Praktek Berkesenian ISI Denpasar di Tengah Pandemi Covid-19

Praktek Berkesenian ISI Denpasar di Tengah Pandemi Covid-19

www.nusabali.com-praktek-berkesenian-isi-denpasar-di-tengah-pandemi-covid-19

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/76973/praktek-berkesenian-isi-denpasar-di-tengah-pandemi-covid-19#.XwVH_IYA7f4.facebook

NusaBali.com – Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum. .-YULIA

DENPASAR, NusaBali
Selama pandemi Covid-19, sistem pertemuan berubah dari tatap muka langsung menjadi pertemuan virtual.
Begitu pula di perkuliahan, sistem pembelajaran dengan tatap muka kini beralih menjadi proses belajar mengajar virtual. Di satu sisi, terdapat proses pembelajaran yang memerlukan praktek, seperti yang terdapat di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Di ISI Denpasar sendiri, sistem pembelajarannya mengacu pada 50% teori dan 50% praktek. Untuk pembahasan teori, memang tidak memiliki masalah dengan pembelajaran daring. “Yang teori sudah hampir tidak ada masalah. Saya kira untuk belajar daring dengan media yang cukup bagus, seperti Zoom dan lain-lain itu semua dosen sudah fasih dengan itu. Mahasiswa juga sudah kita berikan biaya pulsa,” ujar Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum kepada NusaBali, Selasa (7/7).

Sementara itu, dari segi praktek, pihak ISI Denpasar juga memiliki kebijakan tersendiri. Prof Arya Sugiartha menyebutkan, bahwa selagi praktek tersebut bisa dilakukan di rumah, maka tetap akan dilakukan di rumah. Salah satu yang menjadi contoh praktek ini yaitu dalam seni tari.

Dosen pengajar akan melakukan proses rekaman pada dirinya sendiri lebih dahulu untuk dibagikan ke mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mempelajari gerak tarian tersebut. Kemudian, mahasiswa juga akan melakukan perekaman dalam melakukan tarian tersebut dan dikirimkan ke dosen pengajar, sehingga dosen pengajar mampu memberikan umpan balik atas penampilan mahasiswanya.

Sementara itu, kebijakan lainnya yang dilakukan oleh ISI Denpasar yaitu dengan menimbang pembelajaran praktek yang memerlukan alat yang tidak dimiliki mahasiswa, seperti pada pembelajaran di laboratorium bagi mahasiswa Program Studi Film dan Televisi. “Nah kalau yang itu memang kita berikan izin untuk melakukan praktek di kampus. Kita izinkan, cuma tetap harus dia memenuhi protokol,” jelas Prof Arya Sugiartha.

Protokol yang dimaksud berupa pembersihan ruangan yang telah dilakukan secara rutin oleh Satgas Covid-19 ISI Denpasar, dan juga akan dilakukan setelah kelas tersebut berakhir. Juga, pembatasan jumlah mahasiswa yang menggunakan laboratorium tersebut dalam satu pertemuan, yang bisa dilakukan dengan memecah kelompok mahasiswa dalam dua sesi.

Praktek kesenian lainnya yang diizinkan memerlukan alat yaitu pada seni karawitan dan seni pedalangan yang memerlukan alat-alat kesenian di studio ISI Denpasar utamanya saat ujian tengah semester. Beruntung, dalam seni pedalangan biasanya tidak terlalu melibatkan banyak orang, dan rata-rata mahasiswa di seni karawitan memiliki satu atau dua alat tersebut di rumah atau di banjarnya masing-masing. “Kalau di Karawitan, paling tidak kendang dia punya di rumahnya. Beberapa alat yang ringan-ringan dia punya di rumahnya. Kalaupun dia tidak punya di rumahnya, dia punya di banjarnya atau di sanggarnya. Saya kira Karawitan selama ini tidak terlalu banyak di kampus, karena alat-alat gamelan Bali kan rata-rata masyarakat kita punya,” lanjutnya.

