Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur  Bernilai Ekonomi Tinggi

Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur Bernilai Ekonomi Tinggi

Oleh: I Made Sumantra, SSn., MSn., Dosen PS. Kriya Seni ISI Denpasar.

            Keahlian Ngakan weda melukis di atas cagkang telor sungguh layak mendapat acungan jempol. Di permukaan telur yang begitu kecil dan tipis, ia bisa menumpahkan kreasinya mengenal tradisi kebudayaan Bali. Dengan potensi yang tak pernah padam, pria yang semula melukis di atas kertas dan kanvas, kini sering tampak asyik “mendandani” cangkang telur.

            Tiga jenis telur yang kerap digunakan sebagai media lukisnya adalah telur bebek, telur burung kaswari, dan telur burung unta. Perbedaannya hanya dalam  hal penggarapannya. Telur bebek dan  telur burung kaswari yang ukurannya tidak terlalu besar, oleh Ngakan akan dilukisnya. Sementara telur burung unta yang ukurannya lebih besar dengan tekstur cangkang yang lebih keras, selain dilukis juga dipahatnya.

            Memahat cangkang telur yang tipis merupakan suatu pekerjaan yang berisiko tinggi. Dalam pengerjaannya, Ngakan harus ekstra hati-hati. “Jika tidak, cangkang bisa retak, bahkan pecah. Antara memahat dan melukis, tingkat kesulitannya sungguh berbeda. Dalam memahat dibutuhkan keahlian khusus. Melukis cangkang telur Ngakan membutuhkan waktu seminggu sampai sepuluh hari, tetapi melukis dan memahat sebutir telur unta memakan waktu satu bulan. Hanya karena bentuknya yang bulat maka saat dipahat, cangkan telur harus bolak balik diputar.

            Cangkan-cangkang telur polos yang dibelinya dari pasar Sukawati dengan harga sekitar Rp 30.000,- untuk telur bebek dan telur kaswari, serta Rp 150,000,- untuk telur burung unta. Cangkang-cangkang itu awalnya dilukis dengan cat acrylic. Setelah mulai pandai melukis ia memahatnya. Meski tidak diberi warna, namun hasil pahatannya itu tidak kalah menarik dengan yang dilukis dengan cat acrylic.

            Bila mengamati hasil karyanya, kita akan berdecak kagum, karena ia “mendandani” cangkang-cangkang telur dengan berbagai teknik. Sebagian cangkang ada yang sengaja dilubangi, sebagian lagi bahkan ada yang dikikis ke dalam. Ada pula bagian yang dipahat tipis. Namun, mata kita akan menangkap nuansa telur lukis itu dengan permukaan yang datar saja.

            Ramayana dan Bharatayuda merupakan kisah-kisah pewayangan yang pernah dipahat Ngakan di permukaan cangkang-cangkang telurnya. Hal yang menarik disetiap guratan kuasnya, baik di kanvas maupun cangkang telur, selalu memilih warna-warna cerah. Dengan warna-warna cerah itu Ngakan “merekam” adat dan kebudayaan masyarakat Bali. Suasana masyarakat yang sedang memanen padi, hiruk-pikuknya suasana di pasar tradisional, dan lenggak-lenggok para penari Bali, kerap menghiasi cangkang telurnya.

            Dari sekian banyak karyanya, melukiskan barong merupakan yang paling tinggi tingkat kesulitannya. Melukis bulu barong yang amat lebat dan halus, membutuhkan kejelian tersendiri pada saat ia mengguratkan kuasnya. Dan dapat dipastikan pengerjaannya pun memakan waktu lama.

            Bakat Ngakan sudah terlihat, semenjak ia duduk di bangku SD. Kendati ia baru bisa melukis di atas media kertas, namun hasil lukisannya sudah memukau banyak orang. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya ia sudah berani menawarkan lukisannya itu di beberapa art shop maupun gallery  yang banyak bertebaran di Desa Ubud-Bali.

