ISI Denpasar Siap Gelar UTBK dengan Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

ISI Denpasar Siap Gelar UTBK dengan Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

Sumber : https://wartabalionline.com/2020/07/01/isi-denpasar-siap-gelar-utbk-dengan-penerapan-protokol-kesehatan-ketat/

DENPASAR – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memastikan kesiapan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2020 dengan berpedoman penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Hal itu diungkapkan Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar kepada WARTA BALI, Rabu (1/7/2020). Ia menyampaikan, pelaksanaan UTBK di tengah  pandemi Covid- 19 telah mendapat izin Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. “Kami menerapkan standar protokol kesehatan bagi siswa yang ikut dalam UTBK tahun ini,” kata Prof. Arya Sugiartha.

Tercatat, 2.815 peserta mengikuti tes UTBK tahun ini yang pelaksanaanya dibagi dalam dua tahap. Pertama, pada  5-14 Juli dan tahap kedua 20-29 Juli 2020. ” Total kuota untuk penerimaan ISI tahun 2020 sebanyak 600 mahasiswa. Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) sudah masuk 100 siswa dan untuk UTBK  akan diperebutkan sekitar 300 siswa. Sisanya, masih ada jalur mandiri atau SBMPTN,” ungkap Rektor asal Pujungan Tabanan ini.

Ia menjelaskan, sesuai arahan Dirjen Dikti Kemdikbud dan Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi Covid-19 dan mengutamakan keselamatan peserta dan penyelenggara, disampaikan beberapa kebijakan yaitu,  pelaksanaan tes UTBK per hari dirubah dari empat sesi menjadi dua sesi, dengan rincian perubahan waktu,  Sesi pertama pukul 09.00 – 11.15 waktu setempat dan sesi kedua, pukul 14.00 – 16.15 waktu setempat.

Jeda waktu selama 2 jam 45 menit digunakan untuk pelaksanaan protokol kesehatan saat pergantian sesi. Tes UTBK akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I pada 5 – 14 Juli  2020 dan  Tahap II 20 – 29 Juli 2020. Sedangkan pengumuman SBMPTN dijadwalkan 20 Agustus 2020.  Bagi peserta yang masih berada (berdomisili) di luar provinsi/kabupaten/kota dan tidak dapat hadir di lokasi Pusat UTBK PTN tempat tes karena alasan keselamatan dan kesehatan serta Pusat UTBK yang belum dapat menyelenggarakan tes karena satu dan lain hal, akan mengikuti Tes UTBK di lokasi Mitra UTBK Tambahan di daerah setempat. Pusat UTBK PTN bekerja sama dengan SMA/SMK/MA Mitra yang memenuhi persyaratan.

Menimpali Prof. Arya Sugiartha,  Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswan dan  Alumni ISI Denpasar   Prof. Dr. Drs. I Nyoman   Artayasa, M.Kes menegaskan kesiapan ISI Denpasar melaksanakan tes UTBK bersama perguruan tinggi lainya maupun nasional. Proses itu tentunya sudah memenuhi standar tes UTBK dan pemenuhan standar Covid. ” ISI Denpasar sudah sangat siap mengikuti  dan  melaksanakan UTBK- SNMPTN bersama Perguruan Tinggi lainya  di Indonesia,” kata Prof. Artayasa didampingi Humas ISI Denpasar  I Gede Eko Jaya Utama., S.E., M.M.

“Kesiapan itu bisa dilihat bahwa kami menyiapkan pelaksanaan dengan standar-standar UTBK, telah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk melaksanakan UTBK dengan tentu memenuhi syarat protokol pencegahan penyebaran COVID-19,” imbuhnya.

Selain itu, dari sisi materi UTBK pun pihak ISI Denpasar sudah sangat siap. “Kami mengikuti fase dua kali dalam satu sesi, jadi pagi dan siang. Tes yang tadinya dua model kita ikuti menjadi satu model, Skolastik saja,” ucapnya.

Demikian pula dengan hal-hal lain terkait UTBK sudah disiapkan secara matang oleh jajaran teknis ISI Denpasar, selain pelaksanaan uji coba nasional pada 26 Juni 2020. “Saya kira ISI Denpasar sudah sangat siap untuk itu. Jumlah pendaftar juga sudah terisi 85 persen dari keseluruhan yang dicanangkan di bagian kami, dan seluruh pangawas UTBK juga akan dilakukan Rafid Tes, ” kata Prof Artayasa.

Dari total 2.815, dibagi dua sesi per sesi masing-masing 110 siswa setiap hari, yang dibagi ke 4 ruangan. Ruangan dimaksud adalah  Lab DKV dengan kapasitas 35, Lab Interior berkapasitas 30, Lab Bahasa kapasitas 15, dan  Lab Komputer  ISI 30.(sur)

ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165794/isi-denpasar-gelar-english-debating-championship-2019

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar menggelar “English Debating Championship 2019” atau lomba debat bahasa Inggris untuk menjaring mahasiswa berprestasi yang mewakili kampus setempat ke tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII.

“Mahasiswa yang meraih juara di tingkat LLDikti Wilayah VIII, selanjutnya berhak mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional, yakni kompetisi National University Debating Championship (NUDC),” kata Ketua Panitia Kegiatan Dr Ni Ketut Dewi Yulianti, SS, MHum, di sela-sela pelaksanaan lomba, di ISI Denpasar, Senin (14/10).

Dalam lomba debat bahasa Inggris tersebut, sebanyak 36 peserta perwakilan dari 12 program studi di ISI Denpasar bertarung menjadi yang terbaik dalam debat bahasa pergaulan internasional tersebut.

