Siswa Jepang Tampilkan Tari Barong Kijang Upaya Pelestarian Pascatsunami 2011

Siswa Jepang Tampilkan Tari Barong Kijang Upaya Pelestarian Pascatsunami 2011

Melalui fasilitator Jepang Foundation, sejumlah pelajar SMA bersama tujuh staf dari Iwate prefektur utara-timur Jepang yang tergabung dalam grup Shishi-Odori, mengunjungi Bali selama beberapa hari untuk saling bertukar pengetahuan tentang kebudayaan. Pada Selasa (27/3), rombongan asal Negeri Matahari Terbit itu secara khusus menampilkan tarian khas daerah Iwate yakni Barong Kijang, bertempat di Gedung Candra Metu, ISI Denpasar.

Selain memperkenalkan tarian khas mereka, atraksi tersebut juga sebagai upaya pelestarian kesenian warisan leluhur mereka yang sempat diporak-porandakan oleh bencana tsunami pada tahun 2011 silam. Demikian dikatakan perwakilan dari Jepang Foundation Fujimoto Jin usai pertunjukan.

Fujimoto Jin menambahkan, kedatangan mereka juga diisi dengan diskusi bersama seniman Bali. Sebab, di daerah asalnya, terdapat banyak kesenian tradisional kuno yang diwariskan para leluhurnya. Untuk itu, ia mengatakan perlu adanya upaya rekonstruksi dan pengembangan budaya seni dan hiburan tradisional khususnya untuk generasi muda Jepang sebagai pewaris. “Kami harap mereka mampu menstimulir seni tradisional dari pertukaran internasional dengan seni yang unggul di luar negeri,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar I Ketut Garwa yang mewakili rektor mengaku menyambut baik kedatangan rombongan tersebut. Apa lagi, menurut dia, ISI Denpasar memang sedang menggenjot kerjasama-kerjasama internasional. “Kami tentu senang memfasilitasi mereka. Prinsipnya kan saling mendapatkan sesuatu,” ucap Garwa.

Garwa mengakui, antara Jepang dan Bali memiliki banyak kemiripan di bidang kesenian musik dan tari. Ia mencontohkan, Bali memiliki Adimerdhaga, sementara Jepang memiliki Taiko, Begitupun tentang peralatan musiknya lebih didominasi perkusi dengan ‘skin rhytem’ atau ‘kendang’ yang memadukan gerakan tubuh, dan nyanyian.

Lebih lanjut, Garwa menilai, dari pertunjukan tersebut mahasiswa ISI Denpasar mampu memperkaya pengetahuan mereka tentang kesenian musik dan tarian Jepang. “Saya akui gerakannya sangat bagus. Ini baik untuk perbandingan mahasiswa kami,” pungkas dia.  

Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, saat dikonfirmasi menerangkan, pagelaran tersebut diawali permohonan dari Motoko Saturada selaku lecture Toho College of Music in Tokyo, dan director gamelan group Terang Bulan, Jepang. “Pak Motoko menerima permintaan dari The Japan Foundation menjadi koordinator suatu program ‘Sanriku-Asian Network Project’. Mereka ingin ke ISI Denpasar. Selanjutnya Rektor kami menyetujuinya,” pungkas Eko Jaya.

PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL TANTRI KAMANDAKA OLEH ISI DENPASAR PADA  BALI MANDARA MAHALANGO III

PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL TANTRI KAMANDAKA OLEH ISI DENPASAR PADA BALI MANDARA MAHALANGO III

Garapan seni drama musikal garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dengan antusias disaksikan oleh ratusan masyarakat yang berduyun-duyun datang ke Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali, Sabtu (16/7) malam. Drama musikal yang berjudul “Tantri Kamandaka” ini dipersembahkan oleh Institut Seni Indonesia Denpasar yang melibatkan 90 orang mahasiswa yang berasal dari 5 prodi diantaranya prodi musik, sendratasik, tari, karawitan, dan pedalangan. Pagelaran ini melibatkan I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn dan Tjok. Istri Putra Padmini, SST., M.Sn sebagai penata tari serta I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn dan I Gede Mawan, S.Sn., M.Sn sebagai penata karawitan.

