Pilmapres, Sinergikan Hard dan Soft Skill Mahasiswa Sri Ayu Pradnya Larasati Wakili ISI Denpasar ke Tingkat Nasional

Pilmapres, Sinergikan Hard dan Soft Skill Mahasiswa Sri Ayu Pradnya Larasati Wakili ISI Denpasar ke Tingkat Nasional

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar Pemilihan mahasiswa berprestasi (Pilmapres) 2018, sesuai instruksi dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemenrisertdikti. Seleksi Pilmapres dilakukan dua tahap, pertama tingkat fakultas, selanjutnya tingkat institusi untuk menemukan peserta terbaik. 
Para pemenang di tingkat institusi, berhak mengikuti Pilmapres di tingkat nasional yang dilangsungkan mulai 5 hingga 19 April 2018. Melalui ajang Pilmapres, mahasiswa ISI Denpasar diharapkan termotivasi untuk melaksanakan kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler sebagai wahana mensinergikan hard dan soft skills mahasiswa. Demikian dikatakan Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes., di sela seleksi Pilmapres, Kamis (5/4) di kampus setempat.
Artayasa menambahkan, Pilmapres merupakan wujud apresiasi pemerintah (Kemenristekdikti) terhadap mahasiswa berprestasi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, untuk mewujudkan visi Kemenristekdikti yakni, ‘Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa’. “Ini adalah bentuk penghargaan bagi prestasi mahasiswa,” kata dia di sela seleksi yang didampingi Bagian Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE., MM.
Lebih lanjut, Artayasa menjelaskan para peserta Pilmapres ISI Denpasar diikuti oleh peserta didik yang memang berprestasi, baik unsur akademik dan non-akademik. Selain itu, peserta juga harus mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, punya karya, bersikap positif, serta berjiwa Pancasila. Ia mengaku, melalui even ini, ISI Denpasar terdorong untuk mengembangkan iklim kehidupan kampus yang dapat memfasilitasi mahasiswa mencapai prestasi yang membanggakan secara berkesinambungan.
Berdasarkan keputusan tim penilai, Sri Ayu Pradnya Larasati (Prodi Seni Tari) keluar sebagai mahasiswa berprestasi terbaik 1. Disusul IGN Agung Yudha Putra (Prodi Desain Komunikasi Visual) di posisi 2, serta AA Bagus Harjunantara (Prodi Tari) di posisi ke 3. Untuk mahasiswa berprestasi harapan 1 diraih I Wayan Putra Ariawan (Prodi Desain Interior), harapan 2 I Gede Yogi Sukawiadnyana (Prodi Seni Karawitan, serta I Gede Ngurah Hartawan (Prodi Fotografi) sebagai mahasiswa berprestasi harapan 3. Dengan demikian, Sri Ayu Pradnya Larasati, berhak mewakili ISI Denpasar berlaga di Pilmapres tingkat nasional.
Tim seleksi Pilmapres ISI Denpasar 2018 terbagi atas tiga kategori penilaian, di antaranya, Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes., Dr. I Ketut Suteja, SST., M.Sn., Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum., dan Dr. I wayan Adnyana (Penilai Karya Tulis). Drs. IGN Seramasara., M.Hum., Dr. AA Gde Bagus Udayana., S.Sn., M.Sn., I Ketut Garwa., S.Sn., M.Sn., dan I Gede Mawan, S.Sn., M.Si. (Penilai IPK dan prestasi yang diunggulkan). Sedangkan kemampuan bahasa Inggris dinilai oleh Ni Ketut Dewi Yulianti SS., M.Hum., dan Ni Kadek Dwiyani SS., M.Hum.
Dari Diklat PMW ISI Denpasar Rubah Stigma ‘Job Seeker’ menjadi ‘Job Creator’

Dari Diklat PMW ISI Denpasar Rubah Stigma ‘Job Seeker’ menjadi ‘Job Creator’

