REKASADANA SENI WALI DAN BEBALI PADA UPACARA PANCA WALI KRAMA DI PURA PAYOGAN AGUNG DESA KETEWEL-GIANYAR

Kiriman : I Wayan Budiarsa, Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, FSP ISI Denpasar, Email: [email protected]

Abstrak
Seni pertunjukan bagi kalangan masyarakat Hindu Bali sangat penting kedudukannya sebagai bagian dari upacara keagamaan. Di antara sekian banyaknya bentuk seni pertunjukan tersebut, Gambuh dan Topeng adalah bentuk dramatari yang terkait dengan jalannya upacara agama Hindu. Topeng sebagai seni wali, dan Gambuh sebagai seni bebali selalu disajikan di setiap upacara piodalan pada sebuah pura di Bali, lebih-lebih dalam konteks upacara besar seperti tawur agung, panca wali krama, padudusan agung, maupun ngenteg linggih. Topeng Sidhakarya (wali), salah satu tokoh yang tampil paling akhir pada pertunjukan topeng sebagai simbol suksesnya jalannya upacara, sedangkan Gambuh sebagai pengiring (bebali) upacara menambah lengkapnya ritual yang terlaksana. Pada pelaksanaan upacara Tawur Panca Wali Krama di Pura Payogan Agung Ketewel Gianyar telah tersaji kedua jenis seni pertunjukan tersebut yang dibawakan oleh sekaa Gambuh dan sekaa Topeng warga Banjar Pekandelan, Desa Batuan Gianyar. Penyajian Gambuh pada hari Jumat, tanggal 25 Maret 2022 membawakan cerita Perang Undur-undur, sedangkan tari Topeng pada hari Minggu, 10 April 2022 membawakan cerita I Kala Sunia.
Kata kunci: pengabdian mandiri, gambuh, topeng, Bali, PSP

Selengkapnya dapat download disini

Jokowi Tanda Tangani ‘Wall of Fame’ ISI Denpasar di Atas Kapal Phinisi

Jokowi Tanda Tangani ‘Wall of Fame’ ISI Denpasar di Atas Kapal Phinisi

Presiden Joko Widodo saat menandatangani Piagam Wall of Fame Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar – IST

Presiden Joko Widodo menandatangani Piagam Wall of Fame Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Penandatanganan tersebut dilakukan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Nusa Tenggara Timur, tepatnya di atas kapal phinisi dalam pelayaran balik dari Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo ke Marina Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis 21 Juli 2022.

“Momen bersejarah dan membahagiakan; penanda Dies Natalis XIX ISI Denpasar,” kata Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan kun Adnyana dalam rilisnya, Jumat (22/7/2022).

Kun menyaksikan langsung penandatanganan tersebut bersama sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju di antaranya Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo dan Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono.

Peristiwa itu menjadi kado tersendiri bagi ISI Denpasar yang berdiri pada 28 Juli 2003 dan berulang tahun ke-19 pada pekan depan.

Lokasi penempatan Piagam Wall of Fame Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar – IST

Sejumlah aktivitas telah dan akan digelar untuk menyongsong dies natalis ini, di antaranya pangurip Wall of Fame ISI Denpasar yang merupakan wujud penghormatan atas dedikasi masyarakat, mulai dari maestro, seniman, budayawan, profesional, pengusaha maupun pejabat pemerintah dalam kerja pemajuan seni dan budaya.

Piagam yang ditandatangani Presiden Jokowi tersebut akan dipahatkan pada dinding prasasti Wall of Fame ISI Denpasar berukuran tinggi 4,5 meter dan panjang 14 meter, berbahan granit hitam dan merah, yang dibangun di lapangan upacara bendera Widya Mahardika kampus setempat.

Sebelumnya, Kun Adnyana pernah menjelaskan pada prasasti atau monumen itu juga akan ditatah tanda tangan dan nama maestro seperti Nyoman Nuarta, Sardono W. Kusumo, Ni Luh Menek, I Wayan Wija, dan seniman berpengaruh lainnya.

“Banyak kalangan bereputasi telah memberikan kontribusi terhadap pemajuan seni dan budaya bangsa, tetapi belum ada penanda sebagai monumen untuk mengabadikan nama mereka,” katanya.

Ia ingin ada artefak seperti halnya sejumlah landmark atau ikon yang pernah ada seperti Hollywood Walk of Fame, Alabama Jazz of Fame, Australian Stockman Hall of Fame, dan lainnya. (kanalbali/RLS/RFH)

Sumber : https://kumparan.com/kanalbali/1yVj7efE6nU/full?utm_source=Mobile&utm_medium=wa&shareID=14Ssc2gSQ5QP

Membaca Tantangan dan Peluang Tradisi Lisan Mesatua

Kiriman : I Wayan Nuriarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Email: [email protected]

Abstrak
Di Bali kegiatan mendongeng dikenal dengan istilah mesatua. Kegiatan ini sebelumnya sangat sering dibawakan oleh orang tua untuk anaknya. Akan tetapi dengan adanya perkembangan teknologi digital yang mengahadirkan media sosial ataupun dengan hadirnya games-games online, tradisi lisan mesatua mulai jarang dilakukan lagi di Bali. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan tantangan dan peluang tradisi lisan mesatua di Bali. Dengan menggunakan teori perubahan sosial, hasilnya menunjukan bahwa tantangan tradisi lisan mesatua di Bali adalah kemajuan teknologi yang ternyata tidak disikapi secara arif, sehingga semakin meminggirkan posisi tradisi mesatua. Masyarakat Bali sendiri saat ini sudah tidak mampu lagi mesatua dengan baik, sehingga pemahaman, pengetahuan dan idealisme mereka tentang tradisi mesatua penting untuk dibangkitkan kembali. Peluangnya adalah perkembangan teknologi sebagai budaya baru di tengah-tengah masyarakat Bali juga dapat dilihat sebagai peluang dalam mesatua hari ini. Pemanfaatan teknologi untuk mesatua bisa digunakan sebagai pilihan. Mesatua dengan memanfaatkan media komik digital bisa dilakukan. Sehingga esensi mesatua untuk mengajarkan nilai-nilai, moral dan karakter anak-anak ataupun siapa saja yang mendengarkan tetap terjaga.

Kata Kunci: tradisi lisan, mesatua, globalisasi, komik digital, masyarakat Bali

Selengkapnya dapat download disini

Loading...