ISI Denpasar Pertama Tampilkan Orkestra Lengkap Gelorakan PKB 2019

ISI Denpasar Pertama Tampilkan Orkestra Lengkap Gelorakan PKB 2019

Sumber : atnews.id

Denpasar, 13/6 (Atnews) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memanfaatkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI momentum promosi kampus. 
“Ajang ini sebagai momentum terbaik promosi dan menampilkan karya-karya terbaik kepada masyarakat,” kata Rektor ISI Denpasar Prof I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Kamis (13/6).
Untuk itu, pihaknya akan menampilkan suguhan spesial Orkestra lengkap dalam pembukaan PKB XLI “Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin” dan program Gubernur Wayan Koster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana untuk menuju Bali Era Baru.
Pada kesempatan itu, ISI Denpasar pertama kali menampilkan Orkestra dengan peralatan yang lengkap sehingga mampu mengiringi proses pembukaan PKB berlangsung meriah.Kelengkapan alat-alat musik dapat mengkumandangan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat.Untuk itu, diharapkan masyarakat mengetahui karya-karya Program Studi (Prodi) Musik ISI Denpasar.Begitu juga prodi lainnya karena melibatkan berbagai ragam Produk dalam pementasan tersebut.Dalam pembukaan pawai alam menampilkan tabuh “Ketug Bhumi” sekaligus mengiringi Maskot PKB “Siwa Nata Raja”.Sedangkan Sendratari “Bali Padma Bhuwana” pada malam pembukaan PKB 2019.Garapan itu mengisahkan puncak keemasan Raja Dalem Waturenggong menorehkan pencapaian emas peradaban Bali.Bahkan akan membantu mensosialisasikan visi misi Gubernur Bali Wayan Kaster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dalam bentuk karya seni.“Saya sepakat program ini dalam memajukan kebudayaan Bali dengan memperhatikan serius alam, manusia dan budaya,” ujarnya.Komitmen itu sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali No.4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali.Mengembirakan lagi direncanakan Presiden Joko Widodo membuka acara tersebut di Panggung Terbuka Arda Candra Taman Budaya Denpasar. (ART/02).

ISI Denpasar Presents ‘Bali Padma Bhuwana’ Ballet to Start BAF 2019

ISI Denpasar Presents ‘Bali Padma Bhuwana’ Ballet to Start BAF 2019

Sumber : atnews.id

Denpasar, 18/5 (Atnews) – The Indonesia Institute of the Arts (ISI) Denpasar will present the ‘Bali Padma Bhuwana’ Ballet on the opening night of the Bali Arts Festival (BAF) 2019.President Joko Widodo is scheduled to officially open the art scene at the Ardha Candra Amphitheater of the Denpasar Art Center.“Selection of the art composition telling about the golden period of King Dalem Waturenggong who incised the outstanding achievement of Balinese civilization,” said Vice Chancellor for Planning and Cooperation Division of the ISI Denpasar, I Ketut Garwa, in Denpasar, Saturday (May 18).The performance having been carefully arranged for the BAF to be organized for a whole month from June 15 to July 13, 2019 with the theme of Bayu Pramana: Glorifying Wind Resources is in harmony with the vision of Governor of Bali, Wayan Koster, known as Nangun Sat Kerthi Loka Bali through the Planned and Universal Development Pattern to take Bali toward New Era.He explained that Dalem Waturenggong incised the outstanding achievement of great Balinese civilization in the sixteenth century AD. His leadership is famous as a wise leader in controlling the government and having serious attention to the welfare of the people.For the sake of stability of the government and the harmony of Balinese people, King Dalem Waturenggong modeled the noble pillars having been achieved by his predecessors such as King Jaya Pangus and Sri Asta Sura Ratna Bhumi Banten.Besides, his successor namely Dalem Ketut Ngulesir invoked for the blessings from their predecessors and deities for the happiness of Balinese people physically by holding the Eka Dasa Rudra ceremony and the Homa Yadnya ritual.The performance that will take place for about 45 minutes has now reached completion of 50 percent by involving the artists from the best students in their respective field.The selection involved lecturers through rigorous selection so that the event will be really able to display the best. “On that account, it will bring in the good reputation of the ISI Denpasar and Bali in the public eyes,” he concluded. (ART/ika)

