Mahasiswa Baru ISI Denpasar Formasikan Konfigurasi Merah Putih

Mahasiswa Baru ISI Denpasar Formasikan Konfigurasi Merah Putih

Foto: Salah satu formasi Konfigurasi Merah Putih mahasiswa baru ISI Denpasar, Selasa (6/9) di depan Wall of Fame ISI Denpasar.

Pengesahan mahasiswa baru (maba) akan menjadikan bagian penting dari perjalanan sejarah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Sebab seremoni pengesahan ini dimeriahkan dengan performance Konfigurasi Merah Putih melibatkan 760 maba tahun akademik 2023/2024. Pertunjukan ini dihadirkan pertama kali sejak lembaga pendidikan seni terbesar di Bali ini berdiri tahun 2003.

Konfigurasi Merah Putih merupakan penampilan karya seni komunal dimainkan oleh maba dengan pakaian serba hitam. Karya ini memanfaatkan material triplek berdimensi 60x60x0,3 cm. Triplek diberi warna merah di satu sisi dan putih di sisi lainnya. Triplek ini selanjutnya diangkat di atas kepala sesuai sisi warna yang dibutuhkan untuk membentuk formasi.

Konfigurasi Merah Putih dilaksanakan di depan Wall of Fame ISI Denpasar, Selasa (5/9). Pertunjukan ini berdurasi sekitar dua menit dengan tiga formasi warna dan lima formasi huruf. Formasi warna, yakni merah, putih, dan merah-putih. Formasi huruf, yaitu PKKMB, 2023, I LOVE, ISI BALI, G-BACCH. Formasi konfigurasi direkam dari udara dengan kamera drone.

Pertunjukan Konfigurasi Merah Putih dikonsep Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., dengan menerjemahkan gagasan pancasila. Hal ini sedayung dengan implementasi Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Melalui Konfigurasi Merah Putih ini, mahasiswa diharapkan mampu memiliki kompetensi dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Meskipun hanya berdurasi sekitar dua menit, konfigurasi ini dipersiapkan dengan matang. Materi Konfigurasi Merah Putih disusun oleh Koordinator Program Studi (Kaprodi) Seni Kriya I Nyoman Laba, S.Sn., M.Sn., produksi konfigurasi oleh Kaprodi Produksi Televisi dan Film I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd., dan Kaprodi Fotografi I Made Bayu Pramana, S.Sn. M.Sn. Tata musik oleh Kaprodi Musik Ketut Sumerjana, S.Sn., M.Sn. Dosen Prodi Fotografi, Ida Bagus Candra Yana, S.Sn., M.Sn sebagai operator drone. I Nyoman Wartana, S.Kom., MM., dari bagian Kemahasiswaan dan I Ketut Adi Sugita, S.Sos., MM., dari bagian Akademik dengan sabar dan telaten melatih formasi mahasiswa hingga pengambilan video rampung dilaksanakan.

Konfigurasi Merah Putih ditayangkan dalam Sidang Senat Terbuka ISI Denpasar dalam rangka Sabha Widya Mahardika 2023 (Pengesahan Mahasiswa Baru ISI) Denpasar Tahun Akademik 2023/2024. Pengesahan dilaksanakan di Gedung Citta Kelangen Lantai 3, Rabu (6/9).

Sidang dibuka Ketua Senat ISI Denpasar, Dr. Ni Kadek Arsiniwati, SST., M.Si., dengan menghadirkan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Kazakhstan dan Republik Tajikistan Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, S.E., M.H., dan hadir secara daring Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Bapak Nezar Patria S.Fil., M.Sc., M.B.A. Selain itu juga hadir segenap pimpinan di lingkungan ISI Denpasar. (ISIDps/Humas-Rara)

Foto: Mahasiwa baru ISI Denpasar menyimak arahan sebelum pertunjukan Konfigurasi Merah Putih, Selasa (6/9).

