nanti mahasiswa yang telah lolos seleksi akan dibina dan didampingi oleh dosen yang telah ditunjuk oleh panitia. Mereka juga diwajibkan membuat laporan perkembangan usaha kelompoknya dan mengungkapkan kendala yang dihadapi sehingga bisa dicarikan solusi oleh dosen pendampingnya.

Sementara Sekretaris Panitia Pengelola Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) menyampaikan bahwa untuk persyaratannya adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan semester 4 atau telah mengantongi minimal 80 sks dengan catatan belum mengambil mata kuliah TA (Tugas Akhir). Pendidikan dan Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha ini berlangsung selama dua hari, dengan materi Manajemen Keuangan oleh Drs. Putu Yadnya, M.M., Penyusunan Business Plan oleh Drs. I Gde Kt. Warmika, M.M., Komunikasi Bisnis oleh Sayu Ketut Sutrisna Dewi, SE, MM.Ak, Etika Bisnis oleh Gd. Kajeng Baskara, SE.,MM.Ak, Skim Kredit bagi UKM oleh Nyoman Budiarta, SE, Manajemen Pemasaran bagi UKM oleh Drs. I Nyoman Pernama Ricor dan Ida Ayu Wimba Ruspawati,SST., M.Sn., Manajemen SDM bagi UKM oleh Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd., dan Drs. AA Gde Rai Remawa, M.Sn., Manajemen Produksi bagi UKM oleh Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si dan Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si., Kewirausahaan oleh Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si. Dan Drs. AA Gde Ngr. TY, M.Si., serta Kiat-Kiat Pengusaha Muda Sukses oleh  Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si, Ni Nyoman Kasih, SST., M.Sn.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. Menyampaikan bahwa keberhasilan mahasiswa ini tidah lepas dari perubahan mind set yang siap bersaing. Jika di jajaran Perguruan Tinggi mereka sudah berbekal kewirausahaan, maka saat menyelesaikan pendidikan di ISI Denpasar mereka telah siap menghadapi tantangan dunia luar. Apalagi tahun 2014 kita dihadapkan pada Asian comunity, sehingga dengan gemlengan kewirausahaan maka mereka akan mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan. Strategi pendidikan yang diwujudkan dalam PMW bertujuan juga membentuk soft skill agar berperilaku sesuai karakter wirausaha.

Humas ISI Denpasar

Program Magang (Sandwich-like) berjangka waktu maksimal empat bulan

Program Magang (Sandwich-like) berjangka waktu maksimal empat bulan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10002
Telp./Fax. (021) 57946052

Nomor : 194/D4.4/2009 27 Januari 2010
Lamp :
Hal : Pendaftaran Beasiswa Sandwich-like ke Luar Negeri Tahun 2010
Kepada Yth. : Direktur Program Pascasarjana Pengelola BPPS
Di Perguruan Tinggi
(Daftar terlampir)

Dalam upaya meningkatkan kualifikasi dosen di program Pascasarjana perguruan tinggi, tentang Program Magang (Sandwich-like) ke luar negeri tahun anggaran 2010, dengan ini kami sampaikan hal –hal sebagai berikut :

  1. Beasiswa Program Magang (sandwich-like) ke luar negeri diperuntukkan bagi mahasiswa Pascasarjana program S3 di dalam negeri, yang terdaftar pada salah satu Program Pascasarjana Penyelenggara BPPS;
  2. Beasiswa Program Magang (Sandwich-like) ke luar negeri terbuka bagi semua dosen tetap (PNS, PTS dan tetap Yayasan) dari PT di seluruh Indonesia yang sedang terdaftar dan aktif pada satu Program Pascasarjana Penyelenggara BPPS;
  3. Kegiatan Program Magang (Sandwich-like) ke luar negeri, meliputi (a) Melakukan kerja lapangan atau analisis laboratorium dan data; (b) Melakukan penelitian baik di lapangan maupun di laboratorium; (c) Melakukan studi kepustakaan dalam penyempurnaan proposal penelitian atau penulisan disertasinya; (d) mengembangkan metodologi penelitian sesuai dengan perkembangan terkini; atau (e) Menyelesaikan penulisan tugas akhirnya;
  4. Calon harus menyerahkan semua dokumen yang diperlukan, meliputi: (a) Form-A Luar Negeri Ditjen Pendidikan Tinggi; (b) Rencana program kerja yang akan dilakukan selama berada di PT Luar Negeri dan telah disetujui oleh Ketua Komisi Pembimbing di Indonesia; (c) Surat Rekomendasi yang ditulis oleh Ketua Komisi Pembimbing pada PPs PT Pengusulnya; (d) Surat keterangan bahwa PT luar negeri yang dituju siap menerima mahasiswa yang bersangkutan, atau mempunyai Memorandum of Understanding (MoU) antara PT dalam negeri dengan mitranya di luar negeri; dan (e) Bukti kemampuan berbahasa asing yang sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh PT luar negeri yang dituju, seperti nilai TOEFL (minimal 500) atau IELTS (minimal 5.5);
  5. Calon telah menyelesaikan semester 2 dari program S3-nya. Calon yang berminat dan telah memenuhi persyaratan point 4 dapat mengajukan lamarannya ke Direktur/Dekan Program Pascasarjana tempat calon melakukan studi.
  6. Direktur/Dekan Pascasarjana melakukan seleksi administrasi bagi para pelamar tersebut.
  7. Direktur/Dekan Pascasarjana selanjutnya mengirimkan daftar pelamar yang telah lolos seleksi administrasi paling lambat tanggal 31 Maret 2010 ke Direktorat Ketenagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi, melalui Fax (021) 57946052 atau email ke [email protected].
  8. Selanjutnya Tim Ditjen Pendidikan Tinggi bersama-sama dengan Pascasarjana melakukan seleksi/wawancara terhadap pelamar. Jadwal wawancara akan ditentukan bersama-sama kemudian.
  9. Dana yang disediakan untuk Program Magang (Sandwich-like) berjangka waktu maksimal 4 (empat) bulan;
  10. Komponen biaya yang diberikan untuk program Magang (Sandwich-like) adalah : (a) Institutional/Bench fee; (b) Biaya hidup (standar Dikti); (c) Asuransi kesehatan (at cost); (d) Biaya buku (standar Dikti); (e) Bahan habis pakai (consumables) (standar Dikti); dan (f) Perjalanan dengan pesawat pp kelas ekonomi (at cost);

