Diklat Program Mahasiswa Wirausaha

Diklat Program Mahasiswa Wirausaha

Bertempat di Gedung Lathamahosadi, Kamis-Jumat (24-25/3) ISI Denpasar gelar Diklat Program Mahasiswa Wirausaha, yang diikuti oleh 96 mahasiswa dari kedua fakultas , yaitu FSP dan FSRD. Diklat yang menghadirkan instruktur dari ISI Denpasar, Fakultas Ekonomi Udayana, BRI, Dinas Koprasi Pemkot Denpasar, dan juga alumni yang telah berhasil sebagai wirausaha muda. Diklat yang dibuka secara resmi oleh Rektor ISI yang diwakili oleh PR I, menyoal topik kewirausahaan, komunikasi bisnis, etika bisnis, kebijakan pembinaan UKM, manajemen pemasaran bagi UKM, manajemen SDM bagi UKM, manajemen produksi, manajemen keuangan, skim kredit bagi UKM, penyusunan bisnis plan, serta kiat-kiat pengusaha muda.

Rektor ISI dalam sambutannya yang diwakili oleh PR I, Drs. I Ketut Murdana,M.Si. mengatakan bahwa dengan semakin sulitnya lulusan perguruan tinggi mendapatkan pekerjaan, akan muncul banyak pengangguran “berdasi” yang sangat berdampak buruk terhadap stabilitas sosial dan masyarakat. “Atas nama pimpinan, kami sangat bangga dan berterima kasih kepada seluruh mahasiswa yang telah mengikuti diklat ini, dan juga para instruktur dan panitia yang terlibat. Program Mahasiswa Wirausaha ini merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan peserta didik untuk mampu menciptakan lapangan kerja (job creator),” papar Murdana.

Hadir pula dalam pembukaan diklat tersebut,Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Drs. IMade Subrata, M.Si. melaporkan bahwa mata kuliah kewirausahaan sudah masuk dalam kurikulum ISI Denpasar. Dengan pendidikan akademik dan kewirausahaan, lulusan akan mampu menciptakan usaha kecil sesuai dengan program studi yang dipelajari.         “Selain itu, kegiatan kemahasiswaan ISI Denpasar, dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2011 telah berhasil memenangkan 5 proposal yang terdiri dari 3 dalam bidang pengabdian masyarakat, dan 2 dalam bidang penelitian. Untuk tahun ini,ISI Denpasar mengirimkan 40 proposal PKM AI (Artikel Ilmiah) dan PKM GT (Gagasan Tertulis). Semoga dengan usaha keras dan keuletan mahasiswa,semakin banyak proposal yang akan lolos,”harap Subrata didampingi Kepala Biro bidang akademik, Drs. I Gusti Bagus Priatmaka,M.M. yang juga hadir dalam acara diklat selama dua hari tersebut.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Gong Beri Dalam Berbagai Naskah Kuno

Gong Beri Dalam Berbagai Naskah Kuno

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Instrumen Gong Beri disebutkan pada 22 naskah kuno dari berbagai abad. Pada umumnya instrumen Gong Beri tidak berdiri sendiri melainkan di ikuti oleh berbagai instrumen. Gong Beri sebagai instrumen, tidak ditempatkan pada setiap peperangan, tetapi pada peperangan tertentu dengan nama-nama tertentu pula yang ada pada lingkungannya, bahkan ada pada saat duka cita.

Untuk mendukung kesimpulan tersebut, kita lihat dalam beberapa naskah kuno seperti kekawin Bharatayudha, kekawin Arjuna Wiwaha, dan kidung Rangga Lawe. Dalam Kekawin Baratayudha, kata beri, hanya tercantum dalam pupuh X no 3, disebutkan:

Samangkana sang aryya bhisma pinakagra senapati.

Katon mabhiseka sampun asekar sira bhusana

Penuh paseluring prawira masurak masanggharuhan.

lawan paddahi bheri cangka ti nulup hurung ring langit.

(Pada saat itu Bhisma dijadikan panglima tertinggi. Orang dapat menyaksikan. Ketika ia ditasbihkan: setelah ia memakai bunga-bungaan, ia lalu berhias. Orang-orang pahlawan yang banyak jumlahnya dan berbondong-bondong itu bersorak-sorak. Kelompok demi kelompok, berganti-gantian, padahi, bheri yang dipukul, dan sangka yang ditiup itu riuh rendah suaranya memenuhi langit).

