Photo Caption: Rector of ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, and the Ambassador of the Republic of Indonesia to France, Y.M. Mohamad Oemar, with the Waruna Mukti Dwipantara performance team at the Fête de L’Archipel at the InterContinental Paris Hotel, on October 4, 2023.
The Indonesian Arts Institute (ISI) Denpasar (Bali) continues to strengthen the realization of its educational outcomes on the international stage. After involving four groups of faculty, educational staff, and students in a community service activity in Kuala Lumpur, Malaysia, it recently participated in the prestigious “Fête de l’Archipel” (Festival of the Archipelago) by presenting a performance of Indonesian traditional dance and a fashion show titled Waruna Mukti Dwipantara, held at the InterContinental Paris Hotel in France, on October 4, 2023.
ISI Denpasar’s participation was by invitation from the Extraordinary and Plenipotentiary Ambassador of the Republic of Indonesia to France, Y.M. Mohamad Oemar. Prior to the performance, a workshop on gamelan and dance was held with the Gamelan Panca Indera Paris group, which consists of seven Balinese and Javanese gamelan players from France.
The Festival of the Archipelago, organized by the Indonesian Embassy in Paris, includes a range of activities, such as economic and trade promotion, culinary exhibitions, business forums, and cultural evenings. It also involves the government, business groups, Indonesian communities, and the diaspora.
Ambassador Oemar mentioned that the festival aims to enhance bilateral cooperation between Indonesia and France. The events held during the festival serve as an effort to promote potential areas of collaboration, including in education and culture. “ISI Denpasar plays an important role in representing the wealth of Indonesian art and culture, which can be enjoyed by the audience in Paris,” said the Ambassador, who is also Indonesia’s Permanent Delegate to UNESCO.
Waruna Mukti Dwipantara is an innovative new creation, a performance of Indonesian arts developed by ISI Denpasar’s faculty and students. This work blends aesthetic elements of Nusantara dance and music with modern academic innovations, highlighting the theme of the maritime glory of the archipelago.
The Rector of ISI Denpasar and leader of the performance team, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., explained that the performance is part of the Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH) program, Bali Nata Bhuwana Internasional. This program is a realization of the learning outcomes of ISI Denpasar students. The festival served as a platform to disseminate these outcomes internationally. “This event aligns with ISI Denpasar’s vision of becoming a center of excellence in arts and culture, grounded in local wisdom with a universal outlook,” said the rector, who is affectionately called Prof. Kun.
He added that the artistic presentation, which reflects the unique cultural characteristics of various regions in Indonesia, was combined with a fashion show. The performance was prepared by ISI Denpasar’s faculty and students since September 2023, with intensive rehearsals for the best performance.
The Waruna Mukti Dwipantara performance began with a Gambang Suling concert and Oleg Tamulilingan dance, followed by a medley titled Nusantara Murti, featuring Gambyong, Mandau, and Janger dances. The peak of the event featured the Waruna Mukti Dwipantara dance, which tells the story of the Kingdom of Kutai in East Kalimantan, with King Mulawarman and his queen, steering the ship of the kingdom’s glory, until the current Indonesian leadership’s efforts to build the new capital city, Nusantara.
The entire performance was presented by 10 ISI Denpasar students. These included five students from the Dance Department: Made Lola Giarda Putri, Ni Putu Vania Dea Amelinda, Putu Devi Kariasih, I Komang Aswinka Krisnanda, and I Made Yuandika Pramudia; and five students from the Karawitan (Gamelan) Department: I Kadek Anggra Dwianta, Made Dwi Nadyanta Smara, I Dewa Gede Rama Aditya Suputra, I Kadek Agus Erwan Maherwan, and Ni Putu Shinta Mahadewi. Also involved in the performance were Vice Rector for Planning and Cooperation, Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., Karawitan faculty member Saptono, S.Sen., M.Si, and Laboratory Head of Karawitan, I Made Dwi Andika Putra, S.Sn., M.Sn.
The accompanying gamelan music for the performance used Gong Semarandana, combined with Javanese gamelan, and was played by ISI Denpasar’s musicians in collaboration with the Panca Indra Arts Community in Paris.
In addition to the Nusantara dance performance, a fashion show featuring a collection by Nata Kerti Fashion Designer was also presented. Seven outfits made from endek fabric with a dominant maroon color were showcased during the event. These designs, created by faculty and students from ISI Denpasar’s Fashion Design Program, were modeled by students I Komang Pramudia Indraswara and Ni Kadek Pradnyawati, alongside other models.