Drama musikal yang dibawakan oleh ISI Denpasar ini mengisahkan tentang sebuah negeri bernama Negeri Patali. Sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang bemama Eswaryadala. Dalam kepemimpinannya Raja Eswaryadala di damping oleh seorang patih yang bernama Patih Bandeswara. Awalnya keadaan kerajaan baik-baik saja, hingga pada akhirnya raja merasa jatuh cinta terhadap seorang gadis yang bernama Tantri, yang tiada lain adalah putri dari Patih Bandeswara. Kecintaannya terhadap Tantri membuat Sang Raja gelap hati dan larut dalam egonya. Raja memerintahkan Patih untuk menyerahkan satu gadis perawan setiap harinya, jadi tiap satu malam akan diadakan pernikahan kerajaan, hal ini dilakukan Raja demi mendapatkan Tantri. Setelah seluruh gadis perawan habis, Tantri dengan rela menyerahkan dirinya demi menjaga bhakti ayahnya terhadap raja dan Tantri berjanji akan mengembalikan kebijaksanaan Sang Raja seperti dahulu kala.

Pada malam pernikahannya, Tantri memohon ijin kepada Raja untuk bercerita, dalam ceritanya tersebut tantri menyelipkan banyak hal tentang sikap seorang pemimpin. Cerita yang diceritakan Tantri berawal dari Kisah Lembu dan Singa. Dikisahkan ada seekor lembu yang bernama Lembu Nandaka yang menjalin persahabatan dengan seekor singa yang bernama Singa Pinggala. Seekor serigala yang bernama Sambada yang tiada lain adalah tangan kanan dari singa merasa terancam dengan persahabatan singa dan lembu. Karena takut jabatannya sebagai tangan kanan tersingkir oleh lembu, Sambada dengan kelicikannya memerintahkan anak buah serigalanya yang bernama Jambuka untuk mengajak anjing-anjing hutan mengadu domba lembu dan singa. Akhinya lembu dan singa mati karena kelicikan Sambada, karena merasa sudah menjadi Raja hutan, Sambada mengajak seluruh anak buahnya menyantap bangkai lembu dan singa, karena sifat rakus dan tamak akhinya Sambada mati kekenyangan akibat menyantap bakai tersebut.

Sajian seni drama musikal tersebut berlangsung dengan lancar dan juga berhasil membius serta mengundang tawa para penonton yang hadir pada malam itu dengan lakon drama yang diselingi oleh penampilan jenaka dari para pelakon.

Adapun yang berperan sebagai penanggung jawab hingga koordinator dalam pementasan Drama Musikal tersebut diantaranya adalah:

Penanggung Jawab : Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum
Penasehat : 1.               Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes.
    2.               Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum.
    3.               Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn.
Koordinator Umum : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn
Wakil Koordinator : I Wayan Suharta, SSKar., M.Si
Artistik Director : I Wayan Suweca, SSKar., M.Mus
Koordinator Tari : A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn
Koordinator Karawitan : Wardizal, S.Sen., M.Si
Koordinator Musik : I Komang Darmayuda, SSn.,M.Si
Koordinator Sendratasik : Drs. Rinto Widyarto, M.Si
Koordinator Lapangan : 1.                   I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum
    2.                  Ni Ketut Suryatini, SSKar.,M.Sn.
    3.                  Dr. Ni Luh Sustiawati, M.P
    4.                  Dr. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si
    5.                  I Ketut Sumerjana, S.Sn.,M.Sn
    6.                  I Wayan Mudiasih, SST., M.Si

Pada malam itu hadir pula Rektor ISI Denpasar (Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar, M.Hum) beserta jajarannya yang turut serta menyaksikan pagelaran seni drama musikal tersebut. Pementasan kali ini merupakan lanjutan dari program Bali Mandara Mahalango III yang sebelumya telah secara resmi dibuka oleh Gubernur Bali Gede Mangku Pastika Minggu (10/7) malam. Bali Mandara Mahalango III yang akan diselenggarakan selama 50 hari ini merupakan lanjutan dari Program tahunan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai salah satu program unggulan dari Pemerintah Provinsi Bali di bidang kebudayaan.