Prodi Seni Pedalangan ISI Denpasar Gelar Wayang Wong Meganada Antaka

Prodi Seni Pedalangan ISI Denpasar Gelar Wayang Wong Meganada Antaka

Program Studi (prodi) Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pentaskan Wayang Wong bertajuk Meganada Antaka. Pementasan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pura Dalem Prajurit Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Sabtu (2/9).

Koordinator Prodi Seni Pedalangan sekaligus penanggung jawab kegiatan, Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP.,M.Si menyatakan pementasan Wayang Wong didasarkan atas permintaan resmi Kelian Banjar Adat Pesalakan.  Pementasan ini serangkaian Pujawali di Pura Dalem Prajurit. Pementasan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali seni Tari Parwa/Wayang Wong yang dahulu pernah ada di Banjar Pesalakan. Namun, seiring kemajuan zaman dan teknologi, kesenian ini kian tenggelam karena minim penerus.

Tari Wayang Wong yang dipentaskan mengangkat kisah gugurnya Senopati Meganada. Dikisahkan Rama melanjutkan perang melawan kerajaan Alengka. Rahwana mengutus Meganada untuk menghancurkan Sang Rama dan pasukannya. Namun, Meganada gagal melaksanakan tugasnya karena telah dikalahkan oleh Laksamana,

Sekar Marhaeni menambahkan pementasan Wayang Wong bertajuk Meganada Antaka dilaksanakan sebagai penuangan kreativitas mahasiswa dan dosen di masyarakat. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam upaya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada butir ketiga yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Prodi Seni Pedalangan dalam hal ini dosen dan mahasiswa berupaya menumbuhkan rasa cinta, sekaligus memotivasi generasi muda Banjar Pesalakan untuk bangkit kembali melestarikan seni peninggalan leluhurnya yang adiluhung. “Besar harapan kami pementasan ini dapat menumbuhkan rasa cinta sekaligus memotivasi generasi muda Banjar Pesalakan untuk bangkit kembali melestarikan seni peninggalan leluhurnya yang adiluhung ini,” ujar dosen Seni Pedalangan ISI Denpasar ini.

Kelian Banjar Adat Pesalakan I Wayan Sutama mengatakan dirinya secara resmi bersurat ke ISI Denpasar memohon pementasan Wayang Wong. Dia terkenang Wayang Wong pernah jaya di Banjar Pesalakan. Namun, kesenian ini sudah sangat jarang dipentasakan karena tidak ada generasi yang meneruskan. Terlebih lagi, Pura Dalem Prajurit menyimpan benda-benda peninggalan terkait Tari Wayang Wong yang disakralkan, seperti tapel, gelungan dan lainnya.  “Semoga pementasan Wayang Wong dari ISI Denpasar ini bisa menarik minat generasi muda kami untuk kembali mempelajari kesenian yang langka ini” ujarnya.

Pementasan Wayang Wong melibatkan dosen dan mahasiswa Prodi Seni Pedalangan. Sebanyak 30 mahasiswa Seni Pedalangan sebagai penari dan penabuh. Turut pula dua mahasiswa Prodi Seni Karawitan sebagai penabuh, Adapun pembina kegiatan ini, yakni Dr. I Ketut Kodi, SSP.,M.Si, Dr. I Gusti Putu Sudarta, SSP.,M.Sn, I Kadek Widnyana, SSP., M.Si, I Bagus Wijna Bratanatyam, S.Sn.,M.Sn, Sang Nyoman Adhi Santika, S,.Sn.,M.Sn, dan I Dewa Ketut Wicaksandita, S.Sn.,M.Sn. Sebelum pementasan, dilakukan enam kali latihan di studio Pedalangan Kampus ISI Denpasar. Latihan dilaksanakan di bawah bimbingan dan pengawasan para dosen yang telah mendapatkan surat tugas dari Dekan Fakultas Seni Pertunjukan. Dalam Latihan ini ditentukan para penabuh oleh pembina tabuh, dan pemilihan para penari lakon Meganada Antaka oleh para pembina Tari. Rara(ISIDps/Humas)

