Pemenuhan SKKM untuk TA

PENGUMUMAN

Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa FSRD yang mengambil Tugas Akhir, agar memeriksa kembali persyaratan Tugas Akhir terutama jumlah Satuan Kredit Kegiatan Mahasiswa (SKKM). Bagi mahasiswa yang memiliki SKKM kurang dari 100 mohon menghadap Pembantu Dekan I selambat-lambatnya tanggal 4 Oktober 2010, guna pemenuhannya.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan. Terimakasih.

Denpasar, 23 September 2010

Pembantu Dekan I

ttd

Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

NIP. 196107061990031005

Estetika Seni Prasi

Estetika Seni Prasi

Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni

Estetika (aesthetics) menurut Dickie berasal dari kata aisthesis dalam bahasa Yunani yang dapat diartikan sebagai rasa nikmat indah yang timbul melalui pencerapan panca indra (Djelantik, 1999: 5).

Selanjutnya Djelantik, dalam buku Teori Estetikan menyatakan unsur-unsur dasar estetika dapat dimanfaatkan untuk mengkaji  tentang keberadaan dari seni. Struktur dalam karya seni mengangkat aspek keseluruhan dari karya. Struktur  mengandung arti pengorganisasian, pengaturan, ada hubungan saling terkait antara bagian-bagian secara keseluruhan. Dalam struktur karya seni sedikitnya ada tiga unsur yang mendasar yaitu keutuhan (unity), penonjolan (dominance), dan keseimbangan (balance). Rasa keseimbangan inilah yang paling mudah dicapai dalam berkarya seni dengan jalan menyusun komposisi yang simetris (Djelantik, 1990: 32).

Sesuai teori estetika seperti disebukan di atas, seni lukis prasi sebagai buah karya manusia yang tiada lain bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi diri seniman dan orang lain, niscaya memiliki nilai estetis. Nilai aestetis seni lukis prasi berawal dari pemenuhan unsur dasar kesenirupan, seperti garis, bidang, bentuk, tekstur, dan warna, yang disusun (dikomposisikan) secara proporsional sehingga tercapai keseimbangan (balance).

Seni lukis prasi pada dasarnya merupakan hasil kretivitas seniman, sebagai hasil olah rasa, cipta, dan karsa, untuk memenuhi kebutuhan batin, rasa senang dan bahagia. Suatu kesenian yang bersumber dari filsafat dan sastra agama. Sebagai karya yang berfungsi memberi tuntunan, dan pembelajaran terhadap masyarakat. Demikian kesenian tradsi, termasuk seni lukis prasi, terdapat muatan estetik yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya yang luhur.

Estetika seni lukis prasi, selain untuk menyenangkan hati masyarakat penonton, juga bersifat mendidik dengan dipilihnya cerita-cerita kepahlawanan, kesetiaan, dan kejujuran yang dikemas dalam cerita pewayangan. Dengan demikian, kesenian ini diharapkan tidak saja dapat membangkitkan rasa senang (estetis) bagi pelaku dan penikmatnya, tetapi yang lebih penting lagi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat.

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari sesungguhnya tidak terlepas dari kesenian, karena dimanapun dia berada sesungguhnya dia sedang  dikelilingi oleh benda-benda yang bernilai seni. Tentu saja hal ini harus diartikan apabila mereka mengkonsepkan dan memandang benda-benda yang ada disekitarnya adalah merupakan karya seni yang dapat memberikan rasa estetis ketika dia sedang menikmatinya. Seni lukis prasi misalnya, menawarkan bentuk-bentuk visual tertapi sarat deangan filosofis kehidupan, yang menjadikannya seni yang sangat berguna.

Estetika Seni Prasi Selengkapnya

Pengumuman Sembahyang Mahasiswa TA

PENGUMUMAN

Diumumkan kepada seluruh mahasiswa yang mengambil matakuliah Tugas Akhir untuk melaksanakan persembahyangan bersama (atur piuning dimulainya TA), yang akan dilaksanakan  pada:

Hari/tgl      : Kamis, 23 September 2010

Tempat       : Pura ISI Denpasar

Pukul         : 07.30 Wita

Pakaian      : Sembahyang

Demikian kami sampaikan untuk dilaksanakan, terimakasih.

Denpasar, 22 September 2010

Pembantu Dekan I,

ttd

Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

NIP. 196107061990031005

Bentuk-bentuk Topeng Postmodernisme karya Ida Bagus Anom II

Bentuk-bentuk Topeng Postmodernisme karya Ida Bagus Anom II

Oleh: Drs. I Wayan Sutha S, Dosen PS Seni Rupa Murni

Kitsch

Kitsch berakar dari bahasa Jerman verkitschen (membuat jadi murahan) dan kitschen, yang secara literal berarti memungut sampah dari jalan. Oleh sebab itu, istilah kitsch sering ditafsirkan sebagai sampah artistik, atau juga didefinisikan sebagai selera rendah. Di dalam The Concise Oxford Dictionary of Literary Terms (1990), kitsch didefinisikan sebagai segala jenis seni palsu (pseudo art) yang murahan dan tanpa selera. Dikatakan sebagai selera rendah disebabkan karena lemahnya ukuran atau kriteria estetik, meskipun kriteria ini berbeda dari satu zaman dan tempat ke zaman dan tempat lainnya. Merumuskan kitsch (dalam kaitannya dengan gaya dalam seni topeng) bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa pendapat tentang gaya Kitsch ini. Di antaranya adalah dari John Waters Dictionaries. Bahwa definisi dari kitsch adalah gaya pop yang terlihat sentimental dan kurang berharga/murahan. Kitsch dikategorikan sebagai seni rendahan atau tidak ada unsur seni sama sekali di dalamnya. Tetapi kitsch dan seni tidak bertentangan, tetapi mendukung keberadaan satu sama lainnya.