Ratusan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2018. Para peserta nantinya akan magang di sejumlah perusahaan atau UKM di Bali. Secara garis besar, PMW bertujuan mengubah stigma lulusan perguruan tinggi dari ‘Job Seeker’ menjadi ‘Job Creator’ atau pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Demikian dikatakan Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum., saat membuka PMW di kampus setempat, Selasa (27/3).
Arya menjelaskan, stigma ‘job seeker’ menjadi salah satu tantangan pendidikan tinggi Indonesia saat ini, sehingga yang perlu dirubah pertama kali adalah paradigma berfikir para lulusan di tengah pertumbuhan ekonomi yang rendah dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas. Menurutnya, mayoritas  lulusan perguruan tinggi lebih memilih bekerja sebagai buruh, karyawan, pekerja yang dibayar oleh suatu instansi tertentu dibandingkan bekerja mendiri dan  mempekerjakan orang lain atau wirausaha. Sedangkan bekerja mandiri dan mempekerjakan banyak orang, justru dikontribusikan lebih banyak oleh lulusan sekolah dasar dan menengah.
“Kewirausahaan ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa dipelajari,” sebut Arya. Perguruan tinggi, kata dia, adalah  salah satu tempat yang paling pas untuk melakukan pendidikan kewirausahaan. Bahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin menjadikan program kewirausahaan sebagai salah satu program prioritas nasional yang harus dijalankan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. “Dikti menyebutnya dengan Program Mahasiswa Wirausaha.  Dananya langsung dititipkan ke DIPA (Daftar Isian Pengunaan Anggaran) masing-masing perguruan tinggi,” imbuh dia.
Kepada peserta diklat, Arya mengingatkan agar tidak menyia-nyiakan program yang baik ini, demi masa depan mereka kelak. Dalam proses magang, para peserta diwajibkan melaksanakan penyusunan rencana bisnis, selanjutnya seleksi rencana bisnis yang dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga (perbankan, perusahaan, dan Dinas Koperasi Kota Denpasar). Setelah proses seleksi diumumkan para peserta akan  memulai bisnis (start-up business) dengan menerima modal kerja setelah menandatangani kontrak kerja antara mahasiswa peserta program PMW dengan ISI Denpasar.    
Terkait materi diklat, Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE., MM., memaparkan terdiri dari 10 materi, yakni tentang kewirausahaan, manajemen SDM dan pemasaran, manajemen produksi dan keuangan, komunikasi, etika bisnis, skim kredit UKM, kebijakan pembinaan UKM, kiat-kiat pengusaha muda sukses, dan penyusunan ‘bussines plan’.
Membangun Keelokan Budaya Lokal Dalam Sebuah Karya Seni ISI Gelar Sarasehan Terbuka Tentang Nilai Budaya Panji

Membangun Keelokan Budaya Lokal Dalam Sebuah Karya Seni ISI Gelar Sarasehan Terbuka Tentang Nilai Budaya Panji

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bekerjasama dengan Dharma Nature Time menggelar sarasehan terbuka bertajuk ” Nilai – Nilai yang Mendasari Lahirnya Budaya dan Kesenian Panji”,  berlangsung di Gedung Natya Mandala, Kampus ISI, Selasa ( 26/3).
Sarasehan yang menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya  Dr. Lydia Kieven ( Jerman ), I Ketut Kodi ( ISI Denpasar ) dan Diane Butler ( UNUD ). Sarasehan dibuka oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, yang diwakili Dekan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP-ISI) Denpasar  Dr. I Komang Sudirga, dihadiri ratusan peserta seperti mahasiswa ISI, Dharmasiswa ( mahasiswa asing), juga hadir dari IHDN, UNHI serta pecinta sejarah budaya Panji di Bali. 
Dekan FSP Dr Komang Sudirga mengatakan, sarasehan ini digelar dalam upaya  mengangkat nilai -nilai budaya bangsa berasal dari budaya lokal, bisa dibangun keelokanya dalam  perspektif  bisa dikaryakan sebagai seni pertunjukan maupun senirupa. ” Melalui sarasehan ini, kita bisa memaknai sekaligus menggali budaya – budaya Panji yang banyak mengilhami karya – karya seni baik sebagai sajian garapan seni pertunjukan maupun seni rupa ,” jelas Sudirga. 
Dikatakan, sarasehan ini menghadirkan peneliti  Dr. Lidya Kieven dari Jerman, Diana Betler dari Unud bersama dosen kita I Ketut Kodi. Dalam penelitiannya , lanjut Sudirga Dr. Lidya yang lebih banyak meneliti di Jawa, tepatnya di Candi Penataran banyak mengamati relief – relief , yang digambarkan dalam bentuk cerita yang selanjutnya dari relief itu telah menelorkan karya – karya menarik baik seni pertunjukan maupun seni rupa . 
Di Bali, Sudirga menyebutkan, inspirasi cerita Panji banyak dituangkan dalam garapan seni tradisional . Semisal, karya seni pegambuhan, kemudian ada drama gong, calon arang, kemudian ada kesenian Topeng  yang rujukannya adalah cerita Panji.” Tahun 1996, dalam ajang Pesta Kesenian Bali ( PKB), ISI sempat menggarap cerita – cerita yang berbasis pada pertunjukan budaya  Panji .memang sangat menarik untuk dikaji dan dijadikan pegangan setiap garapan dalam melahirkan karya yang inovatif ,” tuturnya. 
Dr. Sudirga  menegaskan,  dalam sarasehan ini dimana pembicara Dr Lidya membeberkan tentang temuan mereka  seperti asal muasal cerita Panji,  histori hingga penyebarannya sampai ke Asia Tenggara. ” Mereka banyak meneliti relief ,khususnya di Candi Penataan Jawa, mereka merajutnya dalam sebuah kisah mulai dari pengembaraan, ada penyamaran , kemudian ada rintangan sehingga kembali bertemu , seperti siklus perburuan , dia mengkaji senimanya, dengan karya kreasi yang dilahirkan, hingga munculnya seni kontemporer yang ada di Jawa. Yang jelas kita mendapatkan pencerahan termasuk pembicara lainya seperti  Pak Kodi yang menjelaskan  memaknai Panji, ada kidung,  nalar dibangun, bagaimana hubungan Tantri, jadi intinya supaya nilai kesempurnaan bisa dimaknai,” ungkapnya. 
 Sementara itu, Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama,  SE menambahkan  kegiatan sarasehan di ISI ini bentuk  kerjasama ISI Denpasar dengan Darma Nature pimpinan Diane Butler.” Beliau yang mendatangkan  seorang peneliti Panji dari Jerman, disamping juga ada pembicara yang lain ada Ketut Kodi dari ISI Denpasar, dengan harapan ada proses penggalian dan membuka wawasan kita tentang konsep Panji sebagai runutan dalam menelorkan karya yang inovatif dan kreatif di masa mendatang, ”  pungkas Eko Jaya.
Berharap Mahasiswa Baru  Luar Bali Meningkat ISI Denpasar Sosialisasikan SNMPTN dan SBMPTN ke NTB