            Baranjak remaja, bakat melukisnya semakin hari semakin terasah. Tahun 1994 ketika duduk di bangku SMA, ia sudah berani menumpahkan imajinasinya ke atas kanvas. Pelajaran melukis didapatnya dari para tetangganya yang berpropesi sebagai pelukis. Kreativitasnya terus berkelana, sampai suatu hari ia tertantang melukis cangkang telur yang unik dan cantik.

            Seluruh hasil karyanya tidak bisa dikatagorikan sebagai barang yang mahal. Harga jualnya beragam, terutama  lukisan telurnya. Selain pengerjaannya sangat rumit, modalnya pun lumayan besar. Cukup beralasan kalau ia melepas cangkang telur bebek yang sudah dilukis flora dan fauna yang indah harganya Rp 100. 000,-. Sementara telur burung kaswari yang sudah dilukis dijual dengan harga RP 400.000,-. Cangkang telur burung unta yang sudah “didandai” jauh lebih mahal harganya. Selain karena harga cangkang polosnya yang sudah mahal, pekerjaannya pun “nyelimet”.

            Ngakan Weda adalah satu dari sekian banyak pengrajin kita yang mempunyai potensi yang luar biasa. Penguasaan teknik yang handal didukung oleh kekayaan sumber bahan baku dan kekayaan budaya semakin memperkuat kemampuan bangsa Indonesia dalam seni kriya. Namun semua yang dimiliki tidak cukup untuk menjawab kebutuhan dunia dalam tatanan masyarakat dengan pasar global.

            Sebagian besar pengrajin Indonesia masih belum dapat menikmati hasil jerih payahnya secara ekonomi. Panjangnya rantai ekonomi dalam perdagangan kriya yang dimulai dari pengrajin, pengepul, pedagang basar sampai dengan eksportir dan tidak berlakunya azas “fair trade” menjadi penyebab dari kesenjangan pembagian keuntungan. Selain itu masih banyak permasalahan lain yang terkait dengan seni kriya Indonesia.

            Melihat potensi kekayaan seni kriya Indonesia yang begitu tinggi menjadi sangat penting untuk dikembangkan menjadi kontributor utama dalam era ekonomi kreatif ini. Karena dari semua nomenklatur ekonomi kreatif yang ada seni kriya tidak tergantung pada teknologi tinggi baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang mahal harganya. Seni kriya sangat sesuai dengan kondisi sosial-budaya Indonesia dan dapat mendorong penigkatan ekonomi kerakyatan. Industri kriya dapat dikembangkan secara padat karya sehingga dapat memberikan pekerjaan kepada masyarakat.

            Dari sisi craftsmanship para pengrajin Indonesia sangat unggul, namun tanpa didukung dengan kemampuan membaca pasar, dan trend disain keahlian tersebut menjadi sia-sia. Seperti yang terjadi saat ini banyak orang asing yang memanfaatkan keahlian para pengrajin Indonesia untuk menciptakan produk-produk barkualitas berharga mahal. Orang-orang asing ini datang kesuatu daerah yang mempunyai keahlian khusus dan kemudian memesan produk kriya dengan disain tertentu. Mereka diminta membuat sebagian dari disain produk itu dan bagian lain dikerjakan di tempat lain. Sehingga para pengrajin tidak pernah tahu hasil akhir dari disain yang mereka kerjakan secara utuh. Dengan dalih mencegah pencurian disain hal tersebut dilakukan oleh orang-orang asing tersebut. Di sisi lain para pengrajin Indonesia yang paling  berkeringat hanya menjadi buruh dan paling sedikit mendapat keuntungan ekonomi maupun alih teknologi baik di bidang disain maupun pemasaran. Sementara orang-orang asing dengan jaringan dan modal yang mereka punyai mengeruk banyak keuntungan.