Gamelan Gong Beri hanya terdapat dalam satu pupuh, padahal dalam kekawin Bharatayudha yang menyangkut peperangan sangat banyak. Kenapa hanya pada saat penobatan Bhisma yang menjadi senapati Korawa saja yang menggunakan Gong Beri? Tentu ada alasan-alasannya. Pertama, penulis menganggap bahwa Rsi Bhisma merupakan orang yang paling dihormati oleh kedua belah pihak yaitu Korawa dan Pandawa. Kedua, beliau adalah guru bagi kedua pihak.

Dalam C.C Berg, Bibliotheca Javanica, Ranggalawe.Middel Javaninsche Roman, kata beri ada pada bagian  pupuh VII no. 86  dan pupuh ke XI (pupuh Durma) no. 104. Jaap Kunts mengungkapkan hanya pada satu yaitu pupuh ke XI no. 104. Dalam pupuh ke VII no 58 disebutkan:

Gong Beri Dalam Berbagai Naskah Kuno selengkapnya

Sosialisasi oleh Campus France

Sosialisasi oleh Campus France

ISI Denpasar pada hari Rabu 23 Maret 2011 lalu menyambut kedatangan tamu perwakilan dari Campus France organization dan Alliance Francaise de Denpasar. Pada event kali ini Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai.S., MA beserta para staff menyambut dengan antusias. Rektor ISI Denpasar mengatakan tujuan diadakan sosialisasi ini adalah untuk dapat menjalin hubungan yang baik kedepannya dengan Perancis dan sangat besar harapan yang ingin diwujudkan adalah, mahasiswa maupun dosen di ISI Denpasar dapat melanjutkan kuliah di Perancis. Pada saat ini ISI Denpasar memiliki sekitar 1000 mahasiswa yang dimana 37 orang merupakan mahasiswa asing dari pelbagai negara, namun sampai saat ini belum ada dari Perancis.

Ini merupakan kesempatan yang baik pula bagi Campus France dan Alliance Francaise untuk dapat mengenalkan bagaimana cara dan kemudahan menjadi mahasiswa selama mengikuti program-program yang diajukan. Presentasi diawali oleh perwakilan dari Campus France Jakarta, Veronique Mathelin beserta asisten nya Anton Hilman yang mempresentasikan tentang program-program yang bisa diambil oleh para peminat antara lain untuk s1(license), s2 (Master) dan s3 (Doctorat). Selain itu presentasi juga dibawakan oleh Audrey Lamou, direktur dari Alliance Francaise Denpasar, yang dimana memperkenalkan bahwa bahasa Perancis merupakan bahasa kedua setelah bahasa Inggris yang di berbagai dunia orang-orang gunakan. Sehingga merupakan kesempatan yang baik pula untuk mahasiswa ISI Denpasar melangkah jauh kedepan agar dapat berbahasa Perancis sekaligus mampu menyelesaikan pendidikan di negara yang terkenal dengan fashionnya. Sosialisasi ini dihadiri oleh beberapa dosen, mahasiswa dan staff baik dari jurusan Seni Pertunjukkan, FSRD maupun yang lain di ISI Denpasar.

Untuk kedepannya, ISI Denpasar mengharapkan hubungan yang baik akan terjalin dengan erat dengan pihak Campus France apabila ada beberapa pelajar maupun dosen yang akan mengikuti program yang telah disosialisaikan.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Karir Penilik, Pamong Belajar, dan Pengawas Sekolah Ditingkatkan

Karir Penilik, Pamong Belajar, dan Pengawas Sekolah Ditingkatkan

Jakarta–Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) berupaya meningkatkan pembinaan dan pengembangan karir, kompetensi, dan prestasi kerja pengawai negeri sipil (PNS), yang menduduki jabatan fungsional penilik, pamong belajar, dan pengawas sekolah. Jabatan fungsional ketiga unsur tersebut ditetapkan sebagai jabatan fungsional tingkat ahli dengan dasar pendidikan paling kurang sarjana (S1).

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, pengembangan karir dan profesi pejabat fungsional perlu mendapatkan perhatian secara khusus. Mendiknas mendorong berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan kinerja para pejabat fungsional. “Tolong terus kembangkan kemampuan dari kawan-kawan yang bergerak di bidang profesi,” katanya usai melakukan penandatanganan peraturan bersama dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (Ka BKN) di Kemdiknas, Jakarta, Kamis (24/3).

Peraturan bersama tersebut berisi petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional penilik dan angka kreditnya, jabatan fungsional pamong belajar dan angka kreditnya, serta jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya.

Peraturan bersama ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Meneg PAN dan RB) Nomor 14 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya, Peraturan Meneg PAN dan RB Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya, dan Peraturan Meneg PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Kepala BKN Edy Topo Ashari menyampaikan, disamping penetapan jabatan fungsional tingkat ahli dengan dasar pendidikan paling kurang S1, ditetapkan juga jenjang jabatan penilik, pamong belajar, dan pengawas sekolah.  Dia mengatakan, jenjang jabatan terendah adalah Penilik Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b dan jenjang jabatan tertinggi adalah Penilik Utama, pangkat Pembina Utama Madya golongan ruang IV/d.