Masing-masing prodi, diwakili 3 kontingen. Setelah dewan juri menentukan 3 nama terbaik, mereka berhak mewakili ISI Denpasar ke lomba debat bahasa Inggris tingkat LLDikti (sebelumnya Kopertis-red) Wilayah VIII. 

Dewi tak menampik jika di ISI Denpasar agak kesulitan mencari peserta debat, padahal potensi mahasiswa cukup baik. Berkat kerja keras pantia, akhirnya tiap tahun tetap ada perwakilan peserta dari masing-masing prodi. 

“Debat ini sangat penting untuk menunjang visi-misi lembaga sebagai centre of excellence seni berbasis kearifan lokal berwawasan universal,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes mengharapkan mahasiswa ISI Denpasar mampu menunjukkan diri sebagai mahasiswa plus melalui ajang debat bahasa Inggris ini. “Bukan mustahil, mahasiswa ISI Denpasar mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional,” ujarnya.

Artayasa menambahkan, meskipun mahasiswanya mengenyam pendidikan di kampus seni, bukan berarti hanya mempelajari seni dan mengabaikan “soft skill” lain seperti kemampuan berbahasa asing dan ilmu kewirausahaan. 

“Kami ingin mencetak mahasiswa dengan kemampuan ‘plus’ melalui berbagai upaya, salah satunya debat bahasa Inggris ini,” kata Artayasa.

Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai memperhatikan mahasiswa berprestasi. “Sekarang peraih cumlaude, ketua senat dan prestasi lain sangat dihargai pemerintah, bahkan sebagai salah satu nilai lebih saat seleksi calon pegawai negeri sipil. Sehingga kami pun menjadi lebih semangat mewadahi kreativitas mahasiswa,” ujar Artayasa.

Enam besar juara English Debating Championship 2019 ISI Denpasar yakni, Yehuda dari Prodi FTV, Ni Komang Ananda Gayatri dari Prodi Tari, Ni kadek Tira Adi Cahyani dari Prodi Mode, Irene Nyoman Esterina Pregie Angga Dewi dari Prodi Musik, Nadeline Octavia dari Prodi Interior dan Ni Putu Netania Amanda Erawan dari Prodi Mode. Tiga terbaik dari mereka otomatis mewakili ISI Denpasar ke tingkat LLDikti Wilayah VIII.

ISI Denpasar jamu peserta Jambore Fotografi Indonesia

ISI Denpasar jamu peserta Jambore Fotografi Indonesia

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/166628/isi-denpasar-jamu-peserta-jambore-fotografi-indonesia

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapatkan kehormatan menjamu ratusan peserta Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia (JFMI) XII Tahun 2019 yang dipusatkan di Bali dari 18-29 Oktober 2019.

“Kita patut berbangga karena Bali dipilih sebagai tuan rumah. Istimewanya lagi, ISI Denpasar dipercaya menjadi tempat pembukaan JMFI XII ini. Hal ini membuktikan, fotografi di ISI Denpasar telah dikenal baik di kancah nasional,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Senin.

Terkait dengan JMFI kali ini yang mengusung tema “Melali ke Bali”, lanjut Seramasara, jangan didefinisikan sebagai melancong semata, tetapi lebih kepada momentum eksplorasi kegiatan penelitian lewat fotografi. Para peserta juga diminta meningkatkan kebersamaan, bertukar pikiran dan manggali potensi yang ada untuk menyikapi perkembangan Teknologi 4.0.

Menurut Seramasara, fotografer sesungguhnya adalah peneliti yang tangguh, namun jarang disadari. Sebab, karya yang mereka hasilkan memberikan informasi penting ke publik terkait isu politik, sosial dan budaya.

“Saya baru menyadari bahwa begitu pentingnya makna sebuah foto. Bisa dibayangkan jika suatu informasi tidak dilengkapi dengan foto, tidak akan menjadi daya tarik publik,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia JMFI asal ISI Denpasar Adi Rizky Ramdhani Prastyo mengatakan tema JMFI “Melali ke Bali” bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan tempat berbagi pengalaman antar-mahasiswa fotografi se-Tanah Air. “Pada dasarnya, kami ingin mempererat tali silaturahmi dengan pecinta fotografi se-Indonesia,” ujar Adi Rizky.

Ia berharap JMFI menjadi wadah kegiatan fotografi mahasiswa sehingga mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan teknologi kekinian tanpa meninggalkan norma sosial khas Nusantara dan norma agama.

JMFI dirangkaikan pula dengan seminar fotografi, “hunting” di kawasan heritage street foto Kota Denpasar, camp di Baturiti, Tabanan, “hunting” fotgrafi model scape, bedah karya hasil workshop fotografi dan ditutup dengan penentuan tuan rumah JMFI ke-XIII tahun 2020.

“Pelaksanaannya memang digilir. Kemarin (2018) tuan rumahnya Jember, Jawa Timur, sekarang Bali dan kita tentukan tuan rumah berikut saat penutupan,” ucapnya.

Sementara itu, Empu Ageng Fotografi Indonesia Oscar Matuloh juga berpendapat bahwa fotografer masih menjadi profesi menjanjikan ke depan terlebih dengan berkembangnya market-market dalam jaringan.

“Memang dari segi ekonomis, harga sebuah foto beda jauh dengan lukisan. Karena lukisan dibuat satu, jika foto bisa dicetak berulang-ulang. Tapi bukan itu orientasi seorang fotografer sejati,” ujar Oscar.

Oscar tak menampik dewasa ini setiap orang memiliki ponsel cerdas yang dilengkapi kamera canggih. Hal ini membuat semua orang seolah-olah mampu menjadi fotografer. Namun seleksi alam akan berlaku. “Nanti alam sendiri yang menyeleksi mana karya fotografer yang kompeten dan mana yang bukan,” ucapnya.

Loading...