            Modus lain yang terjadi yaitu dengan mengekspor para pengrajin keluar negeri seperti para pembatik halus dari Solo dan para pengukir dari Bali dengan alasan memberikan lapangan kerja kepada mereka. Tidak disadari bahwa para pengrajin tersebut merupakan aset yang sangat penting bagi pengembagan ekonomi kreatif di Indonesia. Memberikan mereka pekerjaan adalah sesuatu yang sangat baik, tetapi perlu dipikir “nilai” dan “keahlian” mereka. Ketika mereka dianggap sebagai alat produksi dengan kata lain sebagai buruh yang sekedar mencari makan di negeri lain permasalahannya menjadi lain. Bukankah lebih baik kemampuan mereka dimanfaatkan untuk mengembangkan produk-produk kriya Indonesia yang berdaya saing, bukan sebaliknya menciptakan produk-produk asing yang akan menjadi saingan produk Indonesia. Beberapa cerita di atas merupakan bukti bahwa kemampuan para pengrajin Indonesia yang telah mendapat pengakuan. Kemampuan tersebut menjadi lebih berarti jika dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia sekaligus meningkatkan harkat dan martabat serta taraf hidup para pengrajin Indonesia sesuai dengan azas “fair trade”.

            Dengan melakukan kolaborasi antara pengrajin dengan disainer merupakan suatu langkah yang berbasis produk-produk kriya yang berdaya saing. Dengan pelibatan disainer ini, para pengrajin dapat lebih berkonsentrasi kepada masalah produksi sehingga kualitas produk lebih terjaga. Di sisi lain pelibatan disainer untuk mendampingi pengrajin akan memberikan penghasilan kepada industri disain sehingga roda perekonomian dapat berputar. Sebagai contoh Cina, Usaha Kecil dan Menengah hanya dapat mencairkan bantuan jika didampingi dengan disainer sebagai jaminan akan dapat menghasilkan produk-produk inovatif berdaya saing. Kolaborasi antara para pengrajin dengan disainer Indonesia akan mampu menghasilkan produk-produk kriya Indonesia berdaya saing tinggi.

            Akibat keengganan dari para pengrajin mengembangkan disain sendiri dan lebih memilih menyontek produk kriya yang sudah laku dipasaran menyebabkan nilainya menjadi rendah baik dari sisi harga maupun kualitas yang tidak terjaga. Ketidakpahaman para pengrajin mengenai UU Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) menyebabkan apresiasi yang redah terhadap disain. Padahal dengan pemahaman yang baik para pengrajin dan disainer dapat berkolaborasi dalam memproteksi produk yang dihasilkan dan mengeksploitasinya sehingga memberikan keuntungan secara ekonomi. Kita belajar dari Thailand melalui proyek OTOPnya, One Tamon One Product (satu kampung satu produk). Di setiap daerah akan mempunyai satu produk yang spesifik, tidak diproduksi di daerah lain. Dengan demikian keunikan dan kualitas produk dapat dijaga sehingga nilai ekonomi dari produk juga tinggi.

            Setelah kita mempunyai produk kriya yang berdaya saing dan tentunya dalam penciptaannya sudah berorientasi kepada pasar tidaklah sulit dalam masalah pemasaran. Karena produk kriya yang dilepas ke pasar telah sesuai dengan target marketnya produk-produk kriya yang dihasilkan akan dengan mudah diserap oleh pasar bahkan dicari oleh para pembeli.

            Salah satu cara yang sering ditempuh pemerintah Indonesia yaitu dengan mengikuti pameran-pameran di luar negeri. Mengikuti pameran di luar negeri menjadi medium yang efektif jika dilakukan dengan perencanaan yang baik, pemilihan jenis pameran yang selektif sesuai dengan produk yang akan dipamerkan dan tentunya pemilihan produk yang dipamerkan melalui proses seleksi yang ketat. Seleksi ini diharapkan akan memacu para produsen Indonesia untuk menghasilkan produk-produk yang kompetitif.

            Pameran diluar negeri merupakan suatu cara untuk mempromosikan dan memasarkan produk kriya Indonesia di pasar global. Meskipun demikian ada hal-hal yang lain perlu dilakukan untuk mensukseskan keikutsertaan Indonesia dalam pameran yaitu melakukan kompanye pubic relations secara terpadu sehingga efektivitasnya dapat dicapai. Pemasaran bukanlah hal yang sulit jika produk-produk kriya Indonesia inovatif dan berdaya saing tinggi.