Sementara itu, ISI Denpasar kini juga tengah menuju persiapan penilaian Tugas Akhir (TA) mahasiswanya yang bakal digelar di kisaran akhir Juli hingga Agustus 2020. Untuk itu, konsep virtual juga menjadi opsi bagi mahasiswa ISI Denpasar yang karyanya hendak dinilai. Selain membuat karya tulis, karya seninya akan didokumentasikan dalam bentuk video untuk kemudian dinilai oleh dewan penguji. “Jadi mereka berkarya sendiri di rumah, membuat tari baru, membuat gamelan baru, direkam, dikasih ke pendukungnya, dipelajari. Nah kemudian itu yang akan kita ujikan dalam wujud seni virtual. Jadi itu format baru. Materinya tetap seni pertunjukkan, kemudian ditampilkan, dipublikasikan secara virtual,” papar Rektor Prof Arya Sugiartha.*cr74

UTBK ISI Denpasar Terapkan Protokol Covid-19

UTBK ISI Denpasar Terapkan Protokol Covid-19

www.nusabali.com-utbk-isi-denpasar-terapkan-protokol-covid-19

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/76803/utbk-isi-denpasar-terapkan-protokol-covid-19#.XwJzdHUMSmE.facebook

NusaBali.com – Pelakksanaan UTBK di ISI Denpasar, Minggu (5/7). .-IST

DENPASAR, NusaBali
Minggu (5/7) menjadi hari pertama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer yang bertempat di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Pelaksanaan UTBK di ISI Denpasar diikuti oleh sebanyak 2.815 peserta yang pelaksanaannya terbagi dalam dua tahap, yakni sesi pertama yang berlangsung pada 5-14 Juli 2020 dan sesi kedua pada 20-29 Juli 2020 mendatang.

Di hari pertama pelaksanaan UTBK ini, pihak ISI Denpasar menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 dengan ketat. Memasuki area kampus ISI Denpasar, peserta UTBK wajib melalui pengecekan suhu badan dengan batas suhu yakni 37,5derajat Celcius. Peserta juga dihimbau untuk tetap menggunakan masker. Sementara itu, tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga telah tersedia di lokasi UTBK.

“Secara teknis kita sudah siapkan semua. Teknis penyelenggaraan ujian tesnya, jadi reservoir, kemudian meja, ruang, dan seterusnya. Kemudian secara standar covid juga sudah kita laksanakan. Jarak minimal, isi ruang, kemudian kewajiban peserta dalam rangka memenuhi standar-standar covid itu. Dan syukur, hari ini sudah berjalan,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes, Minggu (5/7).

Memang, di hari pertama pelaksanaan UTBK, belum ada peserta yang terdeteksi memiliki suhu di atas 37,5 derajat Celcius. Namun jika terdapat peserta yang terdeteksi memiliki suhu yang lebih tinggi, maka peserta tidak diijinkan untuk memasuki area kampus dan mengikuti tes. Peserta yang tidak bisa mengikuti tes dengan alasan tersebut bisa mengikuti sesi force majeure atau dialihkan ke sesi kedua UTBK.

Dalam hal ini, pihak ISI Denpasar juga bekerjasama dengan Puskesmas Denpasar Timur untuk memantau kondisi selama UTBK berlangsung. “Kita sudah dapat izin dari Diskes Provinsi Bali, kemudian beliau meminta agar kita berkoordinasi dengan Puskesmas Dentim. Kemarin kita sudah melakukan sowan ke situ, nah diberikan personal contact jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan berkaitan dengan kesehatan,” lanjut Nyoman Artayasa didampingi oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Dr I Komang Sudirga dan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dr AA Gede Bagus Udayana.

Tak hanya dari sisi peserta, protokol juga dilakukan dengan melakukan disinfeksi pada ruangan UTBK yang mulai dilakukan sebelum pelaksanaan UTBK yang juga akan tetap dilakukan selama pergantian sesi. Selain itu, rapid tes dilakukan kepada para pengawas ruangan UTBK. Pengawas ruangan juga dibekali dengan masker dan vitamin.

