ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

ISI Denpasar gelar “English Debating Championship 2019”

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165794/isi-denpasar-gelar-english-debating-championship-2019

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar menggelar “English Debating Championship 2019” atau lomba debat bahasa Inggris untuk menjaring mahasiswa berprestasi yang mewakili kampus setempat ke tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII.

“Mahasiswa yang meraih juara di tingkat LLDikti Wilayah VIII, selanjutnya berhak mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional, yakni kompetisi National University Debating Championship (NUDC),” kata Ketua Panitia Kegiatan Dr Ni Ketut Dewi Yulianti, SS, MHum, di sela-sela pelaksanaan lomba, di ISI Denpasar, Senin (14/10).

Dalam lomba debat bahasa Inggris tersebut, sebanyak 36 peserta perwakilan dari 12 program studi di ISI Denpasar bertarung menjadi yang terbaik dalam debat bahasa pergaulan internasional tersebut.

Masing-masing prodi, diwakili 3 kontingen. Setelah dewan juri menentukan 3 nama terbaik, mereka berhak mewakili ISI Denpasar ke lomba debat bahasa Inggris tingkat LLDikti (sebelumnya Kopertis-red) Wilayah VIII. 

Dewi tak menampik jika di ISI Denpasar agak kesulitan mencari peserta debat, padahal potensi mahasiswa cukup baik. Berkat kerja keras pantia, akhirnya tiap tahun tetap ada perwakilan peserta dari masing-masing prodi. 

“Debat ini sangat penting untuk menunjang visi-misi lembaga sebagai centre of excellence seni berbasis kearifan lokal berwawasan universal,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes mengharapkan mahasiswa ISI Denpasar mampu menunjukkan diri sebagai mahasiswa plus melalui ajang debat bahasa Inggris ini. “Bukan mustahil, mahasiswa ISI Denpasar mewakili LLDikti VIII ke tingkat nasional,” ujarnya.

Artayasa menambahkan, meskipun mahasiswanya mengenyam pendidikan di kampus seni, bukan berarti hanya mempelajari seni dan mengabaikan “soft skill” lain seperti kemampuan berbahasa asing dan ilmu kewirausahaan. 

“Kami ingin mencetak mahasiswa dengan kemampuan ‘plus’ melalui berbagai upaya, salah satunya debat bahasa Inggris ini,” kata Artayasa.

Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai memperhatikan mahasiswa berprestasi. “Sekarang peraih cumlaude, ketua senat dan prestasi lain sangat dihargai pemerintah, bahkan sebagai salah satu nilai lebih saat seleksi calon pegawai negeri sipil. Sehingga kami pun menjadi lebih semangat mewadahi kreativitas mahasiswa,” ujar Artayasa.

Enam besar juara English Debating Championship 2019 ISI Denpasar yakni, Yehuda dari Prodi FTV, Ni Komang Ananda Gayatri dari Prodi Tari, Ni kadek Tira Adi Cahyani dari Prodi Mode, Irene Nyoman Esterina Pregie Angga Dewi dari Prodi Musik, Nadeline Octavia dari Prodi Interior dan Ni Putu Netania Amanda Erawan dari Prodi Mode. Tiga terbaik dari mereka otomatis mewakili ISI Denpasar ke tingkat LLDikti Wilayah VIII.

ISI Denpasar jamu peserta Jambore Fotografi Indonesia

ISI Denpasar jamu peserta Jambore Fotografi Indonesia

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/166628/isi-denpasar-jamu-peserta-jambore-fotografi-indonesia

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapatkan kehormatan menjamu ratusan peserta Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia (JFMI) XII Tahun 2019 yang dipusatkan di Bali dari 18-29 Oktober 2019.

“Kita patut berbangga karena Bali dipilih sebagai tuan rumah. Istimewanya lagi, ISI Denpasar dipercaya menjadi tempat pembukaan JMFI XII ini. Hal ini membuktikan, fotografi di ISI Denpasar telah dikenal baik di kancah nasional,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Senin.

Terkait dengan JMFI kali ini yang mengusung tema “Melali ke Bali”, lanjut Seramasara, jangan didefinisikan sebagai melancong semata, tetapi lebih kepada momentum eksplorasi kegiatan penelitian lewat fotografi. Para peserta juga diminta meningkatkan kebersamaan, bertukar pikiran dan manggali potensi yang ada untuk menyikapi perkembangan Teknologi 4.0.

