COK GD RAKA SWENDRA,“Polisi DKV” yang Memasuki Masa Purnatugas

COK GD RAKA SWENDRA,“Polisi DKV” yang Memasuki Masa Purnatugas

Gambaran sosok polisi adalah seseorang yang tertib, rapi, menjalankan tugas dan peraturan sesuai dengan ideal yang berlaku. Gambaran ini sangat sesuai disematkan pada dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (PS DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) Drs. Cokorda Gde Raka Swendra, M.Si yang sering disapa dengan sebutan Pak Cok Raka.

Drs. Cokorda Gde Raka Swendra (Pak Cok Raka) Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar

Pak Cok Raka selalu hadir ke kampus, dan tentu saja ke ruang-ruang kelas perkuliahan dengan pakaian yang rapi lengkap dengan berbagai “senjata” mengajar. Sebagai sosok dosen senior di PS DKV, Pak Cok Raka sangat tepat dijadikan rollmodel di kampus oleh teman sejawat dan tentu saja oleh dosen yunior lainnya. Sosok yang memiliki ciri kumis yang rapi ini selalu menyiapkan perkuliahan dengan sangat tertib. Sebut saja pembuatan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) selalu dibuat dengan sangat teliti dan terstruktur. RPS lengkap dengan kontrak perkuliahan dan daftar hadir mahasiswa selalu dibawanya.

Dalam bidang akademik, metode perkuliahan yang dilakukan Pak Cok Raka tentu tidak ada yang meragukan. Sebagai pendidik, Pak Cok Raka adalah simbol ketauladanan. Hadir tepat waktu dalam setiap mengajar, rapat, ataupun dalam kegiatan akademik lain seperti acara seminar-seminar baik yang diadakan di kampus ataupun luar kampus. Ia mengajar sesuai dengan jadwal dan tepat waktu. Materi yang diajarkan pun selalu padat, meski dalam keseriusannya selalu ada humor yang dilontarkan untuk mencairkan suasana perkuliahan, dan menghidupkan suasana.

Drs. Cokorda Gde Raka Swendra (kiri) bersama Drs. I Nengah Sudika Negara, M.Erg (kanan).

Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar

Sebagai sosok senior di PS DKV, Pak Cok Raka selalu memberikan contoh yang baik terutama dalam hal kedisiplinan. Pun dalam setiap rapat di PS DKV, Pak Cok Raka selalu memberikan kontribusi, masukan, pendapat/opini terkait dengan kebijakan-kebijakan yang diambil PS. Acuan opini yang disampaikan selalu terstruktur, teratur dan terukur. Pendapatnya sulit dibantah, karena opini yang disampaikan selalu dilengkapi dengan data. Tidak mengherankan kemudian, Pak Cok Raka sempat menduduki jabatan sebagai anggota Senat di tingkat Institut. Tugasnya adalah merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan institusi ISI Denpasar. Tugas ini dilaksanakan oleh Senat dalam bentuk pembahasan dan pembentukan sampai terbentuknya Statuta, Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Operasional (RENOP), serta merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian civitas akademik. Ia duduk sebagai perwakilan FSRD untuk menyuarakan kepentingan FSRD dan juga ISI Denpasar.

Kordinator PS DKV FSRD ISI Denpasar menyerahkan kenang-kenangan kepada Pak Cok Raka Sumber: dokumentasi DKV 2023

Bulan Mei 2023 tercatat sebagai bulan berakhirnya tugas Pak Cok Raka sebagai dosen di PS DKV secara administrasi, namun sebagai dosen dalam kehidupan sehari-hari, Pak Cok Raka masih sangat diharapkan berbagi berbagai opininya terkait dengan kemajuan PS maupun perkembangan keilmuan desain komunikasi visual pada umumnya. Pak Cok Raka adalah seorang akademisi yang kritis dalam berbagai persoalan, beliau adalah tauladan.

Drs. I Nengah Sudika Negara, M.Erg (Pak Sudika) yang saat ini duduk sebagai wakil dekan bidang umum FSRD ISI Denpasar adalah soulmate Pak Cok Raka. Pak Sudika menyampaikan bahwa Pak Cok Raka sebagai dosen yang tertib. Pada masa purna tugas Pak Cok Raka, wakil dekan dua ini mendoakan semoga Pak Cok Raka selalu dalam keadaan sehat, dan bagi dosen lain diharapkan mampu melanjutkan kebiasaan disiplin Pak Cok Raka.

