Waspada, Adanya Website BKN Palsu

Waspada, Adanya Website BKN Palsu

Jkt-Humas, Berdasarkan laporan berbagai pihak dan dengan pengecekan langsung di situs www.bknprofile.com, maka BKN menyatakan bahwa situs ini merupakan situs rekayasa, dan bagi pihak-pihak yang membuat situs ini untuk segera menutupnya.

Tampilan website palsu

Keberadaan situs palsu ini dimungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai pihak khususnya pada proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Hal ini terlihat dari data-data yang dilampirkan terkait usulan CPNS dari berbagai instansi yang tidak benar. Bagi semua pihak yang namanya tertera dalam list website ini untuk tidak mempercayai ataupun mengindahkan informasi yang disampaikan dalam website itu.

List CPNS dalam Website palsu

Terkait adanya situs paslu ini, kami sampaikan bahwa :

  1. BKN hanya menggunakan dua situs resmi yakni www.bkn.go.id dan www.sesmabkn.com
  2. BKN tidak pernah menampilkan setiap usulan CPNS dari setiap instansi, baik pusat maupun daerah.
  3. Dalam setiap proses pemberkasan hingga penetapan Nomor Identitas PNS dilakukan oleh instansi secara kedinasan.
  4. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Humas BKN Pusat Jakarta, telp. 80882815

Apabila dengan adanya situs palsu ini ternyata ada pihak-pihak yang merasa dirugikan untuk segera melapor kepada pihak yang berwajib/kepolisian untuk dapat segera ditindaklanjuti.
Humas BKN

Sumber: http://www.bkn.go.id/in/berita/1330-waspada-adanya-website-bkn-palsu.html

Semua Perguruan Tinggi Wajib Akreditasikan Program Studinya

Semua Perguruan Tinggi Wajib Akreditasikan Program Studinya

JAKARTA–Semua perguruan tinggi wajib akreditasikan program studi yang dibukanya. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) memberi batas waktu bagi seluruh perguruan tinggi (PT) di Indonesia untuk mengakreditasi seluruh program studinya pada 2012.
”Jika tidak, mereka tak diperkenankan mengeluarkan ijazah,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal, Rabu (16/9)
Kewajiban untuk mengakreditasi program studi memang belum diberlakukan dengan tegas pada tahun ini. Sebab, kata Fasli, akreditasi perlu diberlakukan secara bertahap, dan pemerintah memberikan waktu yang cukup kepada seluruh perguruan tinggi. ”Kalau tahun ini, akreditasi hanya berbentuk imbauan, dan hanya untuk membedakan kualitas,” jelasnya.
Uji akreditasi itu direalisasikan berdasarkan PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. ”Maka dari PP itulah semua program studi, baik di perguruan tinggi negeri dan swasta harus sudah terakreditasi,” ujar Fasli.
Akreditasi nantinya dilakukan secara berkala setiap lima tahun sekali. Perguruan tinggi langsung meminta ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk dievaluasi.
“Enam bulan sebelum status akreditasi kedaluwarsa, perguruan tingi harus secepatnya datang untuk diuji kembali,” papar mantan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) itu.
Berdasarkan data yang dimiliki Kemdiknas, hingga kini, ada sekitar 5.000 program studi yang belum terakreditasi. Pada tahun ini, menurut Fasli, Kemendiknas akan mengakreditasikan hampir 4.000 program studi, sementara sisanya akan dikejar pada tahun 2011.
Dengan demikian, sebelum 2012 nanti, seluruh program studi sudah terakreditasi. “Dananya 22 juta rupiah untuk akreditasi satu program studi,” jelasnya. Melihat antusiasme PT, Fasli yakin akreditasi itu akan selesai pada 2012.
Keyakinan itu juga dilihatnya dari kesiapan dana dan kinerja BAN PT sendiri. Sementara itu, Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan revisi PP No 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagai pengganti UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) masih di tangan wakil presiden.
Mantan Menkominfo itu mengatakan draf tersebut telah dipegang Wapres Boediono sejak Agustus lalu. Namun, pembahasan revisi masih ditunda karena jadwal keduanya padat. ”Kami sangat sibuk mengurus hari raya kemerdekaan kemarin,” jelasnya.
Selain meminta persetujuan Wapres, menurut Nuh, ia akan berkoordinasi dengan sejumlah kementerian, di antaranya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemeneg PAN dan RB), serta Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/09/16/134927-semua-perguruan-tinggi-wajib-akreditasikan-program-studinya

