Welcome Dinner PIMNAS XXIII 2010

Welcome Dinner PIMNAS XXIII 2010

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc, menyambut peserta PIMNAS XXIII di Art Center, Denpasar-Bali kemarin malam (20/7). Acara yang berlangsung sangat meriah tersebut menghadirkan tarian-tarian khas pulau Dewata dan diiringi oleh efek-efek lampu yang berkilauan. Malam semakin hangat karena para peserta PIMNAS begitu banyak yang hadir untuk mengikuti welcome dinner tersebut.

Hadir dalam acara ini selain Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, juga dihadiri oleh para pejabat dari lingkungan Pemerintahan Daerah Bali dan beberapa pejabat dari lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yaitu Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M), Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D. Tampak hadir pula dalam acara tersebut, sebagai tuan rumah penyelenggara PIMNAS XXIII, Rektor Universitas Mahasaraswati.

Pada awal sambutannya Dirjen Dikti mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Bali yang mendukung penuh kegiatan PIMNAS XXIII 2010  agar berlangsung dengan baik dan lancar. Beliau sangat mengapresiasi Pemerintah Bali dan Universitas Mahasaraswati yang berkenan berlaku sebagai tuan rumah PIMNAS kali ini.

Sementara itu, Dirjen Dikti melihat bahwa salah satu tujuan dari diadakannya PIMNAS ini adalah untuk memajukan inovasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah. “Diharapkan dengan berlangsungnya PIMNAS kali ini, maka akan lahir kreativitas dan inovasi dari para peserta yang bisa membuat sesuatu yang baru dan berbeda serta bermanfaat bagi masyarakat”, ucapnya.

“Indonesia haruslah menciptakan Universitas-Universitas yang kualitasnya baik, sehingga akan lahir inovasi-inovasi dan kreativitas dari mahasiswa dan mahasiswinya,” lanjutnya. Menurut Dirjen Dikti di kemudian hari kegiatan ini akan terus dipertahankan karena menjadi salah satu indikator terwujudnya Universitas-Universitas yang baik melalui kegiatan keilmiahan.

Written by Doddy Zulkifli

Dari Seminar Internasional Pimnas Kolaborasi Universitas dan Industri Masih Macet

Dari Seminar Internasional Pimnas Kolaborasi Universitas dan Industri Masih Macet

Denpasar, Pekan Ilmah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-23 di Unmas tak hanya menampilkan lomba PKM antarmahasiswa, juga menggelar seminar internasional bertema Developing creativity to build self-reliance (membangun kreativitas untuk kemandirian), Kamis (22/7) kemarin.
Tampil sebagai keynote speaker mantan Dirjen Dikti Prof. Satrio Sumantri Brojonegoro, Ian Falk dari Charles Darwin University tentang penelitian terbaik untuk kreativitas serta Kevin Thompson dari Florida Univeristsy, USA tentang persepsi budaya untuk mengetahui kreativitas masyarakat. Sementara di panel diskusi menampilkan pembicara Dr. Nyoman Suparsa dan Dr. I Gede Suartika.
Rektor Unmas Tjok. Istri Sri Ramaswati, S.H., M.M. sangat senang kerja sama dengan Charles Darwin University dan Florida bisa berlanjut. Seminar ini sebagai kegiatan pendukung Pimnas sangat penting menumbuhkan kreativitas di kalangan mahasiswa. Lewat kreativitas, kita bisa membangun kemandirian.
Direktur DP2M Prof. Suryo Apsoro Tri Utomo menilai seminar ini sangat strategis dalam menghubungkan kreativitas dan industri. Dengan kreativitas kita bisa mandiri dalam ekonomi. Serangkaian Pimnas, Apsoro juga mengadakan sarasehan dengan pembantu rektor III/direktur kemahasiswaan se-Indonesia dan stadium general soal kewirausahaan dan kreativitas.
Satrio Sumantri menekankan kreativitas erat kaitannya dengan keterampilan dan soft skill. Untuk itu diperlukan kreativitas dan kolaborasi dunia kampus (universitas) dan industri. Ia mengatakan kolaborasi ini agak macet lantaran dunia industri kita belum berkembang dengan baik alias kepayahan. Sementara kampus kita sibuk dengan urusan akademik. Idealnya kalangan industri menggunakan keahlian kampus, dan universitas memanfaatkan kecanggihan industri. Industri pun harus berani mendanai penelitian kampus.
Ditanya seberapa jauh industri merespons hasil PKM mahasiswa, Satrio mengatakan sangat kecil. Inilah yang ia katakan dunia industri dan kampus masih saling menunggu. Padahal kolaborasi ini menumbuhkan kemandirian bangsa.
Sementara Ian Falk memaparkan, penelitian yang baik adalah penelitian yang etis dan diterapkan di mana saja. Di antaranya menggunakan kerangka kerja etika dan evaluatif.
Di kampus Unmas, Kamis kemarin, masih berlangsung lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk semua kategori. Di halaman SMA Saraswati diadakan pameran perguruan tinggi dan produk kerajinan. (025)