Mahasiswi ISI Denpasar Raih Platinum Prize di Universal Star Music Competition 2023

Mahasiswi ISI Denpasar Raih Platinum Prize di Universal Star Music Competition 2023

Foto: Clarissa Jessy Setiawan (kiri) dalam video performance untuk Universal Stars Music Competition 2023

Prestasi menjadi bagian dari tradisi akademik Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Teranyar, Clarissa Jessy Setiawan, mahasiswi Program Studi (Prodi) Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, meraih Platinum Prize kategori Voice Star dan Unique Musical Character Special Star dalam ajang Universal Stars Music Competition 2023. Mahasiswi yang akrab disapa Jessy ini meraih kemenangan pada Season 3 berkat performance apiknya dalam bernyanyi soprano.

Mahasiswi kelahiran Malang, Jawa Timur, 20 April 2022, ini punya rekam jejak bermusik cukup panjang. Dia menekuni musik sejak usia tiga tahun. Piano menjadi instrumen pertama yang mendandani talentanya, terkhusus musik klasik. ‘Persahabatan’ dengan piano dilengkapi kegigihan berlatih olah tarik suara. Dia pun makin mantap menjelajahi bakatnya sebagai penyanyi soprano.

Jessy menceritakan awal mula mengikuti Universal Stars Music Competition 2023. Informasi mengenai kompetisi ini dia dapatkan melalui group kompetisi musik dunia. Kompetisi diikuti dengan mengirim video bernyanyi durasi 9 menit 42 detik membawakan 3 lagu genre klasik. Lagu tersebut Meine Lippen, sie küssen so heiß – Franz Lehàr, In uomini – Mozart, dan Quando m’envo – Puccini. Vocal Jessy dalam tiga lagu itu diiringi alunan suara piano yang dimainkan Alfin Syahrian, S.Sn, alumni ISI Denpasar. Dia mengikuti kompetisi pada kategori Voice C (umur 20 ke atas). Video nyanyian itu diadu dengan puluhan peserta dari seluruh dunia.

Gadis lulusan SMAK Kolese Santo Yusup, Malang ini mengaku mempersiapan video bernyanyi agak terburu-buru. Karena harus mengejar tenggat waktu pengiriman 15 Agustus 2023. Ternyata, kualitas tak memungkiri hasil. Di balik keterburuan itu, gadis berkulit kuning langsat ini terkejut saat tahu menjadi yang terbaik melalui laman resmi Universal Star Music Competition, Kamis (30/8). Dia tidak berekpektasi tinggi, apalagi sampai meraih platinum prize. “Karena pada kompetisi sebelumnya, saya hanya dapat silver prize, dua tingkat di bawahnya. Saya sangat tidak menyangka,” ujar Jeesy saat ditemui di Gedung Rektorat ISI Denpasar, Kamis (7/9).

Jessy mengakui passion bermusiknya kian terpacu saat awal mendalami musik di ISI Denpasar. Kecintaan bermusik pun sejurus dengan aura penimbaan ilmu di kampus yang sedemikian hangat. Sebelum kuliah di ISI Denpasar, Jessy bersekolah di SMAK Kolese Santo Yusup, lanjut diterima ISI Denpasar dan ISI Yogyakarta. Setelah berdiskusi dengan orangtua, Jessy memutuskan untuk memilih ISI Denpasar. Dia berkeyakinan, ISI Denpasar menjadi lembaga pendidikan terbaik dalam penempaan mahasiswa menjadi calon-calon seniman besar. Dia amat bersyukur dilatih oleh Heny Janawati, B.Mus., M. Mus., salah seorang dosen Prodi Musik ISI Denpasar, sekaligus penyanyi professional mezzo-soprano. Setahunya, Heny malang melintang dalam dunia tarik suara dan pertunjukan, khususnya opera.