Sementara itu, dari sisi teknis, ISI Denpasar yang dilengkapi dengan empat laboratorium digunakan secara optimal untuk pelaksanaan UTBK. “Jumlah peserta untuk tahun 2020 ini mencapai 2.815 peserta yang mendaftar di pusat UTBK ISI Denpasar. Dan ISI Denpasar sendiri menyiapkan infrastruktur sebanyak 110 komputer yang terbagi menjadi empat lab,” papar Koordinator TIK UTBK ISI Denpasar Nyoman Lia Susanthi SS MA.

Di antara empat laboratorium ini, terdapat laboratorium interior dengan kapasitas 30 orang, laboratorium DKV berkapasitas 35 orang, laboratorium bahasa 15 orang, dan laboratorium ISI berkapasitas 30 orang. “Sebelumnya kita rencananya ada mitra. Namun karena kondisi Covid-19 ini jadi kita terpaksa mitra dibatalkan. Sesuai dengan petunjuk LPMPT kita mengoptimalkan lab yang ada di kampus kita,” tambah Koordinator Pelaksana UTBK ISI Denpasar I Ketut Adi Sugita, didampingi oleh Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.

Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis, pihak ISI Denpasar juga melakukan persiapan seperti menyiapkan genset. Sementara, dua komputer cadangan di setiap ruangan telah disiapkan jikalau terdapat kendala seperti komputer hang atau terdapat masalah pada akun peserta. *cr74

ISI Denpasar tunda agenda internasional karena COVID-19

ISI Denpasar tunda agenda internasional karena COVID-19

ISI Denpasar tunda agenda internasional karena COVID-19

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/203006/isi-denpasar-tunda-agenda-internasional-karena-covid-19

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa. (ANTARA/Ni Luh Rhisma)Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar terpaksa menunda sejumlah agenda internasional yang menjadi program prioritas sepanjang 2020 sebagai imbas dari pandemi COVID-19.

“Di tengah pandemi COVID-19 ini, tentu kami tidak mau mengambil risiko, begitu pun pihak luar negeri, sehingga kedua pihak memilih membatalkan atau menunda agenda prioritas karena pada dasarnya pandemi ini jadi permasalahan di seluruh dunia,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Ketut Garwa di Denpasar, Selasa.

Delegasi kampus seni “pelat merah” di Denpasar itu, sedianya menggelar pertunjukan bertajuk “Enoshima Bali Sunset” di Jepang serta kegiatan serupa di Thailand.

“Meskipun agenda tersebut berskala kecil, namun sangat bermanfaat untuk menaikkan nilai tawar dan memperkuat jejaring ISI Denpasar di kancah internasional,” ujarnya didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.

Baca juga: ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19

Tahun ini, ISI Denpasar juga membatalkan dua kunjungan dua guru besar asal Jepang, yakni Profesor Katagiri dari Okinawa Prefectural University of Art (OPUA) dan Profesor Kubota dari Kunitachi College of Music.

Untuk menjaga produktivitas perencanaan dan kerja sama pada masa pandemi, Garwa mengaku telah berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) untuk merancang draf kerja sama dengan OPUA yang akan ditandatangani secara digital oleh kedua pimpinan insitusi tersebut.

Ia mengatakan kegiatan berupa program Pertukaran Pelajar Nusantara (Permata) tetap bisa diikuti oleh ISI Denpasar. Program dari Kemendikbud itu memberi kesempatan kepada mahasiswa bertukar wawasan pada kampus yang mengelola bidang ilmu yang sama.

“Misalnya mahasiswa ISI Yogyakarta bertukar dengan ISBI Tanah Papua, ISI Denpasar dengan ISI Padang Panjang, dan sebagainya,” ucap akademisi asal Kabupaten Bangli itu.

Baca juga: ISI Denpasar revisi kegiatan untuk biayai pencegahan COVID-19

Terkait dengan perencanaan pada 2021, tambah Garwa, ISI Denpasar masih menyesuaikan dengan masa darurat pandemi COVID-19 hingga pertengahan tahun.

“Untuk 2021, perencanaan kami masih sama dengan sekarang hingga pertengahan tahun, kami asumsikan pandemi belum berakhir di Juni 2021. Dan memang kita semua tidak tahu kapan semua ini akan berakhir,” ujar dia.

