TARI SANGHYANG, RITUS TOLAK BALA MASYARAKAT BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstrak 

Alam pikiran masyarakat dinamistis Bali periode primitif  memunculkan tari-tarian spiritual yang kental dengan rasa pengabdian yang tulus. Kepercayaan kuat pada totemisme itu diekspresikan dalam tari-tarian persembahan yang umumnya berunsur trance dalam sajian yang polos alamiah. Fungsi tarian-tarian itu sebagai ritual tolak bala adalah mohon keselamatan dan perlindungan kepada roh-roh dan dewa-dewa. Tari Sanghyang yang kini masih disakralkan oleh masyarakat Bali merupakan salah satu kesenian peninggalan zaman pra-Hindu itu. Tari Sanghyang dipercaya mampu mengusir wabah penyakit atau mencegah kehadiran  roh-roh jahat yang ingin mencelakai desa.  Di  daerah-daerah pegunungan, kesenian ini sering ditampilkan bila misalnya ada wabah penyakit yang tiba-tiba berjangkit. Biasanya  aktivitas pementasan sanghyang  sampai  lebih  dari sebulan   dan   akan dihentikan  untuk sementara  bila  epidemi itu sudah dianggap tertanggulangi.

Kata kunci: sanghyang, ritual, tolak bala

Selengkapnya dapat unduh disini

BARANG BARU LEBIH BAIK : SEJARAH KEUSANGAN TERENCANA DAN CARA KERJANYA

Kiriman : I Putu Udiyana Wasista (Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)

ABSTRAK

            Keusangan terencana merupakan sebuah istilah dalam strategi pemasaran. Keusangan terencana bertujuan untuk membentuk dinamisme pasar dalam jual beli produk. Cara kerjanya dengan mengatur umur produk melalui dua hal, yaitu ketahanan komponen dan manipulasi tren. Melalui dua hal tadi, produk akan berputar cepat dan memaksa konsumen untuk terus membelinya. Cara ini akan terus membentuk iklim konsumtif bagi para konsumen, dan tentunya akan memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi produsen serta pengusaha.

Kata kunci : Keusangan terencana, dinamisme pasar, ketahanan produk, manipulasi tren.

ABSTRACT

            Planned obsolescence is a term in marketing strategy. Planned obsolescence aims to shape market dynamism in the sale and purchase of products. How it works by regulating product life through two things, component resilience and trend manipulation. Through these two things, the product will spin fast and force consumers to continue to buy it. This method will continue to shape the consumer climate for consumers, and of course will provide maximum benefits for producers and entrepreneurs.

Keywords : Planned obsolescence, market dynamism, product resilience, trend manipulation.

 Selengkapnya dapat unduh disini

FUNGSI REFERENSIAL DAN METALINGUISTIK CAMPUR KODE BAHASA DALAM SENI PERTUNJUKAN

Kiriman : I Gusti Ngurah Gumana Putra (Program Studi Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan)

Abstrak

Masyarakat Bali di era modern ini adalah masyarakat yang bilingualisme. Hal ini ditandakan dengan adanya penggunaan dua bahasa dalam komunikasi sehari hari yakni bahasa Bali sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau bahasa pergaulan nasional. Terlebih lagi, masyarakat Bali juga tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa asing seperti halnya bahasa Inggris, Jepang, dan lain sebagainya. Kondisi semacam ini disebut dengan multilingualisme. Multilingualisme adalah penggunaan lebih dari dua bahasa atau unsur bahasa dalam  kehidupan masyarakat. Gejala ini terjadi di semua bidang kehidupan masyarakat Bali. Secara khusus, kehidupan berkesenian juga menjadi ajang terjadinya multilingualisme. Seni pertunjukan yang menggunakan bahasa sebagai medianya juga sangat berpotensi mengalami gejala ini. Ciri yang paling kental dilihat dari sini yaitu terjadinya campur kode bahasa. Campur kode merupakan akibat dari adanya saling ketergantungan bahasa dalam kehidupan multilingualisme. Campur kode memiliki pengertian sebagai penggunaan unsur bahasa berbeda dalam tuturan bahasa pertama yang digunakan. Unsur tersebut bisa berupa kata, istilah, maupun frase. Campur kode memiliki fungsi tertentu sehingga hal ini bisa terjadi. Fungsi yang paling menonjol di sini adalah fungsi referensial dan fungsi metalinguistik. Fungsi referensial mengacu pada fungsi campur kode ketika bahasa yang pertama digunakan tidak memiliki kata atau istilah sebagai rujukan pada suatu objek tertentu. Fungsi metalinguistik mengacu pada fungsi ketika penutur dengan sengaja menyelipkan unsur bahasa berbeda ke dalam bahasa pertama, meskipun sudah ada istilah dalam bahasa pertama untuk merujuk suatu objek tertentu.

