I Komang Arba Wirawan, Raih Penghargaan Tanah Lot Festival 2009 Photo Contest

I Komang Arba Wirawan, Raih Penghargaan Tanah Lot Festival 2009 Photo Contest

Arba Wirawan

Arba Wirawan

Dosen yang mantan wartawan foto dan hobi hunting foto, bersama mahasiswanya selalu rajin mengikuti berbagai lomba foto. Bahkan dalam perkuliahan apabila mahasiswanya mengikuti lomba foto saja akan diberikan penambahan nilai apalagi sampai meraih penghargaan dan juara. Menurut Arba Wirawan mahasiswa fotografi yang nantinya menjadi ’fotografer’ harus punya pergaulan luas, yang nantinya seharusnya punya nama atau gaya (style) sendiri. Untuk itu dari mahasiswa mereka harus rajin melatih matanya untuk melihat keindahan disekitarnya untuk menciptakan karya foto yang menarik. Sebelum dapat menciptakan foto seni hendaknya seperti seni lukis (aliran abstrak) mereka harus matang dulu pada aliran realis, lomba foto inilah diperlukan penuangan gaya realis disamping penerjemahan tema dan konsep foto.

Nama hendaknya dibangun sejak dini, ada beberapa jalan untuk memperkenalkan diri pada masyarakat, dari yang paling mudah diantaranya melalui kartu nama, poscard, fb, web, media massa, pameran, yang paling menguntungkan mengikuti lomba foto yang semakin hari hadiah dan penghargaan semakin menarik. Contohnya Garuda Photo Contest 2009 berhadiah 30.000 U$ lomba foto kementrian Pariwisata Indonesia ’Sadar Wisata’ 2009 hadiahnya sampai 70 juta dan banyak lagi lomba foto yang lainnya, tinggal di buka di google atau www.fotografer.net

Baris Dapdap Dance by I Komang Arba Wirawan

Baris Dapdap Dance by I Komang Arba Wirawan

Perkuliahan yang dilaksanakan Arba Wirawan, di dalam kelas tugas-tugasnya diarahkan untuk memvisualisasi tema dalam berbagai lomba foto, ”ini merupakan tugas dengan manfaat ganda yang pertama mereka dapat mengerjakan tugas kuliah, dan yang kedua sekalian mereka dapat mengikuti lomba foto, saya kira cukup menarik dan menantang” katanya. Berikut  Curriculum Vitae I Komang Arba Wirawan, lahir, di Singaraja 31 Desember 1970, selesai menamatkan pendidikan di Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSRRD) Universitas Udayana mulai bekerja di harian Bali Post (1997-1998). Pindah tugas menjadi wartawan foto di harian Denpost (Kelompok Media Bali Post) tahun (1998-2002), sejak 2003 hingga sekarang mengajar di Program Studi Fotografi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menamatkan pendidikan magisternya di Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana (2006-2008) Pengajar fotografi di FKIC Ubud Bali, (2007-2009) sebagai juri lomba foto harian Denpost (208-2009), Alamat: Jl. Astasura I Gg. Amerta 10 Denpasar Utara (80115). Mobile Phone: 081338738806,  Email: [email protected]

Pameran 2009 Pameran Bersama ISI Denpasar ’WATERS’ The 3 rd Conference. 2008: Pameran Bersama Dosen FSRD ISI Denpasar ’Keragaman dalam Budaya’ di Musium Neka Ubud Bali. Pameran Bersama pemenang Penciptaan ISI Denpasar di Gedung Pameran ISI Denpasar. 2007: Pameran foto”freestyle photography” di FKIC Ubud Bali, Pameran bersama dalam Festival Kesenian Indonesia (FKI V) di ISI Denpasar. Pameran dalam rangka SEAMEO di ISI Denpasar 2006: Pameran bersama dosen ISI Denpasar”Jejak-jejak Tradisi II”di museum Neka Gianyar Bali, pameran bersama Perhimpunan Fotografer Bali (PFB)”Budaya Bali” di Musium Perjuangan Rakyat Bali Denpasar. Pameran bersama dosen Fotografi di Grand Room ISI Denpasar, 2005:pameran ”Nominasi” Pre Bali Bienale” di Sika Gallery, pameran ”FKI IV STSI Bandung”, pameran bersama Perhimpunan Fotografer Bali (PFB)”Budaya Bali” di Art Centre Denpasar, 2004:pameran bersama Dosen ISI Denpasar”Jejak-jejak tradisi I” di Magelang, 2003:pameran bersama foto ”Bom Bali” di Kuta Badung, pameran ”Pemenang lomba foto PKB XXV” di Denpasar

Penghargaan

2009 Penghargaan Tanah Lot Festival Photo Contest. 2005, Lolos Pra Bali Bienalle, Astra Award. 2003, Pemenang II lomba foto PKB XXV pemerintah Provinsi Bali. Foto dalam buku bom Bali TP5BB LPM Kuta. Peserta World Press Foto Participants. 2001, Foto-foto dalam buku “ Mengibarkan merah putih   menegakkan demokrasi” wijaya word. Pemenang 3 Lomba Photo Pesta Kesenian Bali ke 23. 1997, Pemenang sayembara 2 dan terpakai sebagai Logo resmi Pekan  Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) X. 1996, Pemenang sayembara logo PIMNAS XI di Universitas Udayana.

