PENGUMUMAN

DIBERITAHUKAN KEPADA SEMUA MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR YANG SUDAH MENGAJUKAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 UNTUK HADIR :

HARI/ TGL.                        : KAMIS, 25 PEBRUARI 2010

WAKTU                                : 10.00 WITA

ACARA                                 : PENGARAHAN DARI PD I

TEMPAT                              : PUSDOK

DEMIKIAN KAMI SAMPAIKAN, ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA DIUCAPKAN TERIMAKASIH

PENPASAR, 19 PEBRUARI 2010

A.N DEKAN,

PEMBANTU DEKAN I

DRS. OLIH SOLIHAT KARSO, M.SN

NIP. 196107061990031005

Profil Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Mewujudkan Perkuliahan Yang Kondusif Pada FSP ISI Denpasar

Profil Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Mewujudkan Perkuliahan Yang Kondusif Pada FSP ISI Denpasar

Oleh : (Drs. I Nengah Sarwa, Jurusan Karawitan, FSP, DIPA 2006)

Abstrak Penelitian

Tantangan berat pendidikan nasional dewasa ini antara lain berkaitan dengan peningkatan kualitas dan relevansi. Berdasarkan konsep bahwa makin nyata pengalaman yang diperoleh peserta didik akan makin mudah untuk diingat, dipelajari dan ditirukan. Begitu pula makin banyak indra yang terlibat, informasi pengetahuan atau pengalaman makin mudah untuk diingat, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas keluaran adalah dengan meningkatkan proses pembelajaran melalui pemanfaatan media pembelajaran.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap (1) jenis media pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan, (2) relevansi pemanfaatan media pembelajaran dalam perkuliahan, (3) kuantitas pemanfaatan media pembelajaran dalam perkuliahan, (4) kualitas p[emanfaatan media pembelajaran dalam perkuliahan di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar. Penetian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif. Sebagai populasi adalah penggunaan media pembelajaran dalam perkuliahan baik teori maupun praktek program S1 Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar pada semester ganjil tahun 2006/2007. Sampel diambil secara purposif random sampling yang berada pada tiga jurusan/program studi. Kegiatan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah (1) penyusunan instrumen penelitian berupa angket melalui proses validasi sejawat sesuai dengan jenis data yang digali, (2) menggali data dari sumber data yaitu mahasiswa dengan menggunakan angket yang telah disusun, dan (3) melakukan tabulasi, analisis data dan pemaknaan hasil analisis data. Hasil penelitian menunjukan beberapa kesimpulan seperti berikut ini

Pertama, jenis media yang digunakan dalam pengajaran oleh dosen berturut-turut OHP adalah yang paling sering digunakan, disusul pemanfaatan jenis media diktat (buku khusus), media alat peraga dan LCD.

Kedua, relevansi, pemanfaatan media pembelajaran dalam perkuliahan oleh dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Seni Indonesia Denpasar, masuk pada katagori baik.

Ketiga, dilihat berdasarkan kuantitas, pemanfatan media pembelajaran dalam perkuliahan oleh dosen  di Fakultas Seni Pertunjukan Insitut Seni Indonesia Denpasar masuk pada kategori baik.

Keempat, kualitas pemanfaatan media pembelajaran dalam perkuliahaan oleh dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, masuk pada kategori sedang.

Perkembangan Ornamen Bali

Perkembangan Ornamen Bali

OLEH : (Drs. I Made Jana, Jurusan Kriya Seni FSRD, DIPA Pusat 2006)

Ornamen merupakan salah satu cabang seni rupa, telah ada sejak jaman prasejarah. Adapun seni yang diciptakan atas dasar dorongan kreativitas budia daya manusia untuk memenuhikebutuhan material dan spiritual serta kebutuhan ritual magis menurut kepercayaan masyarakat pada zaman itu. Hasrat untuk memenui kebutuhan batin menimbulokan ciptaan-ciptaan. Segala ciptaan manusia itu sesungguhnya merupakan hasil husahanya untuk merubah dan memberi bentuk dari susunan pemberian alam sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dalam perkembangan berikutnya, sehubungan dengan kebutuhan tersebut, sesungguhnya ornamen Bali tidak dapat dipisahkan dengan adanya banguan suci, (pura, candi, wihara). Ornamen Bali berfungsi sebagai penghias atau dekorasi untuk menambah keindahan bangunana suci itu. Demikian pula seni pahat patung, relief berfungsi sebagai simbol yang berhubungan dengan mitologi. Disamping itu dapat pula berfungsi sebagai media pengungkap sejarah atau kejadian masa lampau yang dapat menggugat semangat dan membangkitkan apresiasi yang tinggi bagi generasi mendatang.

