Dasawarsa ISI Denpasar: Diawali Dengan Tirta Yatra ke Pura Puncak Sari Tabanan

Dasawarsa ISI Denpasar: Diawali Dengan Tirta Yatra ke Pura Puncak Sari Tabanan

tirta yatra 3Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS. Pedalangan).

Tabanan- Jelang hari jadinya yang ke-10 (dasawarsa), ISI Denpasar menggelar berbagai kegiatan. Diawali dengan tirta yatra ke Pura Puncak Sari Tabanan pada tanggal 12 Juli 2013. Tirta yatra diikuti oleh para pejabat struktural, dosen, staf yang juga didampingi oleh keluarga masing-masing. Sebelum melakukan tirta yatra, terlebih dahulu diadakan persembahyangan bersama di Pura ISI Denpasar untuk memohon kelancaran dan keselamatan sampai di tempat tujuan.

Menuju ke pura Puncak Sari Tabanan, suasana khusuk kental terasa karena lokasi pura dikelilingi oleh hutan belantara. Pura Luhur Pucak Sari memiliki kekuatan aura spiritual yang dipancarkan tak lain karena keberadaan pura yang jauh dari keramaian, berada di tanah tegal yang tinggi rimbun seperti alas, dipagari pohon besar dikelilingi persawahan. Bagi para pemendek untuk menuju ke pura harus menaiki sebanyak 300 anak tangga, namun suasana pura yang sejuk membayar seluruh kelelahan.

tirta yatra
Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugirtha,S.SKar., M.Hum yang hadir didampingi oleh keluarga menyatakan bahwa tirta yatra merupakan salah satu kegiatan rutin yang diadakan ISI Denpasar sebelum memulai berbagai rangkaian kegiatan dalam merayakan Dies Natalis. “Melakukan perjalanan suci (Tirta Yatra) ke pura bertujuan sebagai sujud dan bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta memohon petunjuk, keselamatan agar diberi kemudahan dan kelancaran khususnya dalam pelaksanaan aca Dies Natalis ISI Denpasar X dan Wisuda Sarjana Seni XI” uangkap Dr. Arya.

tirta yatra 1Usai persembahyangan rombongan beserta keluarga makan siang bersama, berbaur dalam satu kebersamaan.

Pascasarjana ISI Denpasar Gelar Seminar Internasional “Musik Baru untuk Gamelan”

Pascasarjana ISI Denpasar Gelar Seminar Internasional “Musik Baru untuk Gamelan”

Rektor ISI Denpasar (emapat dari kiri) foto bersama usai acara seminar internasional bersama Direktur Pasca (lima dari kanan), para pembicara, notulen dan beberapa undangan

Rektor ISI Denpasar (emapat dari kiri) foto bersama usai acara seminar internasional bersama Direktur Pasca (lima dari kanan), para pembicara, moderator dan beberapa undangan

Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Pedalangan).