Sumber: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=39157

Kerajaan Amla Raja Bergenjek Ria

Kerajaan Amla Raja Bergenjek Ria

Oleh: I Gede Suwidnya mahasiswa PS Seni Karawitan

Genjek merupakan kesenian yang muncul secara spontanitas di tengah-tengah masyarakat.Kepopuleran kesenian genjek tersebut disebabkan karena karena kebebasan menciptakan lirik lagu sebagai proses penyampaian informasi baik berupa kritik,pujian maupun sindiran dalam format yang sangat sederhana,sehingga membuat kesenian Genjek ini sangat komunikatif.

Pada ajang PKB XXXII Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Karangasem mengirim kontingen genjek yang merupakan kesenian khas karangasem.Sebagai duta yang terpilih adalah sekeha “Genjek Kadong Iseng”(Bungkulan,Seraya Barat) yang menampilkan lakon “Wireng Laga”.

Berdirilah sebuah kerajaan Amlaraja dengan rajanya yang amat masyur yang bergelar Anak Agung Anglurah Karangasem.Berkat kemasyuran beliau mampu memperluas kekuasaannya hingga ke Pulau Lombok ke kerajaan Seleparang.Suatu hari berangkatlah Pasukan Laskar Karangasem dengan segenap senjata(yang kemudian sebagai pendukung gebug ende di Seraya) menyerang kerajan lombok.Berkat anugrah Idha Sanghyang Widhi Wasa Tuhan YME yang bersstana di Pura Bukit ,Kerajaan Seleparang dapat ditaklukkan ,untuk memeriahkan kemenangan raja Karangasem prajurit bersenang-senang kegirangan.Dari hal inilah kemudian lahir syair-syair lagu yang sering disebut Macekepung.Namun karna perkembangan zaman timbul kreatifitas para seniman muda untuk mengembangkan syair cekepung menjadi gubahan melodi vocal,yang sering disebut masyarakat Karangasem khususnya Desa Seraya dengan istilah MAGENJEKAN.

