STRATEGI INOVASI DALAM DESAIN

Kiriman : I Putu Udiyana Wasista (Jurusan Desain Interior Institut Seni Indonesia Denpasar)

ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang strategi inovasi yang digunakan dalam dunia desain khususnya yang berhubungan dengan sistem industri. metode yang digunakan adalah literatur review dengan menganalisa artikel penelitian yang terkait dengan objek pembahasan. Hasilnya terdapat dua strategi inovasi dalam desain yaitu inovasi radikal dan inovasi bertahap yang memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing.
Kata Kunci : inovasi, desain, kreativitas, industri desain.

ABSTRACT
This article discusses the innovation strategies used in the design world especially those related to industrial systems. The method used is literature review by analyzing research articles related to the object of discussion. The result is that there are two innovation strategies in design namely radical innovation and incremental innovation that have their own characteristics and uniqueness.
Keywords : innovations, design, creativity, design industry

Selengkapnya dapat unduh disini

Dimeriahkan Fragmentari Cak Bermasker Pembukaan Pariwisata Bali untuk Wisatawan Nusantara

Dimeriahkan Fragmentari Cak Bermasker Pembukaan Pariwisata Bali untuk Wisatawan Nusantara

www.nusabali.com-dimeriahkan-fragmentari-cak-bermasker

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/78354/dimeriahkan-fragmentari-cak-bermasker#.XyIDqbIGmyI.facebook

NusaBali.com – Latihan Fragmentari Cak Era Baru di Wantilan ISI Denpasar, Rabu (29/7). .-IST

DENPASAR, NusaBali
Fragmentari ‘Cak Bermasker’ akan ditampilkan dalam acara pmbukaan pariwisata Bali untuk wisatawan Nusantara, di kawasan ITDC Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan Badung, Kamis (30/7) ini.
Cak tatanan era baru ini dipersembahkan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, mengatakan frgmentari yang disiapkannya ini terbulang baru, mengikuti protokol tatanan era baru cegah Covid-19. Masker yang dikenakan para penari didesain sedemikian rupa, sehingga seolah menjadi bagian utuh dari properti (kostum pentas).
Selain itu, para penari juga jaga jarak rata-rata 1 meter saat pentas. Karena itu, jumlah penari yang dilibatkan tidak banyak, hanya 18 orang. Apalagi, panggung pembukaan resmi wisatawan Nusantara yang disiapkan hanya berukuran 14 meter x 10 meter.
Kalau dalam kondisi normal, jumlah penari untuk pagelaran Tari Cak biasanya mencapai seratusan orang, tergantung luas stage. “Nah, untuk Cak Bermasker yang ditampilkan di Nusa Dua hari ini, durasi pentas hanya 4 menit, sebagai tarian penyambutan,” jelas Prof Arya Sugiarrha, Rabu (29/7).
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Garwa SSn MSn, para penari Cak Bermasker ini diambil dari mahasiswa Semester V Jurusan Kerawitan. Ada dua tokoh dalam ephos Ramayana yang akan menjadi tokoh sentral saat pembukaan wisatawan Nusantara nanti, yakni Hanuman (warna putih) dan Anggada (warna merah), keduanya melambangkan kekuatan. Warna yang dikenakan dua tokoh ini juga melambangkan Bendera Merah-Putih. “Kami hanya 3 kali latihan sebelum pentas,” katanya.
Sementara itu, pembukaan tahap kedua pariwisata Bali untuk wisatawan Nusantara akan dilakukan Kamis ini, dalam rangkaian Deklarasi ‘Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru Digitalisasi Berbasis QRIS’, di kawasan ITDC Nusa Dua. Acara pembukaan ini akan dihadiri Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Whisnutama Kasubandio, dan Gubernur Bali Wayan Koster bersama Forkompida dan stakeholder terkait. *k17

Gubernur Koster Minta ISI Denpasar Bangkitkan Kekayaan dan Kejayaan Budaya Bali

Gubernur Koster Minta ISI Denpasar Bangkitkan Kekayaan dan Kejayaan Budaya Bali

Sumber : http://www.baliekbis.com/gubernur-koster-minta-isi-denpasar-bangkitkan-kekayaan-dan-kejayaan-budaya-bali/

(Baliekbis.com),Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pencapaian visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di bidang kebudayaan semakin maju dengan diundangkannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan.

“Hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Bali dikandung semua di dalam peraturan daerah ini, sehingga kita sekarang telah memiliki aturan yang cukup memadai untuk memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali yang menjadi jantung kehidupan masyarakat Bali,” ujar Gubernur didampingi Ny. Putri Suastini Koster dan Wakil Gubernur yang juga Guru Besar ISI Denpasar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam rangka Dies Natalis XVII dan Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.M.Sn dan Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. di Gedung Natya Mandala, Kampus ISI Denpasar, Selasa (28/7).

Gubernur menambahkan Bali memiliki kekayaan tradisi sejak dahulu yang tumbuh dan dimanfaatkan oleh para leluhur. Selama ini kekayaan tradisi ini masih kurang serius dibangkitkan, dijaga, dipelihara serta dimajukan sehingga secara perlahan-lahan semakin mundur, luntur dan mungkin sudah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat di desa adat.

“Karena itu ini harus kita gali kembali, dibangunkan agar dia menjadi satu potensi yang mencerahkan kehidupan masyarakat di provinsi Bali serta juga mendorong perekonomian masyarakat Bali,” kata Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini.

Gubernur mengatakan dalam konteks pelaksanaan Peraturan Daerah ini serta Peraturan Gubernur sebelumnya yang berkenaan dengan kebudayaan, ISI Denpasar memiliki ruang yang cukup memadai untuk mengaktualisasikan potensi yang ada.

Menurutnya ISI Denpasar memiliki sumber daya yang mumpuni yakni dosen, mahasiswa serta sembilan 9 orang Guru Besar. “Saya kira ini sumber daya yang luar biasa untuk mengembangkan seni yang ada di Bali ini termasuk seni tradisi. Saya titip nanti dengan satu skema tertentu seni-seni tradisi yang berakar di desa adat yang tumbuh di desa adat yang digeluti oleh masyarakat desa adat kemudian sekarang ditinggal punah lantas dia tidak lagi muncul sebagai kekayaan seni, mohon supaya ISI Denpasar bergerak ke bawah melalui kegiatan pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata maupun juga kegiatan kemasyarakatan lainnya, turun ke bawah untuk masuk ke wilayah itu agar bersentuhan langsung dengan kekayaan seni yang ada di akar rumput,” katanya.

Menurut Gubernur inilah yang harus dikembangkan oleh ISI Denpasar dalam kegiatan Tri Dharma yang menjadi tugas utama sebagai perguruan tinggi. “Dengan demikian Saya kira seni dan budaya di Bali yang berbasis tradisi maupun juga yang berbasis modern itu akan terus maju terus berkembang di tengah-tengah dinamika lokal nasional dan global inilah yang menjadi kekayaan kita,” ujarnya.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum mengatakan dalam bidang pengabdian masyarakat tahun 2020 mahasiswa ISI Denpasar mengadakan KKN di desa adat masing-masing sebagai dukungan terhadap program Gubernur Bali.

Hanya saja dengan situasi pandemi program ngayah ke desa-desa dan pura-pura di Bali dengan berat hati harus dihentikan sementara. “Namun demikian, kami merasa bersyukur karena Bapak Gubernur dan Pemprov Bali telah menginisiasi dan membiayai penciptaan seni virtual yang telah tayang di media sosial dapat kami pastikan dari 202 sanggar seni yang dibantu oleh Bapak Gubernur mendapatkan bantuan penciptaan seni virtual itu 80 persen mahasiswa dan alumni ISI Denpasar,” ujarnya.

Pada kesempatan ini Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberi ucapan selamat kepada dua guru besar yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. dan Prof. Dr. I Wayan (Kun) Adnyana, S.Sn.M.Sn yang juga Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.(pem)

Praktek Berkesenian ISI Denpasar di Tengah Pandemi Covid-19

Praktek Berkesenian ISI Denpasar di Tengah Pandemi Covid-19

www.nusabali.com-praktek-berkesenian-isi-denpasar-di-tengah-pandemi-covid-19

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/76973/praktek-berkesenian-isi-denpasar-di-tengah-pandemi-covid-19#.XwVH_IYA7f4.facebook