Koordinator PS DKV, Agus Ngurah Arya Putraka, S.Sn., M.Sn juga menyatakan bahwa Pak Cok Raka adalah dosen yang sangat disiplin dan bertanggungjawab, selalu bertindak berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, selalu kooperatif, berkoordinasi dalam membangun PS DKV hingga prodi ini sukses meraih akreditasi Sangat Baik (A). Putraka juga menambahkan harapannya, dengan mendoakan Pak Cok Raka sehat selalu, terus bersedia berkontribusi pada PS DKV dan masyarakat luas.

Putraka selaku Kordinator PS DKV membuat acara untuk menandai purnatugasnya Pak Cok Raka. Dibantu oleh Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn (panitia), acara berlangsung penuh haru. Desi (penulis memanggilnya mbak Desi) menyampaikan bahwa acara ini dirancang persiapannya selama satu bulan. Dengan melakukan berbagai survey tempat acara, menyusun kegiatan dan hal-hal lainnya. Tanggal 15 Mei digunakan untuk melangsungkan acara purnatugas Pak Cok Raka. Pemilihan bulan Mei juga dikarenakan Pak Cok Raka berulang tahun di bulan tersebut. Panitia menyiapkan kenang-kenangan, salah satunya adalah pakaian adat (Bali) lengkap. Syukur semua dosen bisa hadir dalam acara ini, tegas mbak Desi selaku panitia acara. Acara pun diakhiri dengan foto bersama. (*nuriarta).

Pak Cok Raka bersama dosen-dosen DKV FSRD ISI Denpasar Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar

KULIAH UMUM GUBERNUR BALI BERTEMA “44 TONGGAK PERADABAN PENANDA BALI ERA BARU”

KULIAH UMUM GUBERNUR BALI BERTEMA “44 TONGGAK PERADABAN PENANDA BALI ERA BARU”

Gubernur Bali I Wayan Koster mengisi kuliah umum di Institut Seni Indonesia Denpasar. Berlangsung pada hari Kamis 25 Mei 2023, yang bertempat di Gedung Citta Kelangen, kuliah umum dihadiri segenap dosen dan mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar.

Kuliah umum bertema “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru”, ditandai dengan penguatan karakter budaya Bali pada tiap-tiap sendi kehidupan masyarakat Bali. Menjadi pusat peradaban dunia, merupakan sebuah ungkapan yang terujar dari kuliah umum tersebut. Ungkapan ini muncul karena Gubernur Bali yakin betapa masyhurnya budaya Bali di mata dunia. Keunikan seni serta kekuatan adat tradisinya telah banyak mempesona dunia internasional. Beliau yakin masih banyak potensi budaya laten di desa-desa adat tua. Potensi ini jika dikelola dengan baik, akan menjadi tonggak dalam pelestarian kebudayaan Bali.

Penguatan karakter budaya Bali, seperti pemaknaan hari raya, penggunaan aksara Bali, pengenalan keyboard Bahasa Bali demi pelestarian aksara bali untuk SMKN dan SMA, pembaruan festival budaya seperti PKB dan Bali Jani, pelindungan sumber air, pengelolaan dan pembatasan sampah plastik, peningkatan perekonomian lokal, pengendalian pertanian ramah lingkungan, penggunaan energi ramah lingkungan, pariwisata berbasis budaya, tata kelola minuman destilasi khas Bali, perlindungan kawasan suci Besakih, hingga pembangunan sarana dan prasarana pendukung pengembangan budaya Bali, menjadi titik zenit peradaban penanda Bali era baru.

Lebih lanjut Gubernur Bali mengatakan bergantinya nama Institut Seni Indonesia Denpasar menjadi Institut Seni Bali, membawa kontribusi yang sangat besar terhadap pelestarian seni dan tradisi. Diharapkan para insan akademis Institut Seni Bali mampu mengembangkan seni tradisi agar tetap ajeg di masa mendatang.

Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar mengatakan bahwa 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, merupakan sebuah bentuk apresiasi Gubernur Bali terhadap cita-cita dan mimpi bersama masyarakat Bali. Keberadaan kawasan terpadu kesenian Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, merupakan bentuk jawaban atas salah satu mimpi bersama masyarakat Bali.

Pemilihan tema 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, menurut Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar dirasa sangat tepat sebagai kuliah umum. Karena di dalamnya terjalin simpul-simpul penguatan seni tradisi yang akan diemban oleh segenap civitas akademika. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar menambahkan tentang kekaguman Beliau terhadap sosok Gubernur Bali yang sangat peduli terhadap pemuliaan budaya Bali. Oleh karenanya Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar mendoakan Bapak I Wayan Koster agar diberikan amanah dan kesehatan untuk dapat melanjutkan kepemimpinan pada periode selanjutnya. (IPUW/isidps)

Loading...