Denpasar- Sebagai salah implementasi program kerja tahun anggaran 2013, Pascasarjana ISI Denpasar pada 15 Juli 2013 menggelar seminar internasional yang diikuti 190 peserta dengan tema “Musik Baru untuk Gamelan”, bertempat di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Seminar sehari menghadirkan dua pembicara dari University of British Colombia (UBC) Vancouver yaitu Prof. Dr. Michael Tenzer dan Dr. I Wayan Sudirana. Menurut Direktur Pascasarana ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A  seminar ini adalah sebagai media untuk tukar pikiran, berdiskusi dengan kedua pembicara. Prof. Rai menambahkan Michael Tenzer adalah seorang komposer handal, cendikiawan dan juga sebagai pernulis buku, yang mana dua buku sudah disumbangkan ke Pascasarjana ISI Denpasar. Sementara pembicara kedua adalah seorang alumnus dari ISI Denpasar tamatan tahun 2002, yang kemudian sukses dan telah mendapat gelar master dan doktor di Amerika. “Besar harapan, apa yang dilakukan alumnus Sudirana dapat menjadi panutan dan diikuti oleh alumni ISI lainnya” ungkap Prof. Rai. Disela-sela sambutannya Prof. Rai menambahkan bahwa per Juni 2013 dari 46 mahasiswa pasca sudah terdapat 40 orang lulus proposal tugas akhir, dan 22 orang sudah menyelesaikna tugas akhir untuk siap diwisuda bulan Juli 2013. Ditambahkan pula bahwa calon alumni Pasca ISI Denpasar sudah diminta oleh STSI bandung dan Universitas Brawijaya-Malang.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah kerjasama, untuk meningkkatkan bidang ilmu. “Melalui kerjasama kita bisa meningkatkan ilmu-ilmu dan mengambangkan ilmu-ilmu untuk melahirkan ilmu baru” uangkap Dr. Arya. Mananggapi tentang Prof. Michael Tanzer, Dr. Arya mengungkapkan bahwa telah mengenal Prof. Michael sejak menjadi mahasiswa, dan Dr. Arya menganal Prof. Michael sebagai tokoh pembaharu dalam bidang karawitan Bali karena telah memperkenalkan beberapa pola-pola barat masuk ke dalam musik Bali. Sementara menurut Dr. Arya, Dr. Wayan Sudirana sebagai alumni ISI Denpasar dapat menjadi contoh bagi mahasiswa di ISI Denpasar karena diusia yang cukup muda yaitu 33 tahun, Wayan Sudirana sudah bergelar doktor. Pada kesempatan tersebut Dr Arya yang juga sebagai komposer Bali memberikan masukan pemikiran untuk kegiatan seminar. Dr. Arya berpendapat bahwa Musik Bali selama 30 tahun telah mengalami perubahan mendasar. Perubahan tidak hanya terjadi pada bantuk tapi juga pada isi atau kontennya. Musik Bali yang lahir belakangan ini tidak hanya untuk kesenangan tapi juga sebagai sikap. Sikap yang dimaksud adalah sebagai media kritik yang juga memiliki ideologi. Saat ini musik Bali tidak hanya sekedar melahirkan suara saja, tapi juga mulai menggarap waktu dan tempat.

Prof. Michael Tenzer (kanan) bersama notulen Dr. Nyoman Astita (kiri) saat menyampaikan presentasinya

Prof. Michael Tenzer (kanan) bersama moderator Dr. Nyoman Astita (kiri) saat menyampaikan presentasinya

Dalam seminar Prof. Michael Tanzer menyampaikan bahwa kemurnian dalam berkarya sangat diperlukan walaupun masih terdapat diskriminasi dalam melihat musik baru, tapi hal itu dialami pada perkembangan musik di seluruh dunia. Prof. Michael juga memberi masukan kepada lembaga ISI Denpasar agar mencetak alumni yang juga memiliki kemampuan sebagai kritiskus pada media yang ada di Bali, untuk merivew fenomena sosial yang terjadi pada seni dan budaya Bali.

Alumnus ISI Denpasar, Dr. Sudirana (kanan) saat presentasi didampingi moderator I Ketut Garwa (kiri)

Alumnus ISI Denpasar, Dr. Sudirana (kanan) saat presentasi didampingi moderator I Ketut Garwa (kiri)

Sementara Dr. I Wayan Sudirana menyampaikan materi tentang “Miminjam, Mencuri dan Mentransforamsi: Pengaruh lintas budaya di Komposisi Neo-Tradisional Bali”.  Dalam presentasinya disampaikan bahwa pekembangan genre kreasi baru dalam musik Bali sekarang ini, dan penggunaan elemen-elemen eksternal dari musik Bali telah menajdi komponen utama dari pemandangan komposisi kontemporer Indonesia.

Sebanyak 190 peserta hadir dalam seminar international

Sebanyak 190 peserta hadir dalam seminar international

Antusias peserta dalam berdialog pada seminar sangat positif, sehingga seminar pascasarjana dihujani dengan banyak pertanyaan hingga acara harus diperpanjang dari waktu yang ditentukan. Rektor ISI Denpasar pun tak beranjak dari tempat duduknya. Pada sesi akhir Dr. Arya pun turut menyampaikan tanggapannya. Dr. Arya menambahkan bahwa tipe masyarakat Bali dalam menerima perubahan adalah bertahap tidak radikal. Mereka memerlukan proses untuk menyerap kebaruan, sehingga lama-kelamaan musik kontemporer pasti diterima publik. Sifat masyarakat Bali pun sesungguhnya menerima paham keberagaman, karena keberagaman jika dirajut akan melahirkan harmoni yang luar biasa. Dr. Arya juga mengajungi dua jempol untuk para maestro musik Bali yang sesungguhnya sejak dulu sudah terpengaruh barat. Tapi kehebatan mereka adalah mampu mengadopsi pengaruh barat tersebut menjadi mahakarya yang luar biasa.