Peringati Hari Tari Sedunia Tahun 2015, ISI Denpasar Akan Gelar Seminar dan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Tari Sedunia Tahun 2015, ISI Denpasar Akan Gelar Seminar dan Pertunjukan Seni

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A ( Dosen Film dan Tv ISI Denpasar)

ISI Denpasar sebagai kampus seni pencetak seniman khsusnya seniman tari, turut memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 April dengan menggelar seminar akademik serta pagelaran seni pertunjukan. Menurut Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, I Wayan Suharta, S.SKar., M. Si tepat tanggal 29 April besok dimulai dengan seminar akademik pada pukul 08.00-12.00 bertempat di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar. Adapun materi seminar adalah “Seni Tari Sebagai Pusaka Budaya Daerah dan Bangsa” oleh Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum, “Seni Tari Sebagai Sarana Pendakian Spiritual” oleh Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si serta “Seni Tari Sebagai Pilihan Hidup dan Profesi oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.ST., M.A. Adapun sebagai moderator adalah Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si serta notulen Dr. Ni Made Arsiniwati, S.ST., M.Si.

Sementara menurut PD III FSP ISI Denpasar Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Pelaksana menambahkan bahwa setelah seminar pada pagi hari akan dilanjutkan dengan pagelaran seni pertunjukkan  dari pukul 16.00 hingga pukul 24.00. Adapun karya yang akan ditampilkan berjumlah 17 karya yang merupakan karya dosen ISI Denpasar, dan seniman-seniman dari seluruh Bali yaitu seniman dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Karangasem, Bangli, Jembrana dan Kelungkung.

Acara tersebut gratis dan terbuka untuk umum, untuk itu bagi masyarakat yang ingin menyaksikan pagelaran dapat mengunjungi kampus ISI Denpasar dengan tempat pementasan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar.

Kunjungan Rombongan Huachiew Chalermprakiet University, Thailand ke ISI Denpasar

Kunjungan Rombongan Huachiew Chalermprakiet University, Thailand ke ISI Denpasar

Foto bersama usai pementasan

Foto bersama usai pementasan

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS TV dan Film ISI Denpasar)

Foto: I Made Rai Kariasa, S.Sos.

Denpasar- Pada tanggal 5 Mai 2014, ISI Denpasar mendapat kunjungan dari Huachiew Chalermprakiet University, Thailand. Rombongan berjumlah 28 orang dipimpin oleh Assistant President Huachiew Chalermprakiet University, Asst.Prof. Nick Soonthorndhai. Kehadiran rombongan dari Thailand ini diterima oleh Rektor ISI Denpasar yang diwakili oleh PR IV , I Ketut Garwa ,S.Sn.,M.Sn. Pada kesempatan tersebut PR IV berkesempatan untuk mempresentasikan keberadaan kampus lewat presentasi profile ISI Denpasar. I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn menyambut baik kunjungan dari Huachiew Chalermprakiet University, Thailand dan mengungkapkan bahwa jalinan kerjasama antara ISI Denpasar dengan Thailand telah berlangsung dari tahun ke tahun, ISI Denpasar telah mengirimkan mahasiswa ke Thailand setiap tahunnya dalam program pertukaran pelajar atau AIMS (Asean International Mobility Student).

Selain itu mereka mendapat kesempatan untuk berkeliling kampus untuk menyaksikan secara langsung proses pembelajaran di ISI Denpasar khsusnya kelas pad prodi seni tari. Suasana kampus terasa berbeda dari biasanya karena kali ini tari Bali memiliki cita rasa Thailand, yaitu tari Bali kini ditarikan oleh orang-orang Thailand lewat workshop yang digelar ISI Denpasar dengan materi tari Bali dasar.

1WEBTak ingin ketinggalan dengan keindahan seni Tari Bali, pada siang harinya rombongan dari Thailand unjuk gigi dengan melakuakan pagelaran seni tari Thailand bertempat di Gedung Candra Metu ISI Denpasar yang disakikan oleh mahasiswa Prodi Tari dam Sendratasik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar serta dihadiri pula dosen dan Pejabat Struktural ISI Denpasar.