Menurut Seramasara, fotografer sesungguhnya adalah peneliti yang tangguh, namun jarang disadari. Sebab, karya yang mereka hasilkan memberikan informasi penting ke publik terkait isu politik, sosial dan budaya.

“Saya baru menyadari bahwa begitu pentingnya makna sebuah foto. Bisa dibayangkan jika suatu informasi tidak dilengkapi dengan foto, tidak akan menjadi daya tarik publik,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia JMFI asal ISI Denpasar Adi Rizky Ramdhani Prastyo mengatakan tema JMFI “Melali ke Bali” bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan tempat berbagi pengalaman antar-mahasiswa fotografi se-Tanah Air. “Pada dasarnya, kami ingin mempererat tali silaturahmi dengan pecinta fotografi se-Indonesia,” ujar Adi Rizky.

Ia berharap JMFI menjadi wadah kegiatan fotografi mahasiswa sehingga mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan teknologi kekinian tanpa meninggalkan norma sosial khas Nusantara dan norma agama.

JMFI dirangkaikan pula dengan seminar fotografi, “hunting” di kawasan heritage street foto Kota Denpasar, camp di Baturiti, Tabanan, “hunting” fotgrafi model scape, bedah karya hasil workshop fotografi dan ditutup dengan penentuan tuan rumah JMFI ke-XIII tahun 2020.

“Pelaksanaannya memang digilir. Kemarin (2018) tuan rumahnya Jember, Jawa Timur, sekarang Bali dan kita tentukan tuan rumah berikut saat penutupan,” ucapnya.

Sementara itu, Empu Ageng Fotografi Indonesia Oscar Matuloh juga berpendapat bahwa fotografer masih menjadi profesi menjanjikan ke depan terlebih dengan berkembangnya market-market dalam jaringan.

“Memang dari segi ekonomis, harga sebuah foto beda jauh dengan lukisan. Karena lukisan dibuat satu, jika foto bisa dicetak berulang-ulang. Tapi bukan itu orientasi seorang fotografer sejati,” ujar Oscar.

Oscar tak menampik dewasa ini setiap orang memiliki ponsel cerdas yang dilengkapi kamera canggih. Hal ini membuat semua orang seolah-olah mampu menjadi fotografer. Namun seleksi alam akan berlaku. “Nanti alam sendiri yang menyeleksi mana karya fotografer yang kompeten dan mana yang bukan,” ucapnya.

ISI Denpasar “ngaturang ayah” di Pura Puseh Pujungan-Tabanan

ISI Denpasar “ngaturang ayah” di Pura Puseh Pujungan-Tabanan

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/164106/isi-denpasar-ngaturang-ayah-di-pura-puseh-pujungan-tabanan

Tabanan (ANTARA) – Sekitar 250 orang civitas akademika Institut Seni Indonesia Denpasar “ngaturang ayah” dalam rangkaian ritual Ngenteg Linggih dan Mapedudusan Menawa Ratna di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.

“ISI Denpasar dari jauh-jauh hari diminta berpartisipasi menyukseskan karya agung tersebut. Pada penampilan pertamanya, ISI Denpasar membawa 2 kloter seniman yang mementaskan tarian wali (topeng, wayang dan baris gede) berikut penabuh gamelan. Selain itu, saat malam hari, pihaknya juga menyuguhkan sendratari bertajuk Jayaprana,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, MSn, di Denpasar, Selasa.

Hingga puncak karya agung pada 13 Oktober 2019 mendatang, seniman ISI Denpasar akan tampil beberapa kali di desa asal Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha tersebut.

ISI Denpasar memang memiliki program “ngayah” ke seluruh desa adat se-Bali, asalkan ada permohonan atau usulan dari masyarakat sesuai prosedur. 

Dalam setahun, perguruan tinggi seni negeri itu menganggarkan enam kali kegiatan. “Awalnya harus ada usulan dari masyarakat yang ditandatangani prajuru banjar, desa, hingga camat. Lalu kita seleksi. Program ‘ngayah’ di Desa Adat Pujungan ini merupakan agenda terakhir di tahun anggaran 2019,” ujar Garwa.

Selain kewajiban institusi, lanjut Garwa, “ngayah” juga bertujuan untuk membangun sinergi dengan masyarakat untuk menyosialisasikan teknik berkesinan yang baik sesuai teori akademis.