NusaBali.com – Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum. .-YULIA

DENPASAR, NusaBali
Selama pandemi Covid-19, sistem pertemuan berubah dari tatap muka langsung menjadi pertemuan virtual.
Begitu pula di perkuliahan, sistem pembelajaran dengan tatap muka kini beralih menjadi proses belajar mengajar virtual. Di satu sisi, terdapat proses pembelajaran yang memerlukan praktek, seperti yang terdapat di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Di ISI Denpasar sendiri, sistem pembelajarannya mengacu pada 50% teori dan 50% praktek. Untuk pembahasan teori, memang tidak memiliki masalah dengan pembelajaran daring. “Yang teori sudah hampir tidak ada masalah. Saya kira untuk belajar daring dengan media yang cukup bagus, seperti Zoom dan lain-lain itu semua dosen sudah fasih dengan itu. Mahasiswa juga sudah kita berikan biaya pulsa,” ujar Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum kepada NusaBali, Selasa (7/7).

Sementara itu, dari segi praktek, pihak ISI Denpasar juga memiliki kebijakan tersendiri. Prof Arya Sugiartha menyebutkan, bahwa selagi praktek tersebut bisa dilakukan di rumah, maka tetap akan dilakukan di rumah. Salah satu yang menjadi contoh praktek ini yaitu dalam seni tari.

Dosen pengajar akan melakukan proses rekaman pada dirinya sendiri lebih dahulu untuk dibagikan ke mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mempelajari gerak tarian tersebut. Kemudian, mahasiswa juga akan melakukan perekaman dalam melakukan tarian tersebut dan dikirimkan ke dosen pengajar, sehingga dosen pengajar mampu memberikan umpan balik atas penampilan mahasiswanya.

Sementara itu, kebijakan lainnya yang dilakukan oleh ISI Denpasar yaitu dengan menimbang pembelajaran praktek yang memerlukan alat yang tidak dimiliki mahasiswa, seperti pada pembelajaran di laboratorium bagi mahasiswa Program Studi Film dan Televisi. “Nah kalau yang itu memang kita berikan izin untuk melakukan praktek di kampus. Kita izinkan, cuma tetap harus dia memenuhi protokol,” jelas Prof Arya Sugiartha.

Protokol yang dimaksud berupa pembersihan ruangan yang telah dilakukan secara rutin oleh Satgas Covid-19 ISI Denpasar, dan juga akan dilakukan setelah kelas tersebut berakhir. Juga, pembatasan jumlah mahasiswa yang menggunakan laboratorium tersebut dalam satu pertemuan, yang bisa dilakukan dengan memecah kelompok mahasiswa dalam dua sesi.

Praktek kesenian lainnya yang diizinkan memerlukan alat yaitu pada seni karawitan dan seni pedalangan yang memerlukan alat-alat kesenian di studio ISI Denpasar utamanya saat ujian tengah semester. Beruntung, dalam seni pedalangan biasanya tidak terlalu melibatkan banyak orang, dan rata-rata mahasiswa di seni karawitan memiliki satu atau dua alat tersebut di rumah atau di banjarnya masing-masing. “Kalau di Karawitan, paling tidak kendang dia punya di rumahnya. Beberapa alat yang ringan-ringan dia punya di rumahnya. Kalaupun dia tidak punya di rumahnya, dia punya di banjarnya atau di sanggarnya. Saya kira Karawitan selama ini tidak terlalu banyak di kampus, karena alat-alat gamelan Bali kan rata-rata masyarakat kita punya,” lanjutnya.

Sementara itu, ISI Denpasar kini juga tengah menuju persiapan penilaian Tugas Akhir (TA) mahasiswanya yang bakal digelar di kisaran akhir Juli hingga Agustus 2020. Untuk itu, konsep virtual juga menjadi opsi bagi mahasiswa ISI Denpasar yang karyanya hendak dinilai. Selain membuat karya tulis, karya seninya akan didokumentasikan dalam bentuk video untuk kemudian dinilai oleh dewan penguji. “Jadi mereka berkarya sendiri di rumah, membuat tari baru, membuat gamelan baru, direkam, dikasih ke pendukungnya, dipelajari. Nah kemudian itu yang akan kita ujikan dalam wujud seni virtual. Jadi itu format baru. Materinya tetap seni pertunjukkan, kemudian ditampilkan, dipublikasikan secara virtual,” papar Rektor Prof Arya Sugiartha.*cr74

UTBK ISI Denpasar Terapkan Protokol Covid-19

UTBK ISI Denpasar Terapkan Protokol Covid-19

www.nusabali.com-utbk-isi-denpasar-terapkan-protokol-covid-19

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/76803/utbk-isi-denpasar-terapkan-protokol-covid-19#.XwJzdHUMSmE.facebook

NusaBali.com – Pelakksanaan UTBK di ISI Denpasar, Minggu (5/7). .-IST

DENPASAR, NusaBali
Minggu (5/7) menjadi hari pertama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer yang bertempat di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Pelaksanaan UTBK di ISI Denpasar diikuti oleh sebanyak 2.815 peserta yang pelaksanaannya terbagi dalam dua tahap, yakni sesi pertama yang berlangsung pada 5-14 Juli 2020 dan sesi kedua pada 20-29 Juli 2020 mendatang.