            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disain merupakan solusi yang tepat dalam usaha untuk memberdayakan produk-produk kriya Indonesia di era pasar global. Dengan disain yang baik keahlian para pengrajin Indonesia dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap mutu produk yang dihasilkan. Hubungan kerja yang sehat antara disain sebagai kreator dan pengrajin sebagi produsen dalam koridor UU Hak Kekayaan Intelektual akan membawa kearah produktivitas yang saling menguntungkan. Dengan pembinaan dan strategi yang baik, seni kriya Indonesia merupakan sumber kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di era ekonomi kreatif.

Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur  Bernilai Ekonomi Tinggi selengkapnya

Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bayi Sampai Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual

Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bayi Sampai Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual

Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan merupakan sebuah Skripsi Tugas Akhir yang mencoba memaparkan sebuah proses perancangan media untuk menginformasikan suatu pesan berkenaan dengan upaya kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan. Pemilihan manfaat pemberian ASI eksklusif ini sebagai studi kasus dalam Tugas Akhir ini didasari atas pertimbangan bahwa rendahnya tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif dikabupaten tabanan dan menduduki peringkat keenam di Bali. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktornya. Oleh karena itu dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan membutuhkan bantuan seorang desainer yang dapat merancang media komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif dengan harapan masyarakat mendapat informasi dan pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif ini.

Untuk memperoleh data dalam tulisan ini digunakan metode observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Setelah data-data tersebut terkumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Kemudian mengenai kriteria yang dijadikan indikator untuk menilai desain adalah: fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, estetis, simplicity, surprise, dan etis.

Adapun konsep dasar yang digunakan untuk perancangan media komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI ekskluif ini  adalah konsep simplicity. Dari segi ilustrasi, digunakan ilustrasi fotografi yang akan disempurnakan di media komputer. Dari segi tipografi, jenis font yang digunakan adalah jenis font yang mudah dibaca dan jelas seperti Arial, Bickham Script Pro Semibold,  Calibri, Century Gothic, One Stroke Script LET, Trebuchet MS dan font lainnya sesuai dengan kebutuhan media tersebut. Dan dari segi warna, warna putih dan biru (primer) akan lebih dominan digunakan yang memberikan kesan hidup sehat yang merupakan unsur dari kesehatan. Adapun beberapa rancangan media yang dibuat untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan diantaranya adalah : Poster, Spanduk, X- Banner, Flayer, Brosur, T-Shirt, Paper bag , Stiker, Pin, serta Katalog.

Kata kunci: ASI eksklusif, manfaat dari pemberian, media komunikasi visual.

Workshop Underwater Photography

Workshop Underwater Photography

Workshop Internasional Underwater dalam industri kreatif merupakan judul workshop yang digelar oleh ISI Denpasar pada hari senin (12/12) di Gedung Latta Mahosadi ISI Denpasar. Gelaran workshop ini diisi oleh presentasi dari seorang Fotografer yang juga seorang dosen dari Photography The New School for Design, New York City Mr.Keith Ellenbogen. Beliau mempresentasikan berbagai hasil foto yang telah diambilnya dari berbagai belahan dunia baik dari asia tenggara maupun bagian benua lainnya.

Khusus untuk workshop kali ini Mr. Keith memaparkan kesulitan serta tantangan yang dihadapi dalam mengambil foto bawah laut. “Ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama batasan waktu dalam menyelam serta objek harus mau mendekat kepada Photographer” ujar Mr.Keith. Tujuan workshop ini adalah mengkomunikasikan masalah-masalah lingkungan kepada kepada para mahasiswa melalui kisah-kisah visual berbasis konservasi.

Beberapa hal menarik yang ditawarkan dalam workshop tersebut adalah integrasi konservasi laut dan seni warna atau tekstur pola-pola yang diperoleh dari alam. Ini merupakan suatu kesempatan pembelajaran yang baik bagi mahasiswa ISI Denpasar, khususnya fotografi, dimana mahasiswa dapat mempelajari tentang fotografi dari seorang pakar yang memang bekerja di lapangan. Workshop ini dapat mengembangkan minat riset bagi mahasiswa fotografi khususnya dan ISI pada umumnya di masa depan.