Dalam kamus Word Refference dikatakan bahwa kitsch adalah gaya yang bercita rasa buruk, vulgar dan semu. Wededkind berpendapat bahwa kitsch adalah gaya kontemporer yang terinspirasi dari gaya Gothik, Rococo dan Barok. Bahwa kitsch menurutnya adalah seni yang ironi dan harfiah. Dapat dikatakan bahwa topeng bergaya kitsch adalah topeng yang dibuat inklusive, massal, dan kurang estetis. Produk bergaya kitsch bisa saja dari material mahal tetapi citra yang dihasilkan adalah murahan. Tapi kitsch memiliki kemampuan untuk menarik perhatian pada pengamat. Entah itu membuat pengamat tertarik atau malah membencinya. Jadi kitsch jelas memiliki keunikan.

Bagaimana pun soal rasa adalah hal yang subyektif. Barang yang dianggap bergaya kitsch di suatu tempat bisa menjadi gaya lain di negara lain. Di Prancis gaya kitsch mengandung unsur provokatif, sedang di Inggris gaya kitsch harus mengandung unsur kemewahan. Perhatikan topeng di bawah ini. Rambutnya bukan dari rambut asli. Tapi dari bahan benang sutra yang diwarna menyerupai rambut manusia. Dan bertahan hanya beberapa tahun saja, material murahan dan fungsi yang kurang baik.

Bentuk-bentuk Topeng Postmodernisme karya Ida Bagus Anom II, Selengkapnya

Garapan “Prabu Brawijaya Wahyu Cakraningrat”  Dalam Sertijab  Danrem 163/Wira Satya.

Garapan “Prabu Brawijaya Wahyu Cakraningrat” Dalam Sertijab Danrem 163/Wira Satya.

Serah terima jabatan (SERTIJAB) Komandan Korem (Danrem) 163/Wira Satya dari Kolonel Inf Yoedhi Swastanto,M.B.A kepada Kolonel Inf Jacob Djoko Saroso dilaksanakan pada hari Selasa, 21 September 2010 di lapangan Makorem 163/Wira Satya, Jl. Sudirman Denpasar. Upacara yang dihadiri oleh Pangdam IX/Udayana, Muspida Tingkat I Bali, Walikota dan para Bupati se-Bali ini, diakhiri dengan acara tambahan berupa tari kolosal oleh mahasiswa ISI Denpasar, mahasiswa Mahendradata, serta sanggar Paripurna, Bona yang melibatkan lebih dari 400 orang penari dan penabuh.

Garapan oratorium kolosal yang demikian memukau seluruh undangan dan para prajurit yang menghadiri acara tersebut merupakan garapan Institut Seni Indonesia Denpasar dengan ‘artstic director’ I Nyoman Cerita,SST.,MFA, serta penata tari I Made Sidia,SSP.,M.Sn, I Gede Oka Surya Negara,SST., M.Sn., IA Wimba Ruspawati,SST.,M.Sn., Ni Komang Sri Wahyuni,SSn.,M.Sn., serta I Wayan Sutirta,S.Sn.,M.Sn. Pementasan indah berdurasi 20 menit dengan iringan Gamelan Gong Gede tersebut melibatkan beberapa dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar sebagai penata kostum, diantaranya I Gusti Ayu Srinatih,SST.,M.Si,Ni Nyoman Kasih,SST.,M.Sn., IA Trisnawati,SST.,M.Si., Dra. Ni Wayan Mudiasih, M.Sn., Ni Ketut Yuliasih, SST., M.Hum., Drs.Rinto Widyanto, M.Si., I Ketut Mulyadi, SSn., serta penata tabuh diantaranya I Ketut Garwa,SSn.,M.Sn., I Wayan Suharta,S.Skar., M.Si., serta  IB Nyoman Mas,S.Skar.,M.Si. Pementasan ini semakin sempurna dengan lantunan indah………

Garapan yang mengisahkan Prabu Brawijaya yang merupakan raja Majapahit terakhir yang mewariskan semangat kebangsaan dan kenegaraan melukiskan nilai-nilai kepemimpinan, keteladanan, dan kebangsaan. Garapan ini dimaksudkan untuk mengajak generasi masa kini untuk memiliki spirit kepemimpinan dan sikap kebangsaan dalam mempertahankan kemuliaan dan kejayaan bangsa.

Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Rai S., M.A. yang juga hadir sebagai undangan dalam upacara tersebut menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Danrem dan anggota Korem 163/Wira Satya yang telah memberikan kesempatan yang sangat berharga kepada ISI Denpasar, Universitas Mahendradata, serta Sanggar Paripurna, Bona untuk mementaskan garapan kolosal tersebut. Nilai dari  karya ini kiranya dapat dihayati oleh mahasiswa sambil menari, untuk dapat menjadi generasi yang mampu mempertahankan kemuliaan bangsa. Garapan dengan persiapan hanya satu minggu ini merupakan salah satu ajang ISI Denpasar dan Universitas Mahendradata dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat, guna meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan juga militer, dan yang lebih utama, seni diharapkan menjadi perekat bangsa.

Humas ISI Denpasar Melaporkan

Loading...