“Selain mempromosikan lembaga, kegiatan tersebut menjadi momentum edukasi masyarakat tentang bagaimana teknik ‘megambel’ atau menabuh dan menari yang benar,” katanya.

Garwa mengapresiasi sambutan dan semangat warga Pujungan yang luar biasa dan pihaknya turut berdoa semoga karya agung tersebut berjalan lancar hingga puncak karya, sehingga Bali pada umumnya dianugerahi kesejahteraan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Bendesa Pujungan Jro I Wayan Sedana, mengatakan pada Sabtu (28/9) memang digelar upacara Tawur Balik Sumpah Menawa Ratna sebagai salah satu rangkaian awal karya agung tersebut.

Ia mewakili warga Pujungan mengucapkan terimakasih dan apresiasi pada civitas akademika ISI Denpasar yang dengan suka rela selama 24 jam mempersembahkan tari wali hingga tetabuhan gong.

Rektor buat mahasiswa baru bangga jadi bagian ISI Denpasar

Rektor buat mahasiswa baru bangga jadi bagian ISI Denpasar

Sumber : bali.anataranews.com

Denpasar (ANTARA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum mengajak seluruh mahasiswa baru di kampus setempat untuk berbangga menjadi bagian dari kampus seni negeri satu-satunya di wilayah Indonesia bagian tengah itu.

“ISI Denpasar merupakan kampus seni negeri satu-satunya di wilayah Indonesia bagian tengah dan memiliki sejumlah keunggulan yakni akreditasi institusi nilai A, 90 persen prodi juga akreditasinya A dan lulusannya terbukti tidak ada yang menganggur,” kata Prof Arya Sugiartha saat acara pengesahan sebanyak 491 mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 di Denpasar, Selasa.

Guru besar seni karawitan ini juga menegaskan bahwa ISI Denpasar bukanlah lembaga pendidikan yang prematur. Diapun kemudian memaparkan sejarah berdirinya ISI dari awal, proses akademik hingaa pembiayaan yang 80 persen didukung pemerintah melalui APBN serta untuk SPP, pihaknya telah memberlakukan subsidi silang menyesuaikan dengan kemampuan orangtua masing-masing mahasiswa.

ISI Denpasar, lanjut Prof Arya, kalau dilihat dari sejarahnya berawal dari Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar, didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali tahun 1967. Kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) atas prakarsa Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya), beberapa tahun berselang barulah STSI menjadi Institut.

Pendirian ASTI Denpasar dilandasi Pola Dasar Kebijaksanaan Pembinaan Kebudayaan Daerah Bali yang memperhatikan sifat-sifat pertahanan, penggalian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Bali.

“Makin intensifnya interaksi antara kebudayaan dan teknologi, serta bertambah banyaknya seniman yang meninggal dunia, menyebabkan beberapa bentuk kesenian tradisional Bali dikhawatirkan akan punah, sehingga perlu diadakan pendidikan kesenian bagi generasi muda sebagai pewaris dan penyelamat kebudayaan bangsa,” ucap akademisi dari Kabupaten Tabanan.

Di sisi lain, Prof Arya menegaskan ISI Denpasar adalah pendukung Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjunjung keragaman dalam bingkai NKRI.

“Mumpung ini di awal, jika ada di ruangan ini yang masih meragukan Pancasila, silakan angkat kaki dari ISI Denpasar,” katanya di depan mahasiswa baru dan ratusan orang tua mahasiswa tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes mengatakan proses seleksi tahun ini dilakukan lewat tiga jalur, berpedoman pada Peraturan Menristekdikti No 60/2018, yakni yang diterima melalui SNMPTN (51 orang), SBMPTN (160 orang) dan Jalur Mandiri (280 orang).

“ISI Denpasar mendapat kuota Bidikmisi sebanyak 106, dan semua telah terisi dari ketiga jalur tersebut,” ujar Artayasa.

Sejak dua tahun terakhir, serapan mahasiswa baru yang masuk ke ISI Denpasar makin meluas, bahkan hampir di seluruh provinsi di Indonesia, juga dari kantong-kantong transmigran.

“ISI Denpasar tahun ini juga siap membuka program studi Magister Desain dan Magister Pendidikan Seni. Proses proposalnya sudah hampir rampung. Prodi tersebut didirikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil kajian,” kata Artayasa.