Rektor ISI Denpasar menyambut dengan gembira pelaksanaan workshop ini agar dimanfaatkan untuk program studi Photography bisa go international begitu juga dekan FSRD memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan workshop ini. Sementara itu ketua Program Studi Photography, I Komang Arba Wirawan S.Sn., M.Sn  mengucapkan terimakasih kepada Ratna Cora  sebagai penghubung dari penyelenggaraan workshop ini. “Saya berharap kita dapat belajar mencintai lingkungan alam bawah laut dari fotografi” ungkap Arba.

Mahasiswa peserta workshop sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terlihat dari jumlah mahasiswa yang sangat banyak dan mengikuti workshop hingga usai. Dalam kesempatan ini juga dibarengi dengan perkenalan salah seorang Photographer lulusan jerman bernama Wiendi Winata yang mempresentasikan portfolionya secara singkat.

Pertimbangan  Dalam  Penentuan  Lantai  Untuk  Rumah Tinggal

Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal

Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn., M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Rumah  merupakan suatu tempat atau wadah untuk kita berlindung dari berbagai gangguan seperti hujan, angin, panas yang berlebihan, binatang buas dan masih banyak lagi. Di dalam rumah  kita juga bisa, melakukan berbagai aktivitas mulai dari tidur, makan, istirahat, mandi, bermain, belajar, memasak dan berbagai aktivitas lain yang mendukungnya. Untuk menunjang semua aktifitas tersebut, maka diperlukan suatu keamanan dan kenyamanan. Salah satu yang dapat menunjang kenyamanan tersebut adalah adalah lantai yang aman. Karena seperti kita ketahui lantai merupakan salah satu elemen interior yang berada baik diatas permukaan tanah, pada permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah yang mana berada dalam posisi horizontal (mendatar). Di dalam membangun suatu rumah, lantai merupakan bagian utama, karena didalam perencanaan baik perencanaan rumah type sangat sederhana maupun perencanaan rumah type mewah tentu tidak terlepas dan selalu memperhatikan pemilihan lantainya. Lantai juga dapat dipergunakan untuk membedakan suatu area dalam ruangan dengan membuat perbedaan ketinggian atau perbedaan penggunaan bahan atau warnanya.  Selain itu desain lantai yang disesuaikan dengan konsep suatu ruangan akan dapat membuat ruangan tersebut menjadi semakin indah.

Lantai adalah sebagai tempat berpijaknya bagi para pelaku aktifitas dan fasilitas yang mendukung aktifitas tersebut. Sehingga lantai merupakan bidang datar yang memikul dan menahan beban cukup berat. Oleh karena itu didalam perencanaannya atau dalam mendesain lantai harus selalu mendapat perhatian baik dari segi pemilihan bahan, kekuatan dan unsur estetika (keindahan).

Dewasa ini begitu banyak kita jumpai di pasaran jenis-jenis lantai atau bahan penutup lantai. Sehingga para konsumen menjadi bingung didalam menentukan mana yang baik digunakan untuk rumah tinggal. Selain itu dalam proses pemilihan bahan perlu juga diperhatikan karakter dari masing-masing bahan lantai tersebut, karena setiap bahan lantai mempunyai kelemahan dan kelebihan yang berbeda-beda.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan adanya alternatif-alternatif dan pertimbangan-pertimbangan, sehingga nantinya didalam menentukan bahan-bahan lantai untuk rumah tinggal konsumen dapat dengan mudah memilih bahan lantai yang aman dan nyaman untuk dipergunakan dan tentunya akan dapat membuat suasana ruangan yang memiliki nilai estetika. Sehingga konsumen dapat dengan mudah menentukan bahan-bahan lantai yang akan digunakan didalam perencanaan rumah tinggalnya. Begitu banyaknya ragam bahan lantai yang ada dipasaran dan kurangnya pengetahuan konsumen tentang karakter masing-masing bahan maka perlu didiperlukan adanya pertimbangan-pertimbangan serta alternatif-alternatif tentang bahan lantai.

