DKV ISI Denpasar Juara Terbaik Baligrafi

DKV ISI Denpasar Juara Terbaik Baligrafi

Gambar: Juri dan Mahasiswa DKV-ISI Denpasar yang menjadi juara lomba Baligrafi Sumber: Putraka, 2023

Peringatan Bulan Bahasa Bali yang berlangsung bulan Februari 2023 berlangsung semarak. Yayasan Dvipantara Samskrtam menyelenggarakan Pacentokan Aksarayantra Bali (Lomba menggambar Baligrafi). Lomba yang berlangsung pada Sabtu, 18 Februari 2023 ini berlangsung di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar-Bali. Ada banyak peserta yang ikut dalam lomba ini. Peserta lomba adalah mahasiswa tingkat perguruan tinggi se-Bali.

I Putu Gede Wahyu Pusaba dan Komang Erika Maharani adalah dua mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakutas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) yang mengikuti lomba Baligrafi ini. Kedua mahasiswa ini adalah Juara terbaik atau juara 1 dan juara 2 Lomba Baligrafi yang diselenggarakan oleh Yayasan Dvipantara. Pusaba dan Maharani mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa ikut dalam lomba ini, terlebih bisa meraih juara terbaik. Merekapun menyampaikan akan terus berkarya seni dengan menggali budaya-budaya lokal sebagai basis “kekuatan” karya yang akan dikerjakan.

I Wayan Agus Eka Cahyadi yang merupakan salah satu dewan juri menyampaikan bahwa perlombaan ini sangat penting dilaksanakan. Cahyadai menegaskan bahwa “lomba ini dapat mangajak  para generasi muda untuk mempelajari tradisi nyurat akasara Bali (Membuat tulisan Bali), serta mendalami nilai-nilai estetik Baligrafi sehingga warisan adhiluhung leluhur Bali tetap lestari”.

Pada kesempatan yang berbeda, Kordinator Program Studi DKV-ISI Denpasar, Agus Ngurah Arya Putraka memberikan tanggapannya terkait lomba Baligrafi diatas. Putraka menyampaikan “bangga mahasiswa kami menjadi juara terbaik 1 dan juara 2 dalam ajang lomba Baligrafi tingkat perguruan tinggi se-Bali”. Ia juga menyerukan harapan kepada generasi muda supaya menjadi garda terdepan dalam menjaga dan melestarikan budaya dalam merancang karya-karya desain komunikasi visual.

(Nuriarta)

Program Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Program Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Tim Pelaksana Program Nata Citta Desa Swabudaya Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Adat Batur Desa Batur Selatan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun 2023; 1. Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn Ketua Tim juga bertugas dalam bidang Seni Rupa, Desain dan Seni Pertunjukan 2. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 3. Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 4. Dr. I Wayan Suharta, S.SKar., M.Si, anggota bidang Tari Maskot dan Baris Dapdap 5. I Nyoman Mariyana, S.Sn., M.Sn, anggota bidang Karawitan Selonding 6. Ketut Heiy Budiyana, A.Md, anggota bidang Video Profile 7. Ida Bagus Candra Yana, S.Sn., M.Sn, anggota bidang Fotografi dan Video Profile 8. Prof. Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si, anggota bidang Monografi Desa 9. I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd, anggota bidang Monografi dan Tim Editor 10. Cede Bayu Segara Putra, S.Ds., M.Sn, anggota bidang Layout dan Dokumentasi. 11. Agus Eka Aprianta, S.Kom, anggota bidang Tenaga Kependidikan 12. Ni Wayan Sr i Wahyuni, S.Ds anggota bidang Tenaga Kependidikan.

Pada kesempatan ini, masing-masing tim sesuai dengan tugas di atas melakukan pengabdian di Desa Batur. Di hari pertama, tim diterima di Desa Batur oleh pemuka Desa Batur dan langsung melakukan riset lapangan dengan wawancara serta merekam pertunjukan tari Baris yang ada di Desa Batur. Di bidang tari, Desa Batur memiliki lima jenis tari Baris, diantaranya; Baris Jorjor/ Jojoran, Baris Gede, Baris Bajra, Baris Presi, dan Baris Dapdap (wawancara dengan Pak Ketut Soma/ Penari Baris Bajra dan Pak Kadek Wan/ Penari Baris Dapdap Desa Batur, 4 Pebruari 2022). Baris Dapdap akan direkontruksi kembali oleh Tim ISI Denpasar, sesuai dengan permintaan Jro Gede Batur. Hal tersebut dikarenakan, tari baris ini telah mulai mengalamai “krisis penari” terkait
berkembangnya mitos, “kalau menari Baris Dapdap, akan cepat tua”. Sujatinya tidak demikian. Anggapan atau mitos tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan hasil data lapangan yang didapat, bahwa seorang penari Baris Dapdap tidak hanya menari saja. Ada tembang/Wirama khusus yang mereka harus pelajari dan hafalkan. Mungkin karena sulit mereka menghafal tembangnya, ada anggapan seperti di atas. Kalau dikaji secara menadalam, pasti pesan dan makna yang ingin disampaikan dalam sastra Wirama tersebut. Disini diperlukan metode atau stategi untuk memberikan pemahaman guna pemertahanan tari Baris Dapdap ini sebagai kearifan lokal yang harus dijaga kepewarisannya. Apalagi ini juga terkait dengan aspek ritus yang berlangsung dan harus tetap ada dalam pelaksanaan ritualnya.

Gambar 1. Pak Ketut Soma/ Penari Baris Bajra Kiri) dan Pak Kadek Wan/ Penari Baris Dadap (Kanan) Dokumentasi, Tim NCS Desa Batur, Tahun 2023

Gambar 2. Wawancara dengan salah satu penari Baris Dapdap Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 3. Wawancara Tim Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si, dengan Jro Gede Batur terkait keberadaan 11 sumber mata air yang ada di Batur yang menjadi kajian dalam proses penciptaan Tari Maskot Desa Batur. Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 4. Tari Baris Presi, Bersejata Tameng. Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023 Tari Baris Dapdap Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Gambar 9. Gamelan Gong Gede Batur Sebagai Iringan Tari Baris Desa Batur

Foto Bersama Tim Pengabdian NCS ISI Denpasar di Desa Batur Dokumentasi, Tim NCS Batur, Tahun 2023

Loading...