Visualisasi Relief  Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Visualisasi Relief Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Prasyarat meraih gelar sarjana seni (S.Sn) bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, diwajibkan mengikuti pameran TA, dan ujian konfrehensip. Pameran TA sebagai pertanggungjawaban terhadap publik karya seni yang mereka hasilkan selama menempuh pendidikan selama empat tahun, bergulat dengan kurikulum. Ujian konfrehensip mempresentasikan konsep karya didepan sidang ujian berupa teori dan teknis dalam mencipta sehingga antara konsep dan visualisasi menjadi yang utuh.

Tema yang diangkat dari tahun ke tahun sangat pariatif, seperti Kehidupan Nelayan di Pantai Kedonganan, Wanita Tukang Suun di Pasar Badung, Shadow di Pasar Kintamani, Air sebagai sumber penciptaan Fotografi, dan lain sebagainya. Untuk tahun ini yang mengikuti TA mahasiswa Ps. Fotografi mengangkat tema relief kamasutra dan busana etnik Bali.

Visualisasi Relief Kamasuta ke dalam Fotografi Seni merupakan karya TA I.B. Eka Ananda hasil bimbingan Drs. I Dewa Md. Darmawan, M.Si dan Drs. I.N Wirakesuma.,M.Sn. lebih banyak mengksplorasi beberapa relief kamasutra yang terdapat di Tirtha Gangga dan beberapa hotel di daerah sekitar Ubud. Filosofi dari kamasutra yang ditelusuri oleh Gus Eka, merupakan seni berhubungan suami istri yang menghasilkan keturunan suputra, dalam visualisasinya agar tidak mengandung fornografi Gus Eka mengemas karyanya dengan komposisi, sudut pengambilan, pencahayaan, warna yang sangat estetis jauh dari kesan vulgar.

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Karya TA Etnik Bali sebagai visualisasi ke dalam Fotografi Fashion karya TA A.A Ayu Puspawardhani hasil bimbingan I Made Saryana.,S.Sn., dan I Komang Arba Wirawan.,S.Sn.,M.Si. mempresentasikan rancangan busana Cok Abi dan beberapa model cantik. Konsep busana, pose model dan seting pemotretan, diambil dalam suasana Bali yang dinamis, seperti model dengan pakaian biru dan pose dan setting di Pasar Badung, di Monkey Forest, di galian Pasir Klungkung semua tervisualisasi dengan karakter pencahayaan yang matang. Proses penciptaan karya Gek Dani, dibantu dengan mobile lihgt untuk untuk menghilangkan bayangan pada wajah model. Presentasi 15 karya yang diciptakan Gek Dani tampil dengan balutan busana etnik Bali yang estetis, semoga dapat menjadi fotografer akademik yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.


By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,M.Si

Pj. Ketua Program Studi Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Pengadaan CCTV 2009

Panitia pengadaan barang dan jasa ISI Denpasar akan mengadakan pelelangan Umum pengadaan barang dan jasa berupa pengadaan dan pemasangan alat CCTV dengan Pagu  Rp. 250.000.000,-. Lengkapnya dapat diunduh disini

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

picture-790 (Gianyar-Humasisi) Para mahasiswa dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari  Minggu (8/6) siang ngayah menyajikan seni pertunjukan tari, karawitan, dan pedalangan dalam  ritual “Dirgayusa Bumi, Mamungkah lan Ngenteg Linggih” di sebuah pura besar Desa Pakraman  Lebih, Kabupaten Gianyar. Persembahan seni yang ditampilkan adalah Rejang Dewa, Baris Gede,  Topeng Sidakarya, Wayang Lemah, drama tari Gambuh, dan tabuh-tabuh lelambatan klasik. Dalam  suasana yang komunal religius, para mahasiswa dan dosen ISI tampil dengan penuh ketulusan.  Rejang Dewa yang disajikan di areal suci pura dibawakan oleh puluhan penari wanita dengan  balutan busana putih kuning. Tari Baris Gede yang dikomandoi oleh dosen tari I Gede Surya Negara,  SST, M.Si dibawakan oleh para penari pria berbusana hitam putih tampil menghentak dan berseru-  seru. Kedua tari sakral ini menyudahi penampilannya sembari menuju ke halaman utama pura.