Selain seminar rangkaian dari kegiatan Pascasarjana ISI Denpasar adalah pada tanggal 16 Juli 2013 diadakan workshop tari modern bersama Justin Chamber pada pagi hari dan pentas seni mebarung antara FSP ISI Denpasar dengan Sanggar Gita Asmara pada malam harinya.

Penutupan dan Pameran “Diversity” Program ISACFA

Penutupan dan Pameran “Diversity” Program ISACFA

PR IV ISI Denpasar membuka pameran didampingi Mrs. Gina dari UWA beserta Dekan FSRD dan pejabat struktural ISI Denpasar.

PR IV ISI Denpasar membuka pameran didampingi Mrs. Gina dari UWA beserta Dekan FSRD dan pejabat struktural ISI Denpasar.

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi,S.S., M.A. (Dosen PS. Pedalangan).

Denpasar- Program ISACFA (International Studio Arts and Culture between FSRD-ALVA), yang merupakan program tahunan, kerjasama antara kampus ISI Denpasar dan University of Western Australia (UWA) ditutup pada Kamis 11 Juli 2013, bertempat di Gedung Kriya Hasta Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Penutupan program ISACFA ditandai dengan pameran internasional karya hasil mahasiswa UWA selama mengikuti kegiatan  di Bali.

Acara diawali dengan sambutan koordinator kegiatan ISACFA, A/Prof. Paul Trinidad. Paul yang merupakan dosen di UWA tidak dapat menyembunyikan rasa bangga atas kinerja para panitia dari ISI Denpasar. Perbedaan budaya tidak menjadi batasan bagi ISI Denpasar dan UWA, justru ini menjadi cambuk bagi kedua belah pihak untuk mengenal dan mempelajari budaya bangsa lain. Paul menambahkan peluang ini tentunya akan menjadi celah untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin setiap tahunnya, bahkan melaksanakannya dua kali setahun.

Sebagai bukti dari hasil penyerapan studi selama 3 minggu di Bali, mereka tidak hanya menampilkan karya seni rupa, tapi mereka juga menunjukkan kebolehan dalam berbahasa Indonesia lewat nyanyian berjudul “Hanya Cinta”, sebagai hasil studi kelas bahasa Indonesia. Nyanyian dilanjutkan dengan menyanyi lagu berjudul “I am Australia”. Antusias mahasiswa bernyanyi membuat suasana semakin bersemangat, terlebih lagi lagu yang mereka nyanyikan diiringi oleh iringan musik dari kolaborasi mahasiswa FSP dan FSRD ISI Denpasar. “Tiga minggu di Bali merupakan pengalaman berharga dan tak terlupakan” ungkap Georgia Blackburn saat tampil memberikan kesan dan pesan, yang disambut applaus seluruh hadirin.

Dekan FSRD ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si dalam sambutannya menyampaikan terimaksih yang tak terhingga kepada semua pihak yang mendukung pelaksanaan program ini. “Kerjasama yang berlangsung secara kontinyu setiap tahunnya telah berkembang ke arah yang lebih positif, minat mahasiswa yang mengikuti program ini pun meningkat setiap tahun” ungkapnya.

Pada acara penutupan juga diselipi penyerahan penghargaan kepada para peserta program yang memiliki prestasi pada masing-masing bidang yaitu acknowledge dari ISI yaitu Best Prasi oleh Lingxiao Xu, Best Photography oleh Coralie Rose Durham, Best Bahasa diraih Frances Mae Rubzen, Best Graphic Art oleh Kate Crawford, Best Painting oleh Hla Myat Thu, Best Bali Culture & art oleh Georgia Blackburn. Sementara acknowledge dari  UWA diberikan kepada Sophie Watson sebagai Best Recording  dan Rosie Davidson sebagai Best Visualization.

Sementara Rektor ISI Denpasar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Pembantu Rektor IV, I Wayan Sweca, S.SKar., M.Mus menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta program ISACFA, pihaknya berharap kegiatan ini mampu memperluas jaringan persahabatan dengan pertukaran kebudayaan dari masing-masing daerah. Kegiatan ini adalah implementasi dari MoU antara ISI Denpasar dan UWA. Kedepan akan ada banyak kegiatan lagi yang bisa diimplementasikan sebagai  tantangan untuk meningkatkan diri serta bersaing di kancah internasional.