ISI Denpasar Rekontruksi Kesenian Langka

ISI Denpasar Rekontruksi Kesenian Langka

Sumber : bali-travelnews.com

Sebagai pusat perguruan tinggi seni terbesar di Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memiliki peranan yang strategis dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemajuan seni dan kebudayaan di Indonesia. Apalagi ISI Denpasar memiliki visi menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyajian dan pembinaan seni yang unggul, berwawasan kebangsaan, demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk mewujudkan

Sebagai pusat perguruan tinggi seni terbesar di Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memiliki peranan yang strategis dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemajuan seni dan kebudayaan di Indonesia. Apalagi ISI Denpasar memiliki visi menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyajian dan pembinaan seni yang unggul, berwawasan kebangsaan, demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk mewujudkan visi tersebut, di bawah pimpinan Rektor Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum. telah dilakukan berbagai upaya untuk memunculkan dan mengembangkan pluralitas dan multikulturalitas budaya lokal dan Nusantara, sehingga memiliki daya saing dalam percaturan global.

Peningkatkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung pendidikan dan kemajuan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah dilakukan. Di samping juga menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di tingkat nasional dan internasional juga telah dilakukan, termasuk kerja sama dengan stakeholder terkait.

Khusus untuk pelestarian dan pemajuan seni dan budaya Bali, ISI Denpasar memiliki program tahunan untuk merekonstruksi kesenian-kesenian di daerah setempat yang hampir punah. Upaya ini dilakukan untuk membangkitkan kekayaan budaya Bali agar tetap utuh, sekaligus mendukung proses pemajuan kebudayaan yang sedang digalakkan oleh pemerintah.

Sejumlah kesenian yang telah direkonstruksi, yaitu kesenian Joged di Pujungan (Tabanan), Wayang Wong di Budakeling (Karangasem), Legong Pingitan di Pengosekan, membuat prasi di Karangasem dan kerajinan dulang di Bangli, dan tari sakral Legong Dedari dari Banjar Adat Pondok, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar.

Selain gencar melakukan rekonstruksi kesenian yang hampir punah, kata Arya Sugiartha saat ini ISI Denpasar juga tengah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020-2024. Renstra ini untuk menyempurnakan visi ISI Denpasar yang telah digunakan selama 20 tahun yaitu ‘’Menjadi Pusat Unggulan (Centre of Excellence) Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal’’, yang akan berakhir pada tahun 2020. Rencananya, visi yang akan dikembangkan disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan terjadi di tengah masyarakat.

Arya Sugiartha mengatakan, secara administratif visi ISI Denpasar saat ini telah tercapai. Sebab, dari 14 program studi (prodi) yang dikelolanya, sebanyak 12 prodi telah terakreditasi Unggul (A). Bahkan Akreditasi Institusi telah terakreditasi A sejak 2017.

Arya Sugiartha menegaskan, pihaknya akan terus melakukan transformasi dan lompatan-lompatan kreatif, sehingga Bali yang mewarisi kekayaan kesenian yang melimpah tidak hanya berhenti pada pelestarian dan pergelaran rutin, namun mampu melahirkan pemikir-pemikir seni yang visioner. Di samping juga meningkatkan kualitas SDM, terutama memfokuskan dosen yang bergelar doktor menjadi profesor, meningkatkan kualitas kelembagaan, dan meningkatkan kualitas kegiatan mahasiswa, serta meningkatkan kualitas penelitian, publikasi ilmiah dan pengabdian masyarakat. (BTN/kmb)