“Jenjang jabatan fungsional penilik yang semula jenjang jabatan tertinggi adalah Penilik Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, tingkatkan menjadi Penilik Utama Madya, golongan ruang IV/d,” katanya.

Adapun batas usia pensiun penilik dapat diperpanjang sampai dengan 60 tahun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2010 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi Pengawai Negeri Sipil, yang Menduduki Jabatan Fungsional Penilik.

Sementara, jenjang jabatan terendah pamong belajar adalah Pamong Belajar Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a dan jenjang jabatan tertinggi Penilik Madya, pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c. Kemudian, jenjang jabatan terendah pengawas sekolah adalah Pengawas Sekolah Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c dan jenjang jabatan tertinggi Pengawas Sekolah Utama, pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e.

“Setiap kenaikan jabatan pangkat penilik, pamong belajar, dan pengawas sekolah disyaratkan sejumlah angka kredit tertentu dari unsur pengembangan profesi,” kata Edy.

Atas ditetapkannya tiga peraturan bersama ini, dilanjutkan dengan pembinaan karir pejabat fungsional terkait prosedur penilaian dan penetapan angka kredit, pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat, perpindahan dalam dan dari jabatan, dan pembebasan sementara dan pemberhentian dalam dan dari jabatan. (arief/gloria/agung)

Sumber: kemdiknas.go.id

Jerman Hapus Hutang Melalui Pendidikan

Jerman Hapus Hutang Melalui Pendidikan

Jakarta — Pemerintah Republik Federal Jerman menghapus hutang pemerintah Indonesia sebanyak 23 juta Euro melalui program Debt Swap II untuk pendidikan. Pemberian penghapusan hutang ini dilakukan setelah Indonesia memenuhi syarat untuk membangun sebanyak 100 unit sekolah baru sekolah menengah pertama (USB-SMP) di 36 kabupaten di kawasan Indonesia bagian timur. Nilai pokok hutang yang dihapus tersebut mencapai dua kali lipat dari dana yang dikeluarkan pemerintah sebanyak Rp 141,72 miliar.
Sertifikat Penghapusan Hutang Program Debt Swap IV untuk Education diserahkan oleh Direktur KfW (Kreditanstalt fur Wiederaufbau) Bjorn Thies kepada Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto disaksikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di Kemdiknas, Jakarta, Kamis (24/3).
Mendiknas menyampaikan, program debt swap berikutnya yang dipersiapkan adalah untuk program beasiswa bagi dosen yang akan melakukan studi S2 dan S3 di Jerman. Tahun depan, kata Mendiknas, adalah 60 tahun hubungan Jerman dan Indonesia. “Pemerintah Jerman telah menunjukkan komitmennya bersama dengan pemerintah Indonesia mengembangkan hubungan baik salah satu contohnya adalah program debt swap,” katanya.
Program pembangunan 100 USB-SMP meliputi pembangunan unit gedung baru, mebeler, perpustakaan, dan buku teks. Selain itu, termasuk alat bantu belajar dan peralatan kantor untuk menunjang kegiatan administrasi sekolah. Adapun persyaratan lokasi pembangunan USB berada di daerah miskin, angka partisipasi kasar (APK) di bawah 70, dan tidak ada sekolah yang sama dalam radius lima kilometer.
Persyaratan lainnya, bagi kabupaten yang mendapatkan pembangunan USB bersedia menjamin beroperasinya sekolah tersebut minimal 20 tahun dengan mengacu pada standar pelayanan minimum, menyediakan lahan siap bangun minimal 6.000 meter persegi, menjamin dapat merekrut siswa baru minimal 30 siswa, menjamin kelancaran operasional USB melalui penyediaan guru, kepala sekolah, dan staf administrasi, serta mengalokasikan dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Suyanto menyampaikan, penghapusan hutang (debt swap) II merupakan kali ketiga. Program debt swap I for education pada 2006 sebanyak 25,56 juta Euro untuk pembangunan pusat sumber belajar di 511 sekolah dasar di 17 provinsi dengan nilai Rp 125 miliar. Kemudian program debt swap IV for education pada 2010 menghapus hutang pokok sebanyak 20 juta Euro untuk program peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca bencana gempa bumi. “Total untuk  pendidikan dasar telah menghapuskan hutang pemerintah Rp 750 miliar,” katanya.(agung/gloria)

Sumber: kemdiknas.go.id

Loading...