Pameran bertema “diversity” selanjutnya dibuka oleh PR IV ISI Denpasar yang ditandai dengan penandatanganan di kanvas serta pemotongan untaian bunga. Karya yang ditampilkan pameran kali ini adalah kolaborasi hasil karya mahasiswa UWA yang mengikuti program ISACFA dan karya dosen ISI Denpasar yang terdiri dari, photo hasil karya hunting di beberapa area, lukisan dan Graphic Art. Acara pembukaan pameran juga dihadiri oleh Mrs. Gina sebagai Administrator UWA, yang datang ke Bali khusus untuk menyaksikan program ISACFA ini. Raut bangga pun tak dapat disembunyikan olehnya saat melihat hasil karya dan penampilan mahasiswa UWA.

ISACFA 1Acara diakhiri dengan makan malam bersama di Green room yang diwarnai dengan alunan musik oleh mahasiswa sendratasik yang membawa alat musik gabungan berupa biola, cello, saxophone, keyboard, dan gitar.

Seperti diberitakan sebelummya sebanyak 17 mahasiswa dari UWA mengikuti program ISACFA yang dibuka pada 24 Juni 2013. Pelakasanaan program ini merupakan yang ketiga kalinya, sejak tahun 2011.

Dasawarsa  ISI Denpasar

Dasawarsa ISI Denpasar

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS PedalaBALIHO-DIESfixngan).

Denpasar- Institut Seni Indonesia Denpasar pada 28 Juli 2013 ini akan genap berusia 10 tahun. Pada satu dasawarsa ini banyak momentum yang akan dituangkan untuk memperingatinya, hal tersebut terungkap saat konfrensi pers yang diadakan Rabu 10 Juli 2013, bertempat di Ruang Sidang ISI Denpasar. Menurut Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya  Sugiartha, S.SKar., M.Hum. Perayaan kali ini sangat spesial dilihat dari segi kualitasnya. Diawali dengan tirta yatra ke Pura Puncak Sari Tabanan pada tanggal 12 Juli 2013. Pada tanggal 14 Juli 2013 diadakan acara jalan santai dan lomba olahraga. Guna menjaring mahasiswa berprestasi yang memiliki kemampuan di bidang bahasa Inggris, pada selasa 22 Juli 2013 digelar lomba debat bahasa Inggris antar program studi di lingkungan ISI Denpasar. Kegiatan lomba debat bahsa inggris yang berlangsung rutin setiap tahunnya, untuk mencari bibit yang berbakat dalam bidang bahasa untuk nantinya diadu dalam tingkat regional dan nasional. Pada tanggal 22 Juli juga dilaksanakan Pembukaan Pameran Seni Rupa. Sebagai high light dari acara dies natalis, maka diadakan seminar yang menghadirkan para pembicara yang pernah menorehkan sejarah di ISI Denpasar. Mereka adalah Prof. Dr. I Wayan Merta Sutedja, BA, Prof. Dr. I Made Bandem, Prof. Dr. dr. I Wayan Wita, Sp.Pj, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A serta Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.ST., MA.  Acara seminar akan berlangsung pada 25 Juli 2013. Pada acara seminar juga akan diluncurkan buku berjudul “Sekar Jagat Bali”. Buku ini berisikan sekitar 50 biografi singkat seniman Bali. Sebagai puncak acara pada minggu 28 Juli 2013 adalah acara Dies Natalis ISI Denpasar  X dan Wisuda Sarjana Seni XI. ISI Denpasar pada tahun ini akan mewisuda 150 wisudawan yang terdiri dari 138 S1 dan wisuda perdana pascasarjana sebanyak 22 wisudawan.

Selain kegiatan inti dari institut, di masing-masing fakultas juga menyelenggarakan beberapa event. Diantarnya Fakultas Seni Rupa dan Desain mengadakan lomba bersifat internal yaitu lomba seni rupa,  desain, kriya dan lomba fotografi. Dekan FSRD ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si, mengungkapkan bahwa FSRD juga mengadakan lomba secara ekternal pada 18 Juli 2013 yaitu lomba mewarnai untuk anak-anak tingkat TK hingga SD kelas 3, selanjutnya lomba melukis tingkat SD kelas 4 hingga kelas 6 dan lomba melukis tingkat SMP, serta lomba melukis tradisi untuk tingkat SMA. FSRD ISI Denpasar juga akan menggelar pentas isntalasi yang dimulai dari tanggal 23 Juli hingga 26 Juli 2013.

