PENERAPAN UNSUR VISUAL PADA LOGO PETITENGET FESTIVAL TAHUN 2018

Kiriman : I Made Dwiarya Swandi (Program Studi Seni Program Magister Pascasarjana)

 ABSTRAK

Dalam logo Petitenget festival Than 2018 nilai estetika dilihat pada unsur desain antara lain ilustrasi, tipografi dan warna. Ilustrasi  adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan warna anda dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan. Tipografi adalah suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan dan menginterpretasi unsur visual pada logo Petitenget Festival tahun 2018. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan informasi tentang nilai unsur visual yang terdapat pada logo serta dapat memberikan pembaharuan dalam unsur warna. Teori yang digunakan adalah teori estetika, ilustrasi, tipografi dan warna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini  mengungkapkan penerapan unsur visual dan interpretasi dari penulis yang dilihat dari ilustrasi, tipografi dan warna.

Kata Kunci : Logo Petitenget Festival, Ilustrasi, Warna dan Tipografi

 

Selengkapnya dapat unduh disini

DEKONTRUKSI SEBAGAI KONSEPTUAL PENCIPTAAN TARI REJANG RENTENG

Kiriman : Anak Agung Gde Agung Indrawan (Program Studi Pengkajian Seni Program Magister Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Konseptual tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan merupakan sebuah pengembangan gerak tari Renteng Nusa Penida, dengan meggabungkan elemen gerak tari wali yang mengarah pada dekonstruksi gerak. Dekonstruksi dapat diartikan sebagai penataan ulang, dalam hal ini adalah gerak tari yaitu menata ulang dengan menambahkan jenis gerak tari lain atau mengurangi gerak yang tidak diperlukan pada tarian semula. Tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan Provinsi Bali merupakan penggabungan tiga bentuk gerak tari yaitu tari Rejang Dewa, tari Pendet, dan tari Renteng. Tujuan menganalisis tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan Provinsi Bali untuk mendapatkan pemahaman tentang konsep yang melatarbelakangi terciptanya tari Rejang Renteng ini melalui pendekatan historis. Jenis penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode kepustakaan dan dokumentasi, yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian terkait menganalisis konseptual penciptaan tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Hasil penelitian menyatakan bahwa ngerenteng merupakan konsep dari penciptaan tari Rejang Renteng Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Terciptanya tari Rejang Renteng berdasarkan dari hasil dekonstruksi gerak tari Renteng Nusa Penida, dengan menggabungkan elemen gerak dari tarian memendet dan tari Rejang Dewa.

Kata kunci: Konseptual, Nusa Penida, Dekonstruksi, Memendet

Selengkapnya dapat unduh disini

KARAKTER SEKARDIU HAMPIR KEHILANGAN IDENTITAS

Kiriman : Hasbullah (Program Studi Seni, Program Magister (s2) Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia Denpasar)

ABSTRAK

Perjalanan karakter Sekardiu sejak munculnya sosok Jaran Kamput sebagai stilasi/pengembangannya, menjadi terobang-ambing oleh berbagai benturan. Munculnya era postmodern sebagai alat/aktivitas baru dalam kehidupan sosial. Aktivitas baru yang bermunculan sebagai budaya postmodern dan mengabaikan budaya yang telah diwariskan. kehadiran budaya postmodern membuat Sekardiu dalam Jaran Kamput hampir kehilangan identitas. Bentuk Sekardiu yang digambarkan mirip kepala singa, badan kuda dan ekor naga menjadi bergeser, akibat kesalah pahaman atas asal usul Jaran Kamput. Faktor tersebut yang membuat identitas Sekardiu menjadi hampir tidak dikenali generasi muda. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriftif analitik dengan pendekatan teori transformasi, estetika postmodern dan makna budaya. Analisi ini  ingin menyajikan sosok karakter Sekardiu dalam Jaran Kamput hampir kehilangan identitas seperti kepala singa, badan kuda, dan ekor naga , karena terjadi pegeseran bentuk dan budaya.

Kata kunci: Karakter Sekardiu, Identitas

                                                           ABSTRACT

The journey of the character of Sekardiu since the emergence of the figure of Jaran Kamput as a stylization / development, has been ravaged by various collisions. The emergence of the postmodern era as a new tool / activity in social life. New activities that emerge as a postmodern culture and ignore the culture that has been inherited. the presence of a postmodern culture made Sekardiu in the Kamput Jaran almost lose its identity. The form of Sekardiu which is depicted like a lion’s head, the body of a horse and a dragon’s tail becomes shifted, due to a misunderstanding of the origin of Jaran Kamput. This factor makes Sekardiu’s identity almost unknown to the younger generation. The method used in this analysis is descriptive analytical with the theory of transformation approach, postmodern aesthetics and cultural meaning. This analysis wants to present the character of Sekardiu in Jaran Kamput almost losing its identity such as the head of a lion, the body of a horse, and the tail of a dragon, due to a shift in form and culture.