Kerajaan Amla Raja Bergenjek Ria selengkapnya

Mendiknas: Mahasiwa Jangan Repotkan Negara

Mendiknas: Mahasiwa Jangan Repotkan Negara

DENPASAR – Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh meminta mahasiswa Indonesia untuk bisa mengasah daya kreativitasnya sehingga bisa memberi kontribusi positif bagi bangsa, bukan sebaliknya membuat repot negara.
Penegasan M Nuh tersebut disampaikan saat pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-23 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Rabu (21/07/2010). Kegiatan tersebut diikuti 21.301 mahasiswa dari 113 delegasi berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. PIMNAS ke-23 akan berlangsung hingga 23 Juli mendatang.
“Kita bersyukur hidup di negara Indonesia yang memiliki banyak potensi sumber daya alam yang besar, lebih beruntung lagi kalian bisa menikmati pendidikan sebagai mahasiswa sementara sebaliknya banyak seusia mahasiswa tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi,” ujar M Nuh.
Menurut M Nuh, populasi mahasiswa saat ini berjumlah sekira 23 persen dari populasi penduduk seusia mahasiswa. Karena itu, beruntunglah mahasiswa bisa menikmati pendidikan tinggi dan lebih bersyukur lagi para peserta PIMNAS karena tidak semua mahasiswa mendapat kesempatan mengikuti kegiatan tahunan tersebut. “Tunjukkan prestasi dengan kreativitas dan kemampuan inovasi yang dimiliki mahasiswa dalam mengikuti kegiatan PIMNAS,” harapnya.
Dalam sambutannya, M Nuh juga menggugah kesadaran mahasiswa untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Menurut mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut, dengan melakukan hal yang memberi kontribusi bagi bangsa, suatu saat bisa diterima kembali ke bumi karena tidak pernah merepotkan negera.
“Saat kembali ke bumi dia akan berkata, wahai si fulan aku tahu engkau penduduk Indonesia, namun aku juga tahu selama hidupmu tidak pernah memberi kontribusi dan hanya merepotkan negara,” kata mantan Menkominfo ini.
M Nuh melanjutkan, bumi akan meminta orang yang tidak pernah berkontribusi bagi bangsa Indonesia untuk pergi keluar dan mencari bumi selain Indonesia. “Karena itu mahasiswa harus bisa menunjukkan kreativitas dan prestasi,” tandasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Mendiknas juga mengajak para mahasiswa bisa menunjukan prestasi terhadap berbagai bidang studi yang digelutinya, seperti pengembangan gagasan-gagasan baru yang bisa memberi kontribusi untuk kemajuan dan pengembangan IPTEK di Indonesia. Dia berharap para mahasiswa hendaknya mampu memanfaatkan PIMNAS secara maksimal dalam meningkatkan wawasan dan prestasi.
Peserta PIMNAS tahun ini merupakan jumlah terbanyak dalam lima tahun terakhir. Hal ini dinilai menunjukkan kegairahan mahasiswa dalam memanfaatkan PIMNAS sebagai ajang adu kreasi, kreativitas, sekaligus untuk mengukur prestasi.
Pada PIMNAS yang dihelat di Universitas Mahasaraswati tersebut, sebanyak 350 proposal pengabdian kepada masyarakat (PKM) berhasil lolos dan mengikuti berbagai bidang lomba. Mengusung tema Kreativitas untuk Kemandirian Bangsa, seluruh peserta memperebutkan piala bergilir Adikarta Kertawidya.  (rhs)

Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2010/07/21/373/355099/mendiknas-mahasiwa-jangan-repotkan-negara

berita serupa

Pimnas Ke-23 di Bali Habiskan Dana Rp 6,6 M

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIII 2010 yang digelar di Denpasar Bali, 21-24 Juli mendatang menelan biaya Rp 6,67 miliar. Demikian diungkapkan Ketua Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pimnas 2010 Unmas, Gus Suryo ketika ditemui di lokasi registrasi Pimnas 2010, Kampus Universitas Mahasaraswati (Unmas), Denpasar, (Selasa 20/7).

Suryo mengatakan, alokasi dana sejumlah itu jauh di atas bantuan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional yang hanya mencapai Rp 3,5 miliar. “Sisanya kami tutupi dengan dukungan pemda se-Bali. Tidak hanya Pemprov Bali, tetapi juga Pemkot Denpasar, Pemkab Badung, dan beberapa pemkab lain,” ujarnya. Dukung-an tersebut, tambah Suryo, dirasakan cukup berarti mengingat Unmas sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) pertama di luar Jawa yang berkesempatan menjadi tuan rumah pimnas. “Meski status kami swasta, pemda di sini tetap memberikan dukungan besar,” ungkapnya. Suryo menegaskan, dengan anggaran besar yang sudah dikeluarkan, Unmas sudah melakukan berbagai persiapan.