MATERIAL DASAR PENUTUP LANTAI

Di Indonesia, sebelum kebudayaan barat masuk ke Indonesia masyarakat pribumi menggunakan tikar atau rotan sebagai penutup lantai. Dimana semua aktifitas seperti makan, tidur, belajar mereka lakukan di atas bahan tersebut. Anyaman rotan dan tikar sangat indah dan hangat sehingga dipergunakan sebagai bahan penutup lantai pada saat itu.  Sejak kebudayaan Barat mulai memasuki Indonesia maka tradisi tersebut sedikit demi sedikit mulai berubah. Dimana bangunan-bangunan mulai menggunakan bahan lantai seperti PC atau Ubin, teraso, marmer sebagai bahan penutup lantai.

Dari perkembangan tersebut sampai sekarang bahan-bahan penutup lantai sudah banyak ragamnya. Kita dapat menjumpainya dipasaran dalam berbagai bahan baik dari bahan batu alam, bahan yang dibuat dengan proses pembakaran salah satunya adalah bahan dari metal, vinyl, keramik, batu, kayu, maupun dari bahan kain, bahan sintetik dalam berbagai type, motif dan ukuran.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa bahan-bahan penutup lantai yang umumnya digunakan di Indonesia.

Keramik

Dewasa ini sudah banyak kita jumpai jenis-jenis keramik dengan warna, ukuran dan motif yang beraneka ragam. Bahkan ada jenis/ type keramik yang motifnya menyerupai bentuk-bentuk seperti batu alam, motif kayu, motif pasir dengan tekstur halus maupun kasar. Ada dua jenis type keramik yaitu keramik dengan permukaan yang mengkilap dan umumnya tidak bertekstur, umumnya digunakan untuk interior dan keramik dengan permukaan yang tidak mengkilap (doff) dengan permukaan bertekstur umumnya digunakan untuk area eksterior, kamar mandi. Keramik mempunyai sifat yang keras,  dengan permukaan yang solid dan tidak berpori sehingga tahan terhadap noda dan cuaca serta anggun dalam penampilannya. Bahan keramik juga memiliki kekuatan yang tinggi  sehingga tahan terhadap gesekan dan goresan. Untuk perawatan bahan keramik cukup dibersihkan dengan cara dilap atau dipel. Ukuran keramik untuk lantai yang ada dipasaran adalah 20x20cm, 30x30cm, 40x40cm, 40x40cm, 60x60cm bahkan ada ukuran 100x100cm.

 Kayu

Lantai kayu juga banyak digunakan karena memiliki sifat-sifat seperti tampak alami, dapat memberikan suasana hangat khususnya di malam hari, nyaman, tingkat kelenturan dan durabilitasnya yang tinggi. Penutup lantai dengan bahan kayu biasa disebut parket (parquet). Adapun jenis-jenis kayu yang umumnya digunakan adalah:

Kayu Lunak

Misalnya: Kayu Cemara, kayu ini biasanya digunakan sebagai papan permukaan. Kayu ini memiliki serat yang baik, dan menarik, kelemahan dari kayu ini adalah pada sambungannya biasanya bisa berkerut sehingga dapat membuat celah-celah yang dapat menampung kotoran, debu dan angin.

Kayu Keras

Kayu yang mempunyai sifat keras seperti Kayu Oak Putih atau Merah, Kayu Maple. Sistem pemasangan untuk kayu kerasbisa berupa pola-pola zig-zag (membelok-belok). Umumnya bahan kayu untuk penutup lantai sudah tersedia dalam bentuk papan, blok dan panel. Untuk pola Parket terdiri dari potongan-potongan kayu tipis dengan ketebalan minimum 20mm dan lebar 90mm sampai 140mm dalam bentuk segiempat dengan pola geometris.

Pemasangan bisa satu persatu dipasang berjejer dengan cara dilem/dipaku diatas sloff dengan ketebalan kayu pada panel. Untuk finishing dari bahan kayu ini biasanya diberi lapisan akhir dengan pilihan lapisan doff atau gloss. Agar permukaan kayu menjadi rata digunakan semacam dempul kayu. Selain itu hal yang perlu diperhatikan pada hasil akhir finishing  adalah harus yang dapat meningkatkan daya tahan atau kekuatan dari kayu tersebut, tahan terhadap air dan kotoran serta bercak-bercak. Disamping itu tidak menutupi serat-serat indah dari kayu tersebut sehingga tetap tampak alami.