Berharap Mahasiswa Baru Luar Bali Meningkat ISI Denpasar Sosialisasikan SNMPTN dan SBMPTN ke NTB

Membuka  kesempatan lebih luas untuk  menimba ilmu seni  bagi peminat asal  luar Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tahun ini  melaksanakan sosialisasi seleksi perguruan tinggi negeri ke Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB).

Sosialisasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun akademik 2018/2019 serta sosialisasi program studi (prodi) di dilaksanakan  pada 19-20 Maret 2018. 

ISI Denpasar  melakukan sosialisasi menyasar  15 SMA/SMK di wilayah NTB yang disosialisasikan langsung oleh para petugas / dosen, di sejumlah kabupaten Kota yang ada di Lombok , NTB  . ISI Denpasar yang memiliki dua fakultas seni yaitu Fakultas  Seni Pertunjukan ( FSP) dan Fakultas  Seni Rupa dan Desain ( FSRD) dengan menawarkan sejumlah prodi andalan yang semakin kompetitif  . Dari kedua fakultas tersebut, diharapkan animo  mahasiswa baru (maba) semakin meningkat kuliah di ISI Denpasar. 

 Ketua Panitia Sosialisasi dan Promosi SNMPTN dan SBMPTN ISI Denpasar 2018 Prof. Dr.Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes.mengatakan, ISI membuka kesempatan  yang sama bagi para pelajar SMK/ SMU untuk melanjutkan kuliahnya di kampus seni yang ada di Bali.  

Artayasa mengaku, berkaca dari tahun sebelumnya, maba yang berasal dari NTB jumlahnya cukup signifikan. Ini menandakan prodi-prodi yang dikelola ISI Denpasar cukup diminati oleh warga NTB. “Pada SNMPTN kemarin, kita sudah dapatkan 159 pendaftar. Dengan sosialisasi seperti ini kami harap tahun depan semakin berlipat pendaftarnya. Secara keseluruhan jumlah pendaftar yang mendominasi dari luar Bali adalah Jawa Timur dan NTB,” ujarnya, saat dikonfirmasi Sabtu (24/3).

Artayasa yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar ini menambahkan, sejatinya sosialisasi tahun 2018 dijadwalkan ke Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun karena ada hambatan, jadi agenda kesana  urung dilaksanakan, dan  hanya menyasar NTB. Ke depan, ia berkomitmen melakukan sosialisasi di Jawa Timur, sebab provinsi yang ber-ibukotakan Surabaya itu, maba nya paling mendominasi di luar Bali.

Terkait rencana ISI Denpasar membuka Program Studi di Luar Domisili (PDD) di Kota Mataram, NTB, ia menjelaskan masih dalam proses. Pihaknya berharap, pemerintah setempat memberi dukungan seperti pemerintah Provinsi Papua saat ISI Denpasar merintis PDD dan kini telah berjalan dengan baik atau sudah mandiri. “Memang rencana itu (membuka PDD, red) ada. Bahkan di daerah-daerah lain kami rencanakan juga. Semoga pemerintah daerah setempat menyambut baik,” ujar dia didampingi Humas Gede Eko Jaya Utama, SE., MM. Sosialisasi juga melibatkan Wakil Rektor II Dr. Drs. I Gusti Ngurah Semarasa,  dekan FSP Dr. I Komang Sudirga, S.sn. M.Hum , Dekan FSRD Dr. A.A Gede Bagus Udayana, S.sn, M.Si dan sejumlah dosen, serta humas.

Loading...