Ornamen yang terdapat pada bangunan pura mempunyai hubungan dengan agama Hindu di Bali, oleh karena itu pura tidak hanya merupakan tempat persembahhyangan saja, melainkan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan moral, estika, estetika ditinjau dari aspek seni rupa dan agama melalui tema-tema yang dipahatkan misalnya cerita Mahabarata, Ramayana, Tantri dan lain-lainnya.

Dalam hal ini, agama sebagai sumber inspirasi lahirnya seni budaya yang didasari oleh ajaran yang disebut “Catur Marga”. Konsep ajaran ini menekankan rasa cinta dan kasih sayang, getaran rasa cinta an kasih sayang menggerkaknan manusia untuk berkorban. Rasa cinta melahirkan keihlasan untuk berkorban dan rasa cinta melahirkan seni, waktu berjalan terus dan perubahan pun telah terjadi atas pengaruh kebudayaan. Begitu bangsa Belanda menanamkan cara-cara berpikir dalam kecerdasan otak rasa individualisme serta pengenalan kemahiran teknik kepada masyarakar Bali mengakibatkan kesenian yang berkembang mengarah kepada bentuk dan tema-tema yang dianggap praktis dan modern. Konsepsi perubahan budaya telah disadari benar oleh masyarakat Bali, dengan adasiumnya yang dikenal yaitu : Desa,kala ,patra, segala sesuatu akan berubah seljalan  dengan tempat, waktu dan kemauan manusia. Dalam hal ini dapat kit lihat keunggulan seni budaya Bali adalah terletak pada keadaan Manusia Bali mengkondisi karakter potensi alamnya. Faktor alam dan alat dikondisi oleh logika kecendrungan manusia yang terlibat didalamnya shingga menghasilkan karya-karya sni/ornamen yang berjalan sesuai dengan tuntutan  masyarakat dan jamannya. Hal ini tidak lepas dari pengaruh pariwisata terkait dengan sni dan ekonomi. Seno dan ekonomi adalah dua hal yang menjadi kehidupan kepariwisataan di Bali yang diikrarkan sebagai pariwisata budaya, kesenian sebagai salah satu komponen penunjagnya.

Karya seni (ornamen) yang berhubungan dengan arsitektur ada pergeseran sikap yang mengangkat majemuknya kegiatan dan kebutuhan masyarakat yang sebagian besar dapat dipenuhi dalam waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini keindahan secara intergral yang mengandung arti kebahagiaan dan kedamaian hidup lahir bhatin mulai tergeser menjadi kepuasan dan kenikmatan yang bersifat lahiriah/jasmaniah bersamaan denga nini, kota-kota di Bali muncul bangunan-bangunan baru yang merupakan pengembangan kreatifitas para spikulan untuk memanfaatkan berbagai peluang dan kesempatan yang ada. Dalam kesempatan inilah ditawarkan penemuan-penemuan baru dalam bidang arsitektur termasuk penerapan dan pengembangan bentuk motif ornamen dari berbagai gaya, dan berbagai macam jenis bahan yang keras, antara lain : batu hitam (gunung, batu granit, marmer, batu padas putih dan bahan lain yang didukug oleh teknilogi dengan perlatan mesin canggih.

Analisis Unsur Humorik Pada Lukisan I Wayan Asta

Analisis Unsur Humorik Pada Lukisan I Wayan Asta

Oleh : (Drs. I Ketut Karyana, PS. Seni Rupa Murni,  FSRD, DIPA Pusat 2006)

Pameran Seni rupa MahasiswaTulisan ini hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui daya kreatifitas seniman I wayan Asta dari segi konsep pemikiran-pemikiran yang membawa perubahan baru dalam seni lukis pedsaan “tradisional” Bali baik pengembangan teknik, tema dan kontinuitasnya dalam berkarya dan untuk mendapatkan informasi-informasi deskrftif baik informasi internal maupun eksternal dari lukisan I Wayan Asta. Yang nantinya berkotribusi dapat diproleh pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang kesenirupaan khususnya yang menyangkut hasil karya seniman tradisional Bali. Juga dapat membantu pemerintah dalam ikut melestarikan seni tradisional dan mengembangkan menjadi karya-karya kreasi baru yang bernafaskan  Bali. Diharapkan dapat dijadikan bahan studi perbandingan serta berguna bagi penyebaran informasi tentang keberadaannya. Juga melalui penelitian ini dapat diketahui pemikiran serta konsep seniman I Wayan Asta, karena karya yang dihasilkan merupakan salah satu macam dari transformasi simbolik pengalaman manusia.