Menurut Garwa, hal terpenting saat ini lembaga sedang membantu mahasiswa agar proses perkuliahan secara daring berjalan secara optimal.

“Contohnya perencanaan anggaran bantuan kuota internet untuk mahasiswa agar tidak ada kesan perkuliahan dan proses akademik terbengkalai,” katanya.

 Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA

ISI Denpasar revisi kegiatan untuk biayai pencegahan COVID-19

ISI Denpasar revisi kegiatan untuk biayai pencegahan COVID-19

ISI Denpasar revisi kegiatan untuk biayai pencegahan COVID-19

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/202778/isi-denpasar-revisi-kegiatan-untuk-biayai-pencegahan-covid-19

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Drs I Gusti Ngurah Seramasara, MHum (Antaranews Bali/Dok Pemprov Bali/2020)Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar merevisi sejumlah kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya untuk membiayai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan mendukung kelancaran pembelajaran sistem daring.

“Karena pandemi ini, banyak anggaran kegiatan yang kemudian diarahkan untuk pencegahan COVID-19 dengan pembelian sejumlah APD, termasuk membayar kebutuhan pembelian pulsa kepada mahasiswa supaya perkuliahan tetap bisa berjalan secara daring,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Drs I Gusti Ngurah Seramasara, MHum, dalam keterangan resmi yang diterima di Denpasar, Senin.

Dengan adanya perubahan postur anggaran, lanjut dia, otomatis juga mengubah kegiatan yang sudah direncanakan masing-masing unit kerja.

Ia mencontohkan pelaksanaan wisuda yang semestinya dilaksanakan pada Februari lalu, tetapi harus diundur menjadi September mendatang. 

Untuk konsepnya, ujar dia, masih digodok apakah akan dilaksanakan penuh secara daring, ataukah ada perwakilan wisudawan yang menghadiri kegiatan wisuda secara langsung.

Meskipun ada sejumlah revisi kegiatan dan anggarannya karena pandemi COVID-19, Seramasara memastikan proses keuangan di kampus seni “pelat merah” itu tetap berjalan dengan baik dan lancar.

“Tidak sampai ada kesalahan fatal penggunaan anggaran, meskipun ada revisi karena kami melakukan pembayaran itu sesuai perencanaan,” ucapnya, didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.

Dalam kesempatan itu, ia juga meluruskan adanya tudingan yang menyebutkan pihak kampus telah mempersulit atapun menghambat mahasiswa untuk memperoleh Bantuan Sosial Tunai-Perguruan Tinggi (BST-PT) dari Pemerintah Provinsi Bali.

Menurut Seramasara, ISI Denpasar sebenarnya mendapatkan kuota BST-PT dari Pemprov Bali untuk 700 mahasiswa, hanya saja akhirnya BST-PT yang bisa disalurkan sekitar 100-an mahasiswa.

Penyebabnya karena ada sejumlah persyaratan administrasi yang tidak berhasil dilengkapi oleh mahasiswa calon penerima BST-PT seperti misalnya surat keterangan yang menyatakan bahwa orang tua terkena pemutusan hubungan kerja ataupun surat keterangan tidak mampu.

“Selain itu, mahasiswa dalam menanggapi pengumuman BST-PT tersebut ada yang cekatan langsung melengkapi persyaratan, namun ada juga yang terkesan ogah-ogahan,” ujarnya.

Ketika mahasiswa yang keinginannya “setengah hati” ini untuk mendapatkan BST-PT tersadar untuk melengkapi persyaratan, namun dihadapkan pada ketentuan batas waktu melengkapi persyaratan yang sudah tutup.

Jadi, kata Seramasara, beberapa persoalan tersebut yang menjadikan kuota BST-PT tidak bisa terserap seluruhnya. Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA

ISI Denpasar Padukan Kuliah Daring dan Konvensional

ISI Denpasar Padukan Kuliah Daring dan Konvensional

nggala P Putra

Seorang mahasiswa mengikuti kuliah secara daring menggunakan aplikasi.
Seorang mahasiswa mengikuti kuliah secara daring menggunakan aplikasi.Foto: ANTARA/SenoISI padukan sistem perkuliahan daring dan tatap muka di tengah pandemi.