Keywords: Character Sekardiu, Identity

 

Selengkapnya dapat unduh disini

“BUNGAN DEDARI”, PARA BIDADARI PENABUH GAMELAN

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang digelar sejak tahun 1979, salah satunya menampilkan parade gong kebyar. Ternyata pentas gamelan kebyar katagori wanita, seperti terlihat pada PKB tahun 2019, tak kalah gemuruhnya bila dibandingkan dengan parade gong kebyar pria dewasa atau sajian gong kebyar anak-anak. Penampilan utusan masing-masing  kabupaten/kota senantiasa disambut antusias penonton yang datang dari penjuru Bali. Lebih dari itu,  keterampilan  menabuh gamelan yang mereka tunjukkan tak kalah apik dengan para penabuh pria, padahal biasanya para penabuh wanita itu pada umumnya baru mempersiapkan diri sekitar enam bulan sebelum menapak panggung kehormatan di arena Panggung Ardha Candra, Taman Budaya Bali.

Kata kunci: wanita, gong kebyar, pesta seni

 

Selengkapnya dapat unduh disini

DESAIN INTERIOR BALI MODERN PADA “HOTELVILLA SHANTI”

Kiriman : Ida Bagus Surya Putra (Prodi Desain Interior FSRD

Institut Seni Indonesia Denpasar)

ABSTRAK

Desain interior Bali Modern merupakan bangunan atau rumah tinggal yang memperpadukan antara bangunan tradisional dengan modern, dijaman sekarang banyak yang sudah menuju ke era modern tidak sedikit juga yang menggunakan tradisional bali sebagai gaya arsitektur atau interior, Melalui artikel ini masyarakat awam akan lebih mudah mengetahui tentang Desain Interior Bali Modern melalui penerapan tersebut biasanya menggunakan salah satu dari unsur Modern ataupun unsur tradisional, dan beberapa hotel memadukan antara unsur modern dengan unsur tradisional pada desain interior maupun fasad dari bangunan tersebut, salah satu yang menggunakan konsep tersebut contohnya adalah Villa Shanti yang terletak di Denpasar selatan, Villa tersebut sudah menuju era modern tidak menutup kemungkinan juga beberapa ruangan masih menerapkan tradisional bali demi menjaga kelestarian konsep bali itu sendiri, dimulai dari fasad, pintu, jendela atau ukiran-ukiran khas bali dengan warna coklat yang menjadi konsep tradisional bali itu sendiri. Villa tersebut menggunakan tradisional bali pada tampilan fasad dan untuk gaya modernnya menuju ke interior itu bisa menjadikan salah satu yang special dari desain interior dan dapat menjadikan Susana yang baru, adapun contoh-contoh gambar yang menampilkan suasana Tradisional Bali modern pada Villa Shanti di Bali.

Kata Kunci : Interior, Bali, Modern, Hotel

 

Selengkapnya dapat unduh disini

 

TINJAUAN DESAIN INTERIOR BALI MODERN BANGUNAN MONUMEN MUSEUM BAJRA SANDHI RENON, DENPASAR – BALI

Kiriman : Fabian Esa Nugraha (Program Studi Desain Interior FSRD Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran dan lain sebagainya. Kota Denpasar sebagai Ibukota Pulau Bali sangatlah menjunjung tinggi karya – karya kesenian masyarakatnya. Maka dari itu,  dibangunlah Museum Bajra Sandhi yang merupakan sebuah tempat edukasi, apreasi serta aktivitas seni budaya kreatif yang lahir dari seniman Kota Denpasar. Tempat ini sebagai salah satu kantong budaya yang diharapkan dapat melengkapi sejumlah destinasi pariwisata budaya yang ada di Kota Denpasar. Museum Bajra Sandhi ini di pusatkan di area Lapangan Nitimandala Renon Denpasar. Gedung yang memiliki branding Museum Bajra Sandhi ini tak lepas dari arsitektural yang kental akan budaya Bali yang tradisional maupun modern. Penerapan desain Bali pada Interior Gedung Museum Bajra Sandhi ini tercermin pada bagian dalam maupun luar bangunan. Adapun penerapan desain tradisional di terapkan ke dalam beberapa patung, pintu masuk yang menggunakan ornamen tradisional, ukiran tradisional yang terdapat pada luar bangunan dan di beberapa bagian pada pintu masuk. Sedangkan untuk penerapan desain modern bisa di lihat dari teknologi lighting yang memberikan aksen modern, material – material pabrikasi dan bentuk – bentuk furnitur maupun elemen pembentuk ruang yang minimalis.

Kata Kunci : Tradisional, Modern, Seni, Kota Denpasar, Museum

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...