Sebanyak 491 mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar disahkan pada Sidang Terbuka Senat di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar dengan dipimpin Ketua Senat I Wayan Gulendra.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha berfoto bersama didampingi Wakil Rektor Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes serta perwakilan fakultas dan mahasiswa baru (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA

Malam Apresiasi Hakteknas 24, Menristekdikti Beri Penghargaan bagi Aktor Iptek dan Inovasi Tahun 2019

Malam Apresiasi Hakteknas 24, Menristekdikti Beri Penghargaan bagi Aktor Iptek dan Inovasi Tahun 2019

Sumber : ristekdikti.go.id

Siaran Pers Kemenristekdikti
No: 167/SP/HM/BKKP/VIII/2019

DENPASAR – Malam Apresiasi Hakteknas ke-24 berlangsung meriah di Gedung Citta Kelangen, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Selasa (28/8). Acara tersebut menjadi ajang pemberian anugerah Iptek dan penghargaan bagi para aktor inovasi tahun 2019, untuk Pemerintah (Provinsi dan Kabupaten/Kota, Litbang/Perguruan Tinggi, Industri dan Masyarakat). Hal ini dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan kemampuan Iptek, yang diikuti dengan penguatan inovasi nasional dalam mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan terimakasih kepada ISI Denpasar, karena telah menjadi tuan rumah acara malam apresiasi Hakteknas ke-24. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan tiga besar Anugerah Iptek dan Inovasi 2019 dari delapan kategori yaitu, Kategori BUDHI PURA, Kategori BUDHIPRAJA KABUPATEN, BUDHIPRAJA KOTA, Kategori WIDYAPADHI UNIVERSITAS/INSTITUT, Kategori WIDYAPADHI POLITEKNIK, Kategori PRAYOGA SALA, Kategori ABYUDAYA, dan 9 Finalis Badan Usaha Milik Swasta Kategori LABDHA KRETYA.

Dalam kesempatan itu, Menteri Nasir terus mendorong hadirnya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset kepada dunia usaha. “Riset tidak cukup, Publikasi tidak cukup. Maka bagaimana riset, publikasi yang bisa menghasilkan prototipe, dan Inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Menteri Nasir juga memberikan apresiasi kepada enam Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada dibawah koordinasi Kemenristekdikti, yang selalu mendorong kontribusi dalam inovasi bangsa. Sehingga pada tahun 2019 terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam riset dan inovasi. 

“Dulu startup atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada dibawah di Asia Tenggara. Bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan startup dari tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun, mereka menghasilkan 1000 start up,” terang Menteri Nasir.

Hal itulah yang menjadi tekad Menteri Nasir. Sebab pada saat awal dirinya memimpin kemenristekdikti, hanya ada dibawah 15 startup dalam setahun. Namun pada tahun 2019 ini, startup yang sudah dibangun baik oleh LPNK, Perguruan Tinggi Masyarakat dan Industri sudah tercipta sebanyak 1350 startup selama lima tahun. “Untuk itu malam hari ini kita berikan penghargaan dan apresiasi. Para penerima apresiasi, harapan saya bisa menjadi lebih baik, dan menjadi inspirasi bagi yang lain. Saya ucapkan selamat kepada semua penerima,” ungkap Menristekdikti.

Menteri Nasir juga mengajak agar 
Kegiatan Hakteknas terus disosialisasikan ke daerah. Sehingga dirinya menginisiasi sejak tahun 2016, Hakteknas digelar di daerah-daerah. Ternyata atensi publik terhadap riset dan inovasi semakin meningkat. “Sejak tahun 2016, kami lakukan di luar kota, yakni Surakarta. Ada kenaikan inovasi daerah mulai muncul. Kemudian tahun 2017 di Makasar. Tahun 2018 di Pekanbaru Riau. Kali ini di Bali. Harapan saya bisa terus sosialisasikan ke daerah lain, untuk mendorong inovasi daerah,” ucapnya.

Ketua Pelaksana Anugerah IPTEK dan Inovasi, Jumain Appe menyebutkan penghargaan ini menjadi langkah Kemenristekdikti dalam memberikan motivasi bagi masyarakat untuk berinovasi bagi kemajuan bangsa. “Kita tahu karena hanya dengan menguasai IPTEK dan Inovasi, kita menjadi bangsa yang maju dan mandiri,” ucap pria yang juga Dirjen Penguatan Inovasi itu.