Kata Kunci: Campur Kode, Fungsi Referensial, Fungsi Metalinguistik

Selengkapnya dapat unduh disini

PENGARUH LINGKUNGAN AKADEMIS PADA KARYA PUTU SUTAWIJAYA

Kiriman : I Wayan Nuriarta ( Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar )

Abstrak

Putu Sutawijaya yang tumbuh di medan seni Yogyakarta dengan sadar melakukan pembacaan ulang terhadap seni rupa Bali, ia membuat ikon-ikon Bali seperti punggelan (kepala) Barong pada media kanvasnya, dengan warna-warna yang mencerminkan budaya Hindu-Bali seperti merah, putih, hitam dan coklat tua. Karya-karya yang menampilkan tubuh-tubuh yang dinamis memperlihatkan karya Putu Sutawijaya senantiasa mempersoalkan gerak tubuh. Kecendrungan untuk mengahadirkan tubuh-tubuh pada karyanya sudah muncul pada tahun 1998, ketika Putu Sutawijaya memulai karirnya sebagai seniman. Sejalan dengan pemaham tentang seni, Putu Sutawijaya juga mempelajari hal-hal yang formalistik dalam menilai karya seni terkait dengan pengolahan visual pada esensi rupa (aspek-aspek seni rupa; garis, bidang, warna, ruang dan tekstur). Dalam kenyataannya, perupa-perupa modern di Indonesia sebagaian besar merupakan produk akademis. Para seniman Bali yang tumbuh antara tahun 1970-1990an, dengan sadar melakukan pencarian unsur-unsur rupa dalam budaya tradisi yang berdasarkan budaya Hindu-Bali. Mereka juga tumbuh dari dunia akademis, dimana mereka diperkenalkan dengan kaidah-kaidah formal dan estetika seni rupa modern. Kaedah-kaidah formal inilah yang mendukung penciptaan karya-karya Putu Sutawijaya sebagai seniman. Kesemua karya- karya Putu Sutawijaya ini terwujud berkat adanya pengaruh budaya, adat-istiadat dan ajaran Hindu-Bali. Selain itu, dukungan akademis juga sangat berperan dalam menyusun wujud rupa kedalam bidang kanvas sesuai dengan aspek kaidah-kaidah formal.

Kata Kunci: Seniman, Putu Sutawijaya, Kaedah Akademis, Karya Seni Rupa, Bali

Selengkapnya dapat unduh disini

TINJAUAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SAMPUL MAJALAH TEMPO EDISI 16-22 MARET 2020

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Dosen Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar)

ABSTRAK

Sampul majalah Tempo edisi 16-22 Maret 2020 menjadi penting untuk ditinjau dari perspektif desain komunikasi visual karena sampul majalah ini memanfaatkan elemen-elemen komunikasi visual (ilustrasi, tipografi, layout, warna) dalam menyampaikan pesan secara simbolik. Edisi 16-22 Maret 2020 dipilih karena menjadi salah satu terbitan yang membahas tentang persoalan global yang melanda masyarakat dunia, yaitu peristiwa pandemik Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau Covid-19 yang kemudian disebut sebagai Virus Corona. Kehadiran sampul majalah Tempo pada edisi 16-22 Maret 2020 bermakna bahwa Covid-19 adalah virus besar yang melanda semua Negara di dunia termasuk Indonesia. Penanganan atau solusi pemecahan masalah terhadap penularan virus tersebut tidak bisa hanya diselesaikan oleh seorang kepala Negara saja. Kehadiran dan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus matarantai perkembangan virus corona. Sampul majalah ini ingin menyampaikan berita dengan data-data di lapangan untuk mengetahui lebih jauh perkembangan permasalahan Corona. Disisi lain, ilustrasi sampul majalah ini juga mengajak masyarakat agar terus waspada, menjaga kebersihan, menjaga kesehatan dan mengikuti arahan pemerintah dalam upaca pencegahan penularan virus Corona.

Kata Kunci: Tinjauan Desain, Tanda dan Makna, Virus Corona, Majalah TEMPO

Selengkapnya dapat unduh disini

TARI BARIS GEDE: MATA KULIAH PROGRAM DARMASISWA REPUBLIK INDONESIA DI ISI DENPASAR SEMESTER GASAL TAHUN 2019/2020

Kiriman : I Wayan Budiarsa (Program Studi  Tari FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Diplomasi hubungan luar negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satunya  menghandalkan seni dan budaya sebagai kekayaan warisan budaya yang adi luhung. Baik berupa tak benda (tangible), dan budaya tak benda (intangible). Guna mendorong tujuan tersebut, maka lembaga-lembaga seni terutama ISI Denpasar yang sebelumnya ASTI, STSI Denpasar telah  banyak melakukan lawatan keluar negeri dengan membawa misi kesenian khususnya dari daerah Bali, baik berupa tarian lepas, palegongan, dramatari, cak, dan balet Ramayana. Dampak semakin di kenalnya Bali, sehingga banyak perguruan tinggi luar negeri mengadakan kerjasama (MoU) melalui program pendidikan seni yang salah satunya program Darmasiswa Republik Indonesia.  Pada  tahun akademik semester gasal 2019/2020 diikuti oleh delapan (8) orang yakni, dua (2) mahasiswa, dan enam (6) mahasiswi. Adapun materi yang diberikan pada semester tersebut adalah tarian upacara Baris Gede, dengan menerapkan metode mengajar demontrasi, imitasi, ceramah, tanya jawab, dan diakhir perkuliahan menerapkan metode evaluasi sebagai tolak ukur dari hasil proses perkuliahan. 

Kata Kunci: Darma Siswa RI, 2019, Baris Gede.

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...