Ketua Panitia Pimnas XXIII 2010 sekaligus Wakil Rektor III Unmas, I Made Suryawan mengatakan, tahun ini adalah giliran PTS untuk menjadi tuan rumah pimnas. “Unmas ditunjuk sebagai tuan rumah karena dinilai punya kelayakan dari pengalaman dan keterlibatan di pimnas sebelumnya,” tuturnya. Rektor Unmas, Tjok Istri Sri Ramaswati mengatakan, pimnas tahun ini digelar dengan berbasis spiritual dan budaya. (A-178)**

Sumber: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=149416

Syafi’udin  Rebut Piala Rektor Dalam Lomba Fotografi Dies Natalis VII ISI Denpasar

Syafi’udin Rebut Piala Rektor Dalam Lomba Fotografi Dies Natalis VII ISI Denpasar

Syafi’udin Mahasiswa semester II Progran Studi Fotografi, FSRD, ISI Denpasar, merebut juara I, sehingga berhak meraih piala rektor ISI Dps hadiah dan penghargaan lomba fotografi  dalam rangka Dies Natalis VII ISI yang diselenggarakan PS. Fotografi.

Dewan juri yang terdiri dari unsur akademisi, dan fotografer profesional yaitu: dr. IB. Andi Sucirta,A.FPSI*,E.FIAP, Anis Raharjo,S.Sn,I Made Bayu Pramana,S.Sn,M.Sn. melakukan seleksi yang sangat a lot dengan jumlah 23 fotografer dengan hasil karya 86 yang memiliki kualitas ide, teknik dan hasil yang bersaing.

Ketua Program Studi Fotografi I Komang Arba Wirawan,S.Sn,M.Si, menyambut antusias peserta lomba fotografi, sehingga dapat memberi ruang apresiasi masyarakat akademis dan profesional dalam perkembangan fotografi sebagai industri kreatif yang dicanangkan, pemerintah.”Fotografi ISI menyambut kerjasama dari semua pihak dalam mengembangkan industri kreatif, sebelumnya kerjasama dengan ISI Jogja” imbuhnya. Untuk itu kami mengucapkan kepada bapak Rektor ISI, Dekan dan seluruh dosen dan HMJ mahasiswa fotografi.

Terpilihnya karya Syafi’udin, menurut Andi Sucirta karena memiliki kelebihan dalam menuangkan tema lomba kali ini “Budaya Sebagai Karakter Bangsa” “karya foto ini menampilkan dua sisi budaya, satu sisi tradisi menjalankan sembahyang dan sisi lain budaya komuditas pariwisata, dengan lokasi di daerah Legian, dapat jelas ditampilkan sang fotografer” ungkap Andi. Anis Raharjo menilai foto “dua sisi” memiliki konsep yang kuat dari segi pemaknaan tema yang disyaratkan panitia. Dilain pihak Bayu Pramana, dosen Fotografi yang lulus cumlaude S2 di ISI Jogja, menyatakan karya Syafi’udin merupakan embrio fotografer akademis yang memiliki kematangan konsep dalam mempresentasikan karyanya.

Hasil lomba foto selengkapnya

Juara I :         Syafi’udin                             Judul : Dua Sisi

Juara II :        Anom Manik Agung             Judul  : Gotong Royong

Juara III :      I Made Adi Dharmawan      Judul  : Melukat

10 Nominasi :

1. Anom Manik Agung                     Judul  : Menari bersama

2. Widnyana Sudibya                       Judul  : Melasti

3. Anom Manik Agung                     Judul : Melestarikan Lontar

4. I Nyoman Kusala                          Judul  : Mempersiapkan Bade

5. Agus Ngurah arya Putrana         Judul : Ngaben

6. I Putu Arya Sentanoe                   Judul  : Kebaya internasional

7.  Jiesta Sudibya                               Judul : Ritual Dewa Mesrama

8.  I B Ngurah Primarta                   Judul : Geret Pandan

9.  I Nyoman Dian Sauca                  Judul :Mekotekan Munggu

10. Ratna Hidayati                            Judul : Mengaji

Pemenang lomba foto juara I akan diserahkan pada malam kesenian ISI Denpasar Minggu 25 Juli 2010 di gedung Natya Mandala, dan juara II,III, Nominasi dan Peserta dapat diambil Kamis 22 Juli 2010 di Ruang Dosen Fotografi Pukul 10.00-14.00 Wita.

Loading...