Promosi Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and Travels Melalui Desain Komunikasi Visual

Promosi Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and Travels Melalui Desain Komunikasi Visual

Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia. Banyaknya wisatawan baik domestik maupun mancanegara memberikan peluang bisnis yang besar bagi perusahaan-perusahaan penyedia produk dan jasa pariwisata seperti agen perjalanan, hotel. restoran dan sebagainya.

Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and Travels adalah salah satu agen perjalanan  yang berada di Bali. Dalam usianya yang masih terbilang baru, agen perjalanan ini memiliki potensi yang sangat besar kedepannya dikarenakan kerjasamanya yang luas dan manajemennya yang berpengalaman.

Usianya yang masih baru menjadi kendala tersendiri dalam promosi yang dilakukan oleh agen perjalanan ini. Media promosi yang digunakan masih terbilang sedikit dan sangat sederhana, untuk itu diperlukan rancangan media komunikasi visual dengan konsep yang lebih menarik dan komunikatif yang disesuaikan dengan konsep perusahaan ini yaitu ceria (cheerful)

Penentuan konsep dan media komunikasi visual yang tepat didapatkan berdasarkan analisis data aktual dan faktual serta analisis wawancara yang kemudian dapat ditarik kesimpulan konsep desain yang digunakan sebagai dasar rancangan media komunikasi visual sebagai sarana promosi Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and Travels. Media promosi yang digunakan dalam promosi Yanto Bali Lombok (YBL) Tours and Travels adalah iklan majalah, brosur, kartu nama, guide card, banner ad, website, agenda, voucher, sales kit, dan katalog.

Kata Kunci  : Promosi, Desain komunikasi visual, Tours and travel.

  

Pohon Sebagai Inspirasi Dalam Melukis

Pohon Sebagai Inspirasi Dalam Melukis

Seni lukis adalah bagian dari seni rupa dengan elemen visual berupa garis, warna, bidang, bentuk, dan tekstur. Elemen-elemen itu saling menyatu sebebas mungkin untuk menemukan wujud nyata. Dalam seni lukis modern, tidak ada hukum baku, maupun keharusan mengikuti pola yang ada, penciptaan sepenuhnya hak seorang seniman dalam menuangkan pengalaman estetisnya. Pengalaman estetis bersifat pribadi yang sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan. Dengan adanya faktor tersebut maka ekspresi tiap-tiap orang akan berbeda dalam memvisualkan kenyataan-kenyataan lingkungan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pecipta yaitu Untuk mengungkapkan dorongan kreativitas yang ada dalam diri dan meningkatkan kemampuan tekhnik untuk mendapatkan identitas diri dengan menciptakan karya seni yang berkwalitas.

Pencipta mendapatkan ide dari suatu pengalaman, khususnya tentang pohon, dimana pencipta mengambil sumber penciptaan pohon-pohon yang berbentuk unik dan menarik. Pohon adalah tumbuhan yang berbatang keras dan besar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 hal:883). Berbagai jenis bentuk pohon beringin, jati, cemara, dan pohon bambu seperti bentuk yang seutuhnya. Hal tersebut yang melatarbelakangi ide penciptaan membuat suatu karya lukis dengan pohoh sebagai objek. Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah pohon, karena pohon mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang penting bagi kehidupan manusia.

Kata Kunci : lukis, estetika, pohon


Topeng Modern I Wayan Sukarya, Antara Pesanan Dan Idealisme

Topeng Modern I Wayan Sukarya, Antara Pesanan Dan Idealisme

Oleh: I Made Sumantra, SSn., MSn., Dosen PS. Kriya Seni ISI Denpasar.

            Latar belakang pendidikan diakuinya sebagai dasar pemikiran Wayan Sukarya berkarya dalam jalur topeng-topeng modern ini yang orang lain menyebut dengan topeng kontemporer. Dalam berkarya Wayan Sukarya lebih banyak mengolah gambar topeng yang datang dari pemesan. Ide awal disain/ gambar topeng datang dari pemesan. Dari disain tersebut kemudian diolah bagaimana bentuk tiga dimensinya, bahkan pemesan tidak tahu bagaimana wujud jadinya kemudian. Wayan Sukarya harus memikirkan dari bahan yang dipakai, menterjemahkan gambar, mengembangkan gambar, sampai pada teknik pembuatan dan finishingnya. Dapat dikatakan 50% proses perwujudan karya tersebut merupakan hasil ide kreatifnya sendiri. Jadi bukan total merupakan ide si pemesan. Gambar-gambar topeng yang diterima sering sulit dimengerti dan dipahami sehingga perwujudannya juga sulit. Pesanan yang diterima sering berupa pernyataan makna namun tidak ada disainnya. Di sinilah diperlukan kepintaran seorang seniman dalam menterjemahkan makna tersebut.

            Secara umum karya-karya Wayan Sukarya, menggambarkan fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat. Dalam perwujudanya tidak mudah untuk dicerna maksud dan tujuannya. Karena unsur-unsur rupa yang dipakai memvisualisasikan makna yang dimaksud mudah dibaca namun secara utuh sulit keluar maknanya. Untuk mengetahui makna yang terkandung dari masing-masing topeng tersebut diperlukan penjelasan dari pembuatanya.