Dewasa ini ada jenis parket yang dibuat dari potongan-potongan kayu yang tidak terpakai kemudian diolah sehingga menghasilkan parket kayu laminate. Laminate ada dua yaitu HDF (Hard Density Fiber) dan MDF (Medium Density Fiber). Perbedaan ini dilihat dari kekuatannya dimana   HDF memiliki kekuatan yang lebih tinggi daripada MDF.  Ukuran laminate yang ada dipasaran adalah 8mm-12mm dengan ukuran panel 19,5cmx120cm.

Penutup dari bahan Tekstil

Penutup lantai dari bahan tekstil seperti permadani dan karpet merupakan bahan yang sangat empuk sehingga menjadikan lantai lembut dan hangat. Bahan-bahan tersebut dapat dipasang di atas lantai beton yang dilengkapi dengan lapisan kedap air. Lantai ini mempunyai keuntungan yaitu dapat berfungsi sebagai peredam suara sehingga dapat mengurangi kebisingan/ perambatan. Selain dapat dipasang di atas lantai beton permadani atau karpet ini dapat juga digunakan pada lantai-lantai dengan permukaan tidak rata.

Permadani mempunyai motif atau gambar yang beraneka ragam sehingga  dapat dipilih sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pemakai. Permadani juga dilengkapi dengan lapisan dasar dari karet atau karet busa. Permadani mempunyai sifat menghangatkan, meredam suara dan dapat memperindah ruangan atau sebagai unsur estetika sebuah ruangan. Jenis permadani yang terbuat dari serat sintetis  akan memiliki kekuatan yang bagus, dimana permadani dengan bahan tersebut tidak akan  berubah warnanya apabila terkena cahaya, tahan lembab dan anti rengat.

Dari segi perawatan atau pemeliharaan cukup mudah yaitu dapat menyedot debunya dengan vacuum cleaner atau dapat juga dengan cara dicuci kemudian dijemur. Permadani sebenarnya tidak cocok digunakan untuk iklim tropis karena lembab, sehingga sulit dibersihkan dari debu dan kuman. Dalam pemilihan permadani yang baik,  hendaknya harus tahu ciri-cirinya yaitu memiliki tenunan yang rapat, tidak mudah luntur oleh cahaya atau sinar, memiliki warna-warna yang terang.

Pertimbangan  Dalam  Penentuan  Lantai  Untuk  Rumah Tinggal, selengkapnya

Pengumuman Pencairan Beasiswa Bidik Misi Angkatan 2011 semester I

Unduh Pengumuman dan Daftar Penerima Beasiswa Bidik Misi Angkatan 2011 : Klik Disini

PENGUMUMAN

Nomor : 3484/IT5.5.1/KM/2011

 TENTANG

PENCAIRAN BEASISWA BIDIK MISI ANGKATAN TAHUN 2011

UNTUK SEMESTER I TAHUN 2011

INSTITUT SENI INDOENSIA DENPASAR

Diumumkan kepada mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar Angkatan Tahun 2011 (nama-nama terlampir), bahwa dana beasiswa untuk Semester 1 (satu) dari bulan September 2010 s.d. Maret 2012 telah dicairkan melalui rekening bank mahasiswa masing-masing pada tanggal 6 Desember 2011.

Untuk memastikan telah ditransfernya dana beasiswa mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi angkatan 2011, agar mahasiswa mengecek rekeningnya untuk dilaporkan Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar dengan menyerahkan fotocopy bukti dana beasiswa yang sudah masuk atau ditransfer ke rekening penerima beasiswa Bidik Misi, dan sekaligus membayar biaya kegiatan kampus dan jas almamater sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah)

Demikian Pengumuman ini untuk dilaksanakan

 

 

Denpasar, 12 Desember 2011

a.n. Rektor

Pembantu Rektor III

TTd

Drs. I Made Subrata, M.Si.

NIP. 195202111980031002

Tembusan :

1. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar sebagai laporan

2. Dekan Fakultas Seni Pertunjukan untuk diketahui

3. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain untuk diketahui

Loading...