Kesimpulan dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa hal-hal humorik memang sangat inspiratif bagi Wayan Asta, di jadikan sebagai sumber inspirasi untuk titik tolak dal mmelahirkan karya-karya lukisan. Ia secara sadar atau tidak sadar mencerap dan mereinterpretasi warisan tradisional kemudian dikembangkan tema dan visual melalui proses modifikasi dan deformasi. Di sini humor mampu memberikan identitas, dukungan dan penjiwaan pada karyanya. Pertimbangan mempertahankan seni lukis tradisi dengan melakukan inovasi agar terbuka bagi perkembangan lebih lanjut.

Karakteristik sifat kreatif Wayan Asta ditandai adanya sifat orisinalitas, spontanitas, dan produktivitas, dalam menghasilkan karya seni. Talenta Wayan Asta terutama nampak pada lukisannya, walaupun tetap bercerita dalam gambar tradisi, namun narasinya bukan lagi pewayangan dengan tema an pola yang sudah jadi melainkan suattu narasi polos tentang dunia di sekitarnya. Pemaknaan terhadap teknik-teknik dasar seperti kelucuan dalam bentuk, kelucuan dalam logika dan kelucuan dalam bahasa mengarahkan kita untuk mengamati bagaimana humor itu ternbentuk. Permainannya adalah menemukan sesuatu yang bisa di mengerti, tetapi tidak terlalu umum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Wayan Asta sehingga mampu melahirkan karya-karya lukis yang khas sebagai sosial kepribadiannya adalah sosial dalam dan sosial luar. Sosial dalam adlah bagian instrinsik dari pembawaan lahiriah karena kebetulan ia lahir di tengah keluarga senian. Faktor luar yaitu pergaulan dengan para pelukis di Ubud menjadi pembangkit seni yang mengendap dalam dirinya.

Mahasiswa Seni Rupa Murni Memaknai Hari Kasih Sayang Dengan Pameran

Mahasiswa Seni Rupa Murni Memaknai Hari Kasih Sayang Dengan Pameran

Suasana PameranDalam suasana hari kasih sayang, Komunitas Cagar Budaya (gabungan mahasiswa sementer II FSRD ISI Denpasar) memaknainya dengan menggelar pameran seni rupa yang dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S. M.A. Pameran akan berlangsung dari tanggal 14 Februari 2010 hingga 21 Februari 2010 bertempat di gedung pameran Taman Budaya, Art Center Denpasar. Menurut Ketua Panitia, Dewa Putu Budiartha, pameran ini mengusung tema “Back To The Basic” yang merupakan upaya para perupa (mahasiswa ISI Denpasar) untuk mengingatkan kembali apa yang menjdi dasar para perupa dalam memvisualisasikan suatu ide dalam sebuah media tanpa mengesampingkan nilai estetika dalam berkarya.

Sementara menurut Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Drs. I Wayan Kondra, M.Si., pameran ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan pertanggungjawaban public di prodi seni rupa murni. Karya yang ditampilkan adalah karya mahasiswa semasa menempuh pendidikan di semester I, sehingga ini dapat menjadi tolak ukur perkembangan mahasiswa ISI Denpasar dalam berkarya setelah menempuh pendidikan di Prodi Seni Rupa Murni FSRD ISI Denpasar. Sebanyak 56 karya lukis dan 8 karya patung dipamerkan. Lewat pameran ini diharapkan dari awal mahasiuswa sudah mendapatkan masukan dan kritik dari public terhadap hasil awal dari perkuliahan di ISI Denpasar yang sesuai dengan tema yang diambil yaitu “Back to the basic”. “Basic” juga dapat diartikan bahwa kita harus kembali ke alam untuk menjaga dan melindungi pelestarian alam, dan karya-karya yang dipamerkan membawa pesan sentilan kepada umat untuk turut melestarikan keasrian alam.

Rektor ISI Denpasar,Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., saat membuka acara pameran tersebut, tak bisa menyembunyikan rasa bangga terhadap mahasiswa ISI Denpasar yang sejak awal (basic) sudah berani menunjukkan hasil karyanya selama satu semester. Yang lebih menarik lagi saat awal pembukaan pameran sekitar 15 karya lukis telah laku terjual. Ini sebagai pembuktian atas kualitas karya mahasiswa ISI Denpasar yang telah mempu bersaing ditengah pasar bebas serta memenuhi keinginan pasar. Diharapkan pameran ini dapat membangun dialog apresiatif serta mampu membangkitkan karya mahasiswa lewat masukan dan kritikan dari masyarakat. Apalagi ditengah suasana kasih sayang, menjadikan karya-karya yang lebih banyak mangangkat tentang alam ini menjadi lebih bermakna. ” Mari kita taklukkan dunia lewat seni dan kasih sayang”, tegas Prof. Rai dengan mata berbinar.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...