Sementara itu dua bentuk seni wali disajikan secara bersamaan di halaman tengah pura. Dibawah arahan dosen pedalangan I Dewa Wicaksana, SSP, M.Hum, Wayang Lemah bertutur tentang makna dari sebuah upacara agama. Tak jauh dari pementasan wayang itu, dosen pedalangan I Nyoman Sukerta, SSP, M.Si bersama dua orang mahasiswa menyuguhkan Topeng Sidakarya dengan sumber cerita babad mengisahkan nilai-nilai kehidupan dan hakikat beragama. Penampilan figur Sidakarya pada akhir pementasan melegitimasi prosesi ritual keagamaan itu. Penampilan Rejang Dewa, Baris Gede, dan Topeng Sidakarya yang mendapat perhatian masyarakat setempat itu diiringi oleh para mahasiswa Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan. Dibawah arahan dosen I Ketut Garwa, S.Sn, M.Sn dan I Pande Gede Mustika, S.SKar.M.Si, selain mengiringi tari, kelompok penabuh itu juga mengumandangkan tabuh-tabuh klasik lelambatan menyertai menit-menit awal prosesi.

Ketika prosesi sedang berlangsung, sekelompok mahasiswa dan dosen ISI menyajikan drama tari Gambuh di halaman luar pura. Tampak dosen I Nyoman Sudiana, SSKar, M.Si dan I Made Kartawan, S.Sn, M.Si memimpin para penabuh mengiringi adegen demi adegan teater total tersebut dengan gamelan yang menonjolkan alunan melodi dari beberapa suling panjang. Selain diperkuat oleh dosen Cokorda Raka Tisnu, SST, M.Si yang berperan sebagai raja, drama tari tua yang bersumber dari cerita Panji ini bawakan oleh penari-penari muda, para mahasiswa Jurusan Tari. Seusai para mahasiswa dan dosen ISI ngayah, para pimpinan Desa Pekraman Lebih menyampaikan terimakasi dan keterharuaannya atas partisipasi tulus dari perguruan tinggi seni yang dulu dikenal dengan nama ASTI/STSI itu. “Kami, masyarakat Lebih akan terus minta bantuan kepada para seniman ISI, baik untuk kepentingan upacara adat dan agama maupun untuk pembinaan seni, “ ujar Ngakan Putu Mandra, bendesa adat Lebih. Rektor ISI, Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA mengatakan selalu siap menerjunkan para mahasiswanya melestarikan dan mengembangkan kesenian di seluruh Bali bahkan hingga ke luar pulau.

Kiprah para mahasiswa dan dosen ISI ngayah di desa Lebih itu diamati secara seksama oleh puluhan pakar agama dan budaya dari mancanegara yang baru saja berkonferensi di Bali. Mereka tergabung dalam South and Southeast Asia Association for Study of Culture and Religion (SSEASR) yang bernaung dibawah International Associotion for the History of Religions (IAHR) Unesco. Ketua IAHR, Prof. Rosalind mengatakan keterlibatan seniman akademis yang begitu erat dengan lingkungan masyarakatnya hanya ditemukannya di Bali. “Keharmonisan seni dan agama di Bali sangat unik dan mengesankan,” ujar wanita asal Amerika tersebut.

MAHASISWA FOTOGRAFI, FSRD ISI DENPASAR “EKSPLORATION TENGANAN PEGRINGSINGAN”

MAHASISWA FOTOGRAFI, FSRD ISI DENPASAR “EKSPLORATION TENGANAN PEGRINGSINGAN”

Suasana Hunting Fotografi di Tenganan

Suasana Hunting Fotografi di Tenganan

Budaya Bali memiliki keindahan dan taksu yang tidak pernah tidur dalam sehari pun, aktivitas budayanya hampir setiap hari terus bernafas seperti kehidupan manusia yang perlu oksigen untuk dapat hidup, seperti itulah budaya Bali. Keunggulan budaya yang dimiliki Bali ini dimanfaatkan Program Studi Fotografi  sebagai objek eksplorasi yang tidak pernah sepi, ini tidak dapat ditemui  di institusi seni lain di Indonesia.

Tenganan Pegringsingan sebagai daerah yang kental dengan aktifitas budaya menarik untuk dieksplorasi oleh dosen dan mahasiswa Fotografi FSRD, ISI Denpasar. Kegiatan utamanya adalah upakara mekare-kare, rejang, dan hampir seluruh kegiatannya mengandung sudut estetis. Eksplorasi selama dua hari membuat kepuasan tersendiri rasa lelah tidak terasa, melihat hasil yang memuaskan.

Anak-anak Fotografi bergulat dengan panas, debu dan lapar namun tetap fokus pada moment yang tidak mau ketinggalan sedikitpun, diantaranya Gung wijaya, Ryo Agung, Avian, Deyu, Teja, Budiwijaya, Gunk Ama, dibimbing Made Saryana, S.Sn., MSn., dan I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi. Yang menemani mahasiswa sampai akhir acara rejang yang sangat mengagumkan. Selanjutnya hasil karya eksplorasi Tenganan Pegringsingan 2009, akan dikurasi untuk dipergunakan sebagai materi pameran fotografi di tingkat nasional dan internasional.

By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi

Loading...