7WEB11WEBSebanyak jenis 5 tari Thailand ditarikan dengan indah oleh para penari dari Huachiew Chalermprakiet University, Thailand. Pertama tarinnya berjudul Chat-chati , ditarikan oleh 2 orang, satu laki2 dan 1 perempuan, yang bersal dari Thailand bagian Selatan. Selanjutnya  Tari Fon Pan,  ditarikan oleh 2 orang perempuan, berasal dari Thailand bagian Utara, disusul kemudian dengan tari Pong Lang, ditarikan oleh 2 orang perempuan, berasal dari Thailand bagian Utara, Tari Kom Pra Tiet yang mengisahkan tentang lampion yang diberikan kepada raja, ditarikan oleh 1 orang laki2, berasal dari Thailand bagian tengah, dan diakhiri dengan tari Rain yang merupakan tari kreasi baru yang ditampilkan oleh group Huachiew Chalermprakiet University khusus untuk ISI Denpasar.

Mahasiswa Jurusan Tari FSP ISI Denpasar Berpartisipasi Dalam Dialog Tari 2014 “Dialogi Ketubuhan” DI STSI Bandung

Mahasiswa Jurusan Tari FSP ISI Denpasar Berpartisipasi Dalam Dialog Tari 2014 “Dialogi Ketubuhan” DI STSI Bandung

3Kiriman: Nyoman Lia Susanthi,SS.,MA (Dosen PS TV dan Film).

Foto: I Made Rai Kariasa, S.Sos.

Dalam rangka mengikuti Dialog Tari yang diadakan oleh HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tari) Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, mahasiswa ISI Denpasar menampilkan sebuah karya tari kontemporer dan makalah mengenai karya tari tersebut. Karya tari yang dibawakan oleh mahasiswa Jurusan Tari ISI Denpasar berjudul “UPIL”. Karya ini menurut ketua tim mahasiswa ISI Denpasar yaitu I Gede Tilem Pastika mengandung banyak makna positif. Garapan yang menginterpetasikan sebuah kepemimpinan dengan menggunakan gerakan orang mengupil dan upilnya sendiri. Dalam garapan tari kontemporer yang digarap bersama ini bertujuan agar masyarakat sadar akan fenomena kepemimpinan yang banyak menjadi sorotan publik saat ini. Watak pemimpin dan cara memimpin yang lembut, keras, akan berdampak bagi yang dipimpin.

Lima mahasiswa yang ikut berpartisipasi adalah I Gede Tilem Pastika, I Gede Agus Krisna Dwipayana,  I Kadek Okta Rianto,  Ida Bagus Gede Putra Atmaja, dan I Gst. Ngr. Agung Giri Putra.  Sebelum berangkat mahasiswa dilepas oleh jajaran Dekanat FSP ISI Denpasar. Dalam sambutannya Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Wayan Suharta, S.SKar.,M.Si sangat mendukung partisipasi mahasiswa dalam ajang nasional. “Keikutsertaan mahasiswa akan mampu menggembleng mental mereka serta menambah skill dan wawasan dibidang tari” ungkap I Wayan Suharta.

Acara berlangsung pada tanggal 13 Februari 2014, yang diawali dengan Opening Ceremonial kegiatan Dialog Tari dengan tema “Dialogi Ketubuhan” dibuka secara resmi oleh Ibu Prof. Dr. Endang Caturwati, SST.,MS. Dilanjutkan dengan pementasan karya dan presentasi karya. Saat pentas dan presentasikan karya, tim mahasiswa ISI Denpasar mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari beberapa peserta lainya. Acungan jempol pun diberikan kepada mahasiswa ISI Denpasar oleh narasumber utama yaitu Bapak Martinus Miroto dan Bapak FX Widaryanto.

Usai kegiatan mahasiswa berkesempatan untuk melaporkan langsung kegiatan mereka kehadapan Rektor ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar.,M.Hum mengungkapkan bahwa kegiatan ini mampu menambah pengalaman, interaksi pendidikan, dan sosial budaya mahasiswa. Rektor berterimakasih karena mahasiswa telah mampu menjaga nama baik ISI Denpasar serta mampu membaca situasi untuk dapat meningkatkan relasi dan yang terpenting menambah wawasan mereka.

Loading...