The performance was attended by Ambassador Y.M. Mohamad Oemar, Ambassador of Indonesia to UNESCO Prof. Dr. Ismunandar, Education and Cultural Attaché of the Indonesian Embassy in Paris Dr. Ni Luh Anik Mayani, French government officials, members of the diplomatic corps, business people, academics, and the Indonesian community in Paris.
Ambassador Oemar expressed his appreciation for the Nusantara dance and fashion show presented by ISI Denpasar. He stated that the audience was deeply impressed by the performance, particularly the harmonious blend of dance and gamelan, which effectively conveyed the intended story. The fashion showcased the distinctiveness of traditional Balinese woven fabric. “Everyone who witnessed the performance greatly enjoyed it. It was indeed a beautifully presented work,” he remarked.
Oemar also expressed his gratitude to the Rector of ISI Denpasar for attending the invitation and preparing the performance. “This is an exceptional support from ISI Denpasar for the Indonesian Embassy’s program,” he concluded at the end of the event. (ISIDps/Public Relations).
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana dan Ketua STIAB Jinarakkhita Lampung, Dr. Burmansah, M.Pd menunjukkan dokumen MoU yang telah ditandatangani dalam peretemuan di Kampus STIAB Jinarakkhita Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Jumat (29/11).
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali menyepakiti perjanjia kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita Lampung. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kampus STIAB Jinarakkhita Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Jumat (29/11).
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilaksanakan ISI Denpasar serangkaian Program Bali Widya Kahuripan III, 28 November s/d 2 Desember 2024 di Provinsi Lampung. Kegiatan ini merupakan kegiatan Bali-Lampah Mahawidya (benchmarking) sebagai langkah awal mempererat kerja sama dalam pengembangan seni, budaya, dan pendidikan di Indonesia.
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana dan Ketua STIAB Jinarakkhita Lampung, Dr. Burmansah, M.Pd dalam peretemuan di Kampus STIAB Jinarakkhita Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Jumat (29/11).
Nota Kesepahaman ditandangani oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana dan Ketua STIAB Jinarakkhita Lampung, Dr. Burmansah, M.Pd. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara seni dan pendidikan, sekaligus menciptakan peluang baru bagi kedua institusi untuk berkontribusi lebih luas dalam pengembangan pendidikan serta seni dan budaya di Indonesia.
Ketua STIAB Jinarakkhita Lampung, Dr. Burmansah, M.Pd., menyambut sukacita kehadiran ISI Denpasar dalam pelaksanaan kerjasama dan benchmarking. Dia menekankan pentingnya seni dan budaya sebagai penjaga identitas masyarakat. “Mengembangkan seni dan budaya itu membawa masyarakat untuk tidak lupa dengan sejarahnya sehingga dapat mempertahankan jati diri pada masyarakat akar rumput,” ungkapnya dalam sambutan.
Foto: Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana dan Ketua STIAB Jinarakkhita Lampung, Dr. Burmansah, M.Pd beserta seluruh jajaran dalam peretemuan di Kampus STIAB Jinarakkhita Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung, Jumat (29/11).
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., mengapresiasi upaya kampus STIAB Jinarakkhita Lampung dalam menghadapi tantangan pendidikan. “Pemilihan STIAB Jinarakkhita sebagai salah satu tujuan benchmarking didasarkan pada pengelolaan perguruan tinggi yang lebih detail, di mana pendidikan tidak hanya menginternalisasi aspek material, tetapi juga aspek immaterial,” ujar Prof. Wayan Adnyana.
Pada hari yang sama ISI Denpasar juga melaksanakan kegiatan Bali-Widya Pasraman (Sosialisasi Pembelajaran) pada 3 SMA/SMK di Lampung Selatan, yakni SMK 1 Way Panji, SMKN 2 Kalianda, dan SMAN 2 Kalianda.