Di hari pertama pelaksanaan UTBK ini, pihak ISI Denpasar menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 dengan ketat. Memasuki area kampus ISI Denpasar, peserta UTBK wajib melalui pengecekan suhu badan dengan batas suhu yakni 37,5derajat Celcius. Peserta juga dihimbau untuk tetap menggunakan masker. Sementara itu, tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga telah tersedia di lokasi UTBK.

“Secara teknis kita sudah siapkan semua. Teknis penyelenggaraan ujian tesnya, jadi reservoir, kemudian meja, ruang, dan seterusnya. Kemudian secara standar covid juga sudah kita laksanakan. Jarak minimal, isi ruang, kemudian kewajiban peserta dalam rangka memenuhi standar-standar covid itu. Dan syukur, hari ini sudah berjalan,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes, Minggu (5/7).

Memang, di hari pertama pelaksanaan UTBK, belum ada peserta yang terdeteksi memiliki suhu di atas 37,5 derajat Celcius. Namun jika terdapat peserta yang terdeteksi memiliki suhu yang lebih tinggi, maka peserta tidak diijinkan untuk memasuki area kampus dan mengikuti tes. Peserta yang tidak bisa mengikuti tes dengan alasan tersebut bisa mengikuti sesi force majeure atau dialihkan ke sesi kedua UTBK.

Dalam hal ini, pihak ISI Denpasar juga bekerjasama dengan Puskesmas Denpasar Timur untuk memantau kondisi selama UTBK berlangsung. “Kita sudah dapat izin dari Diskes Provinsi Bali, kemudian beliau meminta agar kita berkoordinasi dengan Puskesmas Dentim. Kemarin kita sudah melakukan sowan ke situ, nah diberikan personal contact jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan berkaitan dengan kesehatan,” lanjut Nyoman Artayasa didampingi oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Dr I Komang Sudirga dan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dr AA Gede Bagus Udayana.

Tak hanya dari sisi peserta, protokol juga dilakukan dengan melakukan disinfeksi pada ruangan UTBK yang mulai dilakukan sebelum pelaksanaan UTBK yang juga akan tetap dilakukan selama pergantian sesi. Selain itu, rapid tes dilakukan kepada para pengawas ruangan UTBK. Pengawas ruangan juga dibekali dengan masker dan vitamin.

Sementara itu, dari sisi teknis, ISI Denpasar yang dilengkapi dengan empat laboratorium digunakan secara optimal untuk pelaksanaan UTBK. “Jumlah peserta untuk tahun 2020 ini mencapai 2.815 peserta yang mendaftar di pusat UTBK ISI Denpasar. Dan ISI Denpasar sendiri menyiapkan infrastruktur sebanyak 110 komputer yang terbagi menjadi empat lab,” papar Koordinator TIK UTBK ISI Denpasar Nyoman Lia Susanthi SS MA.

Di antara empat laboratorium ini, terdapat laboratorium interior dengan kapasitas 30 orang, laboratorium DKV berkapasitas 35 orang, laboratorium bahasa 15 orang, dan laboratorium ISI berkapasitas 30 orang. “Sebelumnya kita rencananya ada mitra. Namun karena kondisi Covid-19 ini jadi kita terpaksa mitra dibatalkan. Sesuai dengan petunjuk LPMPT kita mengoptimalkan lab yang ada di kampus kita,” tambah Koordinator Pelaksana UTBK ISI Denpasar I Ketut Adi Sugita, didampingi oleh Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.

Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis, pihak ISI Denpasar juga melakukan persiapan seperti menyiapkan genset. Sementara, dua komputer cadangan di setiap ruangan telah disiapkan jikalau terdapat kendala seperti komputer hang atau terdapat masalah pada akun peserta. *cr74

Loading...