            Wayan Sukarya telah menyelesaikan karya-karya topeng, namun jumlahnya tidak tercatat.   Permintaan   untuk   membuat    topeng   selalu    datang    tiap    tahun dengan jumlah sekitar 10-15 biji dengan ukuran bervariasi, tinggi 50-70 cm dan lebar  40-60 cm. harga   yang  dipasang   juga  bervariasi  mulai   dari  Rp 3.000.000,0 sampai Rp 6.000.000,00. Pemesan topengnya lebih banyak datang dari luar negeri terutama dari Italia.

            Bentuk atau corak karya topeng Wayan Sukarya ada tiga dimensi, berwajah satu, berwajah ganda yaitu satu muka dengan dua wajah yang dapat dilihat bolak-balik. Bentuk visual yang disampaikan keluar dari pakem-pakem tradisi, tidak mengusung tradisi namun proses perwujudannya melalui proses tradisi Bali. Corak kemodernannya dapat dilihat dari unsur-unsur rupa yang dipakai menyampaikan pesan seperti garis dan bidang serta komposisinya.

            Ide penciptaan topeng ini lebih banyak terinspirasi dari kehidupan manusia sehari-hari dan sifat-sifat manusia dalam menjalani hidup. Sifat umum yang dimiliki oleh manusia, yang paling dasar adalah sifat baik dan buruk. Sifat ini muncul dalam karya-karyanya baik secara terpisah maupun bersama-sama. Sifat baik dan buruk dapat dilihat dalam berbagai bentuk tindakan manusia dalam hidupnya. Idenya tidak memfokus pada suatu kehidupan manusia di daerah tertentu, namun manusia global. Dalam beberapa karya mengambil ide dari manusia ras tertentu untuk untuk menyampaikan ide yang ingin disampaikan. Dilihat dari fungsi karya ini hanya untuk penyampaian ide dari seorang pembuat topeng, sedangkan fungsi kedua dapat dilihat sebagai benda hias.

            Dalam berkarya Wayan Sukarya menggunakan alat-alat yang biasa digunakan seperti mengerjakan topeng-topeng tradisional, seperti kapak, pisau penghalus (mutik), gergaji, dan pahat khusus untuk mengerjakan topeng. Bahan kayu gelontongan dipotong dengan gergaji kemudian dibuat wujud kasarnya dengan menggunakan kapak. Setelah wujud kasar mendekati wujud yang diinginkan, kemudian digunakan pahat dan mutik sebagai penghalus. Penghalusan terakhir dalam proses awal ini dilakukan dengan amplas.

            Pewarnaan menggunakan warna-warna pabrik dan sebagian kecil masih menggunakan warna-warna tradisional Bali. Hal ini dilakukan karena warna pabrik lebih mudah mencari warna sesuai keinginan dibandingkan warna tradisional Bali. Keunggulan warna Bali, proses pembuatannya unik serta citra Bali yang masih laku dijual dalam berbagai bidang. Secara umum warna-warna yang dipakai sebagai warna dasar adalah warna-warna yang berkesan lembut seperti krem dan oranye, hanya beberapa memakai warna gelap dan kusam. Proses pewarnaan dilakukan dengan cara; pertama topeng yang siap diwarnai dipoles cat penutup terbuat dari tulang binatang dicampur perekat. Proses pemolesan ini dilakukan sampai 14 kali tumpukan, makin banyak makin baik. Kedua setelah cat penutup selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses pewarnaan sesuai dengan keinginan.

            Karya-karya yang dibuat Wayan Sukarya tidak pernah dipasarkan dengan cara-cara tertentu seperti pameran, tetapi pemesan datang sendiri ketempat kerjanya dengan membawa atau tidak disain/ gambar yang akan dipesan. Dilihat dari pemesan kebanyakan pesanan topeng-topeng jenis modern, ini lebih banyak datang dari luar negeri seperti Italia. Menurut tamu-tamu tersebut memamerkannya diberbagai negara.

            Topeng  modern Sukarya  kalau dilihat dari segi bentuknya secara evolusi mengalami pembaharuan-pembaharuan prosfektif. Bentuk tidak terlihat dengan proporsi dan nilai-nilai estetik yang dianggap ideal dalam objek. Bentuk, ruang, komposisi bebas dapat diwujudkan secara visual yang menekankan karakter ataupun ekspresi pribadi seniman. Seperti contoh dalam karya pembaharuan Sukarya dalam bentuk topeng bermuka dua yang disesuaikan dengan keadaan disain dan kreativitas modern dengan bentuk kebaliannya.

            Apa yang dicerminkan sebagai ekspresi Topeng modern Sukarya memang berbeda dengan kepentingan fungsi ritual daripada bentuk Topeng pada zaman sebelumnya, tetapi fungsi yang sama untuk memuaskan batin manusia. Kehalusan perasaan, kekayaan intuisi dan ide dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk kreativitas artistik dalam Topeng modern sebagai nilai kemanusiaan yang berharga untuk dihayati.