Sementara Menurut Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., Fakultas Seni Pertunjukan yang bertugas untuk menyukseskan acara seremonial pada saat dies natalis dan wisuda sarjana telah menyiapkan latihan-latihan untuk pedel dan tari kebesaran ISI Denpasar yaitu Tari Siwa Nataraja. FSP juga menggelar Lomba Karya Cipta “Drama Tari” yang digelar per semester pada tanggal 25 Juli 2013 di Gedung Candra Metu ISI Denpasar.

Pembantu Rektor III, Drs. I Made Subrata, MSi mengungkapkan bahwa berbagai lomba dan kegiatan juga diadakan oleh para mahasiswa ISI Denpasar lewat SENAT Mahasiswa. Pada tanggal 12-13 Juli 2013 digelar workshop Stand up comedy bertempat di Pusdok dan Natya Mandala ISI Denpasar. UKM Kesenian menggelar lomba lagu pop daerah dan solo antar PTS dan PTN se-Bali yang diadakan pada tanggal 23-25 Juli 2013. UKM Penalaran menggelar seminar dan lomba karya ilmiah. UKM Olah Raga mengadakan lomba tenis meja, tarik tambang dan olah raga lainnya, UKM PMI mengadakan pengabdian pada masyarakat dan donor darah pada 24 Juli 2013,serta UKM Penerbitan akan mengadakan seminar dan workshop tentang majalah kampus.

Pada moment malam kesenian dalam rangka dies natalis ini jug a dikemas secara spesial yang dijadikan sebagai malam keakraban keluarga besar ISI Denpasar. Para cavitas yang dapat mengajak seluruh keluarganya dalam malam kesenian ini, akan disuguhkan pameran dan pementasan seni. Momen dies ini  juga dijadikan momentum untuk memberikan penghargaan kepada 55 pensiunan ISI Denpasar.

Mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni Sumbangkan Kober Kepada Rektor ISI Denpasar

Mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni Sumbangkan Kober Kepada Rektor ISI Denpasar

Mahasiswa sumbangkan KoberKiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Pedalangan).

Denpasar- Mahasiswa semester V, Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain  (FSRD) ISI Denpasar pada Minggu 7 Juli 2013 bertempat di ruang Rektor ISI Denpasar menyerahkan hasil karya lukis yang dituangkan dalam bendera (kober) kepada Rektor ISI Denpasar. Kober ini merupakan karya tugas akhir mahasiswa dari mata kuliah menggambar wayang, hanya saja medianya dialihkan dengan kain sebagai bahan untk membuat bendera (kober). Menurut dosen pengajar, Drs. I Made Yasana, M.Erg, melukis gambar wayang dalam media bendera (kober) ini untuk menyikapi wacana penerapkan industri kreatif di perguruan tinggi. “Hasil karya lukis wayang mahasiswa, dapat bernilai ekonomis untuk mendukung industri” ujar Yasana.

Hal senada juga disampaikan Ka. Prodi Seni Lukis Drs. I Wayan Kondra, M.Si. Menurutnya industri kreatif sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. “Hasil karya lukis lewat media bendera (kober) ini sebagai pemanfaatkan kreativitas untuk mendukung industri kreatif” ungkap Kondra.

Dalam penyerahan kober Rektor ISI Denpasar didampingi oleh para Pembantu Rektor dan Kepala BAAKK, Dekan FSRD, Dekan FSP beserta jajarannya dan Direktur Pascasarjana ISI Denpasar. Menyikapi hal tersebut Rektor ISI Denpasar Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum. mengungkapkan rasa terimakasih atas niat mulia ini para mahasiswa dan juga peran dari dosen pengajarnya. Tentunya sumbangan kober ini akan sangat bermanfaat mengingat bertepatan dengan pelaksanaan piodalan Pura di ISI Denpasar taggal 20 Juli, yang mana juga akan dilaksanakan pelaspasan pura yang telah dipugar dan direnovasi.

Loading...