ISI Denpasar Tampilkan Sendratari  “Bali Padma Bhuwana” Mengawali PKB 2019

ISI Denpasar Tampilkan Sendratari “Bali Padma Bhuwana” Mengawali PKB 2019

Sumber www. atnews.id

Denpasar, 18/5 (Atnews) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan menampilkan Sendratari “Bali Padma Bhuwana” pada malam pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2019.Presiden Joko Widodo direncanakan akan membuka ajang kesenian tersebut di Panggung Terbuka Arda Candra Taman Budaya Denpasar.“Pengambilan garapan itu mengisahkan puncak keemasan Raja Dalem Waturenggong menorehkan pencapaian peradaban Bali,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa M.Sn di Denpasar, Sabtu (18/5).Penampilannya dikemas secara apik, PKB digelar selama sebulan tanggal 15 Juni – 13 Juli 2019, dengan tema “Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin” dan program Gubernur Wayan Koster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana untuk menuju Bali Era Baru. Dijelaskan, Dalem Waturenggong menorehkan pencapaian  peradaban Bali yang agung pada abad ke-16 Masehi. Kepemimpinannya termasyur sebagai pemimpin yang arif bijaksana dalam mengendalikan pemerintahan dan memiliki perhatian  penuh kesungguhan terhadap kesejahteraan rakyat. Demi kestabilan jalannya pemerintahan dan keharmonisan rakyat Bali, Dalem Waturenggong meneladani tonggak-tonggak mulia yang pernah direngkuh kakek moyangnya seperti Raja Jaya Pangus dan Raja Sri Asta Sura Ratna Bhumi Banten. Tidak lupa pula, penerus Dalem Ketut Ngulesir memohon anugrah para Dewata-Dewati untuk kebahagiaan rakyat Bali secara sekala-niskala dengan menggelar upacara Eka Dasa Ludra  dan ritual Homayadnya.Pementasan berdurasi sekitar 45 menit, penggarapan kini sudah mencapai 50 persen dengan melibatkan seniman dari mahasiswa yang terbaik dibidangnya.Pemilihan itu melibatkan para dosen dengan seleksi yang ketat sehingga ajang itu mampu menampilkan yang terbaik.“Oleh karena akan membawa nama baik ISI Denpasar sekaligus Bali di mata publik,” tutupnya. (ART/ika)

ISI Denpasar-Pemkab Buleleng kerja sama pengembangan seni

ISI Denpasar-Pemkab Buleleng kerja sama pengembangan seni

Sumber : www.baliantaranews.com

Singaraja (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan Pemkab Buleleng melakukan kerja sama pengembangan seni budaya yang ditandai dengan penandatanganan surat kesepakatan bersama (SKB) oleh Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) Buleleng, Jumat (17/5) malam.

“Dengan kerja sama ini, ISI akan melaksanakan program pengembangan seni secara menyeluruh di Buleleng. Program menyeluruh itu antara lain mencakup rekonstruksi seni langka atau kuno dan kegiatan pemetaan kesenian,” kata Rektor ISI Arya Sugiartha setelah penandatanganan SKB itu.

Ia menjelaskan semua kegiatan tersebut merupakan bagian dari pembangunan kebudayaan yang ada di seluruh Kabupaten/Kota di Bali, termasuk di Buleleng.

“Dengan adanya program rekonstruksi seni langka di Buleleng, maka seni-seni yang hampir punah diharapkan bisa bangkit kembali,” katanya.

Selain melakukan rekonstruksi terhadap seni langka, ISI Denpasar nantinya juga akan melaksanakan pemetaan terhadap kesenian yang ada di Buleleng.

Pemetaan kesenian itu sangat penting untuk mengetahui potensi kesenian, serta untuk membuat program pengembangan dan pembangunan kesenian.

“Kekuatan seninya di mana, kelemahannya di mana, peluang dan tantangannya apa. Dengan adannya pemetaan itu, Pemerintah Kabupaten bisa membuat program pengembangan kesenian yang disesuaikan dengan potensinya,” katanya.

Ia menambahkan kesenian yang ada juga diharapkan mampu mendukung pariwisata di daerahnya. Kesenian lain yang bersifat ritual dan diayomi oleh seluruh masyarakatnya, juga harus terus dilestarikan dan perlu diberikan ruang untuk hidup.

“Untuk itu, pemerintah wajib hadir untuk ikut memelihara kesenian-kesenian dimaksud. Dengan ditandatanganinya MoU itu, berarti menandakan pemerintah hadir untuk ikut menjaga dan membangun kesenian yang ada di masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Bupati Agus Suranyana mengatakan, ISI menjadi salah satu institusi yang memiliki kompetensi dalam pengembangann kesenian. Menurut dia, dengan adanya kerja sama ini, Pemkab Buleleng nantinya memperoleh “pedoman” dalam membangun dan mengembangkan kesenian yang ada di Buleleng.

Dengan kerja sama ini, Bupati Agus Suradnyana berharap kesenian di Buleleng nantinya bisa lebih kreatif. Kesenian-kesenian yang ada saat ini perlu diberikan kreasi dan inovasi untuk menambah khasanah budaya di Buleleng.

Namun demikian, dirinya juga menginginkan agar kesenian khas Buleleng tetap lestari. Ciri khas yang dimiliki oleh kesenian Buleleng harus dipertahankan.

“Misalnya, dalam merevitalisasi seni tari. Pertama, pakemnya tetap gong kebyar, sebagai pakem yang ada di Buleleng. Tetapi tidak salah kalau kita melakukan pengembangan-pengembangan kreativitas untuk menambah khasanah kesenian kita,” katanya.