Kini, tidak hanya aktif kuliah dan mengikuti pelbagai kompetisi, anak tunggal dari Toni Setiawan dan Retno Susanti ini juga mengajar olah vokal secara privat. Anak didiknya umur 3 – 14 tahun. Tak terkecuali, job menyanyi bagian dai kesibukannya. Sebelum platinum prize pada Universal Star Music Competition 2023, Jessy telah menyabet gelar prestasi, antara lain, Top 5 NAFA’s Singing Competition di Nayang Academy Of Fine Arts (NAFA) Singapore 2021, medali perak bernyanyi klasik kategori pelajar senior pada World Open Online Music Competition, Germany 2022, Vokalis ISI Denpasar Orchestra untuk “Bulan Bung Karno” G20 : FEKDI 2022 with Bank Indonesia 2022 dan 2023, dan Vokalis Amadeus Orchestra “Oera in Paradise” Bali Jani 2023.

Koordinator Program Seni (Koprodi) Musik. Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar, Ketut Sumerjana, S.Sn., M.Sn, mengaku bangga atas raihan prestasi mahasiswi Prodi Musik semester 5 ini. Dia meyakini Jessy merupakan penyanyi soprano yang matang dalam levelnya. Sumerjana mengapresiasi kegigihan Jessy dalam mengikuti pelbagai ajang kompetisi. Menurutnya, mengikuti kompetisi bukan sekadar berlomba meraih juara, tapi juga kesempatan menjalin kemitraan dengan seniman-seniman hebat.  

Sumerjana berpesan agar Jessy konsisten untuk menempa diri dalam bermusik klasik, khususnya bernyanyi soprano. Dia berharap prestasi Jessy jadi cemeti bagi mahasiswa lain untuk menempa talenta. Dengan itu. prestasi yang diraih tak hanya di tingkat kampus dan local Bali, tapi pada event-event lebih luas. “Ayo mahasiswa ISI Denpasar ikuti jejak Jessy, apapun bentuk talenta yang kalian miliki,” ujar dosen musik asal Sangsit, Singaraja ini. Rara(ISIDps/Humas).

8 MULTI NARASI VISUAL KARYA DOSEN ISI DENPSAR AKAN TAMPIL DI GEDUNG BIOSKOP DNA

8 MULTI NARASI VISUAL KARYA DOSEN ISI DENPSAR AKAN TAMPIL DI GEDUNG BIOSKOP DNA

8 karya hasil penelitian dan penciptaan seni dari para tenaga pendidik atau dosen di lingkungan ISI Denpasar akan ditampilkan dalam acara screening film bertajuk Sang Kawi-Wiku. Acara pemutaran film akan digelar di Gedung bioskop Dharma Negara Alaya (DNA) pada 8 September 2023. Keragaman isu, keunikan, dan fenomena sosial diangkat menjadi multi narasi dalam wujud karya audio visual, mulai dari penciptaan Animasi Cupak Grantang  yang muncul dari gagasan atau ide sebuah karya animasi yang mengajarkan nilai-nilai karaker baik dalam kehidupan sehari-hari seperti yang terdapat pada cerita Cupak Gerantang. Film animasi ini diciptakan oleh I Gede Agus Indram Bayu Artha,S.Sn.,M.Sn, Putu Arya Janottama, S.Sn.,M.Sn , dan Wahyu Indira,S.Sn.,M.Sn.

Selanjutnya film dokumenter berlatar sejarah kebudayaan yang berjudul “Calaccitra Undagi Mahottama: Film Dokumenter Biografi Anak Agung Made Gede (1840-1943) Maestro Undagi Denpasar Abad Ke-20 dengan Pendekatan Historiopoti, karya Gede Basuyoga Prabhawita, I Kadek Puriartha, I Kadek Dwi Noorwatha.

Film dokumenter “PADU AREP” mengangkat topik gending rare yangmulai kehilangan popularitas di kalangan masyarakat Bali. Penciptaan film dokumenter diterapkan dalam upaya mempopulerkan kembali gending rare pada masyarakat luas. Kary aini diciptakan oleh I Made Denny Chrisna Putra, Epriliana Fitri Ayu Pamungkas, dan Made Rai Budaya Bumiarta.