Dalam kegiatan ini, siswa diberikan wawasan mengenai berbagai aspek pendidikan seni dan budaya serta peluang pengembangan akademik di bidang seni dan desain.Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara seni dan pendidikan, sekaligus menciptakan peluang baru bagi kedua institusi untuk berkontribusi lebih luas dalam pengembangan pendidikan serta seni dan budaya di Indonesia. (ISIDps/Humas)
Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasa-Bali mempersembahkan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, tepatnya di Dusun Bali Sido Agung, Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Pergelaran yang disajikan secara kolaboratif oleh 195 mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dengan dukung Krama Desa Bali Sido Agung ini diramu dalam Program Bali Widya Kahuripan III 2024. Kegiatan-kegiatan dalam program ini dilaksanakan di Provinsi Lampung, 28 November – 2 Desember 2024.
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana bersama para undangan menyaksikan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana menjelaskan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa merupakan ajang diseminasi hasil pembelajaran Merdeka Belajar Tahun 2024. Sebagaimana dalam pembelajaran ini, diseminasi bertujuan menyebarluaskan dan membagikan pengetahuan dalam bentuk presentasi karya koreografi dan musik tradisional dan modern.
“Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa adalah momentum bagi mahasiswa mengaktualisasikan hasil pembelajaran Merdeka Belajar Tahun 2024. Mahasiswa membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui presentasi karya koreografi serta musik. Ini menjadi wujud nyata dari proses belajar yang merdeka, kreatif, dan inovatif di ISI Denpasar,” ujar Guru Besar Bidang Sejarah Seni ini.
Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana menjelaskan alasan pemilihan Lampung Selatan sebagai lokasi pergelaran. Sejak tahun 1964, banyak masyarakat Bali yang melakukan transmigrasi ke daerah tersebut. Kehadiran ISI Denpasar di Dusun Bali Sido Agung, Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan, bertujuan untuk memenuhi kerinduan masyarakat Lampung keturunan Bali akan kesenian dan budaya Bali.
“Kami ingin membangun kembali ikatan budaya dan menghadirkan seni Bali di tengah-tengah masyarakat transmigran di Lampung Selatan. Ini adalah bentuk pengabdian kami untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan lestari,” ujar Prof. Kun Adnyana.
Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa merupakan wujud transformasi terkini 100 Tahun Cak, berpadu stilistika klasik Pagambuhan, serta dipadukan korus-tembang vokal bertemu kedalaman magis musikal selonding, merdu seruling, dan gempita orkestra Barat. Padmaswari Kalpa merupakan simbol padmabhuwana aksara dengan Kagunan tradisi Bali-Jawa, termulia sebagai Saraswati; Mahaibu pengetahuan, penerang abadi pembentang sejarah dan peradaban. Candet Ding Padmaiswara Kalpa merupakan cipta seni pertunjukan kolosal, tutur waktu, sang penghayat, dan kronik pendakian kesucian susastra semesta raya.
Pergelaran yang dipentaskan telah dilatih selama dua bulan melibatkan artistik direktur Dr. I Gusti Putu Sudarta, wakil artistic direktur Sang Nyoman Gede Adhi Santika, M.Sn, koreografer I Wayan Sutirtha, M.Sn, Anak Agung Ayu Mayun Artati, M.Sn, Tjok. Istri Putra Padmini, M.Sn, Ni Wayan Suartini, M.Sn, dan Ni Komang Sri Wahyuni, M.Sn, komposer Dr. I Ketut Garwa, I Wayan Sudirana, Ph.D, I Pt. Lukita Wiweka Nugraha Putra, M.Sn, dan Dr. I Made Kartawan. Penata rias dan kostum, yakni Ni Nyoman Kasih, M.Sn dan Dr. Drs. A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si.
Foto: Penabuh dalam Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Pergelaran Candet Ding Padmaswari Kalpa berhasil memukau penonton dari berbagai etnis, terlebih bagi krama Lampung etnis Bali. Dengan narasi yang kuat, tata artistik inovatif, koreografi berbasis lingkungan, diiringi komposisi melodis gamelan, serta didukung properti pertunjukan yang dipadu permainan tata cahaya yang apik, pergelaran menuai haru suka cita seluruh penonton.
Secara keseluruhan, Bali Widya Kahuripan III hadir dengan 6 kegiatan, yakni: Bali Widya Adinatya (Pagelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa), Bali Widya Kanti (Kolaborasi Seni), Bali Widya Pasraman (Lampah Sekolah), Bali Widya Diatmika (Wacana Seniman), Bali Widya Cipta (Lokakarya Tari Tradisional Lampung), dan Bali Lampah Mahawidya (Benchmarking). (ISIDps/Humas)