Selain juga demi membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebagai outreach dari riset Iptek dalam penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan atau sosial-budaya secara berkelanjutan. Serta memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi baik individu, organisasi, maupun lembaga agar dapat terpacu dalam mewujudkan ide kreatif dalam penciptaan nilai tambah, baik sebagai individu maupun melalui kemitraan dan kerjasama antar unsur inovasi. 

Tahun ini pelaksanaan anugerah IPTEK dan Inovasi dilakukan melalui seleksi yang terpisah untuk kategori Budhipraja Kabupaten dan Kota. Seleksi Budhipura diikuti oleh 25 provinsi, Budhipraja Kabupaten 120 kabupaten, Budhipraja Kota sebanyak 29 kota. Sedangkan Widyapdhi 570 perguruan tinggi, Adhiyudha untuk kategori BUMN 4, dan swasta 11 industri.

“Sejak tahun 2018, seleksi penilaian menggunakan instrumen baru yakni indeks daya saing daerah, yang memiliki empat penilaian dari segi penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, pasar dan ekosistem inovasi,” terangnya.

Rektor ISI Denpasar, I Gede Arya Sugiartha mengatakan malam apresiasi IPTEK dan Inovasi ini, menjadi bagian upaya kampus ISI memperkenalkan produk-produk inovasi dalam bidang seni, baik Design Busana, Musik, Karawitan dan juga Tari. “Paling penting lagi, topi yang akan dibagikan kepada pemenang didesign oleh mahasiswa design kami, dan dikerjakan oleh mahasiswa kriya kami,” tuturnya.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberikan dukungan dalam upaya kemajuan teknologi dan industri kreatif 4.0. Menurutnya, kemajuan teknologi jika tidak disikapi dengan bijak bakal menjadi tantangan tersendiri. Apalagi bagi Provinsi Bali yang memiliki kekuatan perekonkmian dari destinasi wisata dan budaya. “Kita tidak menutup diri, bagaimana mensinergikan antara budaya dan teknologi,” ucapnya.

Maka dari itu, Provinsi Bali telah melakukan langkah, dimana sebanyak 1453 desa adat saat ini telah terpasang WiFi secara gratis pada tahun 2019. Untuk itu, dia berharap Bali menjadi smart provinsi pertama di Indonesia. Dengan demikian dapat membuka akses informasi dan pasar. “Karena permasalahannya, banyak hasil desa terbentur aspek pasar,” ucapnya.

Provinsi Bali juga, lanjut Wagub, sedang mengkaji sumber energi matahari sebagai pengganti energi fosil yang selama ini digunakan. “Kami juga sedang susun Pergub penggunaan kendaraan listrik. Ini upaya kami dalam menerima perkembangan teknologi yang ada saat ini,” ucapnya.

Karena bagaimanapun, pariwisata dan budaya sangat kompleks dan sensitif, apabila dihubungkan dengan kemajuan teknologi. Maka dari itu, Wagub berharap kepada rektor agar kiranya bisa menemukan riset dan inovasi bagaimana mengadopsi kemajuan teknologi namun tetap dapat mempertahankan budaya. 

Tidak hanya dihadiri oleh para penerima anugerah iptek. Acara malam apresiasi ini dihadiri pula Sekjen Kemenristekdikti Ainun Na’im, Dirjen Belmawa Ismunandar, Kepala LPNK, hadir juga Menristek Tahun 1998 Rahadi Ramelan, para rektor, pelaku industri dan jajaran pejabat Eselon II di lingkup Kementerian Ristekdikti, jajaran Pemerintah Provinsi Bali dan juga tamu undangan.

Dilaksanakan pula Penyerahan Penghargaan Perguruan Tinggi yang menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam rangka memotivasi dan mendorong tumbuhnya budaya mutu di perguruan tinggi. Penghargaan ini diberikan secara selektif kepada perguruan tinggi non PTN-BH dan terakreditasi peringkat A atau B yang telah mengisi instrumen pemetaan SPMI online tahun 2019. Penerima apresiasi telah divisitasi dan diverifikasi kelengkapan dokumen SPMI, serta direview kesesuaian penerapannya oleh tim Pengembang SPMI. 