Program Studi Kriya Seni ISI Denpasar Memutakhirkan Kurikulumnya

Program Studi Kriya Seni ISI Denpasar Memutakhirkan Kurikulumnya

Jajaran dosen Program Studi Kriya Seni Institut Seni Indonesia Denpasar sepanjang September ini bekerja super keras untuk memutakhirkan kurikulum dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya. Berbagai strategi dilakukankan untuk lebih memperlancar proses belajar mengajar serta mengadakan penataan ulang pada content materi perkuliahan.
Selain itu dilakukan penggantian beberapa mata kuliah yang sudah tidak relevan dengan perkembangan seni kriya di era ini, serta disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan stake houder. Hal tersebut terungkap Rabu (15/9) kemarin di Ruang Sidang Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Ketua panitia Drs. I Made Rediawan, M.Si yang juga seorang dosen kriya senior di ISI Denpasar menyampaikan program tersebut berkaitan erat dengan hibah I-mhere yang dimenangkan oleh jurusan kriya ISI Denpasar. Program tersebut mencakup pada penguatan mata kuliah kriya seni, penataan/maping karya kriya seni di Bali, peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga pengajar di lingkungan jurusan kriya, baik melalui pendidikan gelar dan non gelar.
Dalam pendidikan dengan gelar, seluruh dosen kriya telah mengikuti pendidikan jenjang S2 dan beberapa orang telah menamatkan pendidikan hingga jenjang S3, sedangkan dalam pendidikan non gelar, beberapa orang dosen juga akan dikirim untuk magang di lembaga-lembaga pendidikan kriya di Australia. Dalam kurikulum yang akan diterapkan ke depan, Rediawan menyatakan Program Studi Kriya ISI Denpasar akan merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara langsung mempengaruhi perkembangan kriya seni, sejurus juga merespon perkembangan ekonomi dan sosial budaya masyarakat Bali pada khususnya.
Senada dengan Rediawan, Drs. I Ketut Muka Pendet, M.Si yang juga ketua program studi kriya ISI Denpasar menambahkan bahwa penggantian kurikulum tersebut mengacu kepada UU N0.20/2003 Sistem Pendidikan Nasional tentang pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Selain itu untuk menambah kualitas lulusan, perubahan kurikulum tersebut dilakukan untuk memberikan batasan yang lebih jelas akan arah kriya seni secara akademis dengan perkembangan seni kriya di masyarakat. Karena, menurut Muka, banyak orang yang belum mengetahui bahwa kriya seni secara akademik memiliki banyak kelebihan yang mendasar dibandingkan dengan kriya seni pada masyarakat.
Dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan tersebut, panitia sengaja mengundang seorang instruktur yang sekaligus seorang pakar kriya nasional dari Universitas Negeri Yogyakarta Drs. I Wayan Suardana, M.Sn. Dalam kesempatan tersebut, Suardana berharap keberadaanya di ISI Denpasar dapat membantu seluruh kegiatan berjalan dengan lancar sehingga ke depan program studi kriya ISI Denpasar dapat mencapai nilai akreditasi A dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam bidang kriya seni.