            Makna-makna yang disampaikan dari karya-karya ini banyak yang sulit dimengerti, karena judul-judul yang disampaikan pemesan banyak yang tidak tercatat oleh pembuatnya. Namun demikian ikon-ikon/ tanda-tanda yang dimunculkan dalam karya tersebut maknanya dapat dibaca atau diinterpretasikan. Makna-makna yang dapat diinterpretasikan dari karya-karya tersebut seperti disinggung dalam pembahasan ide penciptaan di atas adalah konsep sifat dasar manusia baik dan buruk, yang terwujud dalam berbagai tindakan dan tingkah laku manusia di atas bumi ini, tidak terkecuali dari mana mereka berasal. Kejadian-kejadian yang diangkat sangat universal yang mungkin saja dapat dialami oleh setiap orang. Lewat karya ini manusia disajikan sifat-sifat yang dimiliki serta bagaimana untuk menyingkapinya.

Topeng Modern I Wayan Sukarya, Antara Pesanan Dan Idealisme selengkapnya

Perancangan Media Komunikasi Visual Meningkatkan Eksistensi Scooter Brotherhood Indonesia

Perancangan Media Komunikasi Visual Meningkatkan Eksistensi Scooter Brotherhood Indonesia

Scooter Brotherhood Indonesia merupakan sebuah klub skuter Vespa yang ada di Denpasar-Bali. Dengan tujuan mempererat tali persaudaraan sesama pecinta Vespa, dan menjadi wadah komunikasi yang positif bagi para pecinta Vespa di dalamnya, sehingga keberadaan skuter Vespa di Bali dapat tetap eksis dan tidak hilang ditelan jaman.

Media promosi yang digunakan masih terbilang sedikit dan sangat simpel. Untuk itu diperlukan rancangan media komunikasi visual dengan konsep yang lebih menarik dan komunikatif yang disesuaikan dengan konsep klub skuter Vespa ini yaitu “Scooter in Paradise”.

Penentuan konsep dan media komunikasi visual yang tepat didapatkan berdasarkan analisis data aktual dan faktual serta analisis wawancara yang kemudian dapat ditarik kesimpulan konsep desain yang digunakan sebagai dasar rancangan media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Scooter Brotherhood Indonesia.

Kata Kunci  : Scooter Brotherhood Indonesia, eksistensi.

 

  

Gamelan Jegog

Gamelan Jegog

Kiriman: I Putu Hardy Andika Wijaya, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Jegog Jembrana

 Gambelan “Jegog” adalah gambelan (alat musik) yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi seperangkat alat musik bambu yang suaranya sangat merdu dan menawan hati.

Kisah Awalnya Kesenian Jegog

Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912. Kata “Jegog” diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar. Kesenian Jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog.

Dalam perkembangan selanjutnya Gambelan Jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, Tari Bambu, sebagai seni pertunjukan wisata. Penampilan Gambelan Jegog begitu menohok, para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara Jegog begitu gemuruh, rancak, riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa menjangkau jarak sampai 3 (tiga) Km.

Jegog Mebarung

Kesenian Jegog ini bisa dipakai sebagai atraksi pertarungan Jegog. Pertarungan Jegog dalam bahasa Bali disebut “Jegog Mebarung”, yaitu pementasan seni Jegog dengan tabuh mebarung (bertarung). Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung antara tiga Jegog, dalam Bahasa Bali disebut Jegog Barung Dua atau Jegog Barung Tiga. Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa.

Untuk diketahui Bagaimana penampilan Jegog Mebarung, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dua perangkat gambelan jegog atau tiga perangkat gambelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau tiga perangkat gambelan jegog. Masing-masing Kru Jegog ini membawa penabuh 20 orang.

Pada saat mebarung masing-masing Jegog mengawali dengan menampilkan tabuh yang namanya Tabuh Terungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan durasi waktu masing-masing 10 menit. Tabuh Terungtungan ini adalah tabuh yang suaranya lembut dan kedengarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam Bali.

Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul gambelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog lawan mebarung.  Penabuh memukul gambelan jegog (musik jegog) dengan sangat keras sehingga kedengarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog yang satu dengan yang lainnya. Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh, maka tidak jarang sampai gambelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak). Apalagi Gambelan Jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh, maka sepirit dari kru Jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang menimbulkan emosi bagi sipenabuh Jegog. Penentuan kalah dan menang Jegog mebarung ini adalah para penonton karena Jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi tergantung penilaian para penonton saat itu.  Apabila suara salah satu gambelan jegog kedengarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung. Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah berupa suatu kebanggaan saja bagi kru Jegog tersebut. Karena Jegog mebarung adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan para penggemarnya, pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan.

Kesenian Jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke Luar Negeri dan telah menembus 3 Benua seperti Eropa, Afrika dan Asia.Sedangkan intensitas lawatan ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota Saporo, Pulau Hokaido oleh Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota Okayama. Demikian adanya Kesenian Jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik Jegog bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.

Gamelan Jegog Selengkapnya

Loading...