Diberikan pula penghargaan kepada Lomba Penulisan, Foto dan Vlog Untuk Iptek Inovasi kategori Wartawan dan Non Wartawan/Umum. Serta penandatangan beberapa MoU dan Penjanjian kerja sama yang ditandatangani dalam acara ini yaitu : 

  • Nota Kesepahaman antara Ombudsman Republik Indonesia dan Kemenristekdikti, tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Lingkungan Kemenristekdikti. Kepala Ombudsman Niniek Rahayu.
  • Perjanjian Kerjasama antara Ombudsman Republik Indonesia dan Kemenristekdikti, tentang Kerja Sama Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Lingkungan Kemenristekdikti
  • Perjanjian Kerjasama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, tentang Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam mendukung Tugas Kepolisian.
  • Nota Kesepahaman antara Politeknik Negeri Batam dengan Yayasan Lion Pendidikan, tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia. 

Berikut ini, penghargaan PT yang menerapkan SPMI
Kategori Universitas

  • Universitas Atmajaya 
  • Universitas Kristen Petra. 
    Kategori Politeknik
  • Politeknik Negeri Bandung
  • Politeknik Negeri Jakarta
    Kategori Sekolah Tinggi
  • Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
    Kategori Institut
  • Institut Transportasi Logistik Trisakti. 

Daftar penerima Anugerah Iptek dan Inovasi 2019:

Budhipura:
Peringkat I : Sulawesi Selatan
Peringkat II         : Jawa Barat
Peringkat III        : Jawa Tengah

Budhiparaja Kota
Peringkat I           : Cimahi
Peringkat II         : Tegal
Peringkat III        : Tarakan

Budhipraja Kabupaten:
Peringkat I           : Luwu Utara
Peringkat II         : Wonogiri
Peringkat III        : Kulonprogo

Widyapdhi Universitas/Institut – Subkategori Manajemen Inovasi:
Peringkat I           : Universitas Hasanuddin
Peringkat II         : Universitas Telkom
Peringkat III        : Universitas Padjadjaran

Widyapadhi Universitas/Institut – Subkategori Produk Inovasi:
Peringkat I           : Institut Teknologi Bandung
Peringkat II         : Institut Pertanian Bogor
Peringkat III        : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Widyapadhi Politeknik – Subkategori Manajemen Inovasi:
Peringkat I           : Politeknik Negeri Semarang
Peringkat II         : Politeknik TEDC
Peringkat III        : Politeknik Caltex

Widyapadhi Politeknik – Subkategori Produk Inovasi:
Peringkat I           : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Peringkat II         : Politeknik Negeri Malang
Peringkat III        : Politeknik Indonusa Surakarta

Prayoga Sala:
Peringkat I           : Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Peringkat II         : Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaha Ilmu Pengetahuan Indonnesia
Peringkat III        : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Abudaya BUMN:
Peringkat I           : PT Pertamina
Peringkat II         : PT Pupuk Kaltim
Peringkat III        : PT Pindad

Abudaya BUMS:
Peringkat I           : PT Zenith Allmart Precisindo
Peringkat II         : PT Xirca Silicon Technology
Peringkat III        : PT SamuderaLuas Paramacitra

Labdha Kretya – Subkategori Kerekayasaan:
Peringkat I           : Eko Handoko & Tim “Rekayasa Mesin Serut Bambu Multifungsi 3 in 1”
Peringkat II         : Ihsan Hakim & Tim “Bending 3 Axis Man-Tech”
Peringkat III        : Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro “Mas Jawa T-Netra”

Labdha Kretya – Subkategori Pengembangan Sumber Daya Alam:
Peringkat I           : I Made Sumasa “Pembenihan Kepiting Bakau Produk Makanan Berbasis Bakau, Kuliner dan Ekowisata Hutan Bakau”
Peringkat II         : Yadi “Roti Goplek Inagiri”
Peringkat III        : Muhammad Sobri “Bioreaktor Kapal Selam”

Widya Kridha:

Sub kategori menghasilkan Produk Inovasi yang Sangat Bermanfaat bagi Masyarakat:
ITB Innovation Park

Sub kategori menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (Start up Berbasis Teknologi):
IPB Science Techno Park

Sub Kategori memberikan Layanan Teknologi kepada Industri:
UGM Science Techno Park

Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik

Loading...