Penciptaan media informasi yang menyikapipermasalahan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi arak di Bali, yang kini memperoleh perlindungan melalui Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2020. Maka diciptakan wadah media informasi yang dapat memaparkan isi dan signifikansi peraturan tersebut, guna menegaskan pemahaman masyarakat dalam merentangkan batasan dan implikasi dari peraturan yang bersangkutan. Karya diciptakan oleh Wahyu Indira, I Putu Udiyana Wasista dan Gede Bayu Segara Putra.

Selanjutnya peneliti I Kadek Widnyana, Ni Komang Sekar Marhaeni, I Gusti Putu Sudarta, dan Ni Kadek Dwiyani menciptakan Wayang Sinema Berjudul ‘Kresan Sang Duta Perdamaian”. Karya Wayang Sinema Kresna Sang Duta Perdamaian ini bertujuan untuk mengekspresikan sebuah gagasan baru untuk menambah keragaman jenis wayang Kulit Bali, juga sebagai bentuk kreativitas seni penggarap dalam memanfaatkan wadah cinema yang tersedia di kampus ISI Denpasar. Dengan demikian pertunjukan wayang kulit tidak saja ditampilkan secara tradisi, namun bisa pula di saksikan di dalam gedung layaknya menonton film di Bioskop.  

Penciptaan Media Video Animasi dan Buku Profil Seni Prasi serta Kain Tenun Songket Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem oleh Agus Ngurah Arya Putraka, Ni Ketut Pande Sarjani, dan Ni Ketut Rini Astuti.Harapannya media komunikasi visual ini mampu mempromosikan potensi seni serta memperkenalkan budaya yang ada di kecamatan Sidemen dimata nasional hingga dimata internasional sebagai kecamatan wisata pusat seni prasi dan kain songket serta memperkenalkan kecamatan Sidemen sebagai salah satu kecamatan yang memiliki peran penting dalam perkembangan seni prasi dan kain tenun songket di provinsi Bali.  Hingga pada akhirnya media video animasi dan buku profil kecamatan Sidemen ini dapat digunakan sebagai catatan sejarah kecamatan Sidemen dimasa lalu untuk disampaikan dan diteruskan oleh generasi muda kecamatan Sidemen di masa yang akan datang.

Penciptaan Prototype Video Pembelajaran Mengaransemen Lagu Rakyat Bali Dalam Bentuk Vokal Kelompok oleh Prof. Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd, Dr. Ni Wayan Ardini, S.Sn.,M.Sn, dan I Komang Darmayuda, S.Sn.,M.Sn.Tujuan penelitian dan penciptaan ini adalah mengembangkan produk berupa video pembelajaran mengaransemen lagu rakyat Bali  untuk vokal kelompok, dan teknik/cara mengembangkan melodi lagu dalam bentuk vokal kelompok. 

Terakhir Penciptaan FILM MUSIK PENGANTAR ROH “KAWYAGITA MANADALA”oleh Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A., I Nyoman Payuyasa, S.Pd., M.Pd., dan I B. Hari Kayana Putra, S.Kom., M.Sn. Film musik ini mengangkat gong luang sebagi objek penciptaan. Gong luang adalah gamelan sakral dan keramat dalam tradisi Bali yang dalam dua dekade terakhir gamelan ini mulai mengalami pergeseran dengan semakin jarang difungsikan dalam keperluan seni pertunjukan, perkembangannya sebatas pada pengiring upacara pengabenan saja. Iktiar pelestarian melalui pemanfaatan dimensi baru berupa film sebagai media penyadaran dalam upaya mempopulerkan gamelan Gong luang pada masyarakat luas.

Menurut ketua panitia pelaksana Prof. Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd tujuan kegiatan ini adalah untuk mendiseminasikan karya Penelitian dan Pengkajian Seni (P2S) ISI Denpasar tahun 2023; menjadi  sarana  edukasi  dan hiburan bagi masyarakat luas; dan menjadi wadah berkumpul dan menjalin relasi komunitas film.

Loading...