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Direktur Ketenagaan

ttd

Muchlas Samani
NIP. 130516386
Tembusan :
1. Dirjen Dikti
2. Kasubdit Pengembangan Ketenagaan
Lampiran :

1. Form-A
2. Daftar Program Pascasarjana

Sumber: http://ditnaga.dikti.go.id/ditnaga/opendoc.php?page=0&exp=0&id=429&date=2010-03-08%2010:54:58

Fulbright-Dikti Scholarship Programs

Fulbright-Dikti Scholarship Programs

Terkait dengan penyelenggaraan program Beasiswa S2/S3 Luar Negeri ke perguruan tinggi di Amerika Serikat, semenjak tahun 2009 Direkrorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan lembaga AMINEF telah melakukan seleksi bersama (joint selection) bagi para dosen yang akan melanjutkan studi S2/S3 ke Amerika serikat. Program ini disebut Fulbright-Dikti Scholarship Program. Pada tahun 2009 yang lalu telah dilakukan seleksi bagi mereka yang akan diberangkatkan tahun 2010.
Untuk tahun 2010 ini, Dikti bekerjasama dengan lembaga AMINEF kembali akan melakukan seleksi bersama bagi mereka yang akan melanjutkan studi S2/S3 ke perguruan tinggi di Amerika Serikat, dan akan diberangkatkan pada tahun 2011. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

  1. Melengkapi Aplikasi/Form terlampir. Form ini dapat juga didownload di website Aminef di www.aminef.or.id.
  2. Deskripsi tentang tujuan study (study objective) dan proposal penelitian (Research Proposal), ditulis dalam B. Inggris.
  3. GPA minimal 3.0 baik untuk program S1 atau S2.
  4. Nilai ITP-TOEFL (Institutional TOEFL) minimal sebesar 575 atau IELTS min. 6.5 untuk program S3 dan 550 atau IELTS 6.0 untuk program S2. Jika sudah memiliki International TOEFL/IELTS sangat diharapkan.
  5. Satu (1) buah surat rekomendasi dari perguruan tinggi atau dosen pembimbing terdahulu (dalam bahasa Inggris).
  6. Surat Ijin Rektor.
  7. Copy transkrip dan Ijasah yang telah diterjemahkan dalam B. Inggris
  8. Letter of Acceptance (LoA), jika sudah memiliki. Bagi yang belum memiliki, dapat mengirimkan referensi/informasi terkait dengan perguruan tinggi yang ingin dituju di Amerika Serikat.

Seluruh dokumen ini paling lambat kami terima pada tanggal 30 April 2010 pukul 16.00 WIB yang dikirimkan ke :
Direktorat Ketenagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Gedung D Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman, Pintu 1 Senayan – Jakarta 10002
*) Khusus Bagi mereka yang telah mengajukan lamaran beasiswa S2/S3 Luar Negeri Ditjen Dikti pada gel 3 dan 4 dan masuk dalam Lampiran 3, mohon dapat melengkapi kembali persyaratan yang diperlukan dalam aplikasi beasiswa Fulbright-Dikti diatas, diantaranya Form Aplikasi Fulbright-Dikti, Tujuan Studi, dan persyaratan lainnya yang diperlukan. Seluruh kelengkapan tersebut dapat diemail ke [email protected] atau fax ke 021-57946052 atau dikirim ke alamat Dit. Ketenagaan di atas dengan memberi keterangan “Kelengkapan Dokumen Gel 3 (4) Lampiran 3”.
Untuk itu, kami mohon bantuan Saudara untuk menyampaikan informasi ini kepada para dosen yang berada di lingkungan/wilayah perguruan tinggi yang Saudara pimpin.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih.
Direktur Ketenagaan,
ttd
Muchlas Samani
NIP. 130516386
Tembusan :
– Dirjen Dikti sebagai Laporan
– Kasubdit Pengembangan Ketenagaan, Dit. Ketenagaan

Sumber: http://ditnaga.dikti.go.id/ditnaga/opendoc.php?page=0&exp=0&id=412&date=2010-02-03%2019:21:30

Formulir

Loading...