Bupati Suradnyana juga memberikan kesempatan kepada ISI untuk melakukan penggalian dan rekonstruksi terhadap kesenian yang ada di Buleleng.

“Katanya, masih banyak kesenian di Buleleng yang saat ini belum tergali. Selain penggalian dimaksud, Bupati asal Desa Banyuatis ini juga menginginkan adanya revitalisasi, elaborasi, dan pengembangan,” katanya.

Maknai Tari Sedunia, Tingkatkan Ekspresi Seni Murni

Maknai Tari Sedunia, Tingkatkan Ekspresi Seni Murni

Sumber : Warta Bali

DENPASAR – Memaknai peringatan Hari Tari Sedunia, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menyuguhkan garapan koreografi di ruang terbuka lingkungan Taman Budaya Denpasar dan kampus setempat, Senin (29/4/2019) sore. Sebanyak 10 garapan koreografi berhasil merespon alam dan lingkungan dengan menyajikannya ke dalam bentuk tarian dan gerakan.

Kesepuluh garapan tersebut masing dikonsep oleh I Gede Suta Bayu Bagaskarayana dengan judul ‘Menjajal Ardha Candra’, Hana Yustiani dengan judul garapan ‘Giliran Aku yang Ditonton’, Ari Sidiastini dengan garapan ‘Sembah Sangga’, Sinta Sadrina dengan garapan ‘Basah Kuyup’ serta Yunita Dewi dengan garapan ‘Frog’.

Selanjutnya, tampil pula Deta dengan garapan ‘Desainer and Mannequin’, Rama dengan garapan ‘Konyol’, Kevin dengan garapan ‘Ngebul’, Nik Candra dengan garapan ‘Gayung-gayung’, dan Agus Satyawan dengan garapan ‘Bebaskan Aku’. “Selain koreografi lingkungan, peringatan hari tari sedunia di ISI Denpasar juga diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya pertunjukkan mural, instalasi, dan pagelaran malam,” ujar koordinatir perayaan hari tari sedunia ISI Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Alit Satria Wibawa.

Mahasiswa semester IV pada program studi tari ini menambahkan, tema yang diangkat dalam hari tari sedunia tahun 2019 adalah ‘Ekspresi 4.0’. Dijelaskan, tema 4.0 begitu banyak dibicarakan di era ini. Hal yang menjadi inti dari tema tersebut adalah bagaimana mengatasi tradisi di era 4.0 ini. “4.0 ini memiliki filosofi. Empat adalah jiwa kita, titik adalah pusat pikiran kita, dan nol adalah sebagai lingkaran kehidupan kita. Makna dari 4.0 ini dapat disimpulkan Catur Sanak,” katanya.

Sementara itu pengamat budaya Prof Dr I Wayan Dibia turut menyaksikan koreografi lingkungan yang ditunjukkan oleh mahasiswa ISI Denpasar. Menurutnya, koreografi lingkungan bisa memberikan rasa dan ruang yang baru kepada mahasiswa. “Kalau di panggung kan mereka sudah biasa. Dengan koreografi lingkungan ini, mereka mendapatkan ruang-ruang baru. Berharap mereka menemukan sesuatu di ruang-ruang itu,” ungkapnya.

Secara umum, kata dia, koreografi para mahasiswa cukup menarik. Mereka menemukan ruangnya masing-masing dan daya ungkapnya berbeda-beda. Ia menganggap mahasiswa cukup berhasil dalam menemukan ruang-ruang baru. “Bagi saya, ini selalu memberikan kesegaran dalam berkarya,” imbuhnya.

Terkait hari tari sedunia, menurut Prof Dibia, hendaknya menjadi sebuah peringatan yang menyadarkan semua orang akan pentingnya tari bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Tari selain bisa bernilai ekonomis, juga bisa digunakan sebagai wadah kebersamaan dan kehalusan jiwa. “Hari tari sedunia kita harapkan juga bisa memberikan aspek terapi dan kesegaran, dengan pengetahuan yang mendalam, olah tubuh, konsentrasi dan sebagainya,” katanya.

Belakangan ini, kata dia, tarian Bali terlalu banyak yang bersifat komersial. Sedangkan yang bersifat ekspresi murni dinilai masih kurang. “Ini yang kita dorong. Supaya selain yang komersial, ada juga sisi ekspresi senimannya,” tandasnya.

Loading...