Humas ISI Denpasar Melaporkan

Anugerah Kekayaan Intelektual bagi Dosen, Peneliti, dan Masyarakat 2010

Anugerah Kekayaan Intelektual bagi Dosen, Peneliti, dan Masyarakat 2010

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) kembali menggelar program pemberian anugerah kekayaan intelektual luar biasa (AKIL) 2010. Program ini bertujuan memberikan apresiasi atas invensi dan kreasi para dosen, peneliti dan masyarakat.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso menyampaikan, saat ini adalah abad untuk perubahan menuju lebih baik dan lebih canggih. Menurut dia, jika tidak berubah dan menjadi lebih baik dan canggih maka tidak akan berlanjut dan bertahan. “Oleh karena itu, apa yang kita lakukan adalah bagaimana bisa menghimpun karya-karya yang kita anggap terobosan-terobosan baru atau penemuan baru dalam kerangka kemajuan zaman,” katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Kemdiknas, Jakarta, Kamis (16/9/2010).
Djoko berharap, kegiatan pada tahun ini diikuti oleh lebih banyak peserta. Dia menyebutkan, pada pelaksanaan tahun lalu peserta yang terdaftar sebanyak 300 orang dan terseleksi 21 orang. ” Insya Allah tahun ini lebih banyak lagi yang memasukkan, sehingga sifat kecanggihannya makin tinggi karena kompetisinya makin tinggi,” katanya.
Kegiatan yang diselenggarakan kedua kalinya ini atas kerja sama antara Kemdiknas, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi dosen, peneliti, dan masyarakat untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Adapun kategori penghargaan meliputi bidang industri produk/teknologi yang dilindungi paten, bidang inovasi varietas tanaman yang dilindungi dengan Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), bidang ilmu pengetahuan yang dilindungi dengan hak cipta, dan bidang industri kreatif yang dilindungi hak cipta. Kepada masing-masing pemenang diberikan penghargaan berupa piagam dan uang tunai Rp 250 juta termasuk pajak.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti Kemdiknas Suryo Hapsoro Tri Utomo menyampaikan, target penerima penghargaan tahun ini sebanyak 25 orang. Pada tahun lalu, kata dia, untuk bidang industri kreatif tidak ada peserta yang memenuhi kriteria. Menurut dia, pihaknya tidak membatasi tahun penemuan. “Prinsipnya belum pernah mendapatkan penghargaan, akan lebih bagus lagi temuan itu terbukti telah digunakan masyarakat lebih luas,” ujarnya.
Suryo melanjutkan, masyarakat dapat mengajukan dirinya sendiri atau masyarakat boleh mengajukan orang lain. Dia berharap, semakin luas jangkauan dan partisipasi masyarakat. “Barangkali ada penemu-penemu yang sekarang ini belum muncul atau belum terekspos,” katanya.
Kemdiknas, kata Suryo, bersama-sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memberikan perhatian khusus bagi para pemenang tahun lalu. Dia menjelaskan, khusus untuk bidang pemuliaan tanaman telah ditangani secara serius oleh unit di Kemendag untuk dapat memasarkan hasil temuannya. “Salah satu target Kemendag adalah sebanyak mungkin produk dalam negeri yang digunakan. Teman-teman yang kemarin penemu luar biasa ini didorong untuk masuk unit yang ditangani Kemendag,” katanya.
Kasubdit Dokumentasi HKI Direktorat Teknologi Informasi Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM Said Nafik mengatakan, melalui kegiatan penghargaaan ini dan dengan banyaknya peneliti diharapkan dapat membangkitkan ekonomi Indonesia. “Dengan penghargaan ini kita ingin semua ide itu kita bangkitkan, sehingga semua orang bisa menyelesaikan masalah bangsa ini. Diharapkan kita bisa menjadi tuan rumah teknologi di negeri sendiri,” ujarnya.
Para pengusul penerima anugerah harus memilih salah satu kategori dan klaster ditetapkan dalam buku panduan. Semua pengusul harus mengisi biodata dan data awal secara on line melalui laman www.anugerahkekayaanintelektual.com dan kemudian mengirimkan hard copy data lengkap proposal ke panitia.
Koordinator Bidang Pemuliaan Varietas Tanaman Kementerian Pertanian Dwi Pudi Astuti mengatakan, pada pelaksanaan kegiatan tahun lalu, pemenang anugerah untuk bidang pertanian sebanyak sembilan orang dari 21 yang terseleksi. “Mudah-mudahan pada 2010 akan meningkat lagi,” ujarnya.
Dwi menambahkan, dalam seleksi akan dinilai tentang varietas yang telah dilindungi yaitu yang telah mendapatkan perlindungan hak PVT baik yang telah dilindungi maupun yang dalam proses permohonan. “Kemudian, selain varietas yang telah dilindungi, juga varietas hasil pemuliaan yang didaftarkan di PVT,” katanya.
Proposal dalam bentuk hard copy (bila perlu disertai CD soft copy) disampaikan kepada Panitia. Proposal kategori Teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan Industri Kreatif dikirimkan ke Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Jalan Pintu Satu Senayan telepon 021-57946043 faksimili 021-5731846 surel: [email protected] This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
Adapun Proposal kategori Varietas Tanaman dikirimkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Gedung E Lantai III Jalan Harsono RM No.3, Jakarta 12550 telepon 021-7816386,78840405 faksimili 021-78840389 surel: [email protected] This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .

Sumber: http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1657:anugerah-kekayaan-intelektual-bagi-dosen-peneliti-dan-masyarakat-2010&catid=143:berita-harian

Alur Perkembangan Kebudayaan Bali III

Alur Perkembangan Kebudayaan Bali III

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar

3. P’oli dari Berita-berita Cina

a.  Berita-berita Cina Tentang Bali

Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P’oli. Walaupun ada beberapa perdebatan mengenai letak P’oli. Sebagian ahli sejarah menganggap bahwa P’oli adalah Aceh karena disana ada kerajaan Dalem Puri, Kedua menganggap P’oli adalah Kalimantan karena lebar pulau yang disebutkan tidak sebanding dengan Bali, serta di Kalimantan ada kerajaan Puni. Penulis menganggap bahwa P’oli itu sama dengan Bali menurut letaknya di sebelah timur Jawa dan hingga saat ini untuk menyebut tempat tinggal para raja dinamakan dengan puri.

Menurut berita Cina, P’oli adalah sebuah pulau yang berada di sebelah tenggara Kanton, dengan rajanya Kaundinya (seorang mahaguru). Pada abad III raja Champa bernama Houn Tien (Kaundinya) sebagai raja pertama dari negeri itu yang mengirim utusan dagang. Keluarga Kaundinya itu terkenal sebagai Saila Raja atau dalam bahasa Cinanya sebagai Fu-nan. Mungkin sekali keluarga Raja ini yang memerintah di P’oli.

Pada abad V, Bali telah mendapat pengaruh agama Budha. O.W. Wolters mengungkapkan seperti yang diuraikan dalam cerita tambo dari dinasti Chi Selatan (479-502), disebutkan tentang kapal-kapal dari Kun-lun yaitu sebutan bagi orang-orang Indonesia, bahwa tidak semua utusan-utusan yang datang ke Cina itu berkaitan dengan perdagangan saja. Pada tahun 430 Masehi telah datang utusan dari negeri Tan-tan dan P’oli yang menyampaikan surat-surat berisi pujian terhadap kaisar karena jasanya dalam penyebaran agama Budha.

Alur Perkembangan Kebudayaan Bali III selengkapnya

Loading...