Sumber : https://republika.co.id/berita/qdkhjv284/isi-denpasar-padukan-kuliah-daring-dan-konvensional

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Institut Seni Indonesia Denpasar berencana memadukan sistem perkuliahan daring dan tatap muka (konvensional) di tengah pandemi Covid-19. Langkah itu disebut untuk menyempurnakan sistem perkuliahan dari satu-satunya kampus seni “pelat merah” di wilayah Bali dan Nusa Tenggara itu.

“Semester depan, kami akan berencana menata itu (perkuliahan) dengan baik, kami kombinasikan antara daring dan pertemuan fisik, sehingga benar-benar bisa diatasi suasana Covid-19 ini. Seberapa kita berani bertemu dengan fisik, seberapa secara daring. Atau yang mana bisa dilakukan daring dan yang mana diperlukan assessment lapangan,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Kamis (16/7).

Menurut Prof Artayasa, sejak diberlakukannya status darurat Covid-19 di dunia pendidikan mulai pertengahan Maret 2020, pimpinan ISI Denpasar telah langsung merespon dengan menyiapkan perkuliahan secara online atau dalam jaringan (daring).

“Begitu ada instruksi dari pusat, kami langsung koordinasi dengan bagian IT di kampus. Semua dosen sudah punya email, kami manfaatkan perkuliahan dengan aplikasi google clasroom, termasuk bimbingan proposal skripsi dan tesis,” ujarnya didampingi Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.

Mengingat hingga saat ini pemerintah belum mengizinkan perguruan tinggi menggelar perkuliahan tatap muka langsung (konvensional), Artayasa mengaku akan menyempurnakan perkuliahan daring, berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya.

Dalam memadukan perkuliahan daring dengan tatap muka langsung, lanjut Prof Artayasa, tentunya disesuaikan dengan mata kuliah atau ujian apa yang bisa di-daring-kan, dan mana yang harus digelar langsung.

“Pandemi ini secara tidak langsung memaksa civitas akademika menguasai teknologi informasi yang menjadi keniscayaan menghadapi era revolusi industri 4.0,” katanya.

Praktik seni, ujar Prof Artayasa, juga bisa dilakukan secara daring dengan merekam proses dari awal penciptaan kemudian diserahkan pada dosen. Kalau ada yang belum, kemudian dilakukan di kampus.

“Seperti praktik pedalangan dilakukan di kampus dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Intinya kami selektif, tidak seperti dulu sebebas kita melihat kemampuan mahasiswa

Di sisi lain mengenai riak-riak protes mahasiswa ISI Denpasar yang menuntut bantuan kuota internet beberapa waktu lalu, Artayasa mengaku bisa memakluminya karena adanya ‘kegagapan’ dari pemerintah pusat dan internal kampus sebagai eksekutor. Namun ia menegaskan sudah berupaya semaksimal mungkin membantu mahasiswa.

Sejumlah mahasiswa ada yang mencari informasi tentang bantuan kuota internet gratis ke kampus-kampus ISI di luar Bali. “Ada mahasiswa yang bilang di ISI Yogyakarta sudah memberikan kuota internet gratis ke mahasiswanya. Setelah kita cek ternyata belum. Jadi persoalan kita secara nasional sama,” ujarnya.

Pada prinsipnya, lanjut Prof Artayasa, ISI Denpasar ingin bekerja bersih. Apalagi menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ada prosedur ketat yang harus dilewati, tidak bisa terburu. Ia juga meminta mahasiswanya tidak membandingkan bantuan kuota internet dengan perguruan tinggi swasta yang jelas-jelas beda manajemen.

Ia memastikan baik pemerintah daerah dan pusat telah berupaya maksimal membantu mahasiswa di perguruan tinggi negeri maupun swasta agar operasional kampus tetap berjalan. Salah satu buktinya adalah pemerintah telah merelaksasi biaya UKT dan membantu biaya Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP).

ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19

ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19

ISI Denpasar padukan kuliah daring dan konvensional di tengah COVID-19

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/202310/isi-denpasar-padukan-kuliah-daring-dan-konvensional-di-tengah-covid-19

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes (Antaranews Bali/Dok ISI Denpasar/2020)Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar berencana memadukan sistem perkuliahan daring dan tatap muka (konvensional) di tengah pandemi COVID-19, untuk menyempurnakan sistem perkuliahan dari satu-satunya kampus seni “pelat merah” di wilayah Bali dan Nusa Tenggara itu.

“Semester depan, kami akan berencana menata itu (perkuliahan) dengan baik, kami kombinasikan antara daring dan pertemuan fisik, sehingga benar-benar bisa diatasi suasana COVID-19 ini. Seberapa kita berani bertemu dengan fisik, seberapa secara daring. Atau yang mana bisa dilakukan daring dan yang mana diperlukan ‘assessment’ lapangan,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Kamis.

Menurut Prof Artayasa, sejak diberlakukannya status darurat COVID-19 di dunia pendidikan mulai pertengahan Maret 2020, pimpinan ISI Denpasar telah langsung merespons dengan menyiapkan perkuliahan secara “online” atau dalam jaringan (daring).

“Begitu ada instruksi dari pusat, kami langsung koordinasi dengan bagian IT di kampus. Semua dosen sudah punya email, kami manfaatkan perkuliahan dengan aplikasi google clashroom, termasuk bimbingan proposal skripsi dan tesis,” ujarnya didampingi Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.

Mengingat hingga saat ini pemerintah belum mengizinkan perguruan tinggi menggelar perkuliahan tatap muka langsung (konvensional), Artayasa mengaku akan menyempurnakan perkuliahan daring, berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya.

Baca juga: ISI Denpasar selenggarakan UTBK dengan protokol kesehatan ketat

Dalam memadukan perkuliahan daring dengan tatap muka langsung, lanjut Prof Artayasa, tentunya disesuaikan dengan mata kuliah atau ujian apa yang bisa di-daring-kan, dan mana yang harus digelar langsung.

“Pandemi ini secara tidak langsung memaksa civitas akademika menguasai teknologi informasi yang menjadi keniscayaan menghadapi era revolusi industri 4.0,” katanya.

Praktik seni, ujar Prof Artayasa, juga bisa dilakukan secara daring dengan merekam proses dari awal penciptaan kemudian diserahkan pada dosen. Kalau ada yang belum, kemudian dilakukan di kampus.

“Seperti praktik pedalangan dilakukan di kampus dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Intinya kami selektif, tidak seperti dulu sebebas kita melihat kemampuan mahasiswa

Di sisi lain mengenai riak-riak protes mahasiswa ISI Denpasar yang menuntut bantuan kuota internet beberapa waktu lalu, Artayasa mengaku bisa memakluminya karena adanya ‘kegagapan’ dari pemerintah pusat dan internal kampus sebagai eksekutor. Namun ia menegaskan sudah berupaya semaksimal mungkin membantu mahasiswa.

Sejumlah mahasiswa ada yang mencari informasi tentang bantuan kuota internet gratis ke kampus-kampus ISI di luar Bali. “Ada mahasiswa yang bilang di ISI Yogyakarta sudah memberikan kuota internet gratis ke mahasiswanya. Setelah kita cek ternyata belum. Jadi persoalan kita secara nasional sama,” ujarnya.

Baca juga: Wagub Bali minta ISI Denpasar rumuskan protokol pertunjukan seni

Pada prinsipnya, lanjut Prof Artayasa, ISI Denpasar ingin bekerja bersih. Apalagi menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ada prosedur ketat yang harus dilewati, tidak bisa terburu. Ia juga meminta mahasiswanya tidak membandingkan bantuan kuota internet dengan perguruan tinggi swasta yang jelas-jelas beda manajemen.

Ia memastikan baik pemerintah daerah dan pusat telah berupaya maksimal membantu mahasiswa di perguruan tinggi negeri maupun swasta agar operasional kampus tetap berjalan. Salah satu buktinya adalah pemerintah telah merelaksasi biaya UKT dan membantu biaya Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP).

Pewarta